Anda di halaman 1dari 4

BATA RINGAN DARI LIMBAH SERBUK KAYU

Pendahuluan

Limbah menjadi masalah utama seiring perkembangan industri yang semakin


pesat di Indonesia (Aisyah, 2013). Limbah adalah sisa yang dihasilkan dari kegiatan
produksi industri atau domestik (rumah tangga). Limbah adalah penyebab utama
emisi CO2 dan pemanasan bumi. Limbah mengakibatkan kerugian bagi masyarakat,
salah satunya pencemaran lingkungan. Konsumsi kertas mulai tahun 1996 meningkat
dari 3.119.970 ton per tahun menjadi 5.300.000 ton per tahun, sehingga
mengakibatkan jumlah limbah padat (sludge) yang dihasilkan oleh pabrik kertas
semakin besar (Bintaryanto & Taufikurohmah, 2013).

Semakin kesini akan kesadaran yang terbentuk tentang kepedulian pada


lingkungan dengan memanfaatkan segala sesuatu secara maksimal bahkan sampai
limbah pun dapat di maksimalkan menjadi inovasi baru. Maka dari itu mulai banyak
bermunculan ide dan gagasan untuk memanfaatkan limbah. Pada limbah serbuk kayu
sendiri masih minim inovasi. Seperti yang kita ketahui. Serbuk kayu banyak
dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pembuatan briket atau arang yang ramah
lingkungan (Malik, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti
(2008) limbah gergaji kayu dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran
formulasi media jamur.

Namun ada suatu inovasi yang dapat diterapkan menggunakan limbah serbuk
kayu ini. Salah satunya adalaha pembuatan bata ringan dengan campuran limbah
serbuk kayu. Dimana batako dengan campuran limbah serbuk kayu akan lebih ringan
dan lebih ekonomis tentunya. Walaupun lebih ringan dan murah ,batako ini memiliki
ketahanan yang mampu bertahan lama.

Tinjauan pustaka

Menurut penelitian Rika Astuti Kusuma Wardani, Jumiati, dan Dewi Puspita S
(2017) dimana dalam penelitiannya hanya menyatakan bahwa limbah organic seperti
serbuk kayu dapat digunakan sebagai media tanam jamur dan arang aktif. Sedangkan
dalam salah satu artikel I Nyoman Tika , I Gusti Ayu Tri Agustiana , dan Dewa Agus
Wahyu Erawan(2017) tentang Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Kayu Menjadi
Bata Akustik.

Pembahasan

Limbah organik yangsering dijumpai dalam industri pengrajinan adalah gergaji


kayu(serbuk kayu). Gergaji kayu termasuk dalam limbah organik, jika limbah gergaji
kayu diolah dengan cara pembakaran makamenimbulkan asap dan emisi CO2yang
membahayakan lingkungan. Pengolahan kayu secara transisional menghasilkan
limbah kayu mencapai 25% dari volume bahan kayu, jika dalam satu pabrik diolah
sekitar 100 m3per hari, maka diperolah sekitar 24 m3(Malik, 2012).Pengolahan
limbah serbuk gergaji terus diupayakan, karena limbah kayu memiliki potensi yang
sangat besar untuk dikembangkan sebagai bahan dasar berbagai keperluan manusia
Jumlah serbuk gergaji secara nasional adalah sebanyak 203.041,6 m3 tahun
1998/1999.(Nyoman dkk,2017).

Bata ringan merupakan salah satu produk yg dibutuhkan oleh masyaratkat dimana
funsinya sebagai salah satu bahan untuk membangun suatu bangunan. Namun
dipasaran harga batu bata dan batako sangtalah bervariatif dan cenderung mahal.
Maka dengan adannya inovasi ini diharap dapat mendobrak pasar agar dapat diterima
oleh semua golongan masyarakat.

Kompoisisi merupakan salah satu komponen terpenting dalam pembuatan bata


ringan ini. Dimana sama halnya dengan pembuatan bata ringan pada umumnya,
seperti semen,pasir, fly ash,kapur , air, pasta alumunium dan serbuk gergaji. Tambhan
serbuk gergaji akan menambah kepadatan namun tetap memiliki bobot yang ringan.
Dan alat yang dibutuhkan Mixer , mesin pencetak batako, dan oven industry. Proses
produksi dapat dilihat melalui diagram alir seperti berikut.

Mulai

Persiapan alat &


bahan

Campur bahan ke dalam


Mixer

Cetak adonan dengan mesin


cetak
Keluarkan dari mesin cetak

Uji kualitas cetakan

Dikeringkan menggunakan
oven

Selesai

Gambar.1 Diagram Alir.

Seperti yang ditunjukkan oleh diagram alir diatas. Proses dimulai dari persiapan
alat dan bahan, lalu masuk proses mixing adonan yang lalu adonan yg telah siap
dimasukkan kedalam mesin cetak bata. Dimana proses ini adonan akan dimampatkan
menggunakan tekanan yang cukup tinggi. Setelah melalui proses cetak maka
selanjutnya persiapan untuk masuk proses pengeringan menggunakan oven industry
agar dapat kering dengan cepat dan maksimal.

Penutup

Seperti yang kita ketahui tentang limbah serbuk kayu yang belum berkembang
secara maksimal, dimana limbah serbuk kayu hanya dipandang tidak bernilai
sebenarnya memiliki sesuatu yang dapat dimanfaatkan agar dan bernilai. Dengan
inovasi bata ringan dari serbuk kayu yg ekonomis dan dapat merambah pasar
menengah kebawah. Walahupun terkesan murah namun produk ini memiliki
ketahanan yg ssangat baik. Maka saran saya maksimalkan peluang apapun di sekitar
kita. Dan selalu berpikir kreatif.
Daftar pustaka

Aisyah. (2013). Karakterisasi Gelas Limbah Hasil Vitrifikasi Limbah Cair


Tingkat Tinggi. Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah, 16 (1), 13-22.

Susilo, R., & Karya, A. (2012). Pemanfaatan Limbah Kain Perca untuk
Pembuatan Funitur. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain, 3(1), 1-6.

Bintaryanto, B. W., & Taufikurohmah, T. (2013). Pemanfaatan Campuran Limbah


Padat (Sludge) Pabrik Kertas dan Kompos sebagai Media Budidaya Cacing Sutra
(Tubifex sp). Journal of Chemistry, 2 (1), 1-7.

Widyastuti, N. (2008). Limbah Gergaji Kayu sebagai Bahan Formula Media


Jamur Shiitake (Lentinula edodes). Jurnal Teknik Lingkungan, 3(1), 1-6.

Malik, U. (2012). Penelitian Berbagai Jenis Kayu Limbah Pengolahan untuk


Pemilihan Bahan Baku Briket Arang. Junal Imiah Edu Research. 1(2), 21-26.

Wardani, R. A. K., Jumiati, & Dewi Puspita S (2017) Pemanfaatan Limbah


Gergaji Kayu sebagai Media Tanam Jamur dan Kain Perca untuk Bahan Baku dalam
PackagingFung –Cube. Proceeding Biology Education Conference, 14(1), 83 -87

I Nyoman Tika, I Gusti Ayu Tri Agustiana ,& Dewa Agus Wahyu Erawan (2017).
Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Kayu Menjadi Bata Akustik., SEMINAR
NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT., 1-9.

Anda mungkin juga menyukai