Disusun oleh :
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ MALANG
2019
Bab I
Pendahuluan
Pengertian Kemiskinan adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan
kesehatan
Jenis-Jenis Kemiskinan
1. Kemiskinan Subjektif
Jenis kemiskinan ini terjadi karena seseorang memiliki dasar pemikiran sendiri dengan
beranggapan bahwa kebutuhannya belum terpenuhi secara cukup, walaupun orang
tersebut tidak terlalu miskin.
2. Kemiskinan Absolut
Jenis kemiskinan ini adalah bentuk kemiskinan dimana seseorang/ keluarga memiliki
penghasilan di bawah standar kelayakan atau di bawah garis kemiskinan.
Pendapatannya tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan,
pendidikan, dan kesehatan.
3. Kemiskinan Relatif
Jenis kemiskinan ini adalah bentuk kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan
pembangunan yang belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Kebijakan tersebut
menimbulkan ketimpangan penghasilan dan standar kesejahteraan.
4. Kemiskinan Alamiah
Ini merupakan kemiskinan yang terjadi karena alam sekitarnya langka akan sumber
daya alam. Hal ini menyebabkan masyarakat setempat memiliki produktivitas yang
rendah.
5. Kemiskinan Kultural
Ini adalah kemiskinan yang terjadi sebagai kebiasaan atau sikap masyarakat dengan
budaya santai dan tidak mau memperbaiki taraf hidupnya seperti masyarakat modern.
Dampak Kemiskinan
1. Kriminalitas Meningkat
Masyarakat miskin cenderung melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka, termasuk melakukan kriminalitas. Beberapa bentuk kriminalitas tersebut yaitu
pencurian, perampokan, begal, penipuan, bahkan pembunuhan.
2. Angka Kematian yang Tinggi
Masyarakat yang hidup miskin umumnya tidak mendapatkan akses kesehatan yang
memadai. Hal ini menyebabkan tingginya angka kematian pada masyarakat miskin.
3. Akses Pendidikan Tertutup
Biaya pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat miskin tidak dapat
menjangkau dunia pendidikan. Kurangnya pendidikan membuat mereka tidak bisa
bersaing dan tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
4. Pengangguran Semakin Banyak
Masyarakat miskin yang tidak mendapatkan akses pendidikan akan sulit bersaing di
dunia kerja maupun usaha. Hal ini kemudian akan menyebabkan pengangguran
semakin meningkat.
5. Munculnya Konflik di Masyarakat
Rasa kecewa dan ketidakpuasan masyarakat miskin biasanya dilampiaskan dengan
berbagai tindakan anarkis. Bahkan sering kali konflik bernuansa SARA timbul di
masyarakat sebagai cara pelampiasan kekecewaan masyarakat miskin.
Bab III
Pembahasan
Akankah kesalahan dalam pengelolaan sumber daya alam hutan tersebut terus
berlangsung terhadap sumber daya alam lainnya ? maukah kita masyarakat daerah terus
diposisikan jadi penonton dan korban akibat pengerukan SDA oleh pihak lain dengan
dalih regulasi dan alasan formal lainnya? Tentunya jika kita berpikiran waras menolak
dan bereaksi keras terhadap segala upaya yang menyengsarakan rakyat daerah. Lalu
siapa yang berwenang dan mempunyai tanggung jawab untuk melindungi dan
memproteksi rakyat daerah dari tindakan kesewenangan tersebut.
Kewajiban dan tanggung jawab tersebut yang utama ada di pundak pimpinan
negeri ini yang diberi mandat oleh rakyat untuk memimpin, di samping masyarakat juga
harus berusaha jangan hanya diam dan pasrah atas perlakuan ketidakadilan tersebut,
jangan justru masyarakat yang mempunyai kemampuan dan keahlian untuk bicara dan
bersuara, beberapa media lokal, justru turut serta terlibat memuluskan praktik - praktik
dari pihak luar tersebut, untuk menyakiti rakyat daerahnya.
”Semut mati dilumbung gula”, itulah fenomena yang nampaknya terjadi dalam
pembangunan saat ini. Alangkah ironisnya potensi sumber daya alam nusantara yang
begitu melimpah tetapi rakyatnya masih miskin, masih terdapat masyarakat yang mati
kelaparan karena gizi buruk, kita mencoba mengungkap salah satu daerah yang
berperan sebagai lumbung penghasil tambang batu bara nasional yaitu di Kalimantan
Selatan, seperti yang dirilis media elektronik TV One 6 balita Kalsel meninggal karena
gizi buruk, (TV One 24 Sept, 2009) bukti bahwa rakyat Kalsel masih belum sejahtera
adalah pencapaian indikator Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan berada
diurutan 26 dari 33 Provinsi yang direalease Koran Banjarmasin Post tanggal 11
Agustus 2007, yang lebih miris ternyata masih menurut koran tersebut Ketua Komite
Ahli Cooporate Social Responsibility(CSR) Award, corporete Forum Community
Development(CFCD), Prof. Dr Ir HAM Hardinsyah MS mengatakan IPM Kal-Sel yang
berada di peringkat 26 dari 33 provinsi di Indonesia dengan Nilai 67,4. bahkan di
regional Kalimantan Kal-Sel menduduki urutan paling buncit. Padahal daerah yang
berada diperingkat atas banyak daerah yang tidak memiliki sumber daya alam.
Sementara Kalsel kaya”, ujarnya pada sebuah seminar. Untuk menaikkan peringkat
IPM diperlukan waktu yang sangat lama. Satu peringkat saja memakan waktu sekitar
lima tahun. IPM Kal-Sel tahun 2002 sebesar 64,3 kemudian tahun 2004 sebesar 66,7
dan 2005 naik menjadi 67,4 ” jadi kalau Kal-Sel ingin masuk lima besar IPM di
Indonesia perlu waktu paling cepat 50 tahun tukasnya(B.Post, tanggal 11 Agustus
2007).Indikator lain adalah Umur harapan Hidup Kalimantan Selatan rendah hanya
62,4 tahun jauh di bawah standar Umur Harapan Hidup Nasional. Fakta tersebut
mengindikasikan bahwa pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan masih
belum mampu membuat rakyat sejahtera, hal tersebut bertentangan dengan produksi
sumber daya batu bara yang menempatkan Kalimantan Selatan sebagai penghasil bahan
tambang batu bara terbesar kedua secara nasional, fakta tersebut menunjukkan bahwa
daerah Kalimantan Selatan telah dirampok Sumber Daya Alamnya tanpa
memperdulikan kesejahteraan masyarakat daerahnya, hal tersebut juga terjadi di
beberapa provinsi lain di negeri ini.
Langkah penataan pengembangan potensi daerah yang terarah dan terpadu tidak
bisa ditawar lagi harus segera dirumuskan dan dilaksanakan oleh pemerintah sebagai
regulator dan fasilitator dan bekerja sama dengan KADIN sebagai praktisi usaha yang
ditetapkan oleh undang-undang.
Perlu adanya kesadaran dan tekad semua pihak untuk mewujudkan Indonesia
sebagai tempat tujuan investasi yang menyenangkan, aman dan terjamin di mana
kondisi tersebut menimbulkan berbondong-bondong investor akan menanamkan
modalnya.
Kesimpulan :
- Penyebab masyarakat desa yang semakin hari semakin miskin adalah kekayaan sumber
daya alam di desa yang dimiliki oleh masyarakat desa telah berpindah tangan
kepada para pemilik modal. Kepemilikan atas sumber daya alam yang ada di
desa telah diambil alih oleh segelintir elite dan para pemilik modal. Karena pada
dasarnya, banyak dari masyarakat desa yang tidak bisa mengelola sumber daya alam
yang dimiliki pada desanya dengan baik dan benar. Sehingga, para pemilik modal
melihat bahwa ada peluang untuk menguasai seluruh kekayaan alam yang terdapat di
desa dan menjadikannya sebagai ladang emas untuk memperoleh atau meningkatkan
kekayaannya. Walaupun desa terkenal dengan segala macam sumber daya alam yang
dimilikinya, namun masyarakat penghuni desa itu sendiri serba terbelakang
dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mengolah dan mengelola sumber daya
alam tersebut.
- Sifat malas cenderung memiskinkan karakter seseorang untuk terus berkarya, karena
adanya rasa ketakutan atau sejumlah kalau yang menjadi galau di benak orang malas
untuk melakukan sesuatu terobosan baru.
Saran :
- Solusi atas adanya permasalahan ini adalah dengan peningkatan skill masyarakat
dalam pemanfaatan sumber daya alam yang dibantu oleh para tenaga ahli agar
terhindarnya campur tangan dari para pemilik modal, selanjutnya peningkatan
perhatian dan pelayanan dari pemerintah terhadap masyarakat desa setempat, serta
memberikan kewenangan kepada masyarakat desa untuk mengelola alam dengan
sebaik-baiknya. Sumber daya alam bukanlah sebuah keuntungan secara geografis jika
tidak mampu dikelola serta dimanfaatkan secara bijak. Masalah pada
pemanfaatan sumber daya alam umumnya terjadi disebabkan oleh kurangnya
kemampuan dan kreativitas pada masyarakat.
- “Nasib kami ada di tangan kami sendiri. Marah dengan orang lain tidak akan
menyelesaikan masalah kita. Karena tidak mau bekerja keras, untuk menjalankan bisnis
dengan serius, mereka tetap miskin”. Maka dari itu kita harus menghilangkan sifat
malas agar dapat mengelola sumber daya alam dengan baik dan menciptakan penemuan
penemuan baru agar bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat.
Daftar Pustaka