KAPSUL
Dosen Pengampu:
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehinggamakalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua
makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah, meringankan ataupun
menyembuhkan penyakit. Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau untuk memperelok badan atau bagian badan manusia (SK Menkes RI No.
90/Kab/B.VII/1971)
Kapsul merupakan salah satu sediaan padat farmasi berupa cangkang yang
berisikan zat aktif di dalamnya. Sediaan padat farmasi ini memiliki beberapa
kelebihan seperti tidak berbau, hambar, tampilan bervariasi dan menarik, serta
mudah ditelan menjadikannya berada pada urutan pertama dalam pengembangan
obat. Di industri farmasi kapsul memiliki 2 bentuk sediaan, yaitu kapsul cangkang
keras dan kapsul cangkang lunak. Secara umum, kedua cangkang kapsul terbuat
dari gelatin, pati, dan hidroksipropilmetilselulosa (HPMC). Dalam pemasarannya,
cangkang kapsul yang terbuat dari gelatin memiliki konsumen terbanyak dengan
tampilan menarik dan praktis, serta harga yang ekonomis. (Depkes RI, 1995)
Gelatin merupakan senyawa yang terbentuk dari kolagen hewan yang
terdenaturasi dan memiliki sifat pembentukan film yang baik. Berdasarkan sumber
pembentukan, gelatin memiliki kekurangan pada sifat fisikokimia dan resiko
keamanan sebagai bahan dasar kapsul. Keamanan sumber yang meliputi penyakit
hewan, penyalahgunaan hormon, dan berjangkitnya penyakit “modcow” yang akan
memberi pengaruh kepada pengkonsumsi. Data dari Gelatin Manufacturers of
Europe pada tahun 2005, produksi gelatin di dunia berasal dari kulit sapi 27,6%, dari
tulang 26,6%, dari kulit babi 44,5%, dan dari hewan lainnya 1,3%. Berdasarkan data
tersebut, sebagian besar gelatin berasal dari kulit sapi dan kulit babi yang
menjadikan adanya batasan konsumsi bagi konsumen muslim, yahudi, dan hindu,
serta konsumen vegetarian. Selain itu, kapsul gelatin memiliki stabilitas yang rendah
dalam lingkungan berair yang mengakibatkan cepatnya waktu cracking dan berefek
pada zat aktif atau obat di dalamnya. (Syamsuni, 2006)
Berkembang dari kapsul gelatin menjadi kapsul HPMC, Faulhammer (2016)
melakukan penelitian mengenai kondisi khusus kapsul HPMC dengan menvariasikan
kondisi termal yang menyatakan kestabilan kapsul HPMC berada pada kondisi
khusus (pH, pelarut) hingga terjadinya cracking dan disolusi
Selanjutnya, penelitian cangkang kapsul berkembang dengan pemanfaaan
sumber daya alami berupa polisakarida. Pada tahun 2013, Zhang et al melakukan
penelitian dengan mencampurkan pati jagung dan gelatin untuk mengembangkan
kapsul keras. Dalam penelitiannya zhang menambahkan Poli Etilen Glikol (PEG)
yang difungsikan sebagai plasticizer dan compatibilizer dalam campuran pati-gelatin.
Pada hasil beberapa penelitian tersebut, pati difungsikan sebagai salah satu
komponen utama dalam pembuatan film lapis tipis berupa kapsul maupun bioplastik.
Pati merupakan suatu polisakarida yang tersusun dari amilopektin dan amilosa.
Secara alami, pati memiliki sifat tidak larut dalam air karena memiliki banyak daerah
kristal dalam butiran. Selain itu, pati dapat difungsikan sebagai stabilisator
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sediaan kapsul?
2. Apa persyaratan sediaan kapsul?
3. Apa tujuan pemberian bentuk sediaan kapsul?
4. Apa keuntungan dan kerugian kapsul?
5. Apa macam-macam sediaan kapsul?
6. berapakah bobot dan volume ukuran kapsul ?
7. Bagaimana cara pengiasian sediaan kapsul ?
8. Bagaimana cara penyimpanan kapsul?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian sediaan kapsul.
2. Untuk mengetahui persyaratan sediaan kapsul,
3. Untuk mengetahui tujuan bentuk sediaan kapsul.
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian kapsul.
5. Untuk mengetahui macam-macam sediaan kapsul.
6. Untuk mengetahui bobot dan volume ukuran kapsul
7. Untuk mengetahui cara pengiasian sediaan kapsul.
8. Untuk mengetahui cara penyimpanan kapsul
BAB II
ISI
A. Kapsul
2.1 Pengertian Kapsul
Kapsul adalah sediaan yang mengandung satu macam bahan obat atau lebih
yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari
gelatin (Suparman, 2019). Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat,
dimana satu macam bahan obat atau lebih bahan yang dimasukkan ke dalam
cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Kebanyakan kapsul yang beredar di pasaran adalah kapsul yang semuanya dapat
ditelan oleh pasien. Selain itu terdapat sediaan kapsul yang dapat disisipkan ke
dalam rektum sehingga obat dilepaskan dan diabsorbsi di tempat tersebut, atau isi
kapsul dapat dipindahkan dari cangkang gelatin dan digunakan sebagai pengukur
yang dini dari obat-obat bentuk serbuk. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari
isinya. 1. Kapsul Lunak (Soft Capsule): berisi bahan obat berupa minyak/larutan
obat dalam minyak. 2. Kapsul keras (Hard Capsule): berisi bahan obat yang kering
(Ansel, 2011).
1. Keseragaman Bobot
2. Waktu Hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak.
Waktu hancur ditentuksn untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul yang
bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh
satu bentuk.
3. Keseragaman Sediaan
Terdiri dari keseragaman bobot untuk kapsul gelatin keras dan keseragaman
kandungan untuk kapsul lunak.
4. Uji Disolusi
Bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Karena ada zat
yang tidak stabil jika berada dalam bentuk tablet, maka harus dibuat dalam bentuk
kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam
lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang
diinginkan. (Anief, Moh. 1997)
b. Kapsul Lunak
Gelatin lunak (softgel atau lunak elastis) kapsul terdiri dari satu bagian cangkang
lunak tertutup rapat. Gelatin lunak kapsul dibuat dengan menambahkan
plasticizer, yaitu gliserin atau polyhydric alkohol (sorbitol) hingga gelatin. Bahan
tambahan plasticizer memiliki fungsi dapat meningkatkan elastisitas dan
ketahanan gelatin. Gelatin lunak kapsul dibuat dalam berbagai bentuk seperti
tabung yang berbentuk bulat, elips, lonjong, dan khusus bentuk dengan atau tanpa
twist off. Kapsul gelatin lunak dapat mengandung cairan tidak berair, suspensi,
bahan pucat, atau kering bubuk. Peran kapsul gelatin lunak sangat penting untuk
mengandung zat obat yang mudah menguap atau obat bahan yang rentan terhadap
kerusakan dikehadiran udara (Rabadiya and Rabadiya, 2013)
RESEP I
Dr. Winarti
SIP: 13/ 0842/ IDI/ XII/ 2007
Jl. Parangtritis No.6 Yogyakarta (0343) 27883
Yogyakarta, 19 Oktober 2021
R/ apaverin HCL 30 mg
Asetaminofen 400mg
Mf dtd cap No XX
S 2 dd cap I pc
Pro Tn Nadsir
Pro : marzui
Umur : 32 tahun
Alamat : Jl. Mahasiswa no 09
ETIKET:
APOTEK ABADI
Jl. Parangtritis No. 1 (0323) 324592
APOTEKER : Ajeng Winarti, S. Farm,Apt
Tgl. 20-11-2021 no.1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Kapsul memiliki beberapa keuntungan dan kerugian seperti
mempunyai keuntungan memiliki yang bentuk menarik, dapat menutupi rasa dan
baudari obat yang kurang enak dan lebih mudah diabsorbsi di dalam tubuh
dibandingkan bentuk padatan seperti tablet. Sedangkan kerugian bentuk sediaan
kapsul seperti tidak dapat digunakan untuk zat-zat mudah menguap karena pori-pori
cangkang tidak dapat menahan penguapan, tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang
higroskopis, tidak dapat dibagi (misalnya ½ kapsul).
Bentuk dari kapsul sendiri dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras dan
kapsul lunak. Kapsul lunak mempunyai ciri-ciri bagian tubuh dan tutup, bentuk
kosong, digunakan secara oral, bentuk hanya satu macam. Sedangkan kapsul lunak
memiliki ciri-ciri sudah menjadi satu kesatuan, selau sudah terisi, memiliki bentuk
yang beragam, dan bisa digunakan secara oral, vaginal, dan topikal. Ukuran kapsul
ada dua yaitu ukuran kapsul dan ukuran hewan. Ukuran kapsul memiliki ukuran 000
00 0 1 2 3 4 5, sedangkan ukuran hewan 10 11 12. Semakin besar nomor ukuran
kapsul semakin kecil ukuran dari kapsul itu sendiri. Ukuran kapsul memiliki daya
tampung kapsul dan volume kapsul sehingga mempermudahkan dalam pemilihan
ukuran kapsul sesuai dengan berat sediaan serbuk yang dibuatkan. Dalam pembuatan
sediaan kapsul harus diperhatikan sifat dari bahan yang dipergunakan
B. SARAN
Berdasarkan pada pembahasan kapsul diatas maka saran yang diberikan ialah
dalam pembuatan sediaan kapsul harus diperhatikan sifat dari bahan yang
dipergunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 1997. Ilmu meracik obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 822, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,
Jakarta.
Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta. 29 – 31.
Widodo, Hendra. 2012. Ilmu meracik obat untuk apoteker. Jember: D-Medika