Anda di halaman 1dari 10

Makalah Tentang Fonologi Dan Fonemik

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmul Lughoh

DOSEN PENGAMPU:
SYARIFAH, M. S. I

DISUSUN OLEH:
UPIT YUPITA(2014029)
NAINA(2014023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN
SIDDIK BANGKA BELITUNG 2021/2022
Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tentang Fonologi Dan
Fonemik ” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi penugasan pada mata kuliah Ilmul Lughoh. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan sekaligus pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Syarifah, M. S. I selaku dosen
Pengampu mata kuliah Fiqh Lughah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami menyadari bahwa makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena Itu, kami selaku penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan Makalah ini dimasa yang akan
datang. Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca makalah ini, semoga bermanfaat
bagi kita Semua, sekian dan terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Petaling, 1 Oktober 2021

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi ...................................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar
Belakang.....................................................................................................................1
1.2. Rumusan
Masalah................................................................................................................2
1.3. Tujuan
Penulisan..................................................................................................................3
Bab 2 Pembahasan
2.1. Pengertian Fenomik..............................................................................................................
2.2. Identifikasi Fenom...............................................................................................................
2.3. Perubahan Fenom .................................................................................................................
2.4. Asimilasi...............................................................................................................................
2.5. Disimilasi..............................................................................................................................
2.6. Kontras..................................................................................................................................
2.7. Pasangan Minimal................................................................................................................

Bab 3 penutup
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................................
3.2. Saran.....................................................................................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................................................
Bab 1

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Di dalam ilmu linguistik kita mengenal sebutan ilmu Fonologi, yaitu ilmu yang mempelajari
seluk-beluk bunyi bahasa serta merumuskannya secara teratur dan sistematis. Menurut hierarki satuan
bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Berbeda
dengan fonetik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut
mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak, fonemik adalah studi fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna.
Fonemik juga mengkaji atau menganalisis bunyi bahasa dengan memperhatikan statusnya sebagai
pembeda makna. Bunyi bahasa yang diucapkan oleh manusia akan memiliki pembeda makna pada
setiap bunyi bahasanya. Objek kajian dari fonemik adalah fonem, berbeda dengan objek kajian fonetik
yang mengkaji fon.  

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian fonemik?
2. Apa saja dasar dasar fenomik?

1.3 Tujuan Penulis


1. Mengetahui pengertian fonemik
2. Mengetahui dasar dasar fonemik
Bab 2

Pembahasan

Fonemik merupakan cabang ilmu fonologi yang mengkaji tentang pengaruh bunyi
bahasa dalam perubahan fenom tertentu yg dapat mengubah makna dari suatu kata itu sendiri.
Dan yang akan di bahas yaitu: pengertian fonemik, identifikasi, perubahan fonem, asimilasi,
disimilasi, kontras, alofon dan pasangan minimal.

2.1. Pengertian fonemik


Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang bersifat
fungsional, artinya satuan Fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna. Fonem juga
dapat dibatasi sebagai unit bunyi yang bersifat distingtif atau unit bunyi yang signifikan.
Dalam hal ini perlu adanya fonemisasi yang ditujukan untuk menemukan bunyi-bunyi yang
berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut.

Dengan demikian fonemisasi itu bertujuan untuk:


1. Menentukan struktur fonemis sebuah bahasa, dan
2. Membuat ortografi yang praktis atau ejaan sebuah bahasa.
Untuk mengenal dan menentukan bunyi-bunyi bahasa yang bersifat fungsional atau fonem,
biasanya dilakukan melalui “ kontras pasangan minimal”. Dalam hal ini pasangan minimal
ialah pasangan bentuk-bentuk bahasa yang terkecil dan bermakna dalam sebuah bahasa
(biasanya berupa kata tunggal) yang secara ideal sama, kecuali satu bunyi berbeda. Sekurang-
kurangnya ada empat premis untuk mengenali sebuah fonem, yakni
1. Bunyi bahasa dipengaruhi lingkungannya
2. Bunyi bahasa itu simetris,
3. Bunyi bahasa yang secara fonetis mirip, harus digolongkan ke dalam kelas fonem
yang berbeda
4. Bunyi bahasa yang bersifat komplementer harus dimasukkan ke dalam kelas
fonem yang sama.

2.2. Identifikasi Fonem


Untuk menentukan apakah sebuah bunyi itu fonem atau bukan, kita harus mencari
bunyi itu pada sebuah kata yang menyandang bunyi tersebut, lalu membandingkannya
dengan kata lain yang mirip. Jika ternyata kedua kata berbeda maknanya, maka bunyi
tersebut merupakan fonem, karena bunyi itu membedakan makna kedua kata tersebut. Anda
bisa mengambil contoh kata-kata yang mirip, misalnya:
/lupa/
/r u p a /
Ternyata kedua kata itu berbeda maknanya, karena adanya perbedaan bunyi /r/ dan
/l/. Dalam keadaan ini Anda dapat menyimpulkan bahwa bunyi /r/ dan /l/ adalah fonem yang
berbeda, karena kedua bunyi itu ternyata membedakan makna kedua kata tersebut. Identitas
sebuah fonem tersebut di atas hanya berlaku dalam satu bahasa tertentu saja. Artinya,
diidentifikasikannya fonem /r/ dan /L/ pada pasangan kata /Lupa/ dan /rupa/ hanya berlaku
dalam bahasa Indonesia, dan tidak berlaku untuk bahasa yang lain. Beberapa fonem sebuah
bahasa ada yang memiliki beban fungsional yang tinggi dan ada pula yang rendah. Fonem
yang memiliki beban fungsional yang tinggi yakni banyak ditemui pada kata-kata miring
yang mengandung fonem tersebut. Sebaliknya, memiliki beban fungsional rendah apabila
fonem itu tidak banyak pada pasangan kata yang mirip.

2.3. Perubahan Fonem


Proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena pertemuaan
morfem dengan morfem lain, atau morfofonemik adalah peristiwa berubahnya wujud
morfemis dalam suatu proses morfologi, yaitu ketika morfem dengan morfem digabungkan
sering menimbulkan perubahan fonem. Morfofonemik mengkaji pemahaman tentang
perubahan-perubahan fonem dalam pembentukan kata pada kalimat atau proses pembentukan
kata yang dikenal dengan proses morfologis. Jadi proses perubahan fonem adalah berubahnya
suatu fonem pada morfem akibat pertemuan antara morfem dengan morfem lainnya. Berikut
beberapa proses perubahan fonem dalam penelitian ini sebagai berikut. Perubahan Fonem /n/
menjadi fonem /m/.

2.4. Asimilasi
Asimilasi adalah perubahan bunyi dari dua hal bunyi yang tidak sama menjadi bunyi
yang sama atau hampir sama. Hal ini terjadi karena bunyi-bunyi bahasa itu diucapkan secara
berurutan sehingga berpotensi untuk saling mempengaruhi atau dipengaruhi. Dalam bahasa
Indonesia, asimilasi fonetis terjadi pada bunyi nasal pada kata tentang dan tendang. Bunyi
Nasal pada tentangd iucapkan apiko-dental karena bunyi yang mengikutinya, yaitu [t], juga
apiko-dental. Bunyi nasal pada tendang diucapkan apiko-alveolar karena bunyi yang
mengikutinya, yaitu [d], juga Apiko-alveolar. Perubahan bunyi nasal tersebut masih dalam
lingkup alofon dari fonem yang sama.

2.5. Disimilasi
Disimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi yang sama atau mirip menjadi
bunyi yang tidak sama atau berbeda. Contoh :
Kata bahasa Indonesia belajar [bǝlajar] berasal dari penggabungan prefix ber [bǝr]
dan bentuk dasar ajar [ajar]. Mestinya, kalau tidak ada perubahan menjadi berajar [bǝrajar].
Tetapi, karena ada dua bunyi [r], maka [r] yang pertama diperbedakan atau didisimilasikan
menjadi [l] sehingga menjadi [bǝlajar]. Karena perubahan tersebut sudah menembus batas
fonem, yaitu [r] merupakan alofon dari fonem /r/ dan [l] merupakan alofon dari fonem /l/,
maka disebut disimilasi fonemis.

2.6. Kontras
Kontras fonemik mengacu pada perbedaan fonetik minimal, yaitu perbedaan kecil
dalam bunyi ujaran, yang membuat perbedaan dalam cara bunyi diterima oleh pendengar, dan
oleh karena itu dapat menyebabkan entri leksikal mental yang berbeda untuk kata-kata.
Misalnya, apakah suatu suara disuarakan atau tidak (pertimbangkan / b / dan / p / dalam
bahasa Inggris) penting bagi bagaimana suatu suara dipahami dalam banyak bahasa, sehingga
mengubah fitur fonetik ini dapat menghasilkan kata yang berbeda (pertimbangkan kelelawar
dan menepuk dalam Bahasa Inggris); Lihat Fonem. Contoh lain dalam bahasa Inggris dari
kontras fonemik adalah perbedaan antara kebocoran dan liga; perbedaan minimal dalam
menyuarakan antara [k] dan [g] menyebabkan dua ucapan dianggap sebagai kata yang
berbeda. Di sisi lain, contoh yang bukan merupakan kontras fonemik dalam bahasa Inggris
adalah perbedaannya [duduk] dan [duduk].[1] Dalam hal ini perbedaan minimal panjang
vokal bukanlah kontras dalam bahasa Inggris, sehingga kedua bentuk tersebut akan dianggap
sebagai pengucapan yang berbeda dari kata yang sama. Kursi.

2.7. Alofon
Alofon adalah variasi fonem yang tidak membedakan arti. Alofon dituliskan diantara
dua kurung siku […]. Kalau [p] yang lepas kita tandai dengan [p], sedangkan [p] yang tidak
lepas kita tandai dengan [p`], maka dapat dikatakan bahwa dalam bahasa Indonesia, fonem
/p/ memiliki dua alofon, yakni [p] dan [p`]. Realisasi fonem dalam pelaksanaan ujaran
banyak mengalami perubahan. Fonem /b/ misalnya pada kata /baru/ dan /abu/ diucapkan tetap
sebagai [b]. Akan tetapi pada kata /sabtu/, fonem /b/ diucapkan sebagai /p/. Jadi, realisasi
fonem /b/ dalam pelaksanaan ujaran bisa menjadi [b] dan [p]. Realisasi [b] dan [p] atas fonem
/b/ itu yang sering disebut dengan alofon. Fonem-fonem yang lain juga memiliki alofon,
misalnya fonem /u/ pada kata /buku/ diucapkan sebagai [u]. Akan tetapi, pada kata /subur/,
fonem /u/ diucapkan sebagai [o]. Dengan demikian fonem /u/ memiliki alofon [u] dan [o].
Demikian seterusnya untuk fonem-fonem yang lain. Hal ini akan dibahas dalam modul yang
lain.

2.8. Pasangan Minimal


Pengertian “pasangan minimal” juga sebagaimana telah dijelaskan di atas, yaitu,
“Kemampuan pengubahan bentuk dan beda/kontras makna kata akibat adanya penggantian
satu atau lebih fonem dalam struktur internal pada pasangan kata.” (Setyadi dan Djoko
Wasisto, 2018: 28).
Bertolak dari sajian kutipan “pasangan minimal” tersebut data berikut menjelaskan
persoalan yang dimaksud: gula x gila,jari x mari; papa x mama, nenek x bebek. Dengan
demikian tampak jelas bahwa persoalan “pasangan minimal” berunsur satuan terkecil, yaitu
fonem. Bahkan keberadaan fonem dalam “pasangan minimal” merupakan dasar penyebab
adanya beda/kontras makna kata yang dipasangkan.James McGilvray memberikan definisi
yang jelas tentang pasangan minimal dalam The Cambridge Companion to Chomsky : “
Pasangan minimal adalah sepasang kata yang berbeda dalam satu fonem. Pasangan minimal
sering digunakan untuk menunjukkan bahwa dua suara kontras dalam suatu bahasa. Misalnya
, kami dapat menunjukkan bahwa [s] dan [z] kontras dalam bahasa Inggris dengan
menambahkan pasangan minimal seperti sip dan zip , atau bus dan buzz . Karena satu-
satunya perbedaan dalam kata-kata ini adalah [s] vs. [z], kami menyimpulkan bahwa mereka
termasuk dalam fonem yang berbeda. Namun, pengujian serupa akan menunjukkan bahwa [a:
j] dan [Aj] adalah fonem yang berbeda dalam bahasa Inggris, karena penulis dan pengendara
tampaknya pasangan minimal dibedakan dalam elemen kedua, bukan keempat, “(McGilvray
2005).
PENUTUP

KESIMPULAN
fonemik yakni bunyi bahasa yang membedakan makna.Bunyi bahasa yang diucapkan
oleh manusia akan memiliki pembeda makna pada setiap bunyi bahasanya. Objek kajian dari
fonemik adalah fonem, berbeda dengan objek kajian fonetik yang mengkaji fon. Dalam
pembahasan fonemik memang harus benar-benar dipahami secara teliti biar kita semua bisa
tau apa fonemik itu sendiri.
SARAN
Semoga setelah melihat, membaca, dan mempelajari makalah ini kita
semua dapat mengerti dan memahami apa itu fenomik. Dan kami menyadari
bahwa makalah yang saya buat masih jauh dari kata sempurna dan juga masih
terdapat banyak kesalahan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya
dapat menjadi lebih baik, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.

Daftar Pustaka
http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/2568/2/312013002_BAB%20II_sampai_BAB
%20VI.pdf
http://repository.ut.ac.id/4732/1/PBIN4102-M1.pdf
http://eprints.unm.ac.id/10761/1/JURNAL%20TESIS.pdf
https://id.ert.wiki/wiki/Phonemic_contrast
https://www.ilmubahasa.net/2017/10/pengertian-fonem-alofon-dan-grafem-dan.html
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/article/download/21314/14288
https://www.greelane.com/id/sastra/inggris/minimal-pair-phonetics-1691392/

Anda mungkin juga menyukai