Darmanto, 2012
Darmanto, 2012
Abstract
Content energy of biogas is not less than energy derived from petroleum, horse manure can
be used as a substrate for producing biogas. A substrate in horse manure bacteria containing framer
metan which is in the animal body ruminants. Temperature is one of the important factors that affect
on fermentation process. The aim of study was to find characterization production and composition
content biogas from horse manure on condition temperature mesophilic (35ºC) and thermophilic
(55ºC). Both of digester are running simultaneously by fermentation process for 15 days. The results
obtained from the condition that generated the biogas production of thermophilic higher than the
condition of mesophilic and conditions without heating. Biogas production optimum of each digester
generated on day 8 for thermophilic conditions, day 10 for mesophilic conditions and day 11 for the
conditions without heating. The highest result of biogas production was in thermophilic conditions
(0.1411 kg). The highest percentage of methane gas production (CH4) that produced by the
thermophilic digester conditions (59.8%).
317
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 317-326 ISSN 0216-468X
318
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 317-326 ISSN 0216-468X
319
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 317-326 ISSN 0216-468X
hingga ke 4) reaksi kimia pada tahap ini, dalam reaksi biokimia untuk mendegradasi
enzim yang dihasilkan bakteri hidrolisis substrat [9].
lebih banyak dan dapat merubah substrat Pada hari ke 2 digester mesophilic,
(Karbohidrat, lemak dan protein) dan unsur- produksi gas yang dihasilkan tidak berbeda
unsur lain yang terkandung pada kotoran jauh dengan produksi gas yang dihasilkan
kuda yang masih bersifat polimer oleh digester thermophilic, namun pada hari
(Karbohidrat, lemak dan protein). ke 3 dan seterusnya produksi gas yang
Selanjutnya diubah menjadi senyawa yang dihasilkan oleh digester mesophilic dan
bersifat sederhana (Monomer) seperti asam digester tanpa pemanasan tidak setinggi
organik,asam amino dan glukosa. produksi yang dihasilkan oleh digester
Dari data pada hasil produksi gas thermophilic. Hal ini disebabkan karena
hari pertama hingga ke empat merupakan pada hari pertama perkembangbiakan
fase hidrolisis dimana selain menghasilkan bakteri belum menunjukkan nilai yang
produk asam organik, dan glukosa, proses signifikan, perkembang biakan bakteri
hidrolisis menghasilkan senyawa CO2 dan dapat terjadi dalam rentang waktu jam,
H2 yang terbentuk hasil dari katabolisme dapat berkembang biak ribuan bahkan
karbohidrat (Gambar 6). Kadar CO2 yang jutaan kali dari populasi sebelumnya.
dihasilkan lebih tinggi pada kondisi Populasi bakteri yang lebih banyak
thermophilic akibat dari kecepatan reaksi pada kondisi thermophilic dapat
hidrolisis yang tinggi akibat populasi bakteri menghasilkan enzim yang lebih banyak dan
yang pesat hingga bakteri tersebut dengan konsentrasi enzim yang lebih tinggi
menghasilkan enzim sebagai biokatalisator dapat mempercepat laju reaksi biokimia
untuk mendegradasi kandungan substrat dalam proses hidrolisis, dengan ditunjukan
menjadi senyawa asam organik dan oleh produksi gas CO2 yang lebih tinggi
glukosa. dibandingkan dengan kondisi mesophilic
Enzim dan temperatur merupakan (Gambar 6). Proses hidrolisis dilakukan
salah satu kunci kecepatan pada reaksi oleh bakteri hidrolisis dimana bakteri
biokimia pada proses, dimana jumlah dan tersebut bekerja untuk mendegradasi
konsentrasi enzim yang tinggi dapat kandungan karbohidrat, lemak dan protein
mempercepat reaksi pada tahap hidrolisis. pada substrat sebagai makanan bakteri
Sedangkan kenaikan temperatur tersebut. Hasil reaksi kimia yang dihasilkan
menyebabkan tumbukan antar molekul oleh bakteri hidrolisis, yang merupakan
terjadi lebih cepat [7]. reaksi biokimia yang di katalisator oleh
Penelitian fermentasi lainnya enzim yang dihasilkan bakteri hidrolisis
menyatakan bahwa secara biologi proses berupa produk asam organik dan glukosa
fermentasi anaerobic sangat dipengaruh dan senyawa CO2 dan H2 akan diubah oleh
oleh perubahan suhu sebab anaerob bakteri asam menjadi alkohol dan asam
sensitif terhadap operasi suhu dimana asetat.
aktifitas bakteri atau mikroba bila diberi Aktivitas tertinggi bakteri pada
peningkatan suhu, bakteri akan aktif untuk kisaran temperatur 35°C hingga 55°C,
berkembang biak dan mendegradasi diatas temperatur tersebut aktifitas
substrat 2-3 kali lebih cepat dibandingkan menurun tajam hingga bakteri sama sekali
dengan perkembangbiakan bakteri pada tidak beraktifitas baik dalam
suhu ruang [8]. Pertumbuhan bakteri selain pertumbuhannya maupun produksi asam
dipengaruhi oleh kondisi temperatur, tidak asetat [10]. Asam asetat yang dihasilkan
kalah pentingnya adalah jumlah nutrisi yang dari kisaran temperatur 35°C hingga 55°C
terkandung pada substrat, semakin tinggi menunjukan hasil berbanding lurus
nilai nutrisi pada substrat yaitu protein terhadap kenaikan temperatur hingga
maka semakin tinggi populasi atau produksi optimal pada temperatur 50°C dan
pertumbuhan bakteri, yang dapat mulai menurun setelah temperatur 55°C.
menghasilkan enzim dalam jumlah yang Sejumlah besar bakteri anaerobik dan
tinggi dan memiliki konsentrasi yang tepat fakultatif yang terlibat dalam proses
hidrolisis dan fermentasi senyawa organik
320
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 317-326 ISSN 0216-468X
321
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 317-326 ISSN 0216-468X
dimana jumlah produksi asam lemak CH4 dan CO2, sedangkan pada kondisi
tersebut tergantung pada jumlah bakteri tanpa pemanasan produksi gas setelah hari
pada substrat. [14]. ke 11 tidak menunjukan grafik yang
menurun tajam, hal ini disebabkan karena
pada kondisi tanpa pemanasan proses
fermentasi berjalan lambat sehingga
substrat belum seluruhnya berdegradasi
oleh bakteri hidrolisis maupun bakteri
asidifikasi.
Bakteri mendegradasi substrat melalui
penggunaan enzim yang dihasilkan oleh
bakteri itu sendiri, enzim yang terdiri atas
protein dan merupakan molekul yang
mengkatalisis reaksi biokimia pada proses
fermentasi baik pada proses hidrolisis,
asidifikasi dan metanogen. Dua jenis enzim
yang terlibat pada proses degradasi
Gambar 5. Grafik Akumulasi produksi substrat yaitu endoenzim dan eksoenzim.
biogas. Endoenzim dan eksoenzim diproduksi oleh
sel bakteri, namun tidak semua bakteri
Aktifitas bakteri anaerob dapat menghasilkan eksoenzim yang digunakan
dilihat dari jumlah produksi biogas yang untuk mendegradasi kandungan protein ,
dihasilkan [15].Pada gambar 5 (Hari ke 5 lemak karbohidrat dan unsur-unsur lain
dan seterusnya) produksi biogas yang yang terkandung pada substrat kotoran
dihasilkan meningkat tajam hingga hewan/kuda.
menghasilkan produksi maksimum hari ke 8 Peningkatan temperatur
untuk kondisi thermophilic yaitu produksi menyebabkan aktivitas enzim meningkat.
biogas 0,1113 kg dan produksi optimum Hal ini disebabkan oleh suhu yang makin
pada hari ke 10 untuk kondisi mesophilic tinggi akan meningkatkan energi kinetik,
0,1094 kg dan 0,1035 kg untuk kondisi sehingga menambah intensitas tumbukan
tanpa pemanasan. Hal ini menunjukan antara substrat dan enzim [16].Tumbukan
bahwa pada kondisi thermophilic proses yang sering terjadi akan mempermudah
asidifikasi berlangsung lebih maksimal pembentukan kompleks enzim-substrat,
dibandingkan pada kondisi mesophilic, sehingga produk yang terbentuk makin
sehingga dapat mempercepat proses banyak.
fermentasi dan dapat menghasilkan Penelitian dilakukan pada suhu
produksi biogas yang lebih tinggi 30°C hingga 50°C, dengan bakteri Bacillus
dibandingkan pada kondisi tanpa subtilis yaitu salah satu jenis bakteri dapat
pemanasan. tumbuh pada suhu tinggi di atas suhu
Proses asidifikasi dan metanogen tumbuh rata-rata bakteri mesophilic yaitu
pada proses fermentasi tersebut setelah 45°C -70°C. Oleh karena memiliki ciri khas
hari ke 8 (Kondisi thermophilic), hari ke 10 demikian, maka bakteri ini sebagian besar
(Kondisi mesophilic) dan hari ke 11 (Tanpa tumbuh dan hidup pada daerah bersuhu
pemanasan) berangsur-angsur menurun tinggi, seperti sumber air panas, kawah
seperti ditunjukan pada gambar 3. Baik gunung berapi, dan tempat pengomposan.
pada kondisi mesophilic dan thermophilic, Keuntungan dari bakteri ini adalah memiliki
produksi gas memperlihatkan protein yang dapat bekerja pada kondisi
kecenderungan yang menurun, hal ini lingkungan dengan suhu tinggi dimana
disebabkan karena proses penguraian protein/ enzim lain dapat mengalami
bahan substrat mulai habis untuk diubah denaturasi [17].
menjadi produk (asam asetat) yang Aplikasi enzim pada kondisi suhu
selanjutnya diubah oleh enzim yang termophilic dalam proses hidrolisa-
dihasilkan oleh bakteri metanogen menjadi asidifikasi dapat meningkatkan kinerja
322
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 317-326 ISSN 0216-468X
323
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 317-326 ISSN 0216-468X
324
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 317-326 ISSN 0216-468X
325
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 317-326 ISSN 0216-468X
326