Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Narkoba
terhadap
Sistem
Syaraf
Manusia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… ..
B. Rumusan Masalah ……………………………………………… …… ..
C. Tujuan ………………………………………………………………… ..

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba ……………………… …………………………….
Ø A. OPIOID ……………………………………………………… ..
Ø B. KOKAIN ………………………………………………… ……
Ø C. GANJA …………………………………………………………
Ø D. PSIKOTROPIKA ………………………………………………
B. Pengertian Sistem Saraf ……………………………………………… ..
C. Pengaruh Narkoba terhadap Sistem Saraf Manusia ……………………
D. Pencegahan dan Pengobatan ………… …………………… .. ………….

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN ………………………………………………………
B. SARAN ………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………


KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkah,
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“PENGARUH NARKOBA TERHADAP SISTEM SARAF MANUSIA DAN OBAT-OBATAN
PSIKOTROPIKA“ ini untuk tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan
Makalah ini sehingga dapat selesai pada waktunya.

Dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kritik dan saran Penulis
berharap untuk membantu dalam perbaikan. Semoga Makalah ini berguna bagi pembaca.

Medan, 02 April 2015

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang saraf pusat
dan menimbulkan perilaku perilaku, dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan perasaan alam dan dapat menyebabkan ketergantungan
serta mempengaruhi efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya .

Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pengawasan


pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan
ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik
maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian

Di dalam negara yang berkembang terdapat modernisasi sebagai kemajuan hidup manusia
dengan perubahan-perubahan yang terjadi disegala aspek kehidupan. Era modernisasii
yang bergerak begitu cepat dan penuh tekanan menyebabkan banyaknya orang yang
mencari cara untuk menghindar dari tekanan-tekanan tersebut, dimana Indonesia terdiri dari
berbagai suku, ras, agama, dan budaya. Seiring dengan perkembangan zaman dan
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan pengaruh budaya luar yang datang ke Indonesia
beraktivitas budaya baru di Indonesia, dimana budaya yang mampu membuat para remaja
menuju hal yang negatif.Banyak dari mereka yang akhirnya terlibat dalam pergaulan tidak
sehat.Ditambah lagi , era globalisasi seperti saat ini mempengaruhi dan bahkan membuat
nilai-nilai moral dalam kehidupan menjadi kurang diperhatikan lagi. Pergaulan bebas yang
tidak sehat dapat mengarah ke banyak hal yang tidak baik, salah satunya adalah
narkoba. Selain itu, faktor lainnya yaitu tidak adanya atau kurang pengetahuan masyarakat
mengenai efek samping atau akibat yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat terlarang
tersebut.Perubahan budaya yang terjadi mengakibatkan norma-norma yang
berlakuasyarakat Indonesia cenderung dilupakan.Dan nilai agama cenderung
disisihkan.Para remaja yang terjebak kepergaulan yang rusak tersebut umumnya
disebabkan oleh keluarga yang hancur dan kurang mendapatkan perhatian dan kasih
sayang dari orang tuanya.Tetapi sekarang ini banyak para remaja yang terjerumus berasal
dari keluarga yang harmonis.Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di
kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat.Maraknya penyimpangan perilaku
generasi muda tersebut, Dapat mencegah keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian
hari.Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin
hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.Sehingga pemuda tersebut
tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, tercipta harapan bangsa yang tangguh dan cerdas
hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda
atau remaja.
Masalah pokok remaja berpangkal pada pencarian identitas diri.Mereka mengalami krisis
identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak yang sudah besar,
namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa.Identitas diri adalah
kepastian posisi sosial dalam lingkup pergaulan di mana seseorang berada.

Sejauh mana remaja mampu meraih identitas dirinya, tergantung dari sejauh mana remaja
mampu mengendalikan luapan emosi saat merasa tersinggung oleh seseorang di
sekitarnya; menempatkan diri dengan wajar dalam relasinya dengan teman sebaya; ambil
tokoh idola untuk identitas diri yang mantap, baik dalam kelompok rekan sebaya (peer) atau
dalam keluarga; menerima diri apa adanya; intensitas intensitas emosi yang kurang
menguntungkan karena keterbatasan tersebut dengan mengompensasi rapor prestasi
sekolah / sosialnya.

Para remaja tersebut hanya ingin mengikuti sebuah metode yang lagi berkembang dan ingin
disebut sebagai anak gaul. Sebab lainnya yaitu tipisnya iman para remaja dan kurang
pengetahuan remaja tentang agama yan disebabkan oleh orang tua yang tidak
mengenalkan agama secara mendalam kepadapara remaja tersebut.Penggunaan obat
terlarang tersebut mendorong maraknya penggunaan narkoba. Maraknya penggunaan
narkoba saat ini tidak hanya trendi di kalangan parapemuda yang sudah tidak duduk di
bangku sekolah lagi, saat ini penggunaannarkoba telah merajalela di kalangan pelajar,
orang dewasa dan bahkan pada usialanjut. Semua itu berdasarkan pengetahuan mengenai
bahaya bahaya dankurangnya sosialisasi dampak bencana narkoba bagi
kesehatan. Olehkarena itu,

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Narkoba?
2. Apakah Pengertian Sistem Saraf?
3. Bagaimanakah Pengaruh Narkoba Terhadap Sistem Saraf?
4. Bagaimana Cara Mencegah dan Cara Pengobatannya?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian Narkoba.
2. Menjelaskan sistem saraf.
3. Menjelaskan pengaruh narkoba terhadap sistem saraf.
4. Menjelaskan bagaimana mencegah dan pengobatannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Narkoba
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda ini kian
meningkat Maraknya penyimpangan perilaku menciptakan muda tersebut, dapat
membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari.Karena pemuda
sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat penghancur syaraf.Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir
jernih. Akibatnya, tercipta harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
kenangan.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain
yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.Narkoba
adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seseorangseperti perasaan,
pikiran, suasana hati serta prilaku seseorang masuk kedalamtubuh manusia baik dengan
cara makan, diminum, dihirup, disuntik, intravena danlain-lain sebagainya.Semua istilah ini,
baik "narkoba" atau "napza", mengacu pada kelompoksenyawa yang umumnya memiliki
risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurutpakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah
senyawa-senyawa psikotropika yangbiasa dipakai untuk membius pasien saat dioperasi
atau obat-obatan untukpenyakit tertentu.Namun,

Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu


narkoba itu pada umumnya masih berusia muda. Artinya usia usia usia produktif atau usia
pelajar. Seseorang yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya
dengan rokok.Karena kebiasaan merokok tampaknya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini.Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika
pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi
pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Adapun jenis narkoba narkoba:


Berdasarkan bahannya, narkoba digolongkan atas:
1. Narkoba Golongan 1, (Alam) terdiri dari:
a. Tanaman Papaver Somniferum L. Kokainkokaina Heroin
b. Morfin (Putaw)
c. Ganja

2. Narkoba Golongan 2 (Semisintetis): Alfasetilmetadol, Benzetidin, Betametadol

3. Narkoba Golongan 3 (Sisntetis): Asetildihidrokodenia.


2.OBAT PSIKOTROPIKA BERBAHAYA
 Obat yang mempengaruhi sistem saraf sangat banyak. Berdasarkan cara kerja dan
sifatnya yang mempengaruhi sistem saraf dapat dikelompokkkan menjadi
 Obat yang mempengaruhi sistem saraf parasimpatik yang terdiri atas obat-obat
kolinergik, antikolinergik dan antikolinesterase
 Obat yang mempengaruhi sistem saraf simpatik yang terdiri atas obat adrenergik dan
antiadrenergik
 Obat anastetik dan analgesik
 obat antiepilepsi
Obat-obat Sistem Saraf Otonom
Secara anatomi susunan saraf otonom terdiri atas saraf praganglion, gangl ion dan pasca
ganglion yang mempersarafi sel efektor. Serat eferen persarafan otonom terbagi atas
(Gambar-1) sistem persarafan simpatis dan parasimpatis.

Sistem saraf simpatis (Torakolumbal segmen susunan saraf otonom) disalurkan melalui
serat torakolumbal 1 sampai lumbal 3. Serat saraf eferennya kemudian berjalan ke ganglion
vertebral, pravertebral dan terminal ganglia. Sistem persarafan parasimpatis (segmen
kraniosakral susunan saraf otonom) disalurkan melalui beberapa saraf kranial yaitu N III,
N.VII, N.IX, NX dan serat saraf yang berasal dari sakral 3 dan 4.

Impuls saraf dari serat saraf yang satu ke serat saraf lain , ganglion dan sel efektor dapat
diteruskan dengan 2 cara yaitu

1. Secara listrik (sinapsis listrik).

Impuls saraf diteruskan dari neuron yang satu kelainnya melalui ion-ion yang melintas bebas
melewati saluran-saluran pada celah sambungan guna potensi aksi dari sel pra sinaps
langsung ke post sinaps. Penerusan impuls saraf secara listrik ini jarang terdapat di SSP
mammalia tetapi ditemukan pada beberapa tempat di batang otak, retina dan korteks
serebrum

2. Secara kimiawi (sinapsis kimia)

Impuls yang diteruskan dari satu saraf kelainnya melalui suatu subtansi kimiawi
(neurotransmitter atau neuromodulator) yang dapat dilepaskan dari sel pra-sinaps menuju
ke pasca sinaps untuk menghasilkan suatu aksi potensial. Penerusan impuls saraf dari satu
neuron ke neuron lainnya atau ke suatu daerah target dengan cara kimiawi merupakan cara
yang paling umum digunakan. Penerusan impuls saraf dari dendrit sel saraf ke otot juga
hanya dilakukan secara kimiawi.

Satu sinaps kimiawi terdiri atas (Gambar-2) unsur prasinaps (umumnya suatu rangking
sinaps) dan unsur pasca sinaps (suatu dendrit) dengan suatu celah sinaps ekstrasel yang
sempit di antara. Celah tersebut hanya selebar 20-30 nm dan dapat mengandung filamen-
filamen halus yang menjembatani bagian luar membran pra-sinaps dan membran pasca
sinaps.
Sedangkan, berdasarkan efek yang ditimbulkan, narkoba dibedakan menjadi:

A. OPIOID

Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaversomniverum, yang
mengandung 20 alkaloid opium, termasuk morfin.NamaOpioid juga digunakan untuk opiat,
yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dannarkotik sintetik yang berhubungan dengan
opiat tetapi tidak didapatkan dari opium.Opiat alami lain atau opiat yang disintesis dari opiat
alami adalah heroin, kodein, dan hydromorphone.

Bahan-bahan opioida yang sering disalahgunakan adalah:

1. Candu

Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menggores buah yang dimasak.Getah
yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates". Getah inidibiarkan mengering pada
permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dansesudah diolah akan menjadi
suatu adonan yang berubah aspal lunak. Inilah yangdinamakan candu sering mentah atau
candu kasar.Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang
disalahgunakan.Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan
dalamkemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak,
burungelang, bola dunia, cap 999, cap anjing. Pemakaiannya dengan cara dihisap.

2. Morfin

Morfin adalah hasil olahan dari opium / candu mentah.Morfin merupaakan alkaloidautama
dari opium.Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halusberwarna putih atau dalam bentuk
cairan berwarna. Pemakaiannya dengan caradihisap dan disuntikkan.

3. Heroin (putaw)

Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakanjenis opiat
yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir-akhir ini.Heroin, yang
secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadimengantuk dan
mengubah mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan
heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan heroin tetap tersediabagi pasien dengan penyakit
kanker terminal.

4. Codein

Kodein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Kode efek lebih lemah dari heroin, dan
potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil
atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.

Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantunganopioid.


Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid danketergantungan
opioid.Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol),
methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), danpropocyphene (Darvon) Saat ini Metadon
banyak digunakan orang dalam pengobatanopioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk
mengobati overdosis opioid danketergantungan opioid.Kelas obat tersebut adalah nalaxone
(Narcan), naltrxone (Trexan), nalorphine, levalorphane, dan apomorphine.Sejumlah
senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis, dan senyawa
tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol), dan buprenorphine (Buprenex).Beberapa
penelitian telah menemukan bahwa buprenorphine adalah suatupengobatan yang efektif
untuk bergantung pada opioid.

B. KOKAIN

Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalah gunakan dan merupakan zat yang sangat
berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukun Erythroxylon
coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman beluk ini biasanya
dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan.Saat ini Kokain
masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan
tenggorokan, karena efek vasokonstriksifnya juga membantu. Kokain diklasifikasikan
sebagai suatu narkotik, bersama dengan penyakit dan heroin karena efek adiktif dan
merugikannya telah dikenali.

Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus Kokain menghilang dalam 18
jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain bisa berlangsung sampai satu minggu, dan
mencapai puncaknya pada dua sampai empat hari. Gejala putus Kokain juga dapat
dikatakan dengan kecenderungan untuk bunuh diri.

Orang yang mengalami putus asa Kokain berusaha menyembuhkan sendiri gejalanya
dengan alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat antiensietas seperti diazepam (Valium).

C. GANJA

Tanaman ganja biasanya dipotong , dikeringkan, dipotong kecil - kecil dan digulung


menjadi rokok disebut joint. Bentuk yang paling poten berasal dari tanaman yang hiasan
atau dari eksudat resinyang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang berasal dari daun.

D. PSIKOTROPIKA

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau sintetris, bukan narkotika, yang
bersifatatau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat
yangmenyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Zat atau obat yang dapat
menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan perilaku
perilaku, dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir,
perubahan perasaan dan dapat mempengaruhi serta mempengaruhi efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya. Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama
tanpa pengawasan dan pengawasan kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih
buruk, tidak menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam
penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan
kematian. Sebagaimana Narkotika, Psikotropika terbagi dalam empat golongan yaitu:

Sebuah. Ecstasy
Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-
kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata
membesar dan jantung berdegup lebih kencang, dan timbul rasa mual. Bisa juga pada
awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi
fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita
menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa
kosong dan rileks.

b. Sabu-Sabu
Sabu-sabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara
membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang
lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang
didalamnya berisi udara). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring
pada waktu melewati udara tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih memilih Shabu
dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang ditimbulkan aluminium foil yang
terhirup. Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan),
Menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih dahulu bagi mereka yang sering tidak
berpikir positif, dan halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek tersebut
dalam kadar yang berbeda. Selain itu, Pengguna Sabu sering memiliki kecenderungan
untuk memakai jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti jika Sabu yang dimilikinya
habis. Hal itu merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang tidak
diinginkan lagi bertambah. Beberapa pemakai mengatakan Sabu tidak mempengaruhi nafsu
makan. Namun sebagian besar mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang
mengkonsumsi Sabu. Bahkan banyak yang menyebutkan berat badannya berkurang drastis
selama memakai Sabu.

Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat manusia,
Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi:

1) Depresan yaitu bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf pusat.
2) Hallusinogen yaitu bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau
khayalan. Disamping itu Psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan
mahal harganya. Penggunaan Psikotropika biasanya gabungan dengan alkohol atau
minuman lain seperti air.

Pengertian Sistem Saraf


Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel khusus dan
dibedakan menjadi dua, sel neuron dan sel neoroglia. Sel neuron adalah sel saraf yang
merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini menjalankan informasi dari organ
penerima rangsangan kepusat susunan saraf dan sebaliknya.

1. Bagian-bagian sel saraf


Sel saraf terdiri atas tiga bagian
a. Badan sel yang mengandung nukleus dannukleolus serta berwarna kelabu,
b. Dendrit merupakan lanjutan plasma yangberfungsi menyampaikan impuls saraf
(informasi) menuju ke badan sel dan
c. akson, berfungsi sebagai informasi dari badan sel ke sel lain.

Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:


Sebuah. Sensor saraf (nouron aferen) yauitu sel saraf yang menyampaikan rangsangan dari
reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yangberhubungan dengan
reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungandengan sel saraf lainnya.
b. Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untukmenyampaikan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendritmenerima impuls dari
akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
c. Konektor saraf adalah sel saraf yang terhubung antara neuronyang satu dengan yang
lainnya.
d. Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang terhubung dengan neuron sensorik danneuron
motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.

2. Cara kerja sistem saraf


Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda,
yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel Schwann yang merupakan
pembungkus dari sistem saraf perifir dan sel penyokong (neuroglia) yang merupakan sel
yang terdapat diantara neuron dari sistem saaf pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf
perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak
dan susm-sum tulang belakang yang dibentuk oleh neuron dan neuroglia. Untuk melihat
perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-sifat akson. Akson dari
kebanyakan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu didalam percobaan yang digunakan
akson raksasa hewan yang terdapat pada hewan invertebrata seperti cumi-cumi dan
gurita. Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak,
serabut saraf, plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah saraf
baik sejenis atau sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut eferen, serabut
campuran adalah campuran antara sejumlah akson dari saraf motorik dan sensorik. Apabila
rangsangan dengan kekuatan tertentu yang diberikan kepada membran sel araf, membran
akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut
berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya
permiabel tehadap Na + dan sangat kurang permiabel terhadap K +. Contoh serabut yang
sejenis adalah serabut eferen, serabut campuran adalah campuran antara sejumlah akson
dari saraf motorik dan sensorik. Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu yang
diberikan kepada membran sel araf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan
perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan
permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na + dan sangat
kurang permiabel terhadap K +. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut eferen, serabut
campuran adalah campuran antara sejumlah akson dari saraf motorik dan sensorik. Apabila
rangsangan dengan kekuatan tertentu yang diberikan kepada membran sel araf, membran
akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut
berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya
permiabel tehadap Na + dan sangat kurang permiabel terhadap K +.

Depolarisasi yang timbul hanya pada bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi
lokal. Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup
kuat, arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasiakan merangsang membran
disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut
akan ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls. Depolarisasi adalah
nilai aksi yang terjadi

akibat adanya rangsangan. Bagian otak depan terakhir adalah telensefalon, telah


mengalami perubahan sangat besar selama evolusi vertebrata. Pada ikan dan amphibi,
telensefalon lebih dari sekedar suatu penciuman, tapi dapat juga menerima masukan dari
bulbus olfaktori. Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa
disadari.
Ada dua macam refleks:

a. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu tanpa pengamatan, misalnya refleks
menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata.

b. Refleks yang mempelajari, atau refleks kondisiskan yang dihasilakan dengan


belajar. Rangkaian jalur saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks disebut lengkung refleks,
yang terdiri atas lima komponen dasar:
i) reseptor
ii) saraf eferen
iii) pusatpengintegrasi
iv) saraf eferen
v) efektor.

Pengaruh Narkoba terhadap Sistem Saraf Manusia


Pengaruh Narkoba pada sangat tergantung pada narkoba yang dikenakan seseorang,
kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Pada umum, dampak kecanduan
narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

Penggunaan obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf, koordinasi
tubuh tubuh, karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan dopamin. Dopamin merupakan
neurotransmitter yang terdapat di otak dan berperan penting dalam merambatkan impuls
saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini menyebabkan dopamin tidak dihasilkan. Apabila impuls
saraf sampai pada bongkol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan menambah
membran presinapsis. Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitte tidak dapat
melepaskan isinya ke celah sinapsis sehingga saraf yang dibawa pulang tidak dapat
menyebrang ke membran post sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan tidak terjadi
depolarisasi pada membran post sinapsis dan tidak terjadi potensi kerja karena impuls saraf
tidak bisa merambat ke sel saraf berikutnya. Pengaruh lainnya yaitu merusak organ-organ
tubuh terutama otak, dan syaraf yang membantu pernafasan. Banyak yang meninggal
karena sesak nafas, dan tiba-tiba berhenti bernafas karena saraf yang mengendalikan
pernafasan sudah rusak dan tidak ada lagi terkait untuk bernafas, sehingga pernafasannya
putus atau berhenti, paranoid, otak sulit digunakan untuk berpikir dan konsentrasi, nafsu
makan menurun, memiliki rasa sangat berlebihan, denyut jantung cepat, Pupil mata
melebar, Tekanan darah meningkat, berkeringat atau merasa dingin, sering mual atau
muntah. Gangguan detak jantung, perdarahan otak, Hiperpireksia atau syok pada pembuluh
darah jantung yang berakibat meninggal. dan tiba-tiba berhenti bernafas karena saraf yang
mengendalikan pernafasan sudah rusak dan tidak ada lagi yang terkait untuk bernafas,
sehingga pernafasannya putus atau berhenti, paranoid, otak sulit digunakan untuk berpikir
dan konsentrasi, nafsu makan menurun, memiliki rasa gembira yang berlebihan, denyut
jantung cepat Pupil mata melebar, Tekanan darah meningkat, berkeringat atau merasa
dingin, sering mual atau muntah. Gangguan detak jantung, perdarahan otak, Hiperpireksia
atau syok pada pembuluh darah jantung yang berakibat meninggal. dan tiba-tiba berhenti
bernafas karena saraf yang mengendalikan pernafasan sudah rusak dan tidak ada lagi yang
terkait untuk bernafas, sehingga pernafasannya putus atau berhenti, paranoid, otak sulit
digunakan untuk berpikir dan konsentrasi, nafsu makan menurun, memiliki rasa gembira
yang berlebihan, denyut jantung cepat Pupil mata melebar, Tekanan darah meningkat,
berkeringat atau merasa dingin, sering mual atau muntah. Gangguan detak jantung,
perdarahan otak, Hiperpireksia atau syok pada pembuluh darah jantung yang berakibat
meninggal. berkeringat atau merasa dingin, sering mual atau muntah. Gangguan detak
jantung, perdarahan otak, Hiperpireksia atau syok pada pembuluh darah jantung yang
berakibat meninggal. berkeringat atau merasa dingin, sering mual atau muntah. Gangguan
detak jantung, perdarahan otak, Hiperpireksia atau syok pada pembuluh darah jantung yang
berakibat meninggal.

Hampir semua obat adiktif, secara langsung atau tidak langsung, menyerangsistem
ketidakseimbangan otak dengan membanjiri sirkuit dengan dopamin. Akibatnya, dampak
kimiawi di sirkuit pahala berkurang, mengurangikemampuan pelaku untuk menikmati hal-hal
yang sebelumnya membawa kesenangan. Penurunan ini pada langkah mereka kecanduan
dopamin untuk meningkatkan konsumsi obat dalam rangka upaya membawa hormon
"merasa baik" mereka ke tingkat normal, efek yang dikenal sebagai
toleransi. Pengembangan toleransiopamine akhirnya dapat mengubah perubahan mendasar
dalam neuron dan sirkuit otak, dengan potensi untuk sangat berbahaya kesehatan jangka
panjang dari otak.

Sebagai orang yang berkembang menjadi ketergantungan obat, ia memasuki keadaan


allostatic baru, yang didefinisikan sebagai perbedaan dari tingkat

perubahan normal yang bertahan dalam keadaan kronis. Kecanduan obat-obatan dapat


menyebabkan kerusakan otak dan tubuh sebagai suatu organisme memasuki keadaan
patologis.

Setelah seseorang telah beralih dari penggunaan obat untuk kecanduan, perilaku menjadi
benar-benar diarahkan mencari obat, meskipun pecandu laporan euforia ini tidak intens
seperti dulu. Meskipun tindakan yang berbeda selama penggunaan obat akut, jalur akhir
dari kecanduan adalah sama. Aspek lain dari kecanduan narkoba merupakan respons
menurun menjadi rangsangan biologis normal, seperti makanan, seks, dan interaksi
sosial. Melalui pencitraan otak fungsional pasien kecanduan kokain, para ilmuwan telah
mampu memvisualisasikan aktivitas metaboli meningkat pada cingulate anterior dan korteks
orbitofrontal (daerah korteks prefrontal) di otak subjek tersebut. Hiperaktifitas daerah ini dari
otak pada subyek kecanduan terlibat dalam motivasi lebih intens untuk menemukan obat
yang mencari manfaat alami, serta kemampuan pecandu menurun untuk mengatasi
masalah ini. Pencitraan otak juga telah menunjukkan kecanduan kokain-subyek mengalami
penurunan aktivitas, dibandingkan non-pecandu, di korteks prefrontal.

Pencegahan dan Pengobatan


Masalah pencegahan narkoba adalah masalah yang kompleks yang pada umumnya
disebabkan oleh tiga faktor yaitu: faktor individu, faktor lingkungan dan faktor yang
menyatakan, menunjukkan bahwa pencegahan narkob yang efektif yang diperlukan
pendekatan yang terpadu dan komprehensif. Oleh karena itu kepentingan semua sektor
terkait, termasuk para orang tua, para guru, tokoh-tokoh masyarakat dan agama, kelompok
remaja dalam pencegahan narkoba sangat penting.

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan
membantu remaja yang sudah terjerumus narkoba. Ada tigatingkat intervensi, yaitu:

1. Primer, sebelum pemberantasan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran


informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, teman sebaya, dan
instansi pemerintah. Dalam hal ini sebelum penyakit narkoba dimulai dari keluarga, teman
sebaya dan instansi pemerintah melakukan sosialisasi tentang dampak dari penggunaan
narkoba, sehingga yang diberikan sosialisasi menjadi tahu dampaknya dan akan
menghindari narkoba.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah berlaku dan diperlukan penyembuhan (Fase ini
termasuk: Fase penerimaan awal antara 1-3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1-3 minggu untuk
melakukan terapi ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3. Tersier, metode upaya untuk merehabilitasi merekayang memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat,
agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan kehidupan yang
berada di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-
kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif.

Dalam hal pencegahan narkoba narkoba, dapat mencegahnya melalui berbagai pihak, yaitu:

1. Dari diri sendiri


-Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
-Memilih lingkungan pergaulan yang sehat
-Komunikasi yang baik
-Hindari pintu masuk narkoba yaitu rokok

2. Peran Keluarga
- Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta, sayang dankomunikasi terbuka.
- Mengasuh, mendidik anak yang baik.
- Menjadi contoh yang baik bagi anaknya
- Menjadi pengawas yang baik untuk anaknya
- Keluarga atau orang yang tahu sedini mungkin kepada anaknya tentang bahayanya
menggunakan narkoba ..

3. Peran Tokoh Masyarakat


- Mengikutsertakan dalam pengawasan narkoba dan pelaksanaan Undang-Undang.
- Mengadakan penyuluhan, pencegahan pencegahan narkoba.
- Merujuk korban narkoba ke tempat pengobatan.
- Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir program pencegahan

Penyalahgunaan narkoba
Jika yang mengkonsumsi narkoba adalah pelajar yang upaya-upaya lebih bijaksana yang
dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang melakukan penyuluhan
tentang bahaya narkoba, atau mengadakan razia mendadak secara rutin. Kemudian
pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih
sayang.Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak
didiknya, karena biasanya penyebaran narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih kepada
siswa.Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini
adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga
perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka terjerumus kedalam perbuatan seperti
itu. Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua,
harus sigap dan waspada, akan bahaya yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita
sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, diharapkan para pendidik dapat menjaga
dan melindungi anak didik atau siswa dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan
bangsa untuk menciptakan masa yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang
dapat terealisasikan dengan baik dan dapat terwujud.

Pengobatan Narkoba:
1. Pengobatan adiksi (detoks)
2. Pengobatan infeksi
3. Rehabilitasi
4. Pelatihan mandiri

Pertolongan Pertama Pertolongan pertama


penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makanmakanan bergizi dalam
jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya darinarkoba.Bila tidak berhasil
pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala tersebut mencapai
puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akanhilang.

Empat Cara Alternatif Menurunkan Risiko terhadap Bahaya Narkoba

1. Menggunakan jarum suntik sekali pakai


2. Mensuci hamakan (sterilisasi)
jarumsuntik3. Mengganti kebiasaan menyuntik dengan menghirup atau oral dengan tablet
4. Menghentikan sama sekali penggunaan narkoba

Cara penyembuhan terhadap pecandu narkoba:

1. Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) daritubuh
dengan cara total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai ataudengan penurunan dosis
obat. Detoksifikasi dapat dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah
sakit.Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai
tigaminggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif.

2. Rehabilitasi
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secarafisik
memang tidak “ketagihan” lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangenterhadap zat
tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang pecandu. Sehingga
sangat rentan dan sangat besar kemungkinan kembali mencandu dan terjerumus lagi.Untuk
itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan perlindungan lingkungan danpergaulan yang
bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan memasukkanmantan pecandu ke pusat
rehabilitasi.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain "narkoba", istilah
lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Narkoba
adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seseorang seperti perasaan,
pikiran, suasana hati serta prilaku seseorang jika masuk kedalam tubuh manusia baik
dengan cara dimakan, diminum, dihirup, disuntik, intravena dan lain-lain.
2. Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel khusus dan
dibedakan menjadi dua sel, yaitu sel neuron dan sel neoroglia.
3. Penggunaan narkoba memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf, koordinasi
koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan neurotransmitter yang
terdapat di otak yang berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf
lainnya
4. Peranan semua sektor yang terkait, termasuk para tua , para guru, tokoh-tokoh
masyarakat dan agama, kelompok remaja dalam pencegahan narkoba adalah sangat
penting.
5. Dari pembahasan di atas dapat disangkal bahwa Pemakaian Psikotropika yang
berlangsung lama tanpa pengawasan dan kepemilikan pejabat kesehatan dapat
menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan
menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak
jarang bahkan menimbulkan kematian .

B. SARAN
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
3. orang tua harus memberikan perhatian yang lebih pada anak jangan dan jalin komunikasi
yang baik dengan anak agar tidak terjerumus dalam narkoba.
4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk memberantas
peredaran narkoba.
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada narkoba.
6. Sekiranya pemerintah dapat membatasi peredaran minuman beralkohol di pasaran
DAFTAR PUSTAKA

 Øinirwan-anwarcom.blogspot.com /.../ obat-obat-saraf-otonom.html


 Ø moveamura.wordpress.com/farmakologi/
 Ø jefrihutagalung.wordpress.com/.../obat-obat-psikotropika-dan-zat-zat-berbahaya-
lainnya/ 
 Ø klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/.../zat-zat-yang-berbahaya/ -
 Ø Tanjung, Ain.2004.Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga Terpadu
Pemasyarakatan Anti Narkoba
 Ø Wikipedia. 2010. “Narkoba” (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba. Diakses
tanggal 12 Nopember 2014, pukul 18:39)
 Ø BNK Samarinda. 2007. “Faktor dan Akibat NArkoba” (online)
(http://bnk.samarinda.go.id/index.php?q=faktor-akibat-narkoba. Tanggal 12 Nopember 2014,
pukul 18:59)

Anda mungkin juga menyukai