Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU RESEP

KAPSUL

Dosen Pengampu:

Aji Tetuko, M.Sc., Apt.Penyusun Kelompok 3:

Nama/NIM: Frie Dhantie Ayunda. P (19331019)

Hendra Saputra (19331020)

Intan Meilani Loni (19331024)

Intan Maharani Rambi (19331023)

Irna Marlina (19331025)

Komang Delia Wiwikananda (19331027)

Shafira Ayu Wulandari (19331042)

Yusta Arisa (19331049)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AKBIDYO

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehinggamakalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masihbanyak


kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangatmengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demikesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

A. LATAR BELAKANG
Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua
makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah, meringankan ataupun
menyembuhkan penyakit. Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau untuk memperelok badan atau bagian badan manusia (SK Menkes RI No.
90/Kab/B.VII/1971)
Kapsul merupakan salah satu sediaan padat farmasi berupa cangkang yang
berisikan zat aktif di dalamnya. Sediaan padat farmasi ini memiliki beberapa
kelebihan seperti tidak berbau, hambar, tampilan bervariasi dan menarik, serta
mudah ditelan menjadikannya berada pada urutan pertama dalam pengembangan
obat. Di industri farmasi kapsul memiliki 2 bentuk sediaan, yaitu kapsul cangkang
keras dan kapsul cangkang lunak. Secara umum, kedua cangkang kapsul terbuat
dari gelatin, pati, dan hidroksipropilmetilselulosa (HPMC). Dalam pemasarannya,
cangkang kapsul yang terbuat dari gelatin memiliki konsumen terbanyak dengan
tampilan menarik dan praktis, serta harga yang ekonomis. (Depkes RI, 1995)
Gelatin merupakan senyawa yang terbentuk dari kolagen hewan yang
terdenaturasi dan memiliki sifat pembentukan film yang baik. Berdasarkan sumber
pembentukan, gelatin memiliki kekurangan pada sifat fisikokimia dan resiko
keamanan sebagai bahan dasar kapsul. Keamanan sumber yang meliputi penyakit
hewan, penyalahgunaan hormon, dan berjangkitnya penyakit “modcow” yang akan
memberi pengaruh kepada pengkonsumsi. Data dari Gelatin Manufacturers of
Europe pada tahun 2005, produksi gelatin di dunia berasal dari kulit sapi 27,6%, dari
tulang 26,6%, dari kulit babi 44,5%, dan dari hewan lainnya 1,3%. Berdasarkan data
tersebut, sebagian besar gelatin berasal dari kulit sapi dan kulit babi yang
menjadikan adanya batasan konsumsi bagi konsumen muslim, yahudi, dan hindu,
serta konsumen vegetarian. Selain itu, kapsul gelatin memiliki stabilitas yang rendah
dalam lingkungan berair yang mengakibatkan cepatnya waktu cracking dan berefek
pada zat aktif atau obat di dalamnya. (Syamsuni, 2006)
Berkembang dari kapsul gelatin menjadi kapsul HPMC, Faulhammer (2016)
melakukan penelitian mengenai kondisi khusus kapsul HPMC dengan menvariasikan
kondisi termal yang menyatakan kestabilan kapsul HPMC berada pada kondisi
khusus (pH, pelarut) hingga terjadinya cracking dan disolusi
Selanjutnya, penelitian cangkang kapsul berkembang dengan pemanfaaan
sumber daya alami berupa polisakarida. Pada tahun 2013, Zhang et al melakukan
penelitian dengan mencampurkan pati jagung dan gelatin untuk mengembangkan
kapsul keras. Dalam penelitiannya zhang menambahkan Poli Etilen Glikol (PEG)
yang difungsikan sebagai plasticizer dan compatibilizer dalam campuran pati-gelatin.
Pada hasil beberapa penelitian tersebut, pati difungsikan sebagai salah satu
komponen utama dalam pembuatan film lapis tipis berupa kapsul maupun bioplastik.
Pati merupakan suatu polisakarida yang tersusun dari amilopektin dan amilosa.
Secara alami, pati memiliki sifat tidak larut dalam air karena memiliki banyak daerah
kristal dalam butiran. Selain itu, pati dapat difungsikan sebagai stabilisator

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sediaan kapsul?
2. Apa persyaratan sediaan kapsul?
3. Apa tujuan pemberian bentuk sediaan kapsul?
4. Apa keuntungan dan kerugian kapsul?
5. Apa macam-macam sediaan kapsul?
6. berapakah bobot dan volume ukuran kapsul ?
7. Bagaimana cara pengiasian sediaan kapsul ?
8. Bagaimana cara penyimpanan kapsul?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian sediaan kapsul.
2. Untuk mengetahui persyaratan sediaan kapsul,
3. Untuk mengetahui tujuan bentuk sediaan kapsul.
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian kapsul.
5. Untuk mengetahui macam-macam sediaan kapsul.
6. Untuk mengetahui bobot dan volume ukuran kapsul
7. Untuk mengetahui cara pengiasian sediaan kapsul.
8. Untuk mengetahui cara penyimpanan kapsul
BAB II

ISI

A. Kapsul
2.1 Pengertian Kapsul

Menurut FI edisi IV (1995), kapsul adalah sediaan padat yang


terbungkus dalam satu cangkang keras ataupun lunak yang dapat larut. Cangkang
umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang
sesuai.

Kapsul adalah sediaan yang mengandung satu macam bahan obat atau lebih
yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari
gelatin (Suparman, 2019). Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat,
dimana satu macam bahan obat atau lebih bahan yang dimasukkan ke dalam
cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Kebanyakan kapsul yang beredar di pasaran adalah kapsul yang semuanya dapat
ditelan oleh pasien. Selain itu terdapat sediaan kapsul yang dapat disisipkan ke
dalam rektum sehingga obat dilepaskan dan diabsorbsi di tempat tersebut, atau isi
kapsul dapat dipindahkan dari cangkang gelatin dan digunakan sebagai pengukur
yang dini dari obat-obat bentuk serbuk. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari
isinya. 1. Kapsul Lunak (Soft Capsule): berisi bahan obat berupa minyak/larutan
obat dalam minyak. 2. Kapsul keras (Hard Capsule): berisi bahan obat yang kering
(Ansel, 2011).

2.2 Persyaratan Sediaan Kapsul

1. Keseragaman Bobot

Menurut Farmakope Indonesia III, kapsul dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

 Kapsul berisi obat kering : menggunakan 20 kapsul


 Kapsul berisi cairan atau pasta : menggunakan 10 kapsul

2. Waktu Hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak.
Waktu hancur ditentuksn untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul yang
bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh
satu bentuk.

3. Keseragaman Sediaan

Terdiri dari keseragaman bobot untuk kapsul gelatin keras dan keseragaman
kandungan untuk kapsul lunak.

4. Uji Disolusi

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi


yang tertera dalam masing-masing monografi. Persyaratan disolusi tidak berlaku
untuk kapsul lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi

2.3 Tujuan Pemberian Bentuk Sediaan Kapsul

Bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Karena ada zat
yang tidak stabil jika berada dalam bentuk tablet, maka harus dibuat dalam bentuk
kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam
lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang
diinginkan. (Anief, Moh. 1997)

Bentuk sediaan kapsul sangat disenangi oleh masyarakat karena tersedia


dalam berbagai kekuatan dosis serta praktis dan flesibel dalam penulisan resep, akurat
dosisnya untuk pasien. Disamping itu kapsul menutupi rasa yang tidak enak dari
serbuk obat karena bahan obat terlindung didalam cangkang kapsul yang tertutup dan
tidak berasa. (Anonim, 1995)

2. 4 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul


a. Keuntungan bentuk sediaan kapsul.
1. Bentuk menarik dan praktis
2. Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak.
3. Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat
segera diabsorbsi (diserap) usus.
4. Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam
bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang
pasien.
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti
pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan
obatnya.

b. Kerugian bentuk sediaan kapsul.


1. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan.
2. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul.
3. Tidak untuk Balita
4. Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul)
(Widodo, Hendra. 2012)
2.5 Macam – Macam Kapsul
a. Kapsul Keras
Kapsul gelatin cangkang keras adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul gelatin cangkang keras terbuat
dari gelatin berkekuatan gel relatif tinggi dibandingkan kapsul gelatin cangkang lunak
(Hidayat, 2016). Mayoritas dari produk kapsul terbuat dari gelatin kapsul keras.
Kapsul keras dibuat dua cangkang yaitu badan cangkang kapsul dan penutupnya yang
lebih pendek dari badan cangkang kapsul. Penutup kapsul menyelubungi sesuai
dengan ujung badan kapsul. Cangkang kapsul keras terbuat dari campuran gelatin,
gula, dan air. Bahan tersebut jelas, tidak berwarna dan rasanya hambar. Kapsul
dengan dua bagian telah digunakan hampir seabad di bidang farmasi bidang, dan
gelatin telah diadopsi sebagai bahan utama kapsul ini karena karakteristiknya yang
sangat baik sebagai gelatinizer. Namun, gelatin adalah salah satu proteinnya berasal
dari hewan; oleh karena itu tidak stabil dari sudut pandang kimia dan memiliki risiko
TSE (Transmissible Spongiform Encephalopathy) (Rabadiya and Rabadiya, 2013).

b. Kapsul Lunak
Gelatin lunak (softgel atau lunak elastis) kapsul terdiri dari satu bagian cangkang
lunak tertutup rapat. Gelatin lunak kapsul dibuat dengan menambahkan
plasticizer, yaitu gliserin atau polyhydric alkohol (sorbitol) hingga gelatin. Bahan
tambahan plasticizer memiliki fungsi dapat meningkatkan elastisitas dan
ketahanan gelatin. Gelatin lunak kapsul dibuat dalam berbagai bentuk seperti
tabung yang berbentuk bulat, elips, lonjong, dan khusus bentuk dengan atau tanpa
twist off. Kapsul gelatin lunak dapat mengandung cairan tidak berair, suspensi,
bahan pucat, atau kering bubuk. Peran kapsul gelatin lunak sangat penting untuk
mengandung zat obat yang mudah menguap atau obat bahan yang rentan terhadap
kerusakan dikehadiran udara (Rabadiya and Rabadiya, 2013)

2.6 Bobot dan Volume Ukuran Kapsul


Ukuran kapsul manunjukkan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8 macam
ukuran yang dinyatakan dalam nomor kode. 000 ialah ukuran terbesar, 00; 0; 1; 2; 3;
4 dan 5 ialah ukuran terkecil. (Syamsuni, 2006)

2.7 Cara Pengisian Kapsul


1. Dengan tangan, merupakan cara paling sederhana, yaitu dengan tangan tanpa
bantuan alat lain. Caranya :
- Serbuk dibagi terlebih dahulu ke kertas perkamen sesuai dengan jumlah
yang diminta dalam resep.
- Serbuk yang sudah dibagi sama rata dimasukkan ke dalam badan kapsul
lalu ditutup sampai terdengar bunyi klik.
2. Dengan alat bukan mesin, dengan menggunakan alat pengisi kapsul yang terdiri
dari 2 bagian, yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak. Dengan
menggunakan alat iniakan didapatkan kapsul yang lebih beragam dan
pengerjaannya lebih cepat. Caranya :
- Buka bagian kapsul
- Badan kapsul dimasukkan dalam lubang pada bagian yang tidak bergerak
(tetap)
- Taburkan serbuk yang akan dimasukkan dalam kapsul lalu taburkan dan
ratakan dengan kertas film.
- Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau merenggang dan menggerakkan
bagian alat yang bergerak.
3. Dengan mesin, digunakan untuk memproduksi kapsul secara besar-bersaran dan
menjaga keseragaman kapsul dimana alat ini otomatis. Mulai dari membuka,
mengisi, sampai menutup kapsul.
(Seotopo, Seno. 20014)
2.8 Contoh Resep Kapsul dan Cara Pengerjaan

RESEP I

Dr. Winarti
SIP: 13/ 0842/ IDI/ XII/ 2007
Jl. Parangtritis No.6 Yogyakarta (0343) 27883
Yogyakarta, 19 Oktober 2021

R/ apaverin HCL 30 mg
Asetaminofen 400mg

Mf dtd cap No XX
S 2 dd cap I pc
Pro Tn Nadsir

Pro : marzui
Umur : 32 tahun
Alamat : Jl. Mahasiswa no 09

Penyelesaian resep ini sebagai berikut :

1. Permintaan resep supaya dibuat bentuk sediaan kapsul sebanyak 20


2. Cara pemakaian dua kali sehari satu kapsul sesudah makan
3. Pasien orang dewasa
4. Dosis : Papaverin HCL : dewasa 2-3x 1 tablet
5. Dosis : asetaminofen 3x 1 tablet
6. Perhitungan bahan obat : papaverin HCL 20 x 30 mg = 600 mg, setiap tablet
papaverin mengandung 40 mg papaverin HCL, jadi tablet yang diambil 600
mg/40 mg = 15 tab.
7. Perhitungan bahan obat: Asetaminofen 20 x 400mg = 8000mg, tiap tablet
asetaminofen mengandung zat aktif asetaminofen 500 mg, jadi yang diambil
8000mg/500mg = 16 tablet.
8. Semua tablet digerus halus dan homogen dalam lumpang
9. Bagi serbuk menjadi 2 bagian kemudian tiap bagian bagi menjadi 10 bagiaan
dan
10. tiap-tiap bagian masukkan kedalam kapsul No 0 (0,5 g)
11. Bersihkan kapsul yang sudah terisi, masukkan kedalam wadah yang sesuai dan
12. beri etiket putih dengan aturan pakai 2 x sehari 1 capsul sesudah makan.
13. Bahan dalam resep ini sudah cukup besar, tidak perlu penambahan zat
tambahan.

ETIKET:

APOTEK ABADI
Jl. Parangtritis No. 1 (0323) 324592
APOTEKER : Ajeng Winarti, S. Farm,Apt
Tgl. 20-11-2021 no.1

2x1 sehari / kapsul


Sebelum/ Sesudah/ Sedang Makan
Dihabiskan

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Kapsul memiliki beberapa keuntungan dan kerugian seperti
mempunyai keuntungan memiliki yang bentuk menarik, dapat menutupi rasa dan
baudari obat yang kurang enak dan lebih mudah diabsorbsi di dalam tubuh
dibandingkan bentuk padatan seperti tablet. Sedangkan kerugian bentuk sediaan
kapsul seperti tidak dapat digunakan untuk zat-zat mudah menguap karena pori-pori
cangkang tidak dapat menahan penguapan, tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang
higroskopis, tidak dapat dibagi (misalnya ½ kapsul).
Bentuk dari kapsul sendiri dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras dan
kapsul lunak. Kapsul lunak mempunyai ciri-ciri bagian tubuh dan tutup, bentuk
kosong, digunakan secara oral, bentuk hanya satu macam. Sedangkan kapsul lunak
memiliki ciri-ciri sudah menjadi satu kesatuan, selau sudah terisi, memiliki bentuk
yang beragam, dan bisa digunakan secara oral, vaginal, dan topikal. Ukuran kapsul
ada dua yaitu ukuran kapsul dan ukuran hewan. Ukuran kapsul memiliki ukuran 000
00 0 1 2 3 4 5, sedangkan ukuran hewan 10 11 12. Semakin besar nomor ukuran
kapsul semakin kecil ukuran dari kapsul itu sendiri. Ukuran kapsul memiliki daya
tampung kapsul dan volume kapsul sehingga mempermudahkan dalam pemilihan
ukuran kapsul sesuai dengan berat sediaan serbuk yang dibuatkan. Dalam pembuatan
sediaan kapsul harus diperhatikan sifat dari bahan yang dipergunakan

B. SARAN
Berdasarkan pada pembahasan kapsul diatas maka saran yang diberikan ialah
dalam pembuatan sediaan kapsul harus diperhatikan sifat dari bahan yang
dipergunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 1997. Ilmu meracik obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 822, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,

Jakarta.

Saptaning, Agustina. 2014. Ilmu resep vol.2. Jakarta: EGC

Seotopo, Seno. 20014. Ilmu resep teori jilid 1. Jakarta: Demenekes RI

Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta. 29 – 31.

Widodo, Hendra. 2012. Ilmu meracik obat untuk apoteker. Jember: D-Medika

Anda mungkin juga menyukai