TANAMAN ANGGREK
(Studi Kasus Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan
Lebak Bulus, Jakarta Selatan)
Rika Aulia
11150920000019
Rika Aulia
11150920000019
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pertanian pada Program Studi Agribisnis
i
ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BIBIT
TANAMAN ANGGREK
(Studi Kasus Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan
Lebak Bulus, Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pertanian pada Program Studi Agribisnis
Oleh :
Rika Aulia
11150920000019
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si Ir. Armaeni Dwi Humaerah, M.Si
NIP. 19620308 198903 2 001 NIP. 19570312 199103 2 001
Mengetahui,
Ketua
Program Studi Agribisnis
ii
PENGESAHAN UJIAN
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si Ir. Armaeni Dwi Humaerah, M.Si
NIP. 19620308 198903 2 001 NIP. 19570312 199103 2 001
Mengetahui,
Dekan Ketua
Nashrul Hakiem, S.Si, MT, Ph.D Akhmad Mahbubi, S.P, M.M, Ph. D.
NIP. 19710608 200501 1 005 NIP. 19811106 201101 1 001
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
E-mail : rikaaulia03@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Pengalaman Organisasi
v
2016 : Sekretaris Ikatan Karang Taruna Fosil (IKARFOS)
Jakarta
Prestasi
(USE) 2017
(USE) 2019
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-
Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
Anggrek (Studi Kasus Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak
Bulus, Jakarta Selatan)”. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Nabi
skripsi ini penulis mendapatkan banyak dukungan, doa, dan bantuan baik secara
moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis
1. Kedua orang tua tercinta, Mama dan Almarhum Bapak, adik kandung yaitu
Dyah Ratna serta keluarga besar penulis atas semua kasih sayang, doa, saran,
dan dukungan yang tiada henti diberikan, sehingga semua menjadi lebih
mudah.
vii
2. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ir. Armaeni Dwi
3. Bapak Ir. Junaidi selaku dosen penguji I, dan Ibu Titik Inayah selaku dosen
penguji II, yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam sidang
penulis.
Dekan I, II, dan III, para staff TU, Staff Akademik, dan Karyawan FST
lainnya.
5. Bapak Akhmad Mahbubi selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan Ibu Rizki
arahan dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi. Serta membantu
Kultur Jaringan Lebak Bulus Jakarta. Bapak Adji Suprono, Ibu Ida Nursida,
Ibu Nurhayati dan Ibu Safwarina serta seluruh karyawan yang telah
viii
memberikan bimbingan, arahan, bantuan dan hiburannya selama penulisan
skripsi.
8. Doni Nurdiawan dan Tri Asih Anjani yang telah memberikan semangat,
motivasi, bantuan, serta sudah menjadi pendengar setia semua keluh kesah
skripsi ini dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis
mohon maaf atas segala kekurangannya. Apabila ada kritik membangun maupun
saran untuk perbaikkan dari seluruh pembaca tentu akan bermanfaat. Penulis pun
berharap hasil penelitian dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya
bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Manfaat sebagai penambah
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
ix
ABSTRAK
Rika Aulia, Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
(Studi Kasus Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak Bulus, Jakarta
Selatan). Di bawah bimbingan Siti Rochaeni dan Armaeni Dwi Humaerah.
Kata kunci: Harga Pokok Produksi, Full Costing Variable Costing, Anggrek
Dendrobium
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
xii
Anggrek Dendrobium Individu dengan Metode
Full Costing ............................................................................. 66
5.3.4 Perhitumgan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium Pot 15 cm dengan Metode
Full Costing.............................................................................. 68
5.3.5 Perhitumgan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium Pot 20 cm dengan Metode
Full Costing ............................................................................. 70
5.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode
Variable Costing ............................................................................... 72
5.4.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium dalam Botol dengan Metode
Variable Costing ..................................................................... 72
5.4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium Kompot dengan Metode
Variable Costing ...................................................................... 75
5.4.3 Perhitumgan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium Individu dengan Metode
Variable Costing ..................................................................... 78
5.4.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium Pot 15 cm dengan Metode
Variable Costing ...................................................................... 80
5.4.5 Perhitumgan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium Pot 20 cm dengan Metode
Variable Costing ..................................................................... 83
5.5 Perbandingan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium antara Metode Full Costing
dan Variable Costing ......................................................................... 85
5.5.1 Perbandingan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium dalam Botol antara Metode
Full Costing dan Variable Costing .......................................... 86
5.5.2 Perbandingan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium Kompot antara Metode
Full Costing dan Variable Costing ........................................... 86
5.5.3 Perbandingan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium Individu antara Metode
Full Costing dan Variabel Costing .......................................... 87
5.5.4 Perbandingan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium Pot 15 cm antara Metode
Full Costing dan Variable Costing .......................................... 88
5.5.5 Perbandingan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman
Anggrek Dendrobium Pot 20 cm antara Metode
Full Costing dan Variable Costing .......................................... 89
xiii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
xv
13. Biaya Peralatan Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium
Individu Pot Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak
Bulus Tahun 2019 ..................................................................................... 54
xvi
Dendrobium dalam Botol pada Kebun Bibit dan Lebak Bulus
dengan Metode Full Costing ........................................................................ 63
xvii
38. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Kompot pada Kebun Bibit dan Lebak Bulus
dengan Metode Variable Costing................................................................. 76
xviii
Penambahan Produksi Sebanyak 37.400 Pot ............................................... 88
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman hias atau florikultura saat ini sudah menjadi gaya hidup di masyarakat.
ini menjadikan agribisnis tanaman hias memiliki prospek yang sangat baik di
masa mendatang. Salah satu tanaman hias di Indonesia yang banyak digemari
adalah anggrek.
zaman. Tidak heran jika para ilmuwan dan pengemar anggrek terus melakukan
penyilangan dari berbagai spesies atau berbagai jenis anggrek yang tujuannya
untuk menghasilkan anggrek varietas baru dengan bunga yang lebih menarik dan
1
Jenis dan varietas anggrek sangat banyak, meskipun begitu tidak ada satu
yaitu epifit, semi epifit, terrestrik, dan semi terrestrik. Dari banyaknya jenis dan
varietas anggrek sebagian besar tumbuh secara epifit (Andiani, 2018 : 1-2).
menunjukan angka yang cukup besar. Data produksi anggrek dari tahun 2015
Tahun Total
Komoditas Produksi
2015 2016 2017 2018 (2015-2018)
Anggrek 21,514,789 19,978,078 20,045,577 24,717,840 86,256,284
Anthurium 2,837,074 1,760,610 2,625,565 5,390,417 12,613,666
Anyelir 2,185,392 1,814,485 1,672,956 1,732,585 7,405,418
Gerbera 7,118,774 5,412,790 14,751,610 26,608,911 53,892,085
Gladiol 2,552,060 1,008,758 1,412,553 2,341,720 7,315,091
Heliconia 1,272,012 1,088,191 1,385,870 1,583,467 5,329,540
Krisan 442,698,194 433,100,145 480,685,420 488,176,610 1,844,660,369
Mawar 188,302,152 181,884,630 184,455,598 202,065,050 756,707,430
Sedap
Malam 116,687,423 117,094,086 112,289,567 116,909,674 462,980,750
Sumber : Badan Pusat Statistik (2019)
tahun 2015 – 2018 ditempati oleh tanaman hias krisan yang menempati urutan
malam menempati urutan ketiga dengan total produksi 462.980.750 tangkai atau
2
115.745.187,5 tangkai per tahunnya. Sedangkan produksi anggrek jumlahnya
akan berdampak pada peningkatan produksi bibit anggrek itu sendiri. Kebun Bibit
dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak Bulus adalah salah satu Unit Pelaksana
Teknis (UPT) kultur jaringan yang sadar akan arti penting penelitian dalam upaya
penciptaan produk benih yang berdaya saing. UPT dengan 15 pegawai ini
Menurut Parnata (2005 : 118) bibit yang dihasilkan melalui kultur jaringan
memiliki sifat genetik yang sama dengan induknya, sehingga cocok untuk
yang semakin ketat yang mendorong perusahaan agar mampu bersaing dengan
industri amat diperlukan. Untuk menghadapi hal ini maka perusahaan harus dapat
Lebak Bulus sebagai alternatif jika kekurangan dalam memproduksi bibit anggrek
3
yang kemudian dijual kembali ke pasaran. Berikut beberapa pesaing yang menjual
Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta No. 404 tahun 2015. Kebun Bibit Lebak Bulus dan pesaingnya
yang mempunyai harga lebih tinggi dengan margin harga hampir sebesar Rp.
4
Faktor biaya adalah faktor yang begitu penting bagi perusahaan karena
sebagian besar konsumen akan memilih produk yang bermutu tinggi dengan harga
pemborosan, dan melakukan proses produksi yang efisien dan efektif sehingga
dengan begitu akan dapat ditentukan nilai dari suatu produk yang lebih baik dari
sebelumnya yang sesuai dengan keadaan pasar dan perusahaan itu sendiri.
Biaya produksi yang tinggi akan berpengaruh pada harga pokok produksi
yang tinggi pula yang pada akhirnya akan berdampak pada harga jual bibit, begitu
juga sebaliknya biaya produksi yang rendah akan berpengaruh pada harga pokok
produksi yang rendah pula yang pada akhirnya akan berdampak pada harga jual
bibit. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode penetapan harga pokok produksi
yang tepat guna membantu perusahaan dalam memperkirakan harga jual per bibit
yang diproduksi. Metode perhitungan harga pokok produksi yang bisa membantu
adalah:
1. Berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk produksi bibit anggrek di Kebun
5
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis besar biaya untuk produksi bibit anggrek di Kebun Bibit dan
Penelitian ini hanya membahas harga pokok produksi untuk bibit tanaman
perbandingan dengan perusahaan sejenis. Selain itu, penelitian ini tidak dapat
dipakai pada perusahaan yang berada pada pasar yang bersifat persaingan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Muhadi dan Siswanto (2001: 10) harga pokok produksi yaitu
biaya yang terjadi dalam rangka untuk menghasilkan barang jadi (produk) dalam
bahan baku) menjadi aktiva lain (berupa persediaan produk bahan jadi).
dan umum.
informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu
7
2.2 Biaya dan Klasifikasinya
sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang baik yang telah terjadi maupun
yang akan terjadi, untuk mencapai tujuan tertentu, konkritnya untuk menghasilkan
produk, baik barang atau jasa. Menurut Lestari dan Permana (2017 : 14) biaya
(cost) adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di mana
mendatang bagi organisasi. Ekuivalen kas adalah sumber non kas yang dapat
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Sedangkan menurut Dewi,
Kristanto dan Dermawan (2015 : 10) biaya adalah sumber daya yang dikorbankan
atau dilepas untuk mencapai tujuan tertentu di masa depan. Dari penjelasan
mengenai definisi biaya di atas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah kas yang
dikorbankan untuk memberikan manfaat saait ini dan masa yang akan datang.
tergantung pada tipe perusahaan yang bersangkutan. Oleh sebab itu perlu juga
mengetahui ciri-ciri biaya dari berbagai perusahaan industri, dagang dan jasa.
sebagai berikut:
8
1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu : fungsi produksi,
fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam
a. Biaya Produksi
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
(factory overhead cost). Biaya bahan baku dan biaya tenega kerja
langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan
b. Biaya Pemasaran
9
c. Biaya Administrasi dan Umum
a. Biaya Langsung
adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai
itu tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan
dengan produk disebut dengan biaya produksi tidak langsung atau biaya
tertentu.
volume kegiatan
10
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat
digolongkan menjadi :
a. Biaya Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.
d. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah total produksinya tetap dalam
biaya gaji.
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu
11
pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk
produk.
Menurut Garrison dan Brewer (2006 : 56) metode penentuan harga pokok
produksi. Dalam memperhitungkan unsur biaya ini, terdapat dua pendekatan yaitu
produksi, harga pokok produksi yang dihitung dengan metode full costing terdiri
dari unsur harga pokok produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel,
12
administrasi dan umum. Metode full costing baik digunakan karena dapat
costing karena dapat mengidentifikasi dengan lebih cermat setiap jenis biaya yang
costing dari harga pokok variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik variabel). Kemudian ditambah dengan biaya non
variabel) dan biaya periode (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap,
biaya administrasi dan umum tetap). Metode variable costing baik digunakan
hanya untuk mengambil keputusan jangka pendek. Metode ini kurang tepat
Kelebihan dari kedua metode ini adalah mudah diterapkan, mudah diaudit
dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Sistem ini tidak
overhead, sehingga hal ini memudahkan bagi manajemen perusahaan dan auditor
untuk melakukan perhitungan dan proses audit. Selain itu sistem ini telah lama
13
diterapkan sehingga tidak terlalu sulit untuk mengadakan penyesuaian terhadap
sistem ini.
Kelemahan dari kedua metode ini adalah secara potensial medistorsi biaya
produk. Hal ini terjadi karena biaya dialokasikan secara tidak langsung kepada
produk dengan menggunakan suatu dasar yang tidak sempurna dengan konsumsi
produk senantiasa terus meningkat, dimana pada saat persentase biaya overhead
2.4 Anggrek
seluruh dunia terdapat sekitar 15.000 – 20.000 spesies anggrek dengan 900 genus
(marga) yang tumbuh endemik di hutan-hutan yang tersebar di 750 negara. Dari
Secara garis besar klasifikasi tanaman anggrek terbagi atas 5 subfamili, 16 tribe
1. Epifit, yaitu anggrek yang tumbuh dan menumpang pada pohon lain tanpa
14
2. Litofit, yaitu anggrek yang tempat tumbuhnya berada pada tanah berbatu dan
4. Terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan sinar matahari sangat
umumnya, struktur tanaman anggrek juga terdiri dari akar, batang, daun dan
bunga. Sifat-sifat khas tanaman dari famili anggrek-anggrekan terlihat jelas pada
1. Akar
Tanaman anggrek memiliki akar yang lunak dan mudah patah. Bagian
ujungnya meruncing, agak lengket dan licin saat dipegang. Dalam keadaan
ujungnya saja yang berwarna hijau atau tampak keunguan. Akar yang sudah
tua akan berwarna coklat tua dan kering. Akar anggrek berfilamen, yaitu
lapisan luar yang terdiri dari beberapa lapis sel berongga dan transparan, serta
2. Batang
Pola pertumbuhan batang anggrek ada dua, yaitu tipe monopodial (satu
memiliki batang tunggal dengan pertumbuhan ujung batang lurus dan tidak
15
terbatas. Sedangkan pada tipe simpodial, pertumbuhan ujung batang anggrek
terbatas dan akan berhenti setelah mencapai maksimal untuk selanjutnya akan
3. Daun
Daun anggrek muncul pada ruas-ruas batang dengan posisi berhadapan atau
Ada anggrek yang memiliki daun bulat berbentuk kecil memanjang, ada juga
yang memiliki daun bulat lebar. Anggrek yang memiliki daun lebar biasanya
cepat. Hasil dari fotosintesis yang berupa makanan akan dipakai untuk
4. Bunga
Bunga anggrek dapat tumbuh di ujung tanaman atau terbentuk diantara helai
daun. Bunga anggrek tersusun atas bagian sepal (daun kelopak bunga), petal
(daun mahkota bunga), pollinia atau polen (alat kelamin jantan), dan ovari
(bakal buah).
Selain bentuk dan warna yang beragam, bunga anggrek juga memiliki variasi
a. Mempunyai tiga sepal, sepal bagian atas disebut sepal dorsa, sedangkan
b. Mempunyai tiga petal yang letaknya berselang seling dengan daun kelopak
bunga. Salah satu dari petal yang terletak di bawah berbentuk seperti lidah
16
yang disebut labellum (bibir bunga, membuat bentuk bunga menjadi serasi
c. Putik dan benang sari (bagian jantan dan betina) terdapat pada satu bagian
5. Buah
Buah anggrek berbentuk kapsul yang terbelah enam bagian. Ujung buah
lingkungannya.
Tanaman anggrek tersebar luas dari daerah tropis sampai daerah subtropis.
Umumnya tumbuh subur di daerah dataran sedang yang memiliki suhu siang hari
rata-rata 25o C dan suhu kelembapan udara sekitar 65 – 70%. Tingginya tingkat
terjadinya proses penguapan pada siang hari. Sedangkan untuk malam hari tingkat
kelembaban untuk anggrek tidak boleh terlalu tinggi, sebab hal ini akan
tanaman anggrek, keasaman media (Ph) yang baik adalah berkisar antara 5 – 6.
17
sinar matahari di bawah 50% dan ada pula yang toleran terhadap cahaya penuh
rumpun, kultur jaringan dan keiki (anakan yang keluar dari ruas tanaman yang
berada agak jauh dari pangkal tanaman). Masing-masing jenis anggrek tentu
Perkembangan kultur jaringan dimulai dari tahun 1838 ketika Schwan dan
Teori yang dikemukakan ini merupakan dasar dari pretekulasi Heberlandt pada
awal abad ke-20 yang menyatakan bahwa jaringan tanaman dapat diisolasi dan
tanaman secara vegetattif pertama ali dilaporkan oleh White tahun 1934, yakni
melalui kultur akar tanaman tomat. Setelah perang dunia II, perkembangan kultur
18
jaringan sangat cepat dan menghasilkan berbagai penelitian yang memiliki arti
disebut sebagai tissue culture yang sampai saat ini digunakan sebagai istilah
umum yang meliputi pertumbuhan kultur secara aseptik dalam wadah yang
umumnya tembus cahaya. Sering kali kultur disebut juga kultur in vitro yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Maka, kultur jaringan artinya suatu
teknik isolasi bagian-bagian tanaman seperti jaringan, organ, ataupun embrio, lalu
dikultur pada medium buatan yang steril sehingga bagian-bagian tanaman tersebut
mampu beregenerasi dan berdiferensiasi menjadi tanaman baru yang lengkap dan
mempunyai sifat seperti induknya (Sandra, 2003 : 1). Tujuan pokok dari
dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat, terutama untuk varietas-
Teknik kultur jaringan setiap sel dapat diinduksi untuk beregenerasi menjadi
individu tanaman lengkap dengan sifat genetik yang identik satu sama lain.
19
lebih lanjut sehingga dalam waktu singkat akan dihasilkan individu tanaman
2. Keseragaman genetik.
dihindarkan. Oleh karena itu, tanaman yang dihasilkan secara genetik akan
3. Kondisi aseptik.
virus di dalam kultur yang sehat. Namun, teknik kultur jaringan dapat
4. Seleksi tanaman.
superior tanaman.
Kualitas dan kondisi tanaman induk atau sumber bahan dapat berpengaruh
jaringan. Oleh karena itu, stok tanaman induk dapat dipelihara secara in vitro
20
dan sejumlah stok mikro dapat diperoleh selanjutnya diperakaran di dalam
sistem in vitro.
6. Lingkungan terkendali.
Kebutuhan akan ruang yang kecil dan mudahnya menciptakan keadaan yang
sesuai, menjadikan kultur in vitro sebagai suatu cara yang praktis untuk upaya
sepanjang tahun. Hal ini dikarenakan, teknik kultur jaringan tidak tergantung
dengan musim.
awal yang relatif besar, seperti pembuatan laboratorium dan peralatan lainnya.
21
tidak semua orang bisa melakukannya. Adapun dalam kegiatan kultur jaringan
tidak sedikit masalah-masalah yang muncul sebagai pengganggu dan bahkan jadi
Gangguan kultur jaringan dapat muncul dari bahan yang di tanam dari lingkungan
Permasalahan dalam kultur ada yang dapat diprediksi sebelumnya dan ada
pula yang sulit diprediksi kejadiannya. Untuk yang tidak dapat diprediksi cara
mengatasinya tidak dapat secara preventif tetapi diselesaikan setelah kasus itu
muncul. Adapun masalah dan pencegahan yang terjadi dalam kultur jaringan
yaitu:
1. Kontaminasi
Pencegahan:
jaringan.
benar.
2. Vitrifikasi
Vitrifikasi adalah suatu istilah masalah pada kultur jaringan yang ditandai
oleh:
22
b. Pertumbuhan batang cenderung ke arah penambahan diameter.
Pencegahan:
d. Menurunkan pH menjadi 4
3. Praperlakuan
persyaratan kegiatan praperlakuan. Pada kasus ini masalah akan muncul bila
4. Lingkungan Mikro
Masalah lingkungan mikro incubator juga tidak bisa diabaikan karena ini
optimalisasi pertumbuhan eksplan. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi dapat
menggunakan botol saus yang ujungnya diberi tutup karet dengan satu lubang
udara di luar dan di dalam botol dapat disaring. Sebelum botol-botol kultur
23
diisi dengan media kultur, botol dibersihkan dengan cara dicuci mengunakan
sabun cuci cair. Setelah botol-botol selesai dicuci kemudian ditempatkan pada
rak yang telah tersedia dengan cara terbalik, agar botol benar-benar bebas dari
air. Tutup-tutup yang terbuat dari karet dipersiapkan untuk menutup botol
menggunakan autoklaf.
Ada dua macam media yaitu media padat dan media cair. Media padat
umumnya berupa padatan gel, nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair
adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau
Sebelum melakukan pekerjaan kultur jaringan, ada beberapa tahap yang harus
dasr dalam pembentukan kalus. Pada dasarnya semua bagian tanaman dapat
digunakan sebagai sumber bahan tanam untuk kultur jaringan. Namun tidak
yang digunakan untuk kultur jaringan anggrek biasanya berasal dari buah
anggrek yang sudah masak. Buah anggrek dendrobium akan masak antara 2-3
24
bulan, setelah itu diambil bijinya untuk dikulturkan. Atau bisa juga dengan
dalam jumlah besar dan waktu yang relatif singkat. Perkecambahan biji
anggrek dalam kondisi in vivo menunjukan daya kecambah dan daya tumbuh
utuh yang baru dan memiliki kualitas yang sama dengan induknya. Bahan
tanam yang akan dikulturkan sebaiknya diambil dari tanaman yang sehat dan
memiliki kualitas yang bagus. Syarat-syarat eksplan yang baik adalah bebas
dari hama dan penyakit tanaman, asalkan induknya bagus, mempunyai hasil
yang bagus serta berproduksi tinggi. Dari pemilihan bahan tanam (eksplan)
4. Sterilisasi
tempat yang steril, yaitu di laminar air flow dan menggunakan alat-alat yang
yang melakukan kultur jaringan juga harus steril. Sterilisasi bertujuan untuk
tiga tahap, yaitu sterilisasi alat dan media, sterilisasi alat penabur, dan
sterilisasi eksplan.
25
a. Sterilisasi alat dan media
Alat-alat yang akan digunakan untuk kultur jaringan setelah dicuci dan
ke dalam laminar air flow, botol-botol yang sudah berisi media harus
botol yang sudah berisi media, bahan tanam (eksplan), dan alat-a;at
c. Sterilisasi eksplan
26
4) Selanjutnya dicuci bersih dengan aquades steril sebanyak 3-5 kali,
disediakan.
5. Penanaman eksplan
di dalam laminar air flow dengan kondisi aseptik. Mengambil botol media
dengan membuka tutup botol dan membakar mulut botol diatas lampu spirtus.
dalam otol yang sudah ada medianya hingga merata. Setelah itu mulut botol
6. Pengakaran
dilakukan mulai berjalan dengan baik. Eksplan yang sudah ditanam di dalam
botol yang berisi media kemudian diletakkan pada rak khusus di dalam
eksplan sudah berkembang dengan baik dan tumbuh menjadi planlet maka
karena nutrisi makanan di dalam media sudah habis, sedangkan planlet masih
membutuhkan makanan untuk tumbuh menjadi tanaman utuh. Maka dari itu
27
dilakukan penjarangan dengan cara memndahkan planlet dari media lama ke
eksplan di ruang penabur yang steril, serta segala peralatan yang digunakan
7. Aklimatisasi
dan masih lemah sehingga mudah mati jika ditanam di habitat aslinya yang
dalam botol belum dapat beradaptasi dengan baik karena helaiannya tipis dan
a. Memilih bibit anggrek yang sudah siap untuk di keluarkan dari botol.
b. Membuka tutup botol dan masukan air bersih. langkah ini bertujuan untuk
c. Mengeluarkan bibit dari botol dengan cara bagian batang ditarik lebih
d. Memcuci dan bersihkan bibit dari media agar, terutama bagian akar
dengan air bersih. apabila media agar masih melekat, maka akan dapat
28
membahayakan bibit, karena bisa menjadi tempat tumbuh jamur dan
bakteri.
e. Setelah bibit dicuci bersih, letakkan atau tiriskan diatas kertas koran
g. Meletakkan bibit yang sudah ditanam dalam kompot di tempat yang tidak
h. Jika bibit anggrek sudah dapat tumbuh dengan baik dalam kompot, bibit
6 bulan.
Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Krisan pada PT. Inggu Laut Abadi
menjelaskan bahwa PT. Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat hanya
didasarkan pada biaya aktual yang dikeluarkan perusahan dalam periode berjalan
(satu bulan), mulai dari kegiatan pembuatan media sebagai bahan baku dalam
29
Hasil perhitungan yang dilakukan, memperlihatkan adanya perbedaan
harga pokok antara metode perusahaan dengan perhitungan harga pokok metode
full costing maupun variable costing, baik sebelum maupun sesudah kenaikan
harga bahan kimia makro dan mikro. Metode variable costing dapat menghemat
sebesar Rp. 62.297 per bibtnya, sedangkan metode full costing justru
mrnghasilkan harga pokok yang lebih besar dibanding metode perusahaan, yaitu
sebesar Rp. 10.878 per bibitnya. Metode penetapan yang tepat adalah metode
variable costing karena akan menyebabkan harga jual yang rendah pula sehingga
Ragunan, Jakarta Selatan. Dapat diperoleh dari hasil penelitian bahwa hasil
perhitungan antara metode Variable Costing dengan Full Costing tidak ada
perbedaan saat produksi 2000 bibit, namun terdapat perbedaan saat produksi
dinaikan menjadi 4000 bibit. Harga pokok produksi saat kenaikan produksi
bertambah 2000 menjadi 4000 bibit dengan metode Variable Costing memiliki
nilai terkecil dibandingkan dengan metode Full Costing. Metode Variable Costing
menjadi alternatif yang paling baik untuk digunakan, karena saat kenaikan
produksi hanya menghitung biaya yang bersifat variable saja, sedangkan untuk
30
produksi meises pada perusahaan dan menganalisis kisaran harga berapa yang
dapat diterima konsumen, serta menganalisis rentang harga optimum dari sisi PT
produksi meises coklat 818 Biru dengan menggunakan metode full costing
periode tahun 2006 lebih tinggi dari pada harga pokok produk dengan metode PT
dan biaya variabel. Analisis sensitivitas harga terhadap pelanggan dengan jumlah
pembelian kurang dari 60 dus per pesanan yaitu harga ideal meises coklat 818
Biru per dus (12,5 kg) sebesar Rp. 83.000 sampai dengan Rp. 84.000. Zona
fleksibilitas terhadap pelanggan dengan jumlah pembelian kurang dari 60 dus per
produksi bibit tanaman anggrek dendrobium pada Kebun Bibit dan Laboratorium
Kultur Jaringan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Terkait dengan tujuan sosial kebun
bibit yang ingin memiliki harga jual yang dapat dijangkau petani dan
menguntungkan juga bagi kebun bibit. Tetapi terdapat masalah yang sangat
berpengaruh yaitu tidak adanya metode harga pokok produksi bibit tanaman
anggrek yang tepat sehingga tidak ada acuan mengenai harga jual. Oleh karena
itu, diperlukan suatu metode penetapan harga pokok produksi yang tepat guna
membantu perusahaan dalam memperkirakan harga jual per bibit yang diproduksi.
31
Permasalahan dapat dianalisis dengan mengawali identifikasi penetapan
menggunakan metode full costing dan variable costing. Kemudian hasil analisis
dengan kedua metode ini akan dipilih yang paling tepat dengan memperoleh harga
perusahaan, sehingga diharapkan dapat sesuai dengan daya beli semua kalangan.
Selanjutnya dapat ditetapkan harga pokok produksi yang tepat bagi perusahaan
untuk kemudian digunakan dalam acuan harga jual perbibit yang diproduksi.
Untuk lebih jelasnya bagan kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1 sebagai
Identifikasi Komponen-Komponen
Biaya Produksi
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Lebak Bulus Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta, Lokasi ini terletak di Jln. Raya
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu data berupa angka-angka atau numerik tertentu yang berasal dari sumber
data yang digunakan pada penelitian ini. Sumber data yang digunakan adalah data
primer. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya dengan
cara diambil dan dicatat. Data primer didapat melalui wawancara langsung dengan
33
muka dengan karyawan dan penanggung jawab kebun, guna memperoleh
biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan untuk memproduksi bibit tanaman anggrek,
anggrek, peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk memproduksi bibit tanaman
penelitian ini adalah metode Full Costing dan Variable Costing. Penggunaan
kedua metode ini bertujuan untuk membandingkan harga pokok produksi mana
yang akan memberikan harga pokok produksi per unit terendah. Pemilihan harga
pokok produksi ini didasarkan ada tujuan sosial kebun bibit, yaitu harga jual yang
dapat dijangkau semua kalangan. Metode ini menghasilkan harga pokok produksi
per unit dan sesuai dengan kondisi kebun bibit akan dipilih sebagai metode harga
pokok produksi bagi kebun bibit lebak bulus. Harga pokok produksi yang sesuai
keutungan bagi kebun bibi dan harga jual yang layak untuk konsumen. Sehingga
diharapkan akan menarik konsumen. Data yang diperoleh diolah secara manual
34
3.4.1 Metode Full Costing
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produksi yang
full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran,
biaya administrasi dan umum) (Mulyadi, 2009: 17). Harga pokok produksi
35
seperti perhitungan dengan metode full costing, namun ketika terjadi penambahan
jumlah produksi anggrek dendrobium maka biaya yang ditambahkan hanya biaya
variabelnya saja, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead variabel. Biaya produk yang dihitung dengan pendekatan
variable costing terdiri dari unsur pokok produksi variabel (biaya bahan baku ,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel), ditambah dengan
variabel,) dan biaya tetap (Biaya overhead tetap, biaya pemasaran tetap, biaya
administrasi dan umum tetap) (Mulyadi, 2009: 18). Biaya overhead yang
1. Biaya adalah seluruh pengeluaran untuk usaha yang sedang dijalankan oleh
36
2. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga
kerja manusia tersebut, yang termasuk biaya tenaga kerja yaitu gaji karyawan
3. Biaya overhead (BO) sesungguhnya terjadi pada saat produksi terdiri atas
laboratorium.
4. Bahan baku yang dimaksud adalah bahan baku dalam memproduksi bibit
tanaman anggrek. Biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang dipakai
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Keadaan Umum Lokasi Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus
Benih dan Proteksi Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan terletak di
Jln. Pertanian Raya No. 47 wilayah Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak,
Jakarta Selatan. Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus terletak pada daerah
memanjang dari arah utara ke selatan. Jenis tanah di sekitar areal kebun adalah
latosol merah. Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus mempunyai volume
matahari sebesar 60,3% suhu rata-rata bulanan adalah 29oC dan kelembaban rata-
Sejak tahun 2014 instansi ini bernama Kebun dan Laboratorium Kultur
Jaringan Lebak Bulus Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman yang
Pertanian (PUSP2) Jakarta. Berdasarkan surat Peraturan Daerah No.7 tahun 1995
tentang organisasi dan tata kerja Dinas Pertanian DKI Jakarta di bawah
pengawasan Dinas Pertanian DKI Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang tercantum dalam Surat Keputusan Gubernur No. 281 tahun 1997,
38
sebelumnya berfungsi sebagai laboratorium penanganan pasca panen di bawah
PUSP2 dan sekarang berganti fungsi menjadi laboratorium kultur jaringan sampai
saat ini.
Visi Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus adalah “ Unggul dan
terdepan sebagai penghasil benih unggul dan bermutu serta kawasan wisata agro
terkemuka di Indonesia “
1. Mendukung Visi dan Misi Dinas Pertanian Provinsi DKI Jakarta dalam
kebun.
39
4.4 Sarana dan Prasarana Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus
Sarana dan prasarana yang ada di Kebun Bibit Lebak Bulus terdiri dari
beberapa bangunan. Luas dari lahan Kebun Bibit Lebak Bulus yaitu seluas 1,4
Ha. Areal ini terdiri dari beberapa bangunan, yaitu pos satpam, green house,
gudang, rumah dinas, ruang kantor, museum, laboratorium, dapur, toilet, saung,
dan mushollah. Selain bangunan dan ruangan, Kebun Bibit juga memiliki
4.5 Tugas dan Fungsi Organisasi Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak
Bulus
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahan dalam
secara formal. Dalam kegiatannya, organisasi Kebun Bibit Lebak Bulus dikepalai
Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus berada di bawah tanggung jawab
Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI
Jakarta
No. 161 tahun 2010 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Pusat
40
melaksanakan pembenihan tanaman pangan dan proteksi tanaman. Untuk
percobaan.
n. Penyiapan bahan laporan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang terkait
41
4.6 Komoditi yang diusahakan
Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak Bulus ini memiliki
banyak komoditi yang diusahakan. Komoditi yang diusahakan oleh Kebun Bibit
a. Pisang
Terdapat banyak jenis komoditi pisang yang diusahakan di Kebun Bibit dan
b. Anggrek Dendrobium
Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus ini. Terdapat beberapa jenis komoditi
c. Jati
42
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
dendrobium adalah suatu analisis yang didasarkan pada harga-harga riil dari apa
yang sebenarnya terjadi di Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus. Hal yang
akan dianalisis adalah biaya yang dikeluarkan kebun bibit untuk memproduksi
bibit tanaman anggrek dendrobium. Selain itu, analisis penetapan harga pokok
produksi juga akan memberikan harga acuan untuk penentuan harga jual bibit
pada Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus diklasifikasikan dalam biaya
variabel dan biaya tetap. Adapun faktor-faktor dalam biaya variabel yaitu biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya tetap meliputi biaya
biaya alat, biaya penyusutan (mesin, dan bangunan), biaya listrik, biaya telepon
dan lain-lain.
43
5.1.1.1 Biaya Bahan Baku
dendrobium bukan suatu hal yang bersifat rahasia. Hampir semua perusahaan
bibit menggunakan bahan baku yang sama. Hanya saja, Kebun Bibit Lebak Bulus
ini menggunakan polong anggrek yang mengandung ribuan biji dan bahan
penolong lainnya yang nantinya akan diproses dengan teknik kultur jaringan.
dendrobium adalah biji anggrek yang sudah masak, yang diperoleh dari tanaman
indukan anggrek. Bahan baku dalam proses produksi bibit tanaman anggrek
dendrobium pada Kebun Bibit Lebak Bulus terinci pada Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6,
Tabel 4. Bahan Baku Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium dalam Botol
(seedling) pada Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus.Tahun 2019.
No. Bahan Baku Kebutuhan Satuan Isi Harga/ Harga Total
Kemasan Kemasan Kebutuhan
(Rp) (Rp)
1. Buah Anggrek 1 Pohon 1 75.000 75.000
2. Kristalon 800 g 400 30.000 60.000
3. (NH4)2 SO4 200 g 200 5.000 5.000
4. KH2PO4 90 g 10 23.000 207.000
5. MgSO4 50 g 50 5.000 5.000
6. Air Kelapa 18.000 ml 500 10.000 360.000
7. Agar-agar 2.660 g 7 4.000 1.520.000
8. Pisang 28 kg 1 15.000 420.000
9. Charcoal 1.000 g 1.000 500.000 500.000
10. Thiamine 375 g 25 500.000 7.500.000
11. NAA 200 g 100 35.000 70.000
12. Sukrosa 10.500 g 500 150.000 3.150.000
13. Minyak Ikan 400 ml 100 65.000 260.000
14. Sabun Cuci Cair 3.200 ml 1.600 25.000 50.000
15. Clorox 24 liter 4 45.000 270.000
16. Aquades 228 liter 19 20.000 240.000
Total 14.692.000
Sumber: Data Primer (Diolah)
44
Selama tahun 2019 total biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan
bijinya untuk diperbanyak dengan teknik kultur jaringan, selain itu dalam
yang berperan penting untuk proses pengakaran dan bahan pendukung lainnya
untuk bibit dapat hidup bersama dan bibit anggrek menjadi kuat untuk
menghadapi suasana lingkungan baru. Bibit yang dikeluarkan dicuci bersih di air
untuk media tanamnya menggunakan pecahan genting dan pakis. Cacahan pakis
yang sudah ada direndam ke dalam larutan fungisida dan bakterisida agar
terhindar dari kontaminasi. Untuk membuat kompot dibutuhkan 6400 bibit, dalam
1 botol terdapat 25 bibit dengan harga Rp. 1.000/bibit anggrek. Biaya yang
45
dikeluarkan untuk memproduksi kompotan anggrek dendrobium ini adalah
sebesar Rp. 18.932.000 dengan hasil 6.400 kompot tanaman anggrek dendrobium.
kompot yang bertujuan agar bibit anggrek dapat menjadi lebih kuat lagi. Bibit
dengan media tanam kaliandra. Kaliandra bagus digunakan sebagai media tanam
pertumbuhan yang prima dan anggrek dapat berbunga lebih cepat. Dalam setahun
Kebun Bibit Lebak Bulus mampu menghasilkan 78.000 bibit dalam pot individu.
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bibit tersebut adalah sebesar Rp.
kompot terdapat 25 bibit dengan harga R.p 20.000/kompot., kaliandra 3.000 kg,
bakterisida 5.000 gr, ZPT 1800 ml, unsur hara makro 1800 gr, dan insektisida
1800 ml.
Tabel 6. Bahan Baku Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium dalam Pot
Individu Diameter 8 cm pada Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak
Bulus Tahun 2019.
No. Bahan Baku Kebutuhan Satuan Isi Harga/ Harga Total
Kemasan Kemasan (Rp) Kebutuhan (Rp)
1. Kaliandra 3.000 kg 5 15.000 9.000.000
2. Bakterisida 5.000 g 500 70.000 700.000
3. ZPT 1800 ml 100 9.000 162.000
4. Unsur Hara 1800 g 100 25.000 450.000
Mikro
5. Insektisida 1800 ml 100 30.000 540.000
6. Bibit 3120 Kompo 25 20.000 2.496.000
t
Total 13.348.000
Sumber: Data Primer (Diolah)
cm menggunakan bahan baku media tanam arang. Arang dapat membuat daerah
46
pertumbuhan anggrek dengan kelembapan yang tinggi, karena arang tidak
mengikat air dalam jumlah yang banyak. Sebelum digunakan sebagai media
memudahkan untuk ditempatkan di dalam pot. Dalam setahun Kebun Bibit Lebak
Bulus mampu memproduksi 34.700 tanaman anggrek diameter 15cm. Total biaya
Tabel 7. Bahan Baku Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Remaja Pot
Diameter 15 cm pada Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus
Tahun 2019.
No. Bahan Baku Kebutuhan Satuan Isi Harga/ Harga Total
Kemasan Kemasan (Rp) Kebutuhan (Rp)
1. Arang 7.000 kg 35 50.000 10.000.000
2. Bakterisida 5.000 g 500 70.000 700.000
3. ZPT 1800 ml 100 9.000 162.000
4. Unsur Hara 1800 g 100 25.000 450.000
Mikro
5. Insektisida 1800 ml 100 30.000 540.000
6. Bibit 34.700 bibit 1 5000 173.500.000
Total 185.352.000
Sumber: Data Primer (Diolah)
memiliki bahan baku yang sama dengan tanaman anggrek dendrobium remaja
ukuran 15 cm, yakni menggunakan bahan baku media tanam arang. Dalam
setahun Kebun Bibit Lebak Bulus mampu memproduksi 21.920 tanaman anggrek
diameter 20 cm. Total biaya bahan baku yang dibutuhkan adalah sebesar
Rp.337.652.000,-
47
Tabel 8. Bahan Baku Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Dewasa Pot
Diameter 20 cm pada Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus Tahun
2019.
No. Bahan Kebutuhan Satuan Isi Harga/ Harga Total
Baku Kemasan Kemasan (Rp) Kebutuhan (Rp)
1. Arang 4.900 kg 35 50.000 7.000.000
2. Bakterisida 5.000 g 500 70.000 700.000
3. ZPT 1800 ml 100 9.000 162.000
4. Unsur 1800 g 100 25.000 450.000
Hara
Mikro
5. Insektisida 1800 ml 100 30.000 540.000
6. Bibit 21.920 bibit 1 15.000 337.652.000
Total
Sumber: Data Primer (Diolah)
memproduksi lima jenis bibit tanaman anggrek dendrobium pada Kebun Bibit dan
Laboratorium Lebak Bulus pada tahun 2019 adalah sebesar Rp. 569.976.000,-
dengan rincian biaya produksi untuk bibit tanaman anggrek dendrobium botolan
sebesar Rp. 14.692.000, bibit tanaman anggrek dendrobium kompotan sebesar Rp.
bibit tanaman anggrek dendrobium pot 15 cm sebesar Rp. 185.352.000, dan bibit
48
5.1.1.2 Tenaga Kerja
Perhitungan biaya tenaga kerja diperoleh dari biaya yang dikeluarkan oleh
Kebun Bibit Lebak Bulus untuk tenaga kerja langsung berhubungan dengan
proses produksi. Kebun Bibit Lebak Bulus membutuhkan tenaga kerja sebanyak
tujuh orang dengan masing-masing tugas. Kebutuhan tenaga kerja dan besaran
biaya yang dikeluarkan Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak
Bulus selama tahun 2019 dapat dilihat secara terperinci pada Tabel 10.
Tabel 10. Biaya Tenaga Kerja Langsung Produksi Bibit Tanaman Anggrek pada
Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak Bulus Tahun
2019.
No Tenaga Kerga Kebutuhan Jumlah Upah Total
(Orang) Hari Kerja Harian Upah/Produksi
(Hari) (Rp/Orang) (Rp)
1. Persiapan Botol 1 48 150.000 7.200.000
Kultur
2. Pembuatan 1 36 150.000 5.400.000
Media
3. Penanaman 2 144 150.000 43.200.000
4. Pemindahan 1 60 150.000 9.000.000
5. Pemeliharaan 1 288 150.000 43.200.000
Total Biaya 108.000.000
Sumber: Data Primer (Diolah)
langsung selama tahun 2019 mencapai Rp. 108.000.000,- dengan hari kerja
berjumlah 288 hari kerja. Kebutuhan tenaga kerja terbanyak pada kegiatan
Tenaga kerja yang bertugas dalam persiapan botol kultur berjumlah satu
orang. Botol-botol yang digunakan ujungnya diberi tutup karet dengan satu
49
lubang ditengahnya. Lubang tersebut diberi tutup dengan kapas agar sirkulasi
udara di luar dan di dalam botol dapat disaring. Sebelum botol-botol kultur diisi
dengan media kultur, botol dibersihkan dengan cara direndam air yang dicampur
dengan clorox, setelah direndam botol dicuci dengan sabun cuci menggunakan
sikat botol. Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini 48 hari kerja.
Tenaga kerja yang bertugas dalam pembuatan media berjumlah satu orang.
Media merupakan unsur salah satu faktor penting dalam perbanyakan dengan
kultur jaringan. Media yang di buat adalah media padat Konsen C. Media Konsen
C biasanya digunakan untuk dalam proses kultur jaringan dimana yang bertujuan
hari kerja.
Kebun Bibit Lebak Bulus Jakarta melakukan penanaman dengan cara kultur
jaringan dengan kurun waktu 144 hari. Dalam setiap harinya pekerja mampu
satu orang tenaga kerja. Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini adalah 60
hari.Pada bagian pemeliharaan diperlukan satu orang tenaga kerja yang setiap
dilakukan dari mulai kompot sampai menjadi anggrek yang sudah berbunga.
50
5.1.2 Penggunaan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung atau dikenal dengan istilah biaya overhead adalah
biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan
dalam biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung (Sugiri, 2002 : 265). Biaya
overhead disebut juga biaya produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua
biaya untuk membuat suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak
tidak langsung, dan bahan lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau
dibebankan langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir biaya. Berikut biaya
tidak langsung pada Kebun Bibit Lebak Bulus selama periode tahun 2019.
bibit tanaman anggrek sama seperti yang digunakan perusahaan bibit lain. Alat-
alat tersebut memiliki fungsi masing-masing yang digunakan tenaga kerja pada
Perhitungan biaya alat produksi terinci pada Tabel 11, Tabel 12, Tabel 13, Tabel
51
Tabel 11. Biaya Peralatan Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Botolan
(seedling) Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak Bulus
Tahun 2019.
No Jenis Biaya Jumlah Harga Harga Total Biaya Jumlah Total Biaya
. Persatuan Perolehan Hari Penggunaa Pemakaian/ Pemakaian/
(Rp) (Rp) n/Hari (Rp) Hari Produksi
(Rp)
1. Botol Kaca 10.000 2.000 20.000.000 288 69.444 96 6.666.667
Total 32.387.417
Sumber: Data Primer Diolah (2020)
botolan adalah botol kaca yang digunakan untuk tempat hasil subkultur bibit
tanaman anggrek dendrobium, botol selai untuk aquades, keranjang plastik besar,
bak, erlemeyer, kompor, panci, cawan petri, pinset lab, lampu bunsen, rak
penyimpanan, gelas ukur, teko ukur, baki, dan troli. Maka dari itu hasil
52
perhitungan biaya penggunaan alat produksi bibit tanaman anggrek dalam botol
Tabel 12. Biaya Peralatan Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Kompot
Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak Bulus Tahun
2019.
No Jenis Biaya Jumlah Harga Harga Total Biaya Jumlah Total Biaya
. Persatuan Perolehan Hari Penggunaan/ Pemakaian/ Pemakaian/Pr
(Rp) (Rp) Hari (Rp) Hari oduksi (Rp)
dipindahkan ke kompotan terdiri dari bak yang digunakan untuk menampung air
saat membersihkan bibit dari dalam botol, baki yang digunakan untuk bibit yang
sudah bersih, pot tanah sebagai wadah bibit saat ditanam, dan handsprayer untuk
sebagai wadah untuk media tanam bibit anggrek dendrobium dan selang air untuk
53
Tabel 13. Biaya Peralatan Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Individu
Pot Diameter 8cm di Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan
Lebak Bulus Tahun 2019.
No Jenis Biaya Jumlah Harga Harga Total Biaya Jumlah Total Biaya
. Persatuan Perolehan Hari Penggunaan/ Pemakaian/ Pemakaian/
(Rp) (Rp) Hari (Rp) Hari Produksi (Rp)
untuk biaya pot tanah liat sebanyak 37.400 pot yang digunakan sebagai wadah
bibit tanaman anggrek dendrobium dan satu buah selang air untuk menyiram
tanaman anggrek.
Tabel 14. Biaya Peralatan Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Remaja
Pot Diameter 15 cm di Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan
Lebak Bulus Tahun 2019.
No. Jenis Biaya Jumlah Harga Harga Total Biaya Jumlah Total Biaya
Persatuan Perolehan Hari Penggunaan/ Pemakaian/ Pemakaian/
(Rp) (Rp) Hari (Rp) Hari Produksi (Rp)
Pot Tanah
1. 37.400 5.000 187000000 288 649305,6 96 62.333.333
Liat
2. Selang Air 1 500.000 500.000 288 1736,111 192 333.333,3
yang digunakan sama dengan peralatan untuk bibit tanaman anggrek dendrobium
diameter 15 cm yakni pot tanah liat dengan diameter 20 cm sebanyak 21.920 pot
54
Tabel 15. Biaya Peralatan Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Dewasa
Pot Diameter 20 cm di Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan
Lebak Bulus Tahun 2019.
No. Jenis Biaya Jumlah Harga Harga Total Biaya Jumlah Total Biaya
Persatuan Perolehan Hari Penggunaan/ Pemakaian/ Pemakaian/
(Rp) (Rp) Hari (Rp) Hari Produksi (Rp)
Pot Tanah
1. 21.920 5.000 109.600.000 288 380.555,6 144 54.800.000
Liat
memproduksi lima jenis bibit tanaman anggrek dendrobium pada Kebun Bibit dan
Laboratorium Lebak Bulus pada tahun 2019 adalah sebesar Rp. 185.780.417,-
garis lurus yang mana besaran biaya penyusutan diperoleh dari total harga
perolehan dikurangi nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis barang.
55
Biaya yang dikeluarkan dalam membuat bangunan dan pembelian peralatan
produksi tergolong besar setelah biaya tenaga kerja. Nilai sisa diasumsikan 10%
dari harga perolehan pada alat yang mempunyai nilai sisa, sedangkan umur
ekonomis didapat dari hasil wawancara dengan pelaksana produksi bibit di Kebun
autoclave, laminar airflow, dan shaker 10 tahun. Sehingga dapat ditotal biaya
56
Tabel 18. Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Individu, Diameter 15 cm, Diameter 20 cm Pada Kebun
Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak Bulus Tahun 2019.
No Jenis Biaya Jumlah Total Harga Umur Penyusutan/Thn
. (Unit) Perolehan Ekonomis (Rp)
(Rp) (Tahun)
1. Power 2 4.000.000 5 720.000
Sprayer
Total Biaya 720.000
Sumber: Data Primer (Diolah)
anggrek dendrobium hanya biaya peralatan power sprayer yang memiliki umur
ekonomis 5 tahun dengan total biaya menggunakan metode garis lurus sebesar Rp.
lampiran
untuk produksi bibit tanaman anggrek dendrobium pada Kebun Bibit Lebak Bulus
Laboratorium Kultur Jaringan Lebak Bulus selama tahun 2019 adalah sebesar
57
yang digunakan untuk proses produksi bibit tanaman anggrek dendrobium dalam
botol yang memiliki nilai ekonomis 20 tahun dan greenhouse yang digunakan
untuk proses produksi bibit tanaman anggrek kompotan, individu pot 8 cm,
sisa yang kemudian dibagi umur ekonomis. Nilai sisa pada perhitungan kali ini
Biaya lainnya pada Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus dalam
memproduksi bibit tanaman anggrek dendrobium terdiri dari biaya listrik dan
telepon. Dalam satu bulan mencapai Rp. 9.000.000,- dan didapat dalam satu tahun
Tabel 20. Biaya Lain Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Pada Kebun
Bibit Lebak Bulus
No. Jenis Overhead Biaya (Rp/bulan) Biaya/Thn (Rp)
1. Listrik 9.000.000 108.000.000
2. Telepon 150.000 1.800.000
Total Biaya 109.800.000
Sumber: Data Primer Diolah (2020)
biaya overhead lainnya pada listrik dan telepon diambil dari biaya rata-rata listrik
dan telepon selama setahun. Untuk listrik sebesar Rp. 9.000.000,-/bulan. Sehingga
didapat setiap tahun biaya yang dikeluarkan untuk listrik dan telepon adalah
58
5.2 Produksi dan Pendapatan
Kebun Bibit Lebak Bulus dalam satu tahun mampu menghasilkan 10.000
botol bibit tanaman anggrek dendrobium, 6.400 kompotan, 78.000 individu pot
8cm, 37.400 anggrek remaja pot diameter 15 cm, dan 21.920 anggrek dewasa
tersebut sebagian untuk pelayanan dan sebagian lagi dijual langsung ditempat
Selama ini hasil produksi bibit tanaman anggrek tersebut dijual dengan
Rp. 15.000/pot diameter 15 cm, dan Rp. 20.000/pot 20 cm. Dengan penggunaan
enam orang tenaga kerja untuk memproduksi bibit tanaman anggrek dendrobium.
Para pekerja tersebut diberikan upah Rp. 150.000,-/hari kerja. Jika dengan harga
jual yang ditetapkan Kebun Bibit Lebak Bulus dengan metode harga pokok
untuk bibit botolan. Berikut Tabel 21 yang berisi rincian jumlah yang dihasilkan
Berdasarkan data pada Tabel 21, produksi yang dihasilkan Kebun Bibit
Lebak Bulus mencapai 10.000 bibit botolan selama satu tahun produksi. Total
biaya produksi yang dikeluarkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus pada tahun 2019
Lebak Bulus dari hasil produksi 10.000 bibit botolan pada tahun 2019 adalah
59
Tabel 21. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Botolan
Pada Kebun Bibit Lebak Bulus Tahun 2019.
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 10.000 Botol
2. Harga Jual 25.000 Rupiah
3. Penerimaan 250.000.000 Rupiah
4. Biaya Produksi 229.763.679 Rupiah
5. Pendapatan 20.236.321 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
Berdasarkan data pada Tabel 22, produksi yang dihasilkan Kebun Bibit
Lebak Bulus mencapai 6.400 bibit kompot selama satu tahun produksi. Total
biaya produksi yang dikeluarkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus pada tahun 2019
adalah Rp. 63.991.667,-. Sehingga pendapatan yang diperoleh Kebun Bibit Lebak
Bulus dari hasil produksi 6.400 bibit kompot pada tahun 2019 adalah sebesar Rp.
64.008.333,-.
Tabel 22. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Kompot
Pada Kebun Bibit Lebak Bulus
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 6.400 Kompot
2. Harga Jual 20.000 Rupiah
3. Penerimaan 128.000.000 Rupiah
4. Biaya Produksi 63.991.667 Rupiah
5. Pendapatan 64.008.333 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
Berdasarkan data pada Tabel 23, produksi yang dihasilkan Kebun Bibit
Lebak Bulus mencapai 78.000 bibit individu selama satu tahun produksi. Total
biaya produksi yang dikeluarkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus pada tahun 2019
Lebak Bulus dari hasil produksi 78.000 bibit individu pot pada tahun 2019 adalah
60
sebesar Rp. 390.000.000,- dikurangi biaya produksi sebesar Rp. 109.001.333,-
Tabel 23. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Individu
Pot Diameter 8 cm Pada Kebun Bibit Lebak Bulus
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 78.000 Pot
2. Harga Jual 5.000 Rupiah
3. Penerimaan 390.000.000 Rupiah
4. Biaya Produksi 109.001.333 Rupiah
5. Pendapatan 280.998.667 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
Berdasarkan data pada Tabel 24, produksi yang dihasilkan Kebun Bibit
Lebak Bulus mencapai 37.400 bibit anggrek remaja pot diameter 15 cm selama
satu tahun produksi. Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh Kebun Bibit
Lebak Bulus pada tahun 2019 adalah Rp. 313.538.667,-. Sehingga pendapatan
yang diperoleh Kebun Bibit Lebak Bulus dari hasil produksi 37.400 anggrek
remaja pada tahun 2019 adalah sebesar Rp. 561.000.000,- dikurangi biaya
Tabel 24. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Remaja
Pot Diameter 15 cm Pada Kebun Bibit Lebak Bulus
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 37.400 Pot
2. Harga Jual 15.000 Rupiah
3. Penerimaan 561.000.000 Rupiah
4. Biaya Produksi 313.538.667 Rupiah
5. Pendapatan 247.461.333 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
Berdasarkan data pada Tabel 25, produksi yang dihasilkan Kebun Bibit
Lebak Bulus mencapai 21.920 bibit dewasa pot diameter 20 cm selama satu tahun
produksi. Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus
pada tahun 2019 adalah Rp. 458.305.333,-. Sehingga pendapatan yang diperoleh
61
Kebun Bibit Lebak Bulus dari hasil produksi 21.920 anggrek dewasa pada tahun
2019 adalah sebesar Rp. 548.000.000,- dikurangi biaya produksi sebesar Rp.
Tabel 25. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Dewasa
Pot Diameter 20 cm Pada Kebun Bibit Lebak Bulus
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 21.920 Pot
2. Harga Jual 25.000 Rupiah
3. Penerimaan 548.000.000 Rupiah
4. Biaya Produksi 458.305.333 Rupiah
5. Pendapatan 89.694.667 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
dalam perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dengan
penjumlahan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Didapat
harga pokok produksi Rp. 229.763.679,-. Berikut rincian perhitungan harga pokok
62
Tabel 26. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Botolan pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan
Pendekatan Full Costing Tahun 2019.
Biaya Produksi Kuantitas Harga Total Biaya Total (Rp)
Satuan (Rp/produksi)
Total Biaya Bahan Baku 14.692.000
Biaya Tenaga Kerja 4 150.000 55.800.000
Langsung (Orang)
Total Biaya Penggunaan Alat Produksi 32.387.417
Biaya Penyusutan Mesin 37.784.280
Listrik 64.800.000
Telepon 1.800.000
Biaya Penyusutan 22.500.000
Bangunan
Total Biaya Lain dan Penyusutan Bangunan 89.100.000
Total Biaya Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium 229.763.679
Botolan Tahun 2019
Jumlah Produk Bibit 10.000 Bibit Botolan 10.000
(Jadi)
Harga Pokok Total Biaya / Jumlah Produk (Bibit) 22.976
Produksi (Rp/Botol) 229.763.679/ 10.000
Harga Jual Bibit Dengan Keuntungan 20% 27.571
Total Biaya Produksi Bibit Dengan Penambahan Unit Sebanyak 459.527.394
10.000
Harga Pokok Produksi Dengan Penambahan Jumlah Unit 22.976
Produksi Menjadi 20.000 Bibit Botolan
Harga Jual Bibit Dengan Keuntungan 20% 27.571
Sumber: Data Primer (Diolah)
tanaman anggrek dendrobium botolan pada Kebun Bibit Lebak Bulus tahun 2019
langsung (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung) dan biaya tidak langsung
(biaya overhead). Produksi yang dihasilkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus selama
periode tahun 2019 sebesar 10.000 bibit botolan. Maka harga pokok produksi
bibit tanaman anggrek dendrobium per botolan adalah Rp. 229.763.679,- dibagi
63
10.000 bibit sehingga menghasilkan Rp. 22.976,- dan dapat dijual dengan harga
Rp. 27.571,- per botolnya jika keuntungan yang diinginkan adalah sebesar 20%
per botolnya. Pendapatan hasil usaha bibit tanaman anggrek dendrobium botolan
dengan menggnakan metode full costing tahun 2019 disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Botolan
Pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan Metode Full Costing
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 10.000 Botol
2. Harga Jual 27.571 Rupiah
3. Penerimaan 275.710.000 Rupiah
4. Biaya Produksi 229.763.679 Rupiah
5. Pendapatan 45.946.321 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
Penerimaan yang diterima oleh Kebun Bibit Lebak Bulus dengan metode
harga pokok produksi full costing adalah sebesar Rp. 275.710.000,- dikurangi
dalam perhitungan HPP dengan metode Full Costing dengan penjumlahan biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Didapat harga pokok
produksi Rp. 63.991.667,-. Berikut rincian perhitungan HPP selama periode tahun
64
Tabel 28. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Kompot pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan
Pendekatan Full Costing Tahun 2019.
Biaya Produksi Kuantitas Harga Total Biaya Total (Rp)
Satuan (Rp/produksi)
Total Biaya Bahan Baku 18.932.000
Biaya Tenaga Kerja 1 150.000 9.000.000
Langsung (Orang)
Total Biaya Penggunaan Alat Produksi 14.459.667
Biaya Penyusutan Mesin -
Listrik 10.800.000
Telepon 1.800.000
Biaya Penyusutan 9.000.000
Bangunan
Total Biaya Lain dan Penyusutan Bangunan 21.600.000
Total Biaya Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium 63.991.667
Kompot Tahun 2019
Jumlah Produk Bibit 6.400 Kompot 6.400
(Jadi)
Harga Pokok Total Biaya / Jumlah Produk (kompot) 9.998
Produksi (Rp/Bibit) 63.991.667/ 6.400
Harga Jual Bibit Dengan Keuntungan 20% 11.997
Total Biaya Produksi Bibit Dengan Penambahan Unit Sebanyak 127.983.334
6.400
Harga Pokok Produksi Dengan Penambahan Jumlah Unit 9.998
Produksi Menjadi 12.800 Kompotan
Harga Jual Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Kompotan 11.997
Dengan Keuntungan 20%
Sumber: Data Primer (Diolah)
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 28, bahwa total biaya produksi bibit
tanaman anggrek dendrobium kompot pada Kebun Bibit Lebak Bulus tahun 2019
langsung (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung) dan biaya tidak langsung
(biaya overhead). Produksi yang dihasilkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus selama
periode tahun 2019 sebesar 6.400 bibit kompot. Maka harga pokok produksi bibit
65
tanaman anggrek dendrobium per kompot adalah Rp. 63.991.667,- dibagi 6.400
bibit sehingga menghasilkan Rp. 9.998,- dan dapat dijual dengan harga Rp.
11.997,- per kompot jika keuntungan yang diinginkan asdalah sebesar 20% per
dengan menggnakan metode full costing tahun 2019 disajikan pada Tabel 29.
Tabel 29. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Kompot
Pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan Metode Full Costing
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 6.400 Kompot
2. Harga Jual 11.997 Rupiah
3. Penerimaan 76.780.800 Rupiah
4. Biaya Produksi 63.991.667 Rupiah
5. Pendapatan 12.789.133 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
Penerimaan yang diterima oleh Kebun Bibit Lebak Bulus dengan metode
harga pokok produksi full costing adalah sebesar Rp. 76.780.800,- dikurangi total
dalam perhitungan HPP dengan metode full costing dengan penjumlahan biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Didapat harga pokok
66
Tabel 30. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Individu pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan
Pendekatan Full Costing Tahun 2019.
Biaya Produksi Kuantitas Harga Total Biaya Total (Rp)
Satuan (Rp/produksi)
Total Biaya Bahan Baku 13.348.000
Biaya Tenaga Kerja 1 150.000 43.200.000
Langsung (Orang)
Total Biaya Penggunaan Alat Produksi 21.133.333
Biaya Penyusutan Mesin 720.000
Listrik 10.800.000
Telepon 1.800.000
Biaya Penyusutan 18.000.000
Bangunan
Total Biaya Lain dan Penyusutan Bangunan 30.600.000
Total Biaya Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium 109.001.333
Individu Pot 8cm Tahun 2019
Jumlah Produk Bibit 78.000 78.000
(Jadi)
Harga Pokok Total Biaya / Jumlah Produk (Bibit) 1.397
Produksi (Rp/Bibit) 109.001.333/ 78.000
Harga Jual Bibit Dengan Keuntungan 20% 1.676
Total Biaya Produksi Bibit Dengan Penambahan Unit Sebanyak 218.002.666
78.000
Harga Pokok Produksi Dengan Penambahan Jumlah Unit 1.397
Produksi Menjadi 156.000
Harga Jual Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Individu 1.676
Dengan Keuntungan 20%
Sumber: Data Primer (Diolah)
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 30, bahwa total biaya produksi bibit
tanaman anggrek dendrobium individu pada Kebun Bibit Lebak Bulus tahun 2019
langsung (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung) dan biaya tidak langsung
(biaya overhead). Produksi yang dihasilkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus selama
periode tahun 2019 sebesar 78.000 bibit individu. Maka harga pokok produksi
67
bibit tanaman anggrek dendrobium per pot individu adalah Rp. 109.001.333,-
dibagi 78.000 bibit sehingga menghasilkan Rp. 1.397,- dan dapat dijual dengan
harga Rp. 1.676,- per pot individu jika keuntungan yang diinginkan asdalah
sebesar 20% per pot individu. Pendapatan hasil usaha bibit tanaman anggrek
Tabel 31. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Individu
Pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan Metode Full Costing
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 78.000 Pot
2. Harga Jual 1.676 Rupiah
3. Penerimaan 130.728.000 Rupiah
4. Biaya Produksi 109.001.333 Rupiah
5. Pendapatan 21.726.667 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
Penerimaan yang diterima oleh Kebun Bibit Lebak Bulus dengan metode
harga pokok produksi full costing adalah sebesar Rp. 130.728.000,- dikurangi
dalam perhitungan HPP dengan metode full costing dengan penjumlahan biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Didapat harga pokok
68
Tabel 32. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Remaja Pot Diameter 15cm pada Kebun Bibit Lebak Bulus
dengan Pendekatan Full Costing Tahun 2019.
Biaya Produksi Kuantitas Harga Total Biaya Total (Rp)
Satuan (Rp/produksi)
Total Biaya Bahan Baku 185.352.000
Biaya Tenaga Kerja 1 150.000 43.200.000
Langsung (Orang)
Total Biaya Penggunaan Alat Produksi 62.666.667
Biaya Penyusutan Mesin 720.000
Listrik 10.800.000
Telepon 1.800.000
Biaya Penyusutan 9.000.000
Bangunan
Total Biaya Lain dan Penyusutan Bangunan 21.600.000
Total Biaya Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium 313.538.667
Diameter Pot 15cm Tahun 2019
Jumlah Produk Bibit 37.400 37.400
(Jadi)
Harga Pokok Total Biaya / Jumlah Produk (Bibit) 8.383
Produksi (Rp/Bibit) 313.538.667/ 37.400
Harga Jual Bibit Dengan Keuntungan 20% 10.060
Total Biaya Produksi Bibit Dengan Penambahan Unit Sebanyak 627.077.334
37.400
Harga Pokok Produksi Dengan Penambahan Jumlah Unit 8.383
Produksi Menjadi 74.800
Harga Jual Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Individu 10.060
Dengan Keuntungan 20%
Sumber: Data Primer (Diolah)
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 32, bahwa total biaya produksi bibit
tanaman anggrek dendrobium remaja pot diameter 15 cm pada Kebun Bibit Lebak
Bulus tahun 2019 sebesar Rp. 313.538.667,-. Angka tersebut diperoleh dari
penjumlahan biaya langsung (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung) dan biaya
tidak langsung (biaya overhead). Produksi yang dihasilkan oleh Kebun Bibit
Lebak Bulus selama periode tahun 2019 sebesar 37.400 bibit pot diameter 15 cm.
69
Maka harga pokok produksi bibit tanaman anggrek dendrobium remaja per pot
menghasilkan Rp. 8.383,- dan dapat dijual dengan harga Rp. 10.060,- per pot
diameter 15 cm jika keuntungan yang diinginkan adalah sebesar 20% per pot
remaja pot diameter 15 cm dengan menggnakan metode full costing tahun 2019
Tabel 33. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Remaja
Pot Diameter 15cm Pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan Metode Full
Costing
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 37.400 Pot
2. Harga Jual 10.060 Rupiah
3. Penerimaan 376.244.000 Rupiah
4. Biaya Produksi 313.538.667 Rupiah
5. Pendapatan 62.705.333 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
Penerimaan yang diterima oleh Kebun Bibit Lebak Bulus dengan metode
harga pokok produksi full costing adalah sebesar Rp. 376.244.000,- dikurangi
dalam perhitungan HPP dengan metode full costing dengan penjumlahan biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Didapat harga pokok
70
produksi Rp. 458.305.333,-. Berikut rincian perhitungan HPP selama periode
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 34, bahwa total biaya produksi bibit
Lebak Bulus tahun 2019 sebesar Rp. 458.305.333,-. Angka tersebut diperoleh dari
penjumlahan biaya langsung (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung) dan biaya
71
tidak langsung (biaya overhead). Produksi yang dihasilkan oleh Kebun Bibit
Lebak Bulus selama periode tahun 2019 sebesar 21.920 bibit pot diameter 20 cm.
Maka harga pokok produksi bibit tanaman anggrek dendrobium per pot diameter
20.908,- dan dapat dijual dengan harga Rp. 25.090,- per pot diameter 20 cm jika
keuntungan yang diinginkan asdalah sebesar 20% per pot diameter 20 cm.
dengan menggnakan metode full costing tahun 2019 disajikan pada Tabel 35.
Tabel 35. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Pot
Diameter 20 cm Pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan Metode Full
Costing
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 21.920 Pot
2. Harga Jual 25.090 Rupiah
3. Penerimaan 549.972.800 Rupiah
4. Biaya Produksi 458.305.333 Rupiah
5. Pendapatan 91.667.467 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
Penerimaan yang diterima oleh Kebun Bibit Lebak Bulus dengan metode
harga pokok produksi full costing adalah sebesar Rp. 549.972.800,- dikurangi
menjumlahkan biaya variabel dan biaya tetap. Harga pokok bibit tanaman anggrek
72
produksi. Perhitungan harga pokok produksi bibit tanaman anggrek dendrobium
botolan tahun 2019 dengan menggunakan metode variable costing disajikan pada
Tabel 36.
yang akan digunakan dalam perhitungan menjadi dua yaitu biaya variabel dan
biaya tetap. Perhitungan dengan metode variable costing didapat total biaya
produksi bibit tanaman anggrek dendrobium botolan pada Kebun Bibit Lebak
Bulus tahun 2019 sebesar Rp. 229.763.697.-. Angka tersebut diperoleh dari
penjumlahan biaya variabel (biaya bahan baku, dan tenaga kerja langsung) dan
Produksi yang dihasilkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus selama periode
tahun 2019 sebanyak 10.000 bibit botolan. Maka harga pokok produksi bibit
anggrek per botolan didapat dari total harga pokok produksi sebesar Rp.
dan dapat dijual dengan harga Rp. 27.571,- per botol dengan keuntungan sebesar
20% per botolnya. Jika ada penambahan produksi maka perusahaan hanya
mengeluarkan biaya variabel saja, sedangkan untuk biaya tetap sudah dapat
terpenuhi pada saat produksi 10.000 bibit botol. Pada saat perusahaan menambah
produksi bibit menjadi 20.000 pada tahun yang sama maka total biaya produksi
sebesar Rp. 300.255.697,-. Harga pokok produksi per botol dengan produksi
20.000 bibit botol adalah sebesar Rp. 15.012,- maka dapat dijual dengan
73
Tabel 36. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Botolan pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan
Pendekatan Variable Costing Tahun 2019.
Jenis Biaya Biaya Produksi Kuantitas Biaya Satuan Total Biaya
(Rp) (Rp/Produksi)
Total Biaya 14.692.000
Bahan Baku
Biaya Variabel Biaya Tenaga 4 150.000 55.800.000
Kerja Langsung
(Orang)
Total Biaya Variabel 70.492.000
Total Biaya 32.387.417
Penggunaan
Alat Produksi
Biaya Tetap Biaya 10 37.784.280
Penyusutan
Mesin
Biaya Penyusutan Bangunan 22.500.000
Total Biaya Overhead Lainnya 66.600.000
Total Biaya Tetap 159.271.697
Total Biaya Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Pada 229.763.697
Tahun 2019
Jumlah Produk Jadi (Bibit Botolan) 10.000
Harga Pokok Produksi (Rp/Botol) 229.763.697/ 10.000 22.976
Harga Jual Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Botolan 27.571
(Rp/Botolan) dengan Keuntungan 20%
Total Biaya Produksi Bibit Botolan dengan Penambahan Unit 300.255.697
Sebanyak 10.000
Harga Pokok Produksi Dengan Penambahan Jumlah Unit 15.012
Produksi Menjadi 20.000 Bibit Botolan
Harga Jual Bibit Dengan Keuntungan 20% 18.014
Sumber: Data Primer (Diolah)
menggunakan metode variabel costing tahun 2019 disajikan pada Tabel 37.
74
Tabel 37. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Botolan
Pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan Metode Variable Costing.
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 20.000 Botol
2. Harga Jual 18.014 Rupiah
3. Penerimaan 360.280.000 Rupiah
4. Biaya Produksi 300.255.697 Rupiah
5. Pendapatan 60.024.303 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
menambah unit produksi sebanyak 10.000 bibit botol menjadi 20.000 bibit botol,
maka total biaya harga pokok produksi sebesar Rp. 300.255.697,- pendapatan
yang akan diperoleh Kebun Bibit Lebak Bulus dari penjualan bibit anggrek
sebesar 20% bibit tersebut dapat dijual dengan harga Rp. 18.014,- per botolnya.
pada Tabel 38. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 38, dengan menggolongkan
biaya yang akan digunakan dalam perhitungan menjadi dua yaitu biaya variabel
dan biaya tetap. Perhitungan dengan metode variable costing didapat total biaya
produksi bibit tanaman anggrek dendrobium kompotan pada Kebun Bibit Lebak
Bulus tahun 2019 sebesar Rp. 63.991.667.-. Angka tersebut diperoleh dari
penjumlahan biaya variabel (biaya bahan baku, dan tenaga kerja langsung) dan
75
Tabel 38. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Kompot pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan
Pendekatan Variable Costing Tahun 2019.
Jenis Biaya Biaya Produksi Kuantitas Biaya Total Biaya
Satuan (Rp) (Rp/Produksi)
Total Biaya Bahan 18.932.000
Baku
Biaya Variabel Biaya Tenaga 1 150.000 9.000.000
Kerja Langsung
(Orang)
Total Biaya Variabel 27.932.000
Total Biaya 14.459.667
Penggunaan Alat
Produksi
Biaya Tetap Biaya Penyusutan -
Mesin
Biaya Penyusutan Bangunan 9.000.000
Total Biaya Overhead Lainnya 12.600.000
Total Biaya Tetap 36.059.667
Total Biaya Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium 63.991.667
kompot Pada Tahun 2019
Jumlah Produk Jadi (Kompot) 6.400
Harga Pokok Produksi (Rp/kompot) 63.991.667/ 6.400 9.998
Harga Jual Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Kompot 11.997
(Rp/Kompot) dengan Keuntungan 20%
Total Biaya Produksi Bibit Kompot dengan Penambahan Unit 91.923.667
Sebanyak 6.400
Harga Pokok Produksi Dengan Penambahan Jumlah Unit 7.181
Produksi Menjadi 12.800 Kompot
Harga Jual Bibit Anggrek Dendrobium Kompot Dengan 8.617
Keuntungan 20%
Sumber: Data Primer (Diolah)
Produksi yang dihasilkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus selama periode
tahun 2019 sebanyak 6.400 kompotan. Maka harga pokok produksi bibit anggrek
per kompot didapat dari total harga pokok produksi sebesar Rp. 63.991.667,-
dibagi 6.400 bibit kompot sehingga menghasilkan Rp. 9.998,- dan dapat dijual
dengan harga Rp. 11.997,- per kompot dengan keuntungan sebesar 20% per
76
kompotnya. Jika ada penambahan produksi maka perusahaan hanya mengeluarkan
biaya variabel saja, sedangkan untuk biaya tetap sudah dapat terpenuhi pada saat
produksi 6.400 bibit kompot. Pada saat perusahaan menambah produksi bibit
menjadi 12.800 kompot pada tahun yang sama maka total biaya produksi sebesar
Rp. 91.923.667,- angka tersebut didapat dari penjumlahan total biaya produksi
yang sebelumnya sudah dihitung saat produksi 6.400 bibit kompot ditambah
dengan biaya variabel. Harga pokok produksi per kompot dengan produksi 12.800
kompot adalah sebesar Rp. 7.181,- maka dapat dijual dengan keuntungan yang
diharapkan yaitu 20% dengan harga Rp. 8.617,- per kompotnya. Berikut
Tabel 39. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Kompot
Pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan Metode Variable Costing.
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 12.800 Kompot
2. Harga Jual 8.617 Rupiah
3. Penerimaan 110.297.600 Rupiah
4. Biaya Produksi 91.923.667 Rupiah
5. Pendapatan 18.373.933 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
menambah unit produksi sebanyak 6.400 bibit kompot menjadi 12.800 bibit
kompot, maka total biaya harga pokok produksi sebesar Rp. 91.923.667,-
pendapatan yang akan diperoleh Kebun Bibit Lebak Bulus dari penjualan bibit
diharapkan sebesar 20% bibit tersebut dapat dijual dengan harga Rp. 8.617,- per
kompotnya.
77
5.4.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Individu Pot 8 cm dengan Metode Variable Costing.
individu tahun 2019 dengan menggunakan metode variabel costing disajikan pada
Tabel 40. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 40, dengan menggolongkan biaya
yang akan digunakan dalam perhitungan menjadi dua yaitu biaya variabel dan
biaya tetap. Perhitungan dengan metode variable costing didapat total biaya
produksi bibit tanaman anggrek dendrobium individu pada Kebun Bibit Lebak
Bulus tahun 2019 sebesar Rp. 109.001.333,-. Angka tersebut diperoleh dari
penjumlahan biaya variabel (biaya bahan baku, dan tenaga kerja langsung) dan
Produksi yang dihasilkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus selama periode
tahun 2019 sebanyak 78.000 pot individu. Maka harga pokok produksi bibit
anggrek per pot didapat dari total harga pokok produksi sebesar Rp. 109.001.333,-
dibagi 78.000 bibit individu sehingga menghasilkan Rp. 1.397,- dan dapat dijual
dengan harga Rp. 1.676,- per pot individu dengan keuntungan sebesar 20% per
potnya. Pada saat perusahaan menambah produksi bibit menjadi 156.000 bibit
pada tahun yang sama maka total biaya produksi sebesar Rp. 165.549.333,- angka
tersebut didapat dari penjumlahan total biaya produksi yang sebelumnya sudah
dihitung saat produksi 78.000 bibit pot individu ditambah dengan biaya variabel.
Harga pokok produksi per kompot dengan produksi 156.000 bibit adalah sebesar
Rp. 1.061,- maka dapat dijual dengan keuntungan yang diharapkan yaitu 20%
78
Tabel 40 Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Individu pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan
Pendekatan Variable Costing Tahun 2019.
Jenis Biaya Biaya Produksi Kuantitas Biaya Total Biaya
Satuan (Rp) (Rp/Produksi)
Total Biaya Bahan 13.348.000
Baku
Biaya Variabel Biaya Tenaga 1 150.000 43.200.000
Kerja Langsung
(Orang)
Total Biaya Variabel 56.548.000
Total Biaya 21.133.333
Penggunaan Alat
Produksi
Biaya Tetap Biaya Penyusutan 720.000
Mesin
Biaya Penyusutan Bangunan 18.000.000
Total Biaya Overhead Lainnya 12.600.000
Total Biaya Tetap 52.453.333
Total Biaya Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium 109.001.333
Individu Pada Tahun 2019
Jumlah Produk Jadi (Bibit) 78.000
Harga Pokok Produksi (Rp/Pot) 109.001.333/ 78.000 1.397
Harga Jual Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Individu 1.676
(Rp/Kompot) dengan Keuntungan 20%
Total Biaya Produksi Bibit Individu dengan Penambahan Unit 165.549.333
Sebanyak 78.000
Harga Pokok Produksi Dengan Penambahan Jumlah Unit 1.061
Produksi Menjadi 156.000 Bibit
Harga Jual Bibit Anggrek Dendrobium Individu Dengan 1.273
Keuntungan 20%
Sumber: Data Primer (Diolah)
individu menggunakan metode variable costing tahun 2019 disajikan pada Tabel
41.
79
Tabel 41. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Pot
Individu Pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan Metode Variable
Costing.
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 156.000 Pot
2. Harga Jual 1.273 Rupiah
3. Penerimaan 198.588.000 Rupiah
4. Biaya Produksi 165.549.333 Rupiah
5. Pendapatan 33.038.667 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
menambah unit produksi sebanyak 78.000 bibit individu menjadi 156.000 bibit
individu, maka total biaya harga pokok produksi sebesar Rp. 165.549.333,-
pendapatan yang akan diperoleh Kebun Bibit Lebak Bulus dari penjualan bibit
yang diharapkan sebesar 20% bibit tersebut dapat dijual dengan harga Rp. 1.273,-
Tabel 42. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 42, dengan menggolongkan biaya
yang akan digunakan dalam perhitungan menjadi dua yaitu biaya variabel dan
biaya tetap. Perhitungan dengan metode variable costing didapat total biaya
produksi bibit tanaman anggrek dendrobium pot 15 cm pada Kebun Bibit Lebak
Bulus tahun 2019 sebesar Rp. 313.538.667.-. Angka tersebut diperoleh dari
80
penjumlahan biaya variabel (biaya bahan baku, dan tenaga kerja langsung) dan
Produksi yang dihasilkan oleh Kebun Bibit Lebak Bulus selama periode
tahun 2019 sebanyak 37.400 pot 15 cm. Maka harga pokok produksi bibit anggrek
dendrobium remaja pot 15 cm didapat dari total harga pokok produksi sebesar Rp.
81
313.538.667,- dibagi 37.400 bibit pot 15 cm sehingga menghasilkan Rp. 8.383,-
dan dapat dijual dengan harga Rp. 10.060,- per pot 15 cm dengan keuntungan
sebesar 20% per potnya. Jika ada penambahan produksi maka perusahaan hanya
mengeluarkan biaya variabel saja, sedangkan untuk biaya tetap sudah dapat
terpenuhi pada saat produksi 37.400 bibit pot 15 cm. Pada saat perusahaan
menambah produksi bibit menjadi 74.800 bibit pada tahun yang sama maka total
penjumlahan total biaya produksi yang sebelumnya sudah dihitung saat produksi
37.400 bibit pot 15 cm ditambah dengan biaya variabel. Harga pokok produksi per
pot 15 cm dengan produksi 74.800 bibit adalah sebesar Rp. 7.247,- maka dapat
dijual dengan keuntungan yang diharapkan yaitu 20% dengan harga Rp. 8.696,-
per pot 15 cm. Berikut pendapatan hasil usaha bibit tanaman anggrek dendrobium
pot 15 cm menggunakan metode variable costing tahun 2019 disajikan pada Tabel
43.
Tabel 43. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Pot 15
cm Pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan Metode Variable Costing.
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 74.800 Pot
2. Harga Jual 8.696 Rupiah
3. Penerimaan 650.460.800 Rupiah
4. Biaya Produksi 542.090.667 Rupiah
5. Pendapatan 108.370.133 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
menambah unit produksi sebanyak 37.400 bibit menjadi 74.800 bibit pot 15 cm,
maka total biaya harga pokok produksi sebesar Rp. 542.090.667,- pendapatan
yang akan diperoleh Kebun Bibit Lebak Bulus dari penjualan bibit anggrek
82
dendrobium pot 15 cm adalah Rp. 108.370.133,- dengan keuntungan yang
diharapkan sebesar 20% bibit tersebut dapat dijual dengan harga Rp. 8.696,- per
pot 15 cm.
Tabel 44. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 44, dengan menggolongkan biaya
yang akan digunakan dalam perhitungan menjadi dua yaitu biaya variabel dan
biaya tetap. Perhitungan dengan metode variable costing didapat total biaya
produksi bibit tanaman anggrek dendrobium pot 20 cm pada Kebun Bibit Lebak
Bulus tahun 2019 sebesar Rp. 458.305.333.-. Angka tersebut diperoleh dari
penjumlahan biaya variabel (biaya bahan baku, dan tenaga kerja langsung) dan
biaya tetap (biaya penggunaan alat dan biaya overhead). Ketika Kebun Bibit
menambah produksi bibit menjadi 43.840 bibit pada tahun yang sama maka total
penjumlahan total biaya produksi yang sebelumnya sudah dihitung saat produksi
21.920 bibit pot 20 cm ditambah dengan biaya variabel. Harga pokok produksi per
pot 20 cm dengan produksi 43.840 bibit adalah sebesar Rp. 19.141,- maka dapat
dijual dengan keuntungan yang diharapkan yaitu 20% dengan harga Rp. 22.969,-
83
Tabel 44. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Pot 20 cm pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan
Pendekatan Variable Costing Tahun 2019.
Jenis Biaya Biaya Produksi Kuantitas Biaya Total Biaya
Satuan (Rp) (Rp/Produksi)
Total Biaya Bahan 337.652.000
Baku
Biaya Variabel Biaya Tenaga 1 150.000 43.200.000
Kerja Langsung
(Orang)
Total Biaya Variabel 380.852.000
Total Biaya 55.133.333
Penggunaan Alat
Produksi
Biaya Tetap Biaya Penyusutan 720.000
Mesin
Biaya Penyusutan Bangunan 9.000.000
Total Biaya Overhead Lainnya 12.600.000
Total Biaya Tetap 77.453.333
Total Biaya Produksi Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Pada 458.305.333
Tahun 2019
Jumlah Produk Jadi (Bibit) 21.920
Harga Pokok Produksi (Rp/Pot) 449.796.169 / 21.920 20.908
Harga Jual Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Diameter 20cm 25.090
(Rp/Bibit) dengan Keuntungan 20%
Total Biaya Produksi Bibit dengan Penambahan Unit Sebanyak 839.157.333
43.840
Harga Pokok Produksi Dengan Penambahan Jumlah Unit 19.141
Produksi Menjadi 43.840 Bibit
Harga Jual Bibit Anggrek Dendrobium Diameter 20cm Dengan 22.969
Keuntungan 20%
Sumber: Data Primer (Diolah)
cm menggunakan metode variable costing tahun 2019 disajikan pada Tabel 45.
84
Tabel 45. Pendapatan Hasil Usaha Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Pot 20
cm Pada Kebun Bibit Lebak Bulus dengan Metode Variable Costing.
No. Uraian Jumlah Satuan
1. Produksi 43.840 Pot
2. Harga Jual 22.969 Rupiah
3. Penerimaan 1.006.960.960 Rupiah
4. Biaya Produksi 839.157.333 Rupiah
5. Pendapatan 167.803.627 Rupiah
Sumber: Data Primer (Diolah)
Pendapatan yang diterima oleh Kebun Bibit Lebak Bulus menambah unit
produksi sebanyak 21.920 bibit menjadi 43.840 bibit pot 20 cm, maka total biaya
harga pokok produksi sebesar Rp. 839.157.333,- pendapatan yang akan diperoleh
Kebun Bibit Lebak Bulus dari penjualan bibit anggrek dendrobium pot 20 cm
adalah Rp. 167.803.627,- dengan keuntungan yang diharapkan sebesar 20% bibit
tersebut dapat dijual dengan harga Rp. 22.969,- per pot 20 cm..
produksi pada tahun 2019, tetapi perbedaan tersebut akan terlihat apabila ada
kenaikan produksi bibit pada tahun yang sama hasil perhitungan dengan metode
variable costing akan lebih rendah dari pada metode full costing. Perbedaan
produksi. Maka dapat diketahui harga pokok produksi mana yang lebih akurat dan
wajar. Sehingga dapat dijadikan acuan dalam menetapkan harga jual bibit
85
5.5.1 Perbandingan HPP Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Botolan
antara Full Costing dan Variable Costing.
menjadi 20.000 bibit botol maka hasil menunjukkan bahwa harga pokok produksi
dengan menggunakan metode full costing dan variable costing terdapat perbedaan
dalam hasil perhitungan. Metode full costing memiliki harga pokok produksi lebih
besar dibandingkan dengan metode variable costing dengan selisih sebesar Rp.
159.271.697,-. Total harga pokok produksi menggunakan full costing nilainya Rp.
menjadi 12.800 bibit kompot maka hasil menunjukkan bahwa harga pokok
produksi dengan menggunakan metode full costing dan variable costing terdapat
perbedaan dalam hasil perhitungan. Metode full costing memiliki HPP lebih besar
86
Total harga pokok produksi menggunakan full costing nilainya Rp. 127.983.334,-
Rp. 91.923.667,-.
individu antara metode full costing dan variable costing dapat dilihat pada Tabel
48. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 51, pada saat produksi meningkat
menjadi 156.000 bibit individu maka hasil menunjukkan bahwa harga pokok
produksi dengan menggunakan metode full costing dan variable costing terdapat
perbedaan dalam hasil perhitungan. Metode full costing memiliki HPP lebih besar
Total harga pokok produksi menggunakan full costing nilainya Rp. 218.002.666,-
Rp. 165.549.333,-.
87
Tabel 48. Perbandingan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium Individu per Produksi Tahun 2019 dengan Penambahan
Produksi Sebanyak 78.000 Kompot.
Metode Total Biaya Jumlah HPP/Bibit Harga Jual Pendapatan
Produksi (RP) Produksi (Rp) (Rp)
Full 218.002.666 156.000 1.397 1.676 43.453.334
Costing
Variable 165.549.333 156.000 1.061 1.237 27.422.667
Costing
Selisih 52.453.333 - 336 439 16.030.667
(Rp)
Sumber: Data Primer (Diolah)
menjadi 74.800 bibit pot 15 cm maka hasil menunjukkan bahwa harga pokok
produksi dengan menggunakan metode full costing dan variable costing terdapat
perbedaan dalam hasil perhitungan. Metode full costing memiliki HPP lebih besar
Total harga pokok produksi menggunakan full costing nilainya Rp. 627.077.334,-
542.090.667,-
88
5.5.5 Perbandingan HPP Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium Pot 20 cm
antara Full Costing dan Variable Costing.
menjadi 43.840 bibit pot 20 cm maka hasil menunjukkan bahwa harga pokok
produksi dengan menggunakan metode full costing dan variable costing terdapat
perbedaan dalam hasil perhitungan. Metode full costing memiliki HPP lebih besar
Total harga pokok produksi menggunakan full costing nilainya Rp. 916.610.666,-
Rp. 839.157.333,-.
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead, sedangkan metode variable
costing menganalisis biaya menjadi dua, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
Pada saat kenaikan produksi dengan metode variable costing biaya yang
dimasukkan dalam perhitungan hanya biaya variabel saja, karena biaya tetapnya
89
sudah tertutupi pada saat produksi sebelumnya. Sehingga pada saat kenaikan
nilai yang paling rendah sehingga metode ini yang seharusnya dianggap paling
tepat. Akan tetapi, harga pokok produksi yang tepat adalah harga pokok yang
tidak hanya dilihat dari harga pokok produksi yang rendah ataupun yang tinggi,
tetapi dilihat juga kelebihan dan kekurangan dari metode yang dianggap tepat
tersebut.
Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman. Harga pokok produksi yang
terlalu rendah dapat merugikan perusahaan, tetapi jika harga jual yang ditentukan
perusahaan terlalu tinggi maka tidak dapat dijangkau semua kalangan. Harga
pokok produksi yang terlalu tinggi akan menghasilkan harga jual yang tinggi,
Harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada saat
menggunakan metode variable costing, karena pada metode full costing semua
unsur biaya dimasukkan ke dalam perhitunggan, baik biaya tetap maupun biaya
variabel. Pada metode variabel costing, hanya memasukkan biaya variabel saja ke
dalam perhitungan harga pokok produksi, karena pada saat produksi normal biaya
tetap sudah tertutupi, sehingga biaya yang akan dikeluarkan pada saat kenaiakan
produksi hanya biaya variabel saja. Pada pengertiannya biaya variabel adalah
biaya yang jumlahnya dipengaruhi oleh kenaikan produksi. Oleh karena itu, yang
90
lebih tepat digunakan untuk perhitungan harga pokok produksi yaitu metode
variable costing karena pada metode ini lebih bersifat fleksibel dapat digunakan
jika suatu saat ada kenaikan produksi pada perusahaan, dan dapat menjadi acuan
91
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Kebun Bibit dan Laboratorium Kultur Jaringan Lebak Bulus adalah sebesar
2. Harga pokok produksi bibit anggrek dendrobium botolan dengan metode full
costing Rp. 22.976-, dan variable costing Rp. 15.012 -, pada saat terjadi
kompotan dengan metode full costing Rp. 9.998 -, dan variable costing Rp.
7.181 -, pada saat terjadi kenaikan produksi. Harga pokok produksi bibit
anggrek dendrobium individu pot 8 cm dengan metode full costing Rp. 1.397
-, dan variable costing Rp. 1.061 -, pada saat terjadi kenaikan produksi. Harga
8.383 -, dan variable costing Rp. 7.247 -, pada saat terjadi kenaikan produksi.
Rp. 20.908 dan variable costing Rp. 19.141-, pada saat terjadi kenaikan
produksi.
92
6.2 Saran
Kebun Bibit Lebak Bulus karena lebih efisien dalam mengkalkulasikan biaya,
full costing.
3. Jika Kebun Bibit ingin bersaing lebih baik di pasar dan memperoleh
93
DAFTAR PUSTAKA
Andiani, Yulia. 2018. Usaha Pembibitan Anggrek dalam Botol (Teknik Invitro).
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Garrison, Ray dan Peter Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial, Buku ke I Edisi ke
I. Jakarta : Salemba Empat.
Lestari dan Permana. 2017. Akuntansi Biaya dalam Perspektif Manajerial. Depok:
Rajawali Pers.
Maulidah, Rifa Atul. 2011. Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit
Tanaman Rambutan (Nephelium lappaceum, L) Pada Kebun Bibit
Ragunan, Jakarta Selatan. [Skripsi]. Jakarta : Universitas Islam Negeri
94
Yulianti, Hani. 2007. Penetapan Harga Pokok dan Zona Fleksibilitas Harga
Meises Cokelat, Studi Kasus pada PT. G di Bandung, Jawa Barat.
[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
95
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
RIKA AULIA
11150920000019
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
B. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh Kebun Bibit Lebak Bulus?
96
3.
4.
D. Biaya Produksi
97
Lampiran 2. Biaya Penyusutan Mesin Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium pada Kebun Bibit Lebak Bulus Tahun 2019.
No. Jenis Biaya Jumlah Harga Total Harga Nilai Sisa Umur Penyusutan/Thn
(Unit) Perolehan Perolehan (Rp) Ekonomis (Rp)
(Rp) (Rp) (Tahun)
1. Blender 1 250.000 250.000 25.000 3 75.000
2. Autoclave 2 70.000.000 140.000.000 14.000.000 10 12.600.000
3. Laminar Airflow 2 85.000.000 170.000.000 17.000.000 10 15.300.000
4. Stirrer 2 2.250.000 4.500.000 450.000 5 810.000
5. pH Meter 1 6.000.000 6.000.000 600.000 5 1.080.000
7. Shaker 2 40.000.000 80.000.000 8.000.000 10 7.200.000
Total Biaya 37.784.280
No. Jenis Biaya Jumlah Harga Total Harga Nilai Sisa Umur Penyusutan/Thn
(Unit) Perolehan Perolehan (Rp) Ekonomis (Rp)
(Rp) (Rp) (Tahun)
1. Power Sprayer 2 2.000.000 4.000.000 400.000 5 720.000
Total Biaya 720.000
98
Lampiran 3. Biaya Penyusutan Fasilitas Produksi Bibit Tanaman Anggrek
Dendrobium pada Kebun Bibit Lebak Bulus Tahun 2019.
No. Jenis Biaya Jumlah Harga Nilai Sisa (Rp) Umur Penyusutan/T
(Unit) Perolehan (Rp) Ekonomis hn (Rp)
1. Laboratorium 1 500.000.000 50.000.000 20 22.500.000
2. Sere 5 500.000.000 50.000.000 10 45.000.000
Total Biaya 67.500.000
99