BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kota Jambi merupakan ibukota Provinsi Jambi yang lebih dikenal dengan
sebutan Jambi Kota Beradat. Wilayah Kota Jambi dikelilingi oleh wilayah
Kabupaten Muaro Jambi baik dari arah Utara, Selatan, Barat maupun di sebelah
Timur.
Wilayah Kota Jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan luas
20.538 ha atau seluas 205,38 Km2. Topografi wilayah Kota Jambi terdiri atas
wilayah datar dengan kemiringan 0 hingga 2 %, bergelombang dengan kemiringan
2 hingga 15 % dan curam dengan kemiringan 15 hingga 40 % dengan luas lahan
berdasarkan topografi adalah sebagai berikut :
a. Datar (1-2%) = 11.326 ha (55 %)
b. Bergelombang (2-15%) = 8.081 ha (3,1%)
c. Curam (15 – 40%) = 41 ha (0,002%)
Dari sisi iklim, Kota Jambi termasuk beriklim tropis. Musim hujan jatuh pada
bulan Oktober sampai April (dipengaruhi oleh Musim Timur Selatan) dan musim
kemarau pada bulan April sampai Oktober (dipengaruhi oleh Musim Barat).
BAB 2 II - 1
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
BAB 2 II - 2
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Keadaan iklim rata-rata Kota Jambi dalam kurun waktu tahun 2008 – 2012
terlihat sangat berfluktuasi. Suhu udara rata-rata terendah berkisar 22,70 C dan
tertinggi berkisar 32,40 C. Kelembaban udara rata-rata terendah berkisar 83,33
% dan tertinggi berkisar 84,00 %. Curah hujan rata-rata terendah berkisar 143,50
mm/tahun dan tertinggi berkisar 231, 43 mm/tahun. Sedangkan kecepatan angin
rata-rata terendah berkisar 7,00 knot dan tertinggi berkisar 11,25 knot.
BAB 2 II - 3
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
perikanan, pertanian, dan pariwasata, dengan tetap berpedoman pada RTRW Kota
Jambi dan berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah juga, dapat diidentifikasi
bahwa pada sebagian wilayah Kota Jambi berpotensi rawan bencana alam banjir
dan kebakaran.
Tabel 2.1
Pola Pemanfaatan Lahan di Kota Jambi tahun 2011
Kota Jambi sebagai ibu kota Provinsi dan pusat pemerintahan serta pusat
perdagangan dan jasa mempunyai mobilitas penduduk yang tinggi, terutama dari
daerah tetangga (mobilitas sirkuler). Disamping sarana dan prasarana transportasi
yang sudah relatif lebih baik, maka faktor jarak juga sangat menentukan.
BAB 2 II - 4
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.2
Jarak Kota Jambi ke beberapa Kota Kabupaten
Dalam Provinsi Jambi
BAB 2 II - 5
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
BAB 2 II - 6
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Kec. Danau Teluk : Kel. Pasir Panjang; Kel. Tanjung Raden; Kel. Tanjung
Pasir; Kel. Olak Kemang; Kel. Ulu Gedong
Kec. Pelayangan : Kel. Tengah; Kel. Jelmu; Kel. Mudung Laut; Kel. Arab
Melayu; Kel. Tahtul Yaman dan Kel. Tanjung Johor
Kec. Telanaipura : Kel. Murni; Kel. Solok Sipin; Kel. Legok
Kec. Pasar Jambi : Kel. Pasar; Kel. Orang Kayo Hitam; Kel. Sungai Asam
dan Kel. Beringin
Kec. Jambi Timur : Kel. Rajawali; Kel. Budiman; Kel. Kasang; Kel.
Sulanjana; Kel. Tanjung Pinang
Kec. Jelutung : Kel. Cempaka Putih dan Kel. Lebak Bandung
Kec. Kota Baru : Kel. Kenali Asam Atas dan Kel. Kenali Asam Bawah
Kec. Jambi Selatan : Kel. Tambak Sari
BAB 2 II - 7
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Kota Jambi sebagai ibu kota provinsi terdiri dari 8 kecamatan 62 kelurahan
dan 1.537 Rukun Tetangga (RT) dengan ditribusi wilayah sebagai berikut :
Tabel 2.3
Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan
Dalam Kota Jambi Tahun 2012
Pada tahun 2012 penduduk Kota Jambi berjumlah 557.215 jiwa dengan
kepadatan 2.713 jiwa per km2. Dilihat sebaran penduduk menurut kecamatan,
ternyata penduduk lebih terkonsentrasi pada Kecamatan Kota Baru dengan
jumlah penduduk 150.720 jiwa atau sekitar 27 % jumlah penduduk Kota Jambi.
Ada kecenderungan bahwa konsentrasi penduduk di perkotaan tidak berdasarkan
aktivitas/pekerjaan, sebagian besar penduduk perkotaan memiliki tempat tinggal
berbeda dengan wilayah aktivitas/pekerjaan, dengan demikian penyebaran
penduduk (Tabel 2.3) lebih menggambarkan tempat tinggal.
BAB 2 II - 8
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.4.
Jumlah, Penyebaran Penduduk dan Luas Wilayah Menurut
Kecamatan Dalam Kota Jambi Tahun 2012
Dilihat dari sisi kepadatan yang meningkat secara signifikan (2.549 jiwa)
pada tahun 2008 meningkat menjadi 2.713 jiwa pada tahun 2012 atau terjadi
pertambahan penduduk rata-rata sebanyak 33 jiwa/Km2 setiap tahunnya,
sehingga perlu menjadi perhatian pemerintah daerah.
BAB 2 II - 9
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.5
Jumlah, Kepadatan Penduduk Kota Jambi
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2012
Tahun
Penduduk
2008 2009 2010 2011 2012
Laki-Laki 267.607 271.693 270.519 275.311 280.121
Perempuan 255.965 261.050 262.362 264.947 277.094
Jumlah 523.572 532.743 532.881 540.258 557.215
Pertumbuhan - 1,76 0,03 1,38 3,14
2
Kepadatan (Km ) 2.549 2.594 2.595 2.631 2.713
Sex ratio 105 104 103 104 101
Sumber : BPS Kota Jambi
Gambar 2.2
Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
dan Sex Ratio Kota Jambi Tahun 2008-2012
Laki-laki
Perempuan
Sex Ratio
BAB 2 II - 10
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Gambar 2.3
Perkembangan Sex Ratio Penduduk
Kota Jambi Tahun 2008-2012
104
105
104
103
101
Pelaksanaan Ibadah Haji dari tahun ke tahun sesuai dengan jumlah kuota
yang diperoleh Kota Jambi. Pada tahun 2008 jumlah jemaah haji Kota Jambi
sebanyak 768 orang, selanjutnya pada tahun 2010 sebanyak 730 orang, tahun
2011 sebanyak 548 orang, dan tahun 2012 sebanyak 740 orang. Meskipun
berbagai kemajuan telah dicapai dalam bidang keagamaan, namun dalam upaya
BAB 2 II - 11
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.6.
Penduduk Kota Jambi Menurut Kepercayaan 2010-2012
a. Pertumbuhan Ekonomi
BAB 2 II - 12
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.7.
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut
Lapangan Usaha Kota Jambi Atas Dasar HK 2000 (2008-2012)
Tahun
Lapangan Usaha
2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian, Peterkan, Kehut &
2,13 2,02 2,08 2,99 2,71
Perikanan
Pertambangan & Penggalian (0,44) 0,08 1,28 1,37 0,90
Industri Pengolahan 5,84 5,62 5,80 5,74 6,65
Listrik, Gas & Air Bersih 5,89 5,93 6,90 8,24 7,85
Bangunan 8,71 7,31 7,23 7,78 10,35
Perdagangan, Hotel &
9,04 9,09 9,36 9,62 8,74
Restoran
Angkutan & Komunikasi 3,92 6,88 6,79 6,45 6,80
Keuangan, Persewaan & Jasa
12,62 10,00 9,40 10,90 9,26
Prsh
Jasa-Jasa 3,14 2,86 3,01 3,28 3,39
PDRB Dengan Migas 6,14 6,47 6,66 6,97 7,05
PDRB Tanpa Migas 6,57 6,83 6,97 7,25 7,37
Sumber : PDRB Kota Jambi
BAB 2 II - 13
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
yang menarik bahwa Kota Jambi sebagai pusat perdagangan dan jasa, tetapi
sektor perdagangan pada akhir tahun 2012 mengalami penurunan dari 9,62
persen pada tahun 2011 menjadi 8,74 persen pada akhir tahun 2012.
Gambar 2.4
Perbandingan Pertumbuhan PDRB Migas dan
PDRB Tanpa Migas Kota Jambi Tahun 2008-2012
7,25 7,37
6,97
6,83
6,57
PDRB TM
PDRB DM
b. Struktur Perekonomian
Sektor perdagangan, hotel dan restoran selama lima tahun terakhir masih
merupakan penyumbang terbesar dalam perekonomian Kota Jambi yaitu rata-rata
BAB 2 II - 14
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.8.
Distribusi Pertumbuhan Ekonomi
Kota Jambi Selama Periode 2008-2012 (HK-2000)
Tahun
Lapangan Usaha
2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian, Peterkan, Kehut &
2,15 2,06 1,97 1,90 1,82
Perikanan
Pertambangan &
5,70 5,36 5,09 4,82 4,54
Penggalian
Industri Pengolahan 18,20 18,05 17,91 17,70 17,63
Listrik & Air Bersih 2,55 2,53 2,54 2,57 2,59
Bangunan 7,24 7,30 7,34 7,39 7,62
Perdagangan, Hotel &
24,15 24,75 25,37 26,00 26,41
Restoran
Angkutan & Komunikasi 19,52 19,60 19,62 19,53 19,48
Keuangan, Persewaan &
8,23 8,50 8,72 9,04 9,23
Jasa Prsh
Jasa-Jasa 12,27 11,85 11,44 11,05 10,67
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
PDRB Tanpa Migas 94,82 95,16 95,43 95,70 95,98
Sumber : PDRB Kota Jambi
BAB 2 II - 15
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Gambar 2.5
Struktur Perekonomian Kota Jambi Tahun 2012
1,82
10,67
4,54 Petanian
9,23
Pertamb
17,63 Industri
Bangunan
19,48 7,62 Perdag, Hotel
26,41 Angkutan
Keuangan
Jasa-Jasa
BAB 2 II - 16
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
mencerminkan pendapatan penduduk Kota Jambi yang tak lepas dari pengaruh
besarnya PDRB dari tahun ke tahun.
Tabel 2.9.
PDRB dan Pendapatan Regional Perkapita
ADHB dan ADHK Kota Jambi 2008-2012 (Rp. 000)
Tahun
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
ADHB
PDRB Per Kapita 13.576 15.206 17.212 19.381 22.183
Pendapatan Per kapita 12.479 13.977 15.773 17.939 20.687
ADHK
PDRB Per Kapita 6.126 6.427 6.482 6.729 7.048
Pendapatan Per kapita 5.638 5.923 5.884 6.125 6.425
Sumber : Bappeda Kota Jambi
Suatu kondisi yang menggembirakan bahwa secara makro Pendapatan
Regional per kapita Atas Dasar Harga Berlaku menunjukkan peningkatan. Pada
tahun 2008 pendapatan perkapita sebesar Rp. 12,5 juta kemudian meningkat
menjadi Rp. 20,7 juta pada tahun 2012 atau selama periode 2008-2012 terjadi
peningkatan rata-rata Pendapatan Regional perkapita sebesar Rp 1,6 juta
pertahun. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada Pendapatan Regional
perkapita Atas Dasar Harga Konstan (lihat Tabel 2.9).
BAB 2 II - 17
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Gambaran PDRB dan Pendapatan Ragional per kapita atas dasar harga
berlaku (ADHB) di atas tidak dapat dijadikan sebagai ukuran peningkatan
kemakmuran ekonomi maupun penyebaran pendapatan di setiap strata ekonomi
di Kota Jambi. Hal ini dikarenakan pengaruh inflasi yang masih dominan dalam
pembentukan besaran PDRB maupun PDRN tersebut. Diperlukan indikator lain
untuk menunjukkan penyebaran pendapatan ke setiap strata ekonomi.
Gambar 2.6
PDRB per Kapita Kota Jambi
ADHB dan ADHK Tahun 2008-2012 (Rp. 000)
22.183
19.381
17.212
15.206
13.576
7.048
6.729
6.427
6.482
6.126
ADHB ADHK
BAB 2 II - 18
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.10.
Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK 2000
Kota Jambi Tahun 2008-2012 (Juta Rupiah)
e. Inflasi
BAB 2 II - 19
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Kenaikan harga BBM pada bulan bulan Mei Tahun 2008 dan Maret 2013
telah mempengaruhi daya beli masyarakat, sehingga secara kumulatif inflasi
Tahun 2008 mencapai 11,57 persen. Namun laju inflasi pada Tahun 2009
mengalami penurunan drastis hingga mencapai 1,85 persen. Penurunan tingkat
inflasi ini didorong oleh faktor-faktor eksternal yang semakin baik. Kondisi tersebut
tidak berlangsung lama, karena pada tahun 2010 inflasi meningkat cukup tajam
hingga mencapai 10,52 persen (Tabel 2.11).
Harga barang dan jasa yang cukup stabil pada Tahun 2011 telah
menurunkan laju inflasi. Diperkirakan kalau tidak ada tekanan dari kenaikan harga
BBM, diperkirakan pada Tahun 2011 tingkat inflasi di Kota Jambi diperkirakan
akan menurun sekitar 2-3 %. Kondisi ini secara langsung akan mempengaruhi
harga pasar yang semakin stabil terhadap harga-harga kebutuhan bahan pokok,
biaya transportasi dan biaya lainnya.
Tabel 2.11.
Tingkat Inflasi Kota Jambi Tahun 2008 – 2012
Tingkat Inflasi
DESKRIPSI
2008 2009 2010 2011 2012
Nasional 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30
Kota Jambi 11,57 1,85 10,52 2,76 4,22
Sumber : BPS Kota Jambi
Selanjutnya inflasi pada tahun 2013 ini diperkirakan akan meningkat pada
posisi lebih tinnggi dibandingkan inflasi tahun 2012 (4,22 %) . hal ini sebagai
dampak menguatnya nilai kurs dollar AS terhadap rupiah dan kestabilan
keamanan, terutama memanaskan hubungan Pemerintah Indonesia dengan
Australia. Pada bulan November 2013 ini nilai kurs dollar sudah berada di level
Rp 11.600 per dollar. Kondisi ini sangat mempengaruhi inflasi tahunan secara
nasional.
BAB 2 II - 20
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Gambar 2.7
Perkembangan Tingkat Inflasi di Kota Jambi 2008-2012
11,06
10,52
11,57
6,96
4,3
3,79
2,78
4,22
2,76
1,85
BAB 2 II - 21
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
dilihat berdasarkan tiga dimensi yaitu: angka harapan hidup pada waktu lahir (life
expectancy at birth), angka melek huruf (literacy rate) dan rata-rata lama sekolah
(mean years of schooling), dan kemampuan daya beli (purchasing power parity).
Indikator angka harapan hidup mengukur kesehatan, indikator angka melek
huruf penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah mengukur pendidikan dan
terakhir indikator daya beli mengukur standar hidup. Ketiga indikator tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain, selain itu dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain seperti ketersediaan kesempatan kerja yang ditentukan oleh
pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, dan kebijakan pemerintah sehingga IPM
akan meningkat apabila ketiga unsur tersebut dapat ditingkatkan dan nilai IPM
yang tinggi menandakan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara.
IPM Kota Jambi lima tahun terakhir adalah yang tertinggi setelah Kota
Sungai Penuh. Tingginya IPM ini berimplikasi pada tingginya produktifitas tenaga
kerja. Untuk itu salah satu tantangan pembangunan ke depan yang dihadapi Kota
Jambi adalah bagaimana meningkatkan kesehatan, pendidikan dan pendapatan
masyarakat agar lebih sejahtera.
Gambar 2.8
Perkembangan IPM Kota Jambi 2008-2012
77,08
76,48
76,07
75,79
75,47
Level pendidikan penduduk Kota Jambi dapat dilihat dari indikator angka
melek huruf, rata-rata lama bersekolah dan partisipasi pendidikan berdasarkan
usia sekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas. Tabel 2.16
BAB 2 II - 22
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
menunjukkan bahwa pada tahun 2008 angka melek huruf penduduk Kota Jambi
rata-rata sebesar 98,76 % dan pada tahun 2012 mencapai 99,07 %.
Tahun
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
Penduduk > 15 tahun 380.004 388.558 388.665 390.795 406.274
Angka Melek Huruf 98,76 98,77 98,81 98,99 99,07
Sumber : BPS. Susenas Kota Jambi. 2013.
BAB 2 II - 23
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Gambar 2.9
Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Jambi 2008-2012
99,07
98,99 98,99
98,76 98,77
BAB 2 II - 24
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
a. Pendidikan
BAB 2 II - 25
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.13.
Perkembangan APK dan APM Kota Jambi Tahun 2008 – 2012
2008 2009 2010 2011 2012
No. Jenjang
APK APM APK APM APK APM APK APM APK APM
1 TK/ RA 53.86 53.59 58.81 58.12
2 SD/ MI 114.3 98.67 114,64 98,66 114,64 98,66 114,84 8,76 114.9 99.46
3 SMP/ MTs 112.5 79.12 113,54 75,32 113,54 75,32 113,82 76,22 113.9 91.08
4 SMA 88.32 68.76 88,35 68,82 88,35 68,82 89,73 69,52 89.84 73.02
5 SMK 87,53 67,15 87,53 67,15 87,62 68,25
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Jambi. 2013.
Sebaran jumlah sekolah, murid dan Guru di Kota Jambi di setiap Jenjang
Pendidikan disajikan pada Tabel 2.14. menunjukkan bahwa Rasio Guru dan Murid
(1: 15) dan rasio sekolah dan murid (1: 225) pada tahun 2008 menunjukkan
kecenderungan stabil dan semakin baik. Hal ini ditandai dengan adanya
pergeseran rasio pada tahun 2012 ke arah yang lebih baik, yaitu rasio Guru
dengan Murid 1: 15 dan rasio sekolah dengan murid 1: 232, namun perlu distribusi
guru yang lebih merata berdasarkan materi pelajaran.
Tabel 2.14.
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kota Jambi Tahun 2008 – 2012
BAB 2 II - 26
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
pemerintahan. Hal ini harus menjadi program prioritas pemerintah ke depan bila
ingin memajukan klualitas SDM.
Tabel 2.15.
Jumlah Guru pada masing-masing tingkat pendidikan dan
pendidikan terakhir di Kota Jambi Tahun 2012
BAB 2 II - 27
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
b. Kesehatan
Tabel 2.16.
Fasilitas Kesehatan di Kota Jambi Tahun 2008 – 2012
BAB 2 II - 28
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
557.215 jiwa. Jumlah tenaga medis (dokter umum dan spesialis) yang ada di Kota
Jambi pada tahun 2012 sebanyak 77 orang. Berarti satu dokter melayani sekitar
7.236 orang penduduk. Perbandingan yang demikian mustahil masyarakat Kota
Jambi akan mendapat pelayanan kesehatan maksimal.
Tabel 2.17
Tenaga Kesehatan Kota Jambi Tahun 2008 – 2012
BAB 2 II - 29
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Jambi masa depan, segera diambil kebijakan operasional untuk dapat menekan
tingkat kematian bayi ini.
Tabel 2.18
Indikator Kesehatan Masyarakat Kota Jambi 2008-2012
Status Gizi Balita merupakan salah satu indikator penting dalam kesehatan
masyarakat. Tabel 2.18 juga menunjukkan bahwa Kota Jambi selama kurun waktu
2008-2012 status Gizi Buruk cenderung menurun dari 76 kasus pada tahun 2008
menurun drastis hinga pada level 31 kasus pada tahun 2012. Ini suatu prestasi
luas biasa di bidang kesehatan. Sementara kematian Ibu bersalin (kematian
maternal) menunjukkan arah yang fluktuatif. Hal ini sangat berkaitan dengan
perilaku Ibu hamil, terutama kepatuhan dalam pemeriksaan kandungan, hamil
pada usia di atas 35 tahun yang mempunyai resiko melahirkan dan penyakit
bawaan.
Berdasarkan kondisi dari tabel diatas tampak bahwa pada tahun 2008
angka kematian ibu mencapai 11 kasus atau 88,62 % per 100.000 kelahiran hidup
dan cenderung turun hingga tahun 2010, kemudian naik kembali pada tahun 2011.
Kondisi pada tahun 2012 terjadi 9 kasus atau sekitar 70,02 % kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi SKPD terkait.
BAB 2 II - 30
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
c. Tata Ruang
Sejalan dengan keadaan di atas, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jambi
2013-2033 yang telah direvisi dan mendapat persetujuan DPRD melalui Perda
Nomor 09 tahun 2013 wajib dilaksanakan secara konsisten, sehingga pemaknaan
dan pengaktualisasian perencanaan dalam tatanan pembangunan kota jambi
dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Selama 10 tahun terakhir Kota Jambi berkembang cukup pesat, kondisi ini
menuntut penyediaan ruang untuk seluruh aktivittas penduduk. Untuk itu RTRW
Kota Jambi yang telah diperdakan dapat dioptimalkan penggunaannya, terutama
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Peraturan Daerah Nomor 07
Tahun 2002 Tentang Bangunan, sehingga sinkron dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Jambi 2013-2033.
BAB 2 II - 31
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
1. BWK I terdiri atas Kelurahan Pasar, Orang Rangkayo Hitam, Beringin, Solak
Sipin, Murni, Lebak Bandung, Jelutung, Tambak Sari, Sungai Asam,
Sulanjana, Tanjung Pinang, Rajawali, dan Budiman dengan luas kurang lebih
877,65 ha, dengan fungsi utama sebagai pusat kegiatan perdagangan dan
jasa skala regional dan nasional.
3. BWK III terdiri atas seluruh Kelurahan di Kecamatan Jambi Timur dan
Kecamatan Jambi Selatan dengan luas kurang lebih 3.425,01 ha, dengan
fungsi utama sebagai kegiatan industri/pergudangan, permukiman dan bandar
udara.
4. BWK IV terdiri atas Kelurahan Kebun Handil, Handil Jaya, Thehok, Lingkar
Selatan, Kenali Asam Atas, Kenali Asam Bawah, serta Kelurahan Paal V
dengan luas kurang lebih 2.680,48 ha, dengan fungsi utama sebagai pusat
pemerintahan Kota Jambi, pertambangan, perdagangan dan jasa serta
permukiman.
BAB 2 II - 32
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Dalam Skala Regional Kota Jambi mengemban fungsi sebagai (a). Pusat
Pelayanan Wilayah, (b). Pusat Komunikasi dan Transportasi antar wilayah, (c).
Pusat Kegiatan Industri/Perekonomian, (d). Pusat Permukiman dan (e).
Pelabuhan Sungai/Laut.
BAB 2 II - 33
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Dalam kaitannya dengan fungsi internal, selama lima tahun terakhir Kota
Jambi sangat tidak memiliki komitmen yang kuat untuk penyediaan infrastruktur
dan utilitas umum, sehingga masyarakat mengeluhkan kualitas infrastruktur yang
ada seperti jalan yang berlobang, rambu-rambu lalulintas yang tidak berfungsi,
drainase yang buntu, pasar tradisional yang tidak terawat, terminal yang kurang
BAB 2 II - 34
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Pusat-pusat pelayanan kota dengan skala kecil, sudah mulai tumbuh yang
tidak sesuai rencana kota, sehingga pusat-pusat tersebut berdampak terhadap
pembebanan jalan, sementara disisi lain pusat-pusat lingkungan yang
direncanakan tidak atau belum dapat tumbuh sebagaimana yang diharapkan.
Sementara Pola Sirkulasi (jaringan transportasi,drainase, telepon, listrik, air
minum, air limbah dan utilitas umum lainnya) belum tertata secara optimal
termasuk bila dilihat dari tata jenjang pelayanannya (hierarchy). Demikian juga
terminal pembantu untuk setiap penggal/route/jalur transportasi dalam kota, belum
tersedia.
Dalam skala kota, belum tampak struktur daerah terbuka hijau yang
berjenjang, sehingga dalam keterbatasan yang ada areal terbuka hijau
dipersiapkan adalah pulau-pulau jalan, persimpangan jalan, tepi sungai, tepi
danau. Konsekuensi dari kondisi ini adalah tempat dan taman bermain untuk
anak-anak menjadi terbatas, dan demikian juga untuk paru-paru kota.
BAB 2 II - 35
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
d. Kemiskinan
World Bank (2008) menghitung tingkat dan jumlah penduduk miskin absolut
dengan menggunakan ukuran tunggal yang seragam untuk semua negara. Di
negara sedang berkembang seseorang disebut miskin bila berpendapatan < $ US
1/hari, diperkirakan ada sekitar 1,2 milyar penduduk dunia yang hidup dibawah
ukuran tersebut. Sementara garis kemiskinan yang diukur berdasarkan $ US 2/hari
juga, diperkirakan ada sekitar 2 milyar penduduk hidup kurang dari batas tersebut.
BAB 2 II - 36
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.19
Kemiskinan Penduduk Kota Jambi 2008-2012
BAB 2 II - 37
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
e. Transportasi
Tabel 2.20.
Panjang Jalan Kota Jambi
Berdasarkan Kondisi Jalan (Km) Tahun 2013
Kondisi Jalan
Total
Rusak Panjang
Belum
Baik Jalan
Berat Sedang Ringan Diaspal
331,54 96,86 11,67 18,44 48,17 506,67
Sumber: Dinas PU Kota Jambi. 2013.
BAB 2 II - 38
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Kondisi jalan di Kota Jambi sampai dengan tahun 2013 relatif kurang baik,
dari total panjang jalan kota 506,67 Km, hanya 65,44% jalan dalam kondisi yang
baik, sisanya sepanjang 34,56% atau 175,14 Km berada pada kondisi yang rusak
dan belum diaspal.
Di lihat dari persentase jalan yang rusak dan rusak berat yang cukup tinggi
dan panjang jalan dengan permukaan tanah yang masih tinggi maka kedepan
pemerintah Kota Jambi harus memperioritaskan perbaikan dan peningkatan
prasarana jalan dan sebaran kondisi jalan baik pada masing-masing kecamatan
harus lebih merata.
Kota Jambi memiliki tiga Terminal dimana 1 terminal Tipe A dan 2 Terminal
Tipe B. Perkembangan angkutan umum juga terus meningkat seiring dengan
perkembangan penduduk dan aktivitas ekonomi sangat diperlukan
pengembangan terminal orang dan terminal barang serta peningkatan fasilitas
terminal yang lebih memadai sesuai dengan standar.
Sementara itu untuk mendukung pergerakan barang dan jasa sangat perlu
dibangun dan dikembangkan jalur angkutan sungai serta dermaga dan pos
pengawas untuk memperlancar angkutan sungai, sehingga dapat mengurangi
kepadatan angkutan jalan raya.
Selain itu untuk mendukung upaya mengembangkan sarana dan prasarana
perhubungan yang terpadu dan nyaman pemerintah kota Jambi juga harus
meningkatkan fasilitas keselamatan untuk peningkatan keamanan lalu lintas.
BAB 2 II - 39
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.21
Perkembangan Jumlah Kendaraan Umum di Kota Jambi Tahun 2008-2012
Antar Antar
Tahun Dalam Kota Taxi Truk
Propinsi Kab/Kota
2008 182 415 920 80 2.494
2009 160 96 757 20 1.662
2010 182 458 739 20 2.011
2011 182 636 739 30 765
2012 182 636 818 30 2.011
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Jambi dari Kota Jambi dalam Angka. 2013
Tabel 2.22.
Cakupan Pelayanan PDAM Tirta Mayang Tahun 2008-2013
Penduduk Cakupan
Jumlah Jumlah
Tahun yang Pelayanan
Penduduk Pelanggan
terlayani (%)
2008 470.902 53.408 284.245 60,36
2009 504.050 55.270 343.502 68,15
2010 532.743 56.578 300.540 56,41
2011 532.743 58.265 349.590 65,62
2012 540.258 59.951 359.293 66,50
2013 557.321 60.905 365.430 65,57
Sumber : PDAM Tirta Mayang. 2013
BAB 2 II - 40
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Pembangunan sarana dan jaringan air bersih tentu harus menjadi prioritas
pembangunan Kota Jambi lima tahun kedepan. Apalagi jika dilihat bahwa terjadi
pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup signifikan. Dengan pertambahan
penduduk dalam kurun waktu 2008 – 2012 rata-rata 2,3% pertahun, maka
kebutuhan air bersih tentu semakin bertambah. Penyediaan air bersih tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
industri dan dunia usaha. Dengan semakin berkembangnya Kota Jambi yang
dipicu oleh perkembangan dunia usaha dan industri tentu harus diimbangi dengan
penyediaan air bersih yang mencukupi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Sebagai kota yang tumbuh pesat, aktifitas ekonomi dan masyarakatpun
semakin beragam dengan pola waktu yang semakin panjang. Untuk mendukung
aktifitas ekonomi dan masyarakat agar berjalan aman dan nyama perlu didukung
oleh penerangan umum.
Untuk memenuhi hal tersebut, pemerintah kota jambi memiliki kewajiban
untuk memperluas jangkauan pelayanan lampu penerangan jalan umum (LPJU).
Data kondisi LPJU dan cakupan pelayanan LPJU di Kota Jambi sampai
tahun 2013 di tampilkan dalam tabel 2.23 di bawah ini.
Tabel 2.23.
Jumlah LPJU dan Cakupan Pelayanan LPJU Tahun 2013
BAB 2 II - 41
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi mencapai 2,3% per tahun di
Kota Jambi, hal ini akan berpengaruh terhadap kebutuhan perumahan yang
cenderung semakin tinggi, sementara penyediaan perumahan untuk MBR sangat
rendah. Hal ini terlihat dari masih banyak terdapat perumahan yang tidak layak
huni terutama bagi golongan penduduk miskin. Kondisi ini menimbulkan
tumbuhnya kawasan-kawasan kumuh perkotaan.
Dari data studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) di Kota Jambi,
masih terdapat kawasan kumuh yang tersebar di 13 kelurahan sebagaimana tabel
2.24 berikut.
Tabel 2.24
Kelurahan, Luas Wilayah dan Kawasan Kumuh di Kota Jambi Tahun 2013
Luas Kawasan
No Kelurahan Wilayah Kumuh Keterangan
(Ha) (Ha)
1 Budiman 63 12 sangat kumuh
2 Rajawali 32 8 sangat kumuh
3 Sulanjana 45 10 sangat kumuh
4 Tanjung Pinang 95 15 sangat kumuh
5 Orang Kayo Hitam 108 10 sangat kumuh
6 Mudung Laut 223 10 sangat kumuh
7 Legok 341 25 sangat kumuh
8 Arab Melayu 115 10 kumuh
9 Jelmu 230 10 kumuh
10 Cempaka Putih 70 20 kumuh
11 Tanjung Sari 74 10 kumuh
12 Kasang 164 15 kumuh
13 Murni 36 15 kumuh
Jumlah 1.596 165
Sumber : DKPP Kota Jambi. 2013.
BAB 2 II - 42
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.25
Timbulan sampah, sampah terangkut dan sampah yang diolah Tahun 2013
h. Hukum
BAB 2 II - 43
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
BAB 2 II - 44
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
i. Kepegawaian
Salah indikator kualitas PNS adalah berapa besar proporsi pada Golongan
III dan IV. Tabel menunjukkan bahwa PNS Golongan III pada periode tahun 2010
hingga tahun 2012 tidak menunjukkan angka pertumbuhan yang signifikan dan
terjadi peningkatan sebesar 3 persen pada tahun 2011 dan menurun sebesar 3
persen pada tahun 2012.
Pada tahun 2013 jumlah pegawai berjumlah 8.134 orang terdiri 37,20
persen laki-laki dan 62,80 perempuan. Namun porsi perempuan yang menduduki
esselon II (dua) hanya 15 persen dan esselon III (tiga) hanya 15,79 persen dan
40,8 persen pada esselon IV (empat).
Tabel 2.26.
Pegawai Pemda Kota Jambi Berdasarkan Golongan Tahun 2008– 2012
Jumlah Pegawai
Tahun
Gol I Gol II Gol III Gol IV Jumlah
2010 114 1.820 3.460 3.325 8.719
2011 114 1.976 3.579 3.320 8.990
2012 85 1.745 3.464 3.168 8.460
Sumber : BKD Kota Jambi. 2013.
BAB 2 II - 45
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Pada tahun 2012 rasio pegawai terhadap jumlah penduduk adalah sebesar
1 : 65. Semakin kecilnya rasio penduduk dengan PNS berarti probabilita
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan akan semakin besar. Namun demikian
perlu dicari suatu rasio yang lebih ideal sehingga tidak membebani APBD Daerah.
Tabel 2.27.
Rasio Pegawai dengan penduduk Kota Jambi Tahun 2008 – 2012
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tabel 2.28 menunjukkan bahwa
BAB 2 II - 46
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
koperasi sebanyak 666 unit meningkat menjadi 742 unit pada tahun 2012 atau
selama periode tersebut terjadi peningkatan rata-rata sebesar 2,28 persen per
tahun.
Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) adalah merupakan unit usaha
yang paling banyak digeluti oleh masyarakat Kota Jambi dengan berbagai
waktu 2008-2012 UMKM mengalami perkembangan dari 9.712 unit usaha pada
tahun 2008 meningkat menjadi 10.562 unit usaha pada tahun 2012 atau selama
kurun waktu tersebut terjadi peningkatan rata-rata sebesar 1,75 persen per tahun.
BAB 2 II - 47
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tahun Pertum
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012 (%)
sektor UMKM. Pada tahun 2008 dari 9.712 unit usaha di sektor UMKM 9,517
Kondisi yang sama juga ditunjukkan oleh usaha kecil. Sementara usaha
menengah menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi (28,03%) pertahun
namun jumlah unit usahanya relatif kecil, hal ini dapat dimaklumi karena usaha
yang lebih profesional. Kedepan usaha mikro dan kecil perlu mendapat perhatian,
perekonomian daerah atau pembentukan PDRB Kota jambi. Salah satu peran
BAB 2 II - 48
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
yang terlihat dengan jelas adalah daya serap di bidang tenaga kerja. Untuk
yang lebih akurat sehingga program dan kegiatan pemberdayaan UMKM tepat
sasaran.
Tabel 2.29
Jumlah UMKM Per Bidang Usaha Kota Jambi Tahun 2008-2012
Tahun Pertum
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012 (%)
Usaha Mikro 9.517 10.100 10.124 10.156 10.352 1,75
Usaha Kecil 190 190 196 198 198 0,84
Usaha Menengah 5 7 7 12 12 28,03
Jumlah 9.712 10.297 10.327 10.366 10.562 1,75
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Jambi
a. Tenaga Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik
yang sudah bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan
menurut ketentuan pemerintah penduduk yang sudah memasuki usia kerja dalah
berusia minimal 15 tahun sampai 65 tahun.
Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja termasuk
angkatan kerja, sebab penduduk yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi tidak
termasuk dalam kelompok angkatan kerja, misalnya ibu rumah tangga, pelajar,
mahasiswa serta para purnatugas (pensiunan).
Angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Pertumbuhan
angkatan kerja dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Struktur penduduk
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Makin banyak komposisi
jumlah penduduk laki-laki daripada perempuan, maka makin tinggi angkatan
kerjanya.
BAB 2 II - 49
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
BAB 2 II - 50
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
BAB 2 II - 51
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Dalam situasi ketenakerjaan pada saat ini perlu dicari jalan keluarnya
dangan tetap melakukan kebijakan dan program yang telah dilaksanakan
sebelumnya, baik program jangka pendek maupun jangka panjang dengan
mencari terobosan - terobosan dalam menanggulangi penganguran. Bila
terobosan - terobosan tidak segera diambil maka persoalan yang timbul bukan
sekedar masalah ketenagakerjaan semata, melainkan dapat berkembang menjadi
gejolak dan masalah sosial yang lebih luas yang dapat mengakibatkan
melemahnya stabilitas regional maupun nasional yang pada gilirannya dapat
menghambat pembangunan yang berkelanjutan.
BAB 2 II - 52
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.30.
Penduduk, Tenaga Kerja dan Tingkat Pengguran
Kota JambiTahun 2008-2012
BAB 2 II - 53
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.31
Penduduk bekerja menurut lapangan usaha
di Kota Jambi Tahun 2008-2012
BAB 2 II - 54
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
usaha, jumlah tenaga kerja yang terserap dan nilai produksi menunjukkan
kecenderungan yang meningkat (Tabel 2.32).
Tabel 2.32
Perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Kota Jambi Periode 2008-2012
IKAHH ILMEA
Tahun Nilai Nilai
Unit Tenaga Unit Tenaga
Produksi Produksi
Usaha Kerja Usaha Kerja
(Rp. 000) (Rp. 000)
2008 1.208 6.794 579.691.745 700 3.294 69.780.638
2009 1.249 7.130 607.034.042 743 3.265 73.987.325
2010 1.409 7.426 619.238.795 475 2.778 123.383.866
2011 1.430 7.537 631.623.571 563 5.218 581.812.150
2012 1.453 7.560 644.256.042 697 7.999 975.617.158
Sumber : Dinas Prindag Kota Jambi
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tabel 2.12 menunjukkan bahwa
koperasi sebanyak 666 unit meningkat menjadi 742 unit pada tahun 2012 atau
BAB 2 II - 55
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
selama periode tersebut terjadi peningkatan rata-rata sebesar 2,28 persen per
tahun.
Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) adalah merupakan unit usaha
yang paling banyak digeluti oleh masyarakat Kota Jambi dengan berbagai
waktu 2008-2012 UMKM mengalami perkembangan dari 9.712 unit usaha pada
tahun 2008 meningkat menjadi 10.562 unit usaha pada tahun 2012 atau selama
kurun waktu tersebut terjadi peningkatan rata-rata sebesar 1,75 persen per tahun.
BAB 2 II - 56
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
Tabel 2.33
Perkembangan Koperasi Kota Jambi Tahun 2008-2012
Tahun Pertum
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012 (%)
sektor UMKM. Pada tahun 2008 dari 9.712 unit usaha di sektor UMKM 9,517
Kondisi yang sama juga ditunjukkan oleh usaha kecil. Sementara usaha
namun jumlah unit usahanya relatif kecil, hal ini dapat dimaklumi karena usaha
menengah membutuhkan modal yang besar dengan manajemen pengelolaan
yang lebih profesional. Kedepan usaha mikro dan kecil perlu mendapat perhatian,
perekonomian daerah atau pembentukan PDRB Kota jambi. Salah satu peran
yang terlihat dengan jelas adalah daya serap di bidang tenaga kerja. Untuk
BAB 2 II - 57
Kota Jambi
RPJMD KOTA JAMBI TAHUN 2013 - 2018
yang lebih akurat sehingga program dan kegiatan pemberdayaan UMKM tepat
sasaran.
Tabel 2.34.
Jumlah UMKM Per Bidang Usaha Kota Jambi Tahun 2008-2012
Tahun Pertum
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012 (%)
Usaha Mikro 9.517 10.100 10.124 10.156 10.352 1,75
Usaha Kecil 190 190 196 198 198 0,84
Usaha Menengah 5 7 7 12 12 28,03
Jumlah 9.712 10.297 10.327 10.366 10.562 1,75
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Jambi
BAB 2 II - 58
Kota Jambi