Anda di halaman 1dari 11

ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol.

XX (XX), April 2021: Hal 1-7

ENTHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin

Journal homepage: http://ojs.uho.ac.id/index.php/ENTHALPY

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran
Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan
Ritno1), Lukas Kano Manggala2), Muhammad Hasbi3)
¹Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, universitas Halu Oleo
2
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
3
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
Jl. H,E,A Makadompit,KampusHijauBumiTridarmaAndounohu,Kendari 93232
Email:ritnoinong23@gmail.com

Article Info Abstrak


Available online juni 10, 2021
PLTMH adalah salah satu alat konversi energi alternatif yang dapat di
kembangkan dalam upaya meningkatkan peran dan potensi sumber energi
setempat. Persyaratan pokok pada sebuah PLTMH adalah cukup tersedianya
kapasitas aliran air (debit) dan tinggi jatuh air (Head). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh sudut pengarah terhadap putaran, daya, dan
efisiensi turbin cross flow. Turbin cross flow, turbin tipe ini dibuat pertama kali di
Eropa. Nama cross flow di ambil dari kenyataannya bahwa air melintasi kedua
sudu gerak atau runner dalam menghasilkan putaran (rotasi). Hasil penelitian ini
diperoleh bahwa semakin besar sudut pengarah aliran maka putaran, daya, dan
efisiensi semakin besar. Dimana putaran turbin tertinggi 795,33 rpm, daya turbin
tertinggi 14462,8 watt dan efisiensi turbin 90,82 % yang terjadi pada sudut tuas
guide vane45°. Sedangkan putaran turbin terendah 205,13 rpm, daya turbin
terendah 1384 watt dan efisiensi turbin terendah 8,69 %.

Kata kunci :Turbin crossfl ow,variasi s u d u t t u a s g u i d e v a n e , pu ta ra n turbin,


daya turbin,dan efisiensi turbin.

Abstract
PLTMH is one of th altrnative energy conversion tools that can be
developed in an effort to increase the role and potential of local energy sources.
The basic requirements of a PLTMH are sufficient water flow caacity (discharge)
and water fall height (Head). The purpose of this study was to determine the
effect of the driving angle on rotation, power and efficiency of the furbine cross
flow. Cross flow turbine, this tipe of turbine was first made in Europe. The name
cross flow is taken from the fact that water crosses the two motion blades or
runners to produce rotation. The results of this study indicate that th greater the
angle of flow, the greater the rotation, power, and efficiency. Where the highest
turbine rotation is 795,33rpm, the highest turbine power is 14462,8 watts and
the turbine efficiency is 90,82 % which occurs at 45° guide vane lever angle.
While the lowest turbine rotation is 205,13 rpm, the lowest turbine power is
1384 watts and the lowest turbine efficiency is 8,69 %.

Key words : Crossflow turbine, guide vane lever angle variation, turbine rotation,
turbine power, and turbine efficiency

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan 1
ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol. XX (XX), April 2021: Hal 1-7

.
1. Pendahuluan

Indonesia memiliki potensi sumber daya energi yang ramah lingkungan dan terbarukan cukup
besar. Salah satu jenis energy terbarukan tersebut adalah tenaga air skala kecil atau sering disebut
mikrohidro atau pikohidro. Teknologi mikrohidro ini telah lama dikembangkan oleh masyarakat sebagai
sumber energi di Indonesia[ CITATION Agu11 \l 1033 ]. Tujuana Dari penelitian ini untuk mengetahui
putaran, daya, dan efisiensi turbin.
Turbin cross flow adalah salah satu turbin air dari jenis turbin aksi (impulse turbine). Pemakaian
jenis turbin cross flow lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan kincir air maupun jenis
turbin mikrohidro lain. Salah satu contohnya adalah daya guna atau efisiensi rata-rata turbin ini lebih
tinggi dari pada daya guna kincir air. Hasil pengujian laboratorium yang dilakukan oleh pabrik turbin
Ossberger menyimpulkan bahwa daya guna kincir air jenis yang paling unggul sekalipun hanya
mencapai 70% sedangkan efisiensi turbin cross flow mencapai 82%. Tingginya efisiensi turbin cross flow
ini akibat pemanfaatan energy air pada turbin ini dilakukan duakali, yang pertama energy tumbukan air
pada sudu-sudu saat air mulai masuk, dan yang kedua adalah daya dorong air pada sudu-sudu saat air
akan meninggalkan runner. Kerja air yang bertingkat ini ternyata memberikan keuntungan dalam hal
efektifitas yang tinggi dan kesederhanaan pada system keluaran air dari runner[ CITATION Lar12 \l
1033 ].
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-hidro (PLTMH) adalah pembangkit lisrik tenaga air skala kecil
dengan batasan kapasitas 5 kW-1 MW per unit. Terdapat beberapa batasan daya lain untuk kategori
Mikro Hidro selain yang dinyatakan oleh Badan Litbang ESDM, yaitu kapasitas maksimal 120 kW dan
kurang dari 200 kW[ CITATION YSH15 \l 1033 ]. Ada juga penggolongan lain yang memilih sistem
pembangkit listrik tenaga air skala kecil menjadi 3, yaitu Minihidro dengan kapasitas 100 kW-1 MW,
Mikrohidro 1-100 kW, dan Pikohidro dengan kapasitas dari beberapa Watt sampai dengan 1 kW. Turbin
secara umum dapat diartikan sebagai mesin penggerak mula di mana energi fluida kerja yang
digunakan langsung memutar roda turbin, fluida kerjanya yaitu berupa air, uap air dan gas. Dengan
demikian turbin air dapat diartikan sebagai suatu mesin penggerak mula yang fluida kerjanya adalah air.
Di dalam turbin fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan, dan mengalir
secara kontinu[ CITATION Ari97 \l 1033 ].
Definisi yang paling umum dalam menjelaskan dalam pemanfaatan tenaga air skala kecil adalah
penggunaan aliran air sungai untuk menghasilkan energi listrik. Pemahaman ini digunakan untuk
membedakannya dengan pembangkit listrik tenaga air skala besar seperti PLTA. Pengertian skala kecil
dalam pemanfaatan energi air juga berbeda-beda dengan kisaran 2,5-25 MW, bila dirata-rata pada
kisaran kapasitas 10 MW. Selanjutnya, skala kecil inipun terbagi dalam beberapa kategori, misalnya
minihidro untuk ukuran 500 kW-2 MW, mikrohidro dibawah 500 kW, dan pikohidro untuk kapasitas di
bawah 10 kW. Selain itu, ada pemahaman tentang berbagai macam energi hidro sebagai
berikut[ CITATION Pur171 \l 1033 ] :
1. Pikohidroi : ukuran sangat kecil dengan kapasitas dibawah 5 kW dan diaplikasikan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga.
2. Miikrohidro : ukuran kecil dengan kapasitas 5-100 kW dan diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan
skala kecil.
3. Minihidro : ukuran sedang dengan kapasitas 100 kW-5 kW, diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan
beberapa desa, dan bisa dihubungkan dengan jaringan listrik skala besar.
4. Full scale Hydropower plant : ukuran besar dan terkoneksi langsung dengan jaringan listrik besar
dengan kapasitas di atas 5 MW.
Turbin cross flow adalah Turbin tipe ini dibuat pertamakali di Eropa. Nama Cross-flow diam bildari
kenyataan bahwa air melintasi kedua sudu gerak atau runner dalam menghasilkan putaran (rotasi).
Seorang insinyur Australia yang Bernama A.G.M. Michell pada tahun 1903 menemukan prinsip
kerjaturbin Cross-flow namun belum dipatenkan. Kemudian turbin ini dikembangkan dan dipatenkan
di Jerman Barat oleh Prof.Donat Banki sehingga turbin ini diberi nama Turbin Banki. Prof.Donat Banki
adalah nama ahli Teknik yang mengembangkan prinsip-prinsip turbin tersebut yaitu turbin ini dilengkapi

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan 2
ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol. XX (XX), April 2021: Hal 1-7

dengan pipa hisap, dan sebagai akibatnya daya yang dihasilkan turbin, proses kerja dan randemen
turbin menjadi lebih baik[ CITATION Maf17 \l 1033 ].
Debit air adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu penampang persatuan waktu . Untuk
menentukan debit air (Q) digunakan persamaan sebagai berikut[ CITATION Sul13 \l 1033 ]:

Q = V× A b(1)

Dimana :

Q = Debit air (m3/s)


V = Kecepatan air dalam bak (m/s)
Ab = Luas penampang bak (m2)
Untuk mengetahui kecepatan air dalam bak digunakan persamaan berikut :

s
Vb = c × (2)
t
Dimana :

Vb = Kecepatan air dalambak (m/s)


S = Jarak (m)
T = Waktu (s)
c = Faktor Koreksi (0,85)

Untuk menentukan luas penampang bak digunakan persamaan berikut:

Ab = L × d (3)

Dimana :

Ab = Luas penampang bak (m2)


l = Lebar bak (m)
d = Kedalaman air bak (m)

Untuk mencari luas penampang pipa dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut [ CITATION
Kri19 \l 1033 ]:

1
A p= ᴨ× d 2(4)
4
Dimana :

A p = Luas penampang pipa (m 2)


ᴨ = 3.14
d = Diameter pipa

Untuk mengetahui kecepatan air dalam pipa digunakan persamaan sebagai berikut[ CITATION
Abd16 \l 1033 ]:

Gambar 1. Persamaan Kontinuitas

Q 1= Q 2

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan 3
ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol. XX (XX), April 2021: Hal 1-7

A1 ×V 1= A2 ×V 2

A1
V2 = ×V 1(5)
A2

Dimana :

V = Kecepatan air dalam pipa (m/s)


Q = Debit air sungai (m 3 /s )
A = Luas penampang bak (m 2)

Daya air merupakan daya yang masuk kedalam nossel, untuk mengetahui daya air dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :

Pa=Q× ρ× g × H (6)

Dimana :

Pa = Daya air (Watt)


Q = Kapasitas air (m3/s)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
H = Tinggi Jatuh Air (m)

Daya generator dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut[ CITATION Nas162 \l 1033 ] :

P= √3 ×V × I ×cos φ(7)
Dimana :

P = daya listrik (Watt)


v = tegangan listrik (Volt)
I = Arus listrik (Ampere)
cos φ=¿ Faktor daya (0,8)
Daya turbin adalah daya yang dihasilkan oleh putaran turbin. Secara teoritis apabila diketahui daya
generator dan efisiensi generator maka daya turbin merupakan hasil bagi daya generator dengan
efisiensi generator. Berikut persamaan daya turbin berdasarkan daya generator dan efisiensi
generator[ CITATION Ari17 \l 1033 ] :

P
PT = (8)
ɲg
Dimana :

PT = Daya turbin (Watt)


P = daya listrik (Watt)
ɲg = Efisiensi Generator (watt)

Effisiensi turbin dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut :


PT
ηT = × 100 %(9)
Pa

Dimana :

ηT = Efisiensi turbin (%)


PT = Daya turbin (Watt)
Pa = Daya air (Watt)

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan 4
ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol. XX (XX), April 2021: Hal 1-7

Head Turbin dapat juga disebut sebagai tinggi jatuh air dan sering dinotasikan sebagai H.
Pengukuran tinggi jatuh air menggunakan metode selang transparan.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedu yang akan dilakukan dalam pengumpulan data
atau informasi pada sebuah penelitian.Pada penelitian ini untuk pengambilan data-data atau informasi
terfokus pada mesin turbin cross flow unit II dan untuk mengetahui pengaruh sudut tuas guide vane
maka akan di konversikan ke sudut tuas guide vane. Adapun data-data atau informasi dapat diperoleh
dari beberapa metode yaitu :
1. Studi pustaka
2. Observasi
3. Pengolahan data lapangan
4. Analisi hasil perhitungan teoritis

2.1 Prosedur Penelitian


Adapun prosedur kerja pada penelitian ini yaitu sebagai beriku :
1. Studi pustaka dan jurnal
2. Menyiapkan alat pengukuran
3. Mengisi air di bak penenang sampai penuh dengan cara membuka pintu air yang ada di dalam bak
penenang dan pastikan guidevane dalam keadaan tertutup.
4. Mengukur debit air
5. Mengukur tinggi jatuh air (H)
6. Membuka guide vane pada posisi tuas guide vane 15˚, 30˚dan 45˚
7. Mengukur kecepatan putaran pada poros turbin
8. Mencatat tegangan dan arus listrik di panel kontrol
9. Mencatat data yang diperoleh.

2.2. Skema Penelitian

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan 5
ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol. XX (XX), April 2021: Hal 1-7

Gambar 2. Skema Peneliian

3. Hasil dan Pembahasn

3.1 Hubungan Sudut Tuas Guide VaneDengan Putaran


Adapun data perhitungan hubungan sudut tuas guide vane dengan putaran turbin dapat dilihat pada
tabel 1 berikut :

Tabel 1. Hasil Hitungan Putaran Turbin

Sudut Tuas Putaran


Guide Vane(°) (rpm)
15 205.13
30 638,1
45 795,33

Adapun hubungan sudut tuas guide vane dengan putaran turbin dapat dilihat pada gambar 3
sebagai berikut :

900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
15 30 45

Gambar 3. Grafik hubungan sudut tuas guide vane terhadap putaran

Dari gambar 3. Menunjukan pengaruh sudut tuas guide vane terhadap putaran turbin, untuk variasi
sudut tuas guide vane 45˚ dengan aliran debit air 0,18m 3 /s dengan jumlah pengguna PLTMH 70 kepala
keluarga, dengan daya listrik terpasang 245 amper, memperoleh putaran tertinggi yaitu 795,33 rpm,
pada variasi suduit 30˚menghasilkan putaran yang kurang maksimal yaitu 638,1 rpm sedangkan pada
variasi sudut pengarah 15˚ menunjukan bahwa putaran yang diperoleh sangat rendah yaitu 205,13 rpm.

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan 6
ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol. XX (XX), April 2021: Hal 1-7

3.2 Hubungan Sudut Tuas Guide Vane Terhadap Daya Turbin


Adapun data perhitungan hubungan sudut tuas guide vane dengan daya turbin dapat dilihat pada
tabel 2 berikut :

Tabel 2 Hasil Hitungan Daya Turbin

Sudut Tuas Daya Turbin


Guide Vane (Watt)
15° 1384
30° 7612
45° 14462,8

Adapun hubungan sudut tuas guide vane dengan daya turbin dapat dilihat pada gambar 4 sebagai
berikut :

16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
15 30 45

Gambar 4. Grafik hubungan sudut tuas guide vane terhadap daya turbin

Dari gambar 4. Menunjukan pengaruh sudut tuas guide vane terhadap daya turbin, dengan jumlah
pengguna PLTMH 70 kepala keluarga, dimana daya listrik yang terpasang 245 amper, untuk variasi sudut
tuas guide vane 45˚ daya turbin yang dihasilkan sebesar 9151,7 watt, pada variasi sudut tuas guide vane
30˚menghasilkan daya turbin 8373,2 watt sedangkan pada variasi sudut tuas guide vane 15˚
menunjukan bahwa daya turbin yang dihasilkan 380,6 watt.

Terjadinya perbedaan daya turbin yang dihasilkan dari setiap variasi sudut tuas guide vane,
diakibatkan karena variasi sudut tuas guide vane mempengaruhi daya listrik (beban listrik) yang
dihasilkan turbin melalui transmisi oleh poros turbin ke generator. Pada sudut tuas guide vane 15˚,
menghasilkan daya listrik 304,48 watt dengan nilai efisiensi generator 0,8. Pada sudut tuas guide vane
30˚ menghasilkan daya listrik 6698,56 watt dengan nilai efisiensi generator 0,8. Sedangkan pada sudut
tuas guide vane 45˚ menghasilkan daya listrik 7321,36 watt dengan nilai efisiensi generator yang sama
yaitu 0,8.

3.3 Hubungan Sudut Tuas Guide Vane Terhadap Efisiensi Turbin


Adapun data perhitungan hubungan sudut tuas guide vane dengan efisiensi turbin dapat dilihat
pada tabel 3 berikut :

Tabel 3 Hasil Hitungan Efisiensi Turbin

Sudut Tuas Efisiensi (%)


Guide Vane
15° 8,69
30° 47,80
45° 90,82

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan 7
ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol. XX (XX), April 2021: Hal 1-7

Adapun hubungan sudut tuas guide vane dengan efisiensi turbin dapat dilihat pada gambar 5
sebagai berikut :

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
15 30 45

Gambar 5. Grafik hubungan sudut tuas guide vane terhadap Efisiensi turbin

Dari gambar 5. Menunjukan pengaruh sudut tuas guide vane terhadap efisiensi turbin, dengan
jumlah pengguna PLTMH 70 kepala keluarga, daya listrik terpasang 245 amper, untuk variasi sudut tuas
guide vane 45˚ memperoleh efisiensi turbin yang tinggi yaitu 90,82 %, pada variasi sudut tuas guide
vane 30˚ memperoleh efisiensi turbin 47,80 % sedangkan pada variasi sudut tuas guide vane 15˚
menunjukan bahwa efisiensi turbin yang dihasilkan 8,69 %.

4. Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian
ini yaitu sebagai berikut :
1. Putaran tertinggi di dapatkan pada sudut tuas guide vane 45˚ dengan nilai putaran 795,33 rpm,
Sedangkan putaran terendah terjadi pada sudut tuas guide vane 15˚ dengan nilai putaran 205,13
rpm.Semakin besar sudut tuas guide vane maka putaran turbin yang dihasilkan akan semakin besar
pula. Dan sebaliknya semakin kecil sudut tuas guide vane maka putaran turbin yang dihasilkan akan
semakin kecil pula.
2. Daya turbin tertinggi di dapatkan pada sudut tuas guide vane 45˚ dengan nilai daya turbin
14462,8watt, Sedangkan daya turbin terendah terjadi pada sudut tuas guide vane 15˚ dengan nilai
daya turbin 1384 watt. Semakin besar sudut tuas guide vane maka daya turbin yang dihasilkan akan
semakin besar pula. Dan sebaliknya semakin kecil sudut tuas guide vane maka daya turbin yang
dihasilkan akan semakin kecil pula.
3. Efisiensi turbin tertinggi terjadi pada sudut 45˚ dengan nilai 90,82 sedangkan yang terendah terjadi
pada sudut 15 dengan nilai 8,69 %. Semakin besar sudut tuas guide vane maka efisiensi turbin yang
di hasilkan semakin besar pula. Dan sebaliknya semakin kecil sudut tuas guide vane maka efisiensi
yang dihasilkan semakin kecil pula.

5. Saran
Adapun saran untuk penelitian ini yaitu kepada seluruh pihak pengelola PLTMH Labuan agar dapat
dibuatakan data informasi berupa data instalasi PLTMH, debit air, tinggi jatuh air dan lain-lain, supaya
mempermudah peneliti-peneliti berikutnya, dan perlu diadakannya penelitian output PLTMH Labuan.

Daftar Pustaka

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan 8
ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol. XX (XX), April 2021: Hal 1-7

[1] Agus and A. Sugiri, "Pengaruh Jumlah Sudu Roda Jalan Terhadap Efisiensi Turbin Aliran Silang
(cross flow)," Jurnal Mechanical, vol. 2, pp. 48-52, 2011.

[2] A. A. Larasakti, S. Hirman and A. S. Arifin, "Pembuatan dan Pengujian Pembangit Listrik Tenaga
Mikrohidro Turbin Banki Daya 200 Watt," Jurnal Mekanikal, vol. 3, pp. 245-253, 2012.

[3] H. Y.S.H NUGROHO and M. K. Sallata, PLTMH(Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) Panduan
Lengkap Membuat Energi Terbarukan Secara Swadaya, Yogyakarta: Andi, 2015.

[4] W. Arismunandar, Penggerak Mula Turbin, Bandung: ITB Press, 1997.

[5] Purwanto, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Sebuah Pilihan : Belajar Dari
Koperasi Mekar Sari,Subang, Jakarta: LIPI Press, 2017.

[6] M. Amrul and Amrizal, "Studi Eksperimental Sudut Nosel Dan Sudut Sudu Terhadap Kinerja
Trubin Cross-Flow," Mechanical, vol. 1, p. 24-33, 2017.

[7] Sulistiyono, A. Sugiri and A. Y. Eka R., "Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH) Di Sungai Cikawat Desa Talang Mulia Kecamatan Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran Propinsi Lampung," FEMA, vol. 1, p. 48-54, 2013.

[8] Kriswanto and S. U. Djufri, "Perhitungan Daya Output PLTM di Jalan Bintara Sungai Duren
Jambi," Journal Of Electrical Power Control and Automation, vol. 2, pp. 11-15, 2019.

[9] M. Abdullah, Fisika Dasar l, Bandung: Institut Teknologi Bandung, 2016.

[10] Nasrul, "Studi Analisis Pengaruh Debit Air Terhadap Daya yang dihasilkan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kecamatan IV Nagari Bayang Utara," Poli Rekayasa, pp. 1-11,
2016.

[11] M. Z. Arifin, "Analisa Unjuk Kerja Dan Tingkat Kavitasi Pada Turbin Francis Di PT PJB Unit
Pembangkitan Brantas Unit PLTA Sutami," Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya,
2017.

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan 9
ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol. XX (XX), April 2021: Hal 1-7

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan

10
ETHALPY: JurnalIlmiahMahasiswa Teknik Mesin Vol. XX (XX), April 2021: Hal 1-7

Pengaruh Sudu Pengarah Aliran (Guide Vane ) Terhadap Unjuk Kerja Turbin Aliran Silang (Cross Flow) Di PLTMH Labuan

11

Anda mungkin juga menyukai