Anda di halaman 1dari 12

STUDIO PERANCANGAN

ARSITEKTUR 7
EAST MEETS WEST

Nama : Jessica Eleora / 315180180


DOSEN KELAS : IR. HIMALADIN M.Ars.
DOSEN PEMBIMBING : ANTONIO NUGROHO EKO P. S.T., M.T.
1.Densitas Penduduk

PERBEDAAN ANTARA DUNIA BARAT DAN TIMUR

Arsitektur Barat Arsitektur Timur

-Arsitektur Barat solid dan kaku -Arsitekturnya memiliki banyak keterbukaan


Source : How do East and Southeast Asian Cities Differ from Western

Cities? A Systematic Review of the Urban Form Characteristics.(2020)

2.Strata Sosial -Arsitektur Barat melihat dari sudut pandang -Melihat Arsitektur dari Volume (depth) dan

bentuk, ekspresi, dan eksternalitas internalitas

-Bangunan-bangunan bersifat individualis -Terpadu (menjadi satu)

VS
-Arsitektur Barat cenderung memperindah -Sederhana

bangunan

JESSICA ELEORA / 315180180


equality hierarchial -Desain Horisontalis yang merepresentasikan

Source : Investigationes Linguisticae, vol. IX, Pozna ń, April 2003 -Menekankan pada desain vertikalitas yang ketenangan dan menyesuaikan diri dengan

3.Kepribadian
merepresentasikan individualisme, perbedaan alam semesta

dan berdiri kokoh sendiri

-Menjaga material dalam kondisi yang apa

VS -Arsitektur

pengolahan
Barat

bahan
lebih

dan
memedulikan

menyembunyikan
efek adanya

ekspresi bahan -Mengidentifikasi lingkungan alam dan

menyesuaikan dengan alam


individualistic collective community
-Arsitektur Barat menhilangkan lingkungan

Source : Investigationes Linguisticae, vol. IX, Pozna ń, April 2003 alam dan terpisah dari alam

4.Cara Hidup

VS
assertive harmonious

Source : Investigationes Linguisticae, vol. IX, Pozna ń, April 2003

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Literatur
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.
STUDI LITERATUR Identitas
Rasa memiliki dalam suatu komunitas dan hubungannya dengan arsitektur harus selalu

Kota diperhatikan, terutama ketika arsitek adalah orang-orang yang mengubah area tertentu
tergantung lokasi desainnya (Adam, 2012). Fakta bahwa arsitektur merepresentasikan identitas
suatu komunitas didukung dengan baik oleh gagasan bahwa arsitektur bergantung pada
Dikatakan dalam Urban Design:Street and Square (2003) bahwa dalam satu pandangan geografi, tradisi, perilaku, visi, dan sejarah suatu komunitas dan wilayah.
bahwa kota adalah sebuah ruang yang terbentuk dari bangunan-bangunanyang

Arsitektur Simbiosis
mencerminkan adanya sebuah kesatuan, baik dari segi material, detail arsitektur yang
berepetisi, dan skala yang selalu sama, yaitu skala manusia.

Ada dua cara utama di mana bangunan dapat diatur dalam ruang. Bangunan itu sendiri Dalam Intercultural Arcitechture (1991) Kisho Kurokawa mencoba mendefenisikan Post
dapat menjadi objek positif yang dirancang sebagai massa tiga dimensi, 'figur' dalam Modernisme Arsitektur dengan menggunakan pendekatan analisis filsafat-kebudayaan.
komposisi, sedangkan ruang di mana mereka berdiri adalah 'tanah'. Metode alternatif Kurokawa mencoba mengajukan konsep ‘simbiosi’ sebagai dasar pemikiran
yang dianjurkan oleh Sitte dan para pengikutnya adalah kebalikan dari proses ini. Ruang posmodernismenya. Menurut Kurokawa, filsafat Simbiosis adalah sebuah teks untuk
itu sendiri menjadi 'figur', elemen positif, volume yang akan dirancang dan bangunan mendekonstruksikan mertafisika, logos, dan budaya Barat. Filsafat ini mencakup Simbiosisi
diturunkan ke peran pendukung, 'tanah'. Sebagai latar belakang pemandangan budaya yang heterogen, manusia dan teknologi, interior dan eksterior, whole and part, sejarah
perkotaan, bangunan-bangunan tersebut merupakan panggung bagi aktivitas kehidupan dan masa depan, akal dan intuisi, agama dan ilmu, manusia dan alam. Dalam era postmodern,
sehari-hari yang berlangsung dalam volume spasial yang mereka tetapkan. material dan mental, fungsi dan emosi, keindahan dan ketakutan, pemikiran analitik dan
sintetik akan eksis dalam Simbiosis.

Globalitas Critical Regionalism


Definisi globalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dan setiap
Critical regionalism merupakan sebuah pendekatan yang membawa kembali unsur lokal dan
orang terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya setiap individu dapat
budaya ke dalam arsitektur tanpa menutup mata pada perkembangan zaman dan teknologi.
terhubung dan saling bertukar informasi di tempat manapun dan kapan pun melalui
media elektronik maupun cetak. Pengertian globalisasi menurut bahasa, yaitu suatu
Pada pendekatan critical regionalism dinyatakan bahwa dalam merancang sebuah arsitektur
proses yang mendunia. Pendapat lain dikatakan bahwa globalisasi adalah proses
perlu adanya kesadaran akan budaya dan konteks setempat. Akan tetapi tetap tidak menutup
integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk,
kemungkinan untuk menggunakan teknologi yang sudah ada. Secara garis besar rancangan
pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Dengan adanya proses yang mendunia
desain diwujudkan dengan menghibridisasi kedua hal tersebut.
ini, dipastikan akan membawa negara-negara dibelahan wilayah lain menjadi kekuatan
baru, maka perkembangan dan pertukaran budaya akan berpengaruh pada bentukan-
bentukan arsitekturnya.
Source
Antariksa (2016). Konteks Kekinian Arsitektur dalam Melihat Arsitektur Nusantara. Seminar Nasional Semesta
Adanya era globalisasi ini segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia Arsitektur Nusantara IV. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Malang 17- 18 November.
akan mempengaruhi pada bentukan hunian arsitekturnya. Meskipun ada yang
Bamazroek, Tahani dan Endy.2019.JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 8, No. 2.Departemen Arsitektur, Institut
mengatakan bahwa hal ini juga akan menghilangkan identitas masyarakat-manusianya Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
ketika sesuatu yang mungkin sulit untuk bisa dipertahankan lagi. Bentukan arsitektur Kurokawa, Kisho. 1991. Intercultural Architecrure ( The Philosophy of Symbiosis). New York: The American
yang berkembang akan didominasi oleh apa yang mereka butuhkan dalam kehidupan, Institude of Architects Press 1735.
dan konteks ini sangat luas dapat mempengaruhi pada bahan bangunan, teknologi,
Moughtin,Cliff.2003.Urban Design: Street and Squares. Burlington: Architectural Press, an Imprint of Elsevier
konstruksi, ide, pemikiran bahkan konsepnya. Science

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Literatur
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.
Mampukah Arsitektur lokal menahan gempuran
globalisasi yang sangat dominan dalam kancah ARSITEKTUR DAN
modernitas saat ini ?
IDENTITAS LOKAL
Dikatakan dalam Urban Design:Street and

Square (2003) bahwa dalam satu pandangan

bahwa kota adalah sebuah ruang yang

terbentuk dari bangunan-bangunanyang

mencerminkan adanya sebuah kesatuan, baik

dari segi material, detail arsitektur yang

berepetisi, dan skala yang selalu sama, yaitu

skala manusia.

Ada dua cara utama di mana bangunan dapat

diatur dalam ruang. Bangunan itu sendiri dapat

menjadi objek positif yang dirancang sebagai

massa tiga dimensi, 'figur' dalam komposisi,

sedangkan ruang di mana mereka berdiri adalah

'tanah'. Metode alternatif yang dianjurkan oleh

Sitte dan para pengikutnya adalah kebalikan

dari proses ini. Ruang itu sendiri menjadi 'figur',

elemen positif, volume yang akan dirancang dan

bangunan diturunkan ke peran pendukung,

Modern building has become so universally conditioned by 'tanah'. Sebagai latar belakang pemandangan

optimized technology that the possibility of creating significant


perkotaan, bangunan-bangunan tersebut

merupakan panggung bagi aktivitas kehidupan

urban form has become extremely limited sehari-hari yang berlangsung dalam volume

spasial yang mereka tetapkan.

-Kenneth Frampton

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Literatur
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.
Dikatakan dalam Urban Design:Street and Square (2003) bahwa dalam satu pandangan
bahwa kota adalah sebuah ruang yang terbentuk dari bangunan-bangunanyang
mencerminkan adanya sebuah kesatuan, baik dari segi material, detail arsitektur yang
berepetisi, dan skala yang selalu sama, yaitu skala manusia

pentingnya identitas
sebuah tempat
Identitas lokal juga dapat memberikan kekhasan pada daerah lokal yang membedakan
dirinya dari daerah luar dari empat aspek utama yaitu Fisik, Sosial, Indera dan Memori.

Globalisasi & Monotipe


Menurut Paul Ricoeur, globalisasi budaya manusia, dan akibat monotipe dalam
peradaban menyebabkan hilangnya keragaman dan budaya tradisional yang menjadi
kualitas utama dalam pendefinisian ruang.

Identitas Lokal dan Teori Konformitas


Menurut Baron & Byrne, semakin banyak anggota yang tergabung dalam kelompok
akan menambah kuat seseorang untuk melakukan konformitas. Dalam buku psikologi
sosial Baron dan Byrne dijelaskan bahwa dari penelitian terkini Bond dan Smith
menemukan konformitas cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran
kelompok hingga delapan orang anggota tambahan atau lebih. Jadi jelas bahwa semakin
besar kelompok tersebut maka semakin besar pula kecenderungan kita untuk ikut serta,
bahkan meskipun itu berarti kita akan menerapkan tingkah laku yang berbeda dari yang
sebenarnya kita lakukan.

Bagaimana arsitektur lokal dan global diartikulasikan bersamaan


tanpa menghilangkan nilai lokalitas yang ingin dicapai ?

Untuk melangkah ke jalan modernisasi, apakah perlu membuang masa lalu budaya lama yang telah menjadi alasan
utama suatu bangsa?

Dari studi preseden di bawah, bisa kita lihat bahwa "modernisasi" bukanlah sebuah alasan yang dapat membuat kita
lupa dengan jati diri bangsa

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Literatur
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.
STUDI PRESEDEN 1.
CASABLANCA RESIDENCE
Architect : Budipradono

Project Type : Residence

Location : Bali, Indonesia

Photography : Fernando Gomulya

Konsep Bali Sanga Mandala terdiri dari beberapa paviliun Dikatakan bahwa konsep gubahan dari rumah ini disesuaikan
terpisah dan penempatannya selalu diatur dengan hierarki dengan simbol swastika, dimana hal tersebut tidak terlihat dari
CONCEPT & DESIGN kebajikan dan penghinaan serta aturan pembagian ruang dan perspektif gambar kerja mau pun block massing dari bangunan
zonasi. Sanga Mandala adalah konsep ruang yang berkaitan
PRANCIS BERTEMU BALI dengan arah yang membagi suatu wilayah menjadi sembilan
bagian menurut delapan arah mata angin utama dan pusat
(zenith).

Strategi utamanya adalah menerapkan konsep Arsitektur Bali


Pembagian zonasi tripartit dengan mengembangkan konsep
Tri Mandala adalah konsep tata ruang yang menggambarkan
tiga bagian alam, dari Nista Mandala - alam bawah
keduniawian yang kurang sakral, Madya Mandala - alam tengah
menengah, ke Utama Mandala - alam suci terpenting yang
paling dalam dan lebih tinggi. dimana pada sisi tengahnya
terdapat akasa atau ruang kosong atau area zen. Itu bisa
digunakan sebagai tempat bermain Pétanque seperti
permainan di Prancis. Ruang ini menjadi alat komunikasi bagi
orang-orang yang tinggal di hunian ini. Itu juga mewakili dua
budaya klien yang berbeda, antara barat dan timur, antara
Prancis dan Indonesia.
area kosong tanpa fungsi,
Konsep yang meleburkan antara 2 kebudayaan ini sangat menghadirkan nuansa
dapat terlihat dalam desain rumah tinggal ini, penggunaan yang "tidak selesai" dalam
rumah Taring yang merupakan adat penduduk Bali, proyek tersebut
digabungkan dengan arsitektur modern dari budaya Prancis,
menghasilkan sebuah simbiosis yang melengkapi satu sama
lain

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Preseden
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.
STUDI PRESEDEN 1.
CASABLANCA RESIDENCE
negative spaces
memiliki banyak negative space, dimana

area-area tersebut hanya dibiarkan kosong

saja, dan sulit untuk difungsikan

Compact use of space


pengaturan yang baik terutama untuk area

kamar pribadi yang tidak membuang-buang

tempat di dalamnya

negative spaces

View blocking view


Rumah ini memberikan view yang luas ke
view yang harusnya lepas menjadi
pemiliknya, yang merupakan sebuah nilai
terhalang dan sisa space yang dibuat
+, salah satunya dalam kategori
dari pembatasan oleh beam menjadi
keamanan, dimana orang tidak bisa
sebuah space negatif
bersembunyi karena semua terbuat dari

kaca, namun peletakan pintu kamar tamu

dan wc yang berada di samping malah

mengembalikan resiko tersebut kembali.

area ini menggunakan tirai bambu

dan terbuka, namun di area yang


KESIMPULAN
berhadapan malah menggunakan

Casablancka Residence mampu menggabungkan elemen-elemen kaca, yang menghilangkan fungsi


tradisional dan modern, menciptakan arsitektur simbiosis. Penggunaan kaca tersebut untuk menginsulasi
bambu yang berasal dari adat Taring Bali dapat digunakan secara minimalis area dalam rumah dan hanya
menciptakan sebuah citra modern namun tetap lekat pada budaya Bali menjadikan rumah ini sebagai
sendiri. pencipta gas rumah kaca

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Preseden
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.
Studi Preseden 4.
School of Alfa and
Omega
Architect : RAW Architects

Project Type : School

Location : Kosambi, Indonesia

Sekolah Alfa Omega adalah gedung pendidikan dengan semangat lokalitas. Terletak di kota Tangerang, berdiri di atas lahan seluas 11700
m2 dengan kondisi awal rawa dan persawahan.

Bentuk kurva merupakan metafora


dari alam yakni sungai yang
mengalir. Railing terbuat dari
batang pipa besi yang disusun
vertikal kemudian disambung
dengan sistem las. Pipa berukuran
3 inci dibentuk lengkung sebagai
kerangngka hand railing dan pipa
ukuran 1 inci adalah railing yang
disusun vertikal dan dimiringkan
mengikuti pola dari lajur lengkung
pipa 3 inci. Pola lengkung ini
termodulasi sepanjang 3 meter
dan dilakukan diduplikasi disusun
Jembatan ini berfungsi sebagai penghubung sekolah
sejajar dengan koridor sekolah. Hal
dan pintu masuk. Bentuk jembatan yang memiliki
ini menghasilkan pengalaman
struktur segitiga digunakan sebagai railing dan
ruang yang baru.
penopang atap. Pembuatan jembatan mengunakan
sumber daya lokal yaitu material bambu yang
Ketinggian railing 1.1 meter dengan
melimpah, ketukangan setempat & teknik konstruksi
gap di bagian bawah setinggi 30 cm
tradisional salah satunya teknik sambungan ikat.
yang berfungsi sebagai ruang untuk
pot-pot tanaman. Pemberian
Pondasi mampu memperbaiki kualitas tanah menjadi
tanggulan di ujung plat dengan got-
lebih padat. Lantai terbuat dari bambu yang dibelah
got kecil yang berguna sebagai
setengah kemudian dipukul hingga merata. Cerucuk
saluran pembuangan air
pondasi dan cerucuk atap terpisah satu sama lain
sehingga menopang beban masing-masing.

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Preseden
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.
Bentuk atap adalah representasi
dari bukit dan lembah. Bentuk
konstruksi lengkung atap yang
modular menghemat waktu
konstruksi melalui proses pre-
fabrikasi di luar site. Setelah rangka
terbentuk, rangka dirangkai diatas
plat lantai. Rangka atap dibentuk
dengan struktur utama besi hollow
50x100 mm dan 30x50 mm.
Material lokal bambu digunakan
untuk membentuk rangka
sekunder atap yang menopang
finishing atap. Untuk material
penutup atap mengadaptasi
bangunan tradisional pesisir. Untuk
itu dipilih nipah dalam usaha
mereduksi jejak karbon. Karpet anti
air diletakkan diantara nipah dan
bilik bambu untuk mencegah air
masuk ke ruang dalam.

Aplikasi struktur pedestal


merupakan respon langsung dari
lokasi perencanaan proyek dimana
Kondisi tanah labil serta lingkungan
rawan banjir. Elevasi dengan muka
tanah setinggi 2.08m,
pengaplikasian baja menjadi
keuntungan dalam hal manajemen
waktu konstruksi, serta memiliki
kekuatan yang baik.

Pondasi bor pile diteruskan dengan


beton umpak dengan ukuran 60x60
cm diatas permukaan tanah
sebagai bagian dasar pedestal.
Bagian pile cap dengan ukuran
35x35 cm terkoneksi dengan kolom
baja IWF dengan sistem sambung
sekrup

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Preseden
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.
Studi Preseden 2. DESIGN
Phinisi Tower / Gedung UNM
Architect : Yu Sing

Project Type : University

Location : Makassar, Indonesia

Danau buatan berfungsi sebagai sistem


Panggung, lorong angin, kolam, danau buatan, taman atap (di atas
penyaringan air kotor dan air hujan untuk
podium), hutan universitas dan ventilasi silang bangunan
digunakan kembali.
merupakan serangkaian sistem yang bekerja untuk mendinginkan
suhu di sekitar bangunan, serta memberikan kesejukan dan
Area Danau dapat difiltrasi menggunakan metode
ketenangan
Vertical Flow Constructed Wetlands
Taman di atas atap podium sebagai ruang meditasi dan sumber
KONSEP DESAIN
inspirasi, yang juga turut membantu mengurangi dampak
kami percaya bahwa:
pemanasan global dengan mengembalikannya sebagai ruang hijau.
1. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang agung, besar, luas,
dalam, megah, dan Makassar adalah salah satunya. Pada façade sisi Barat dan Timur menara terdapat dinding
2. Nilai-nilai filosofi, budaya, dan arsitektur tradisional ornamen 3 dimensi yang terbentuk dari rangkaian bidang-bidang
merupakan potensi yang besar sebagai sumber inspirasi yang segitiga, sebagai penahan matahari.
tidak pernah lapuk oleh zaman.
3. Adaptasi potensi dan kebijakan lokal tersebut terhadap Kanopi-kanopi photovoltaic
konteks masa kini merupakan langkah penting untuk (pada façade samping menara)
memelihara dan sekaligus mengembangkan kekayaan budaya dan kincir angin vertikal (pada
Desain dan ukuran lahan basah tergantung pada
daerah. taman atap podium) sebagai
beban hidrolik dan organik. Umumnya, luas
4. Penggalian rangkaian adaptasi kekayaan nilai-nilai tersebut sumber energi listrik
permukaan sekitar 1 sampai 3 m2 per orang setara
sebagai sumber inspirasi desain arsitektur akan menghasilkan berkelanjutan. Saat ini sudah ada
diperlukan. Setiap filter harus memiliki lapisan kedap
arsitektur kelas dunia tanpa kehilangan identitas dan konteks teknologi photovoltaic yang
air dan sistem pengumpulan limbah. Pipa ventilasi
lokal. dapat langsung digunakan
yang terhubung ke sistem drainase dapat
sebagai energi pendingin
berkontribusi pada kondisi aerobik di filter. Secara
ruangan / AC tanpa melalui
Nilai positif dari bangunan ini adalah bahwa sang Arsitek struktural terdapat lapisan kerikil untuk drainase
Sirip-sirip secondary skin konversi menjadi energi listrik.
mampu berpikir untuk membuat suatu sistem bangunan (minimal 20 cm), diikuti lapisan pasir dan kerikil.
dan kaca reflektor Dengan demikian tidak akan ada
menggunakan material-material dan teknologi modern,
matahari mengurangi energi yang terbuang di dalam
dengan menggabungkan hal-hal tersebut dengan apa
radiasi panas matahari proses konversi energi.
yang menjadi budaya kota Makassar.
langsung.

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Preseden
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.
Sebuah nilai positif lain dari
1 2 1
Pemisahan antara jalur kendaraan dengan jalur
pejalan kaki. Parkir dan drop off kendaraan diletakkan
bangunan ini adalah keterlibatan 7 7 4 pada lantai semi besmen, dimana hal tersebut lebih
desain dengan alam, tanpa aman bagi pejalan kaki serta menjaga lingkungan dari
menghilangkan alam, di tengah "exposure" polusi kendaraan secara langsung (area
perkotaan Arsitek Yu Sing
6 tidak berbau polusi).
membuat sebuah oasis untuk 8
5
mahasiswa-mahasiswa UNM
memisahkan mereka dari kota 7 7
Amphitheatre yang berfungsi sebagai area untuk
yang gersang
10 13 pertunjukan seni mahasiswa menyatukan antara
14 10 11 ruang terbuka dan semi terbuka, membuat transisi
antara area luar dan dalam gedung.
10
11
11 9 12 9 Danau buatan dan kolam elips di antara bangunan
yang menimbulkan suara gemericik air sebagai
7 elemen meditatif.

4
KESIMPULAN
1 5 5 Ruang di bawah podium sebagai ruang terbuka
bersama yang dilengkapi dengan kantin kampus,
Penggunaan teknologi dengan berbagai tempat duduk-duduk, tempat belajar, dan
LEGENDA: fasilitas hot spot.
integrasi kearifan lokal bisa
1. Keluar Masuk Kendaraan
dilakukan dengan berbagai cara dan 2. Plaza pintu masuk utama

7
dapat dilakukan dengan teknologi 3. Boulevard/Pedestrian
4. Ramp naik
berkelanjutan (sustainable), seperti 5. Amphitheater Hutan kampus dengan berbagai jenis pohon peneduh
yang dapat dilihat dari Menara 6. Danau filterisasi
7. Hutan Kampus
3 antara lain berfungsi sebagai:
Phinisi yang banyak memiliki desain 1. penyaring debu dan kebisingan suara dari jalan
8. Plaza Kontemplatif
hemat energi namun tetap 9. Kolam Air Mancur dan lingkungan sekitar.
mempertahankan kearifan dan 10. Lorong angin/pedestrian
2. sumber penghasil Oksigen dan penyerap polutan.
11. Plaza Serbaguna
budaya daerah setempat 12. Kantin 3. pembentuk ekosistem baru bagi berbagai burung,
13. Food Court
kupu-kupu, atau serangga lainnya.
Pembuatan Microclimate baik untuk 14. Jogging Track
4. pagar pembatas alami antara jalan / orang luar
pengguna bangunan, terutama yang dengan bangunan / penghuni kampus.
berada di area padat dengan polusi Dimana hal-hal ini menciptakan sebuah microclimate
yang cukup tinggi hijau yang berdampak baik bagi lingkungan, terutama
karena Menara Phinisi terletak di tengah kota.

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Preseden
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.
Studi Preseden 3.
China Flower Expo
Reinassance Pavilion
Architect : Huajian Group Shanghai

Architectural Design & Research Institute

Project Type : Exhibition Pavilion

Location : Shanghai, China

Aula pameran terdiri dari fungsi tampilan utama bunga dalam ruangan di 35 provinsi, kotamadya, daerah otonom, dan Hong Kong, Makau,
dan Taiwan selama pameran 40 hari.

Gaya Cina baru.


Desainnya menggabungkan elemen budaya tradisional Tiongkok di era baru,
menonjolkan semangat bangsa Tiongkok. Dengan atap lereng lipat yang terus
menerus pada bangunan, ruang atap yang kaya warna, dan kolom ramping
merah, seluruh bangunan tidak menggunakan simbol klasik untuk ditafsirkan
sama sekali tetapi menggunakan kreasi warna dan ruang untuk memicu
semangat bangsa Cina. Mengikuti "sapuan kuas tangan bebas" dari esensi seni
Tiongkok, ia menciptakan pesona Tiongkok baru dan membawa identitas budaya
nasional ke era baru.

Langit-langit gantung di bawah galeri atap meniru efek seni origami tradisional
Tiongkok, melalui penyambungan cerdas beberapa segitiga untuk membentuk
Paviliun Renaissance sepenuhnya mempertimbangkan
perubahan puncak yang berputar dan berirama, menciptakan ruang galeri atap
ekologi dan kenyamanan bangunan. Koridor atap besar
yang indah. Pilar merah super tipis di bawah plafon gantung secara cerdik
yang tidak terhalang dan jalur utara-selatan antara tiga
terhubung ke atap, membuat atap terasa lebih seperti ditarik daripada ditopang,
ruang pameran telah menjadi bagian dari layanan
dan maksud keseluruhannya lebih ringan dan lebih tipis.
publik pameran.
Kertas.
Ruang transisi terbuka meningkatkan lingkungan Ambil selembar karton lembut berbentuk persegi panjang dan lipat atap Paviliun
angin bangunan. Pencahayaan skylight di tengah Renaissance melalui garis lipatan virtual dan padat. Atapnya ringan dan
ruang pameran melengkapi cahaya alami untuk membentang, dan bahan logam di permukaannya dapat memantulkan sinar
ruang pameran dalam ruangan yang besar dan matahari dan lingkungan sekitarnya, menambah ringan bangunan, seolah-olah
dalam, yang sejalan dengan konsep desain selembar kertas mengambang di lautan bunga.
bangunan hijau.

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7 Dosen Koordinator : Ir. Rudy Surya M.M., M.Ars. Nama : Jessica Eleora Tugas :
When East Meets West Dosen Kelas : Ir. Himaladin M.Ars. NIM :315180180 Studi Preseden
Konsentrasi Arsitektur Rekayasa Dosen Pembimbing : Antonio Nugroho Eko P. S.T., M.T.

Anda mungkin juga menyukai