Anda di halaman 1dari 6

Modul Pembelajaran 2

Sampling Plankton dan Pengukuran Beberapa Paramater


Kualitas Lingkungan (Praktikum di lapangan)

A. Pengantar
Plankton merupakan salah satu komunitas mikroorganisme yang dinamis.
Spesies yang dominan pada waktu tertentu sering menjadi langka atau menghilang
sama sekali pada waktu yang lain, atau sebaliknya. Variasi atau perubahan itu terjadi
karena adanya pengaruh faktor-faktor lingkungan yang komplek seperti faktor fisika
(suhu, intensitas cahaya), faktor kimia (unsur hara), dan faktor biologis (kompetisi dan
pemangsaan). Berdasarkan hal tersebut, maka penting dilakukan praktikum lapangan
untuk mengajarkan pada mahasiswa menyangkut cara mendeteksi jenis-jenis plankton
dan beberapa parameter lingkungan yang mempengaruhinya melalui pengambilan
sampel air laut dan pengukuran beberapa parameter berpengaruh.

B. Tujuan dan Kegunaan


Pengambilan Sample Air bertujuan menambah keterampilan mahasiswa
terutama penentuan lokasi dan tata cara pengambilan serta pengawetan dan
penyimpanan sampel plankton. Kemudian, tujuan Pengukuran beberapa parameter
Kualitas Lingkungan agar mahasiswa mengetahui beberapa faktor-faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap kehidupan plankton beserta cara pengukurannya.
Diharapkan melalui praktikum ini mahasiswa dapat melakukan pengambilan dan
pengawetan sampel air laut serta pengukuran beberapa parameter linkungan perairan
laut yang mempengaruhi kehidupan plankton.

C. Sampling Plankton
Sampling plankton dari perairan umumnya dilakukan dengan pengambilan
sampel air melalui penyaringan dengan menggunakan jaring halus (planktonet)
(Gambar 5). Sampling plankton dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif.

Sampling plankton secara kualitatif dapat dilakukan dengan menjaring


plankton dengan planktonet atau dengan menarik planktonet secara horizontal maupun
vertical. Selain menggunakan planktonet bisa juga menggunakan ikan planktivor (ikan
pemakan plankton), ikan tersebut dapat mengumpulkan berbagai jenis plankton

1
berukulan nano yang masih bisa lolos dari jala. Untuk menghindari agar plankton yang
dimakan tidak dicerna lebih lanjut, ikan yang diperoleh harus segera dibunuh.

Sampling plankton secara kuantitatif pada umumnya dilakukan dengan botol,


jaring (planktonet), pompa dan Continous Plankton Recorder. Cara sampling seperti
ini umumnya dilakukan untuk mengetahui kepadatan plankton per satuan volume
dengan pasti.

Alat dan bahan :


Alat :
1. Plankton net
2. Botol sampel
3. Kammerer water sampler/ember ukuran 5 liter
4. Pipet tetes
5. Cool box

Bahan :

1. Bahan preservasi (lugol, formalin, alkohol)


2. Es batu
3. Kertas label

Prosedur :
1. Plankton Net dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara aquades disemprotkan
menggunakan botol semprot ke seluruh permukaan alat, atau dengan cara
plankton net dicelupkan ke dalam perairan sampai seluruh permukaan terkena
air laut.
2. Sampel air laut diambil dengan menggunakan kammarer water sampler dan
disaring menggunakan plankton net (pada saat air disaring, plankton net
digoyangkan agar plankton yang menempel di permukaan jaring dapat masuk
ke bucket plankton net). Dalam praktikum ini volume air yang disaring adalah
sebanyak 50 liter.
3. Konsentrat plankton yang tertampung dalam bucket plankton net selanjutnya
dipindahkan ke dalam botol sampel volume 100 ml. Kemudian, botol sampel
diberi bahan preservasi (pengawet lugol 1%) sebanyak 1-2 ml, lalu diberi label.

2
4. Botol Sampel yang sudah diberi label dimasukkan ke dalam cool box yang
berisi es batu.
5. Botol Sampel disimpan dalam refrigerator dengan suhu 4oC jika belum
diidentifikasi.

D. Pengukuran Kualitas Lingkungan


Beberapa parameter Kualitas Lingkungan yang diukur langsung di lapangan
adalah parameter fisika yaitu Suhu, Salinitas, Kecerahan Perairan dan Kecepatan Arus.

Alat dan Bahan :


Alat :
1. Thermometer
2. Hand Refractometer
3. Seicchi Disk
4. Layang-layang Arus

Bahan :
1. Air Laut

Prosedur Pengukuran :
1. Suhu
Pengukuran suhu dilakukan di lapangan dengan cara thermometer dimasukkan
ke dalam perairan, kemudian hasil pengukurannya dicatat.

2. Salinitas
Pengukuran salinitas dilakukan secara langsung di lapangan dengan
menggunakan hand refractometer. Sebelum digunakan, alat tersebut
dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan tissue terutama bagian kaca
prismanya. Adapun penggunannya adalah air laut diteteskan pada bagian kaca
prisma, selanjutnya pembacaan skala/nilai salinitasnya.

3. Kecerahan Perairan
Pengukuran kecerahan dilakukan dengan cara Secchi disk diturunkan ke dalam
laut sampai tidak terlihat lalu kedalamannya dicatat. Kemudian, alat ditarik
perlahan ke atas sampai kembali terlihat lalu kedalamnnya dicatat. Setelah

3
kedua nilai batas tidak tampak dan batas tampak telah didapat, maka kedua
nilai tersebut dijumlahkan lalu dibagi dua. Itulah nilai kecerahan perairan.

Rumus perhitungan kecerahan perairan sebagai berikut :


Jarak tidak tampak (cm)+Jarak tampak(cm)
Kecerahan air (cm) = 2

4. Kecepatan Arus
Prosedur pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan cara melepas
layang-layang arus dan dibiarkan hanyut sejauh 10 meter. Penandaan jarak 10
meter melalui penanda pada tali layangan. Waktu tempuh dicacat dengan
Stopwatch (timer) dimulai dari pelepasan awal sampai tali terbentang sejauh
10 meter. Kecepatan arus ditentukan dengan membagi jarak tempuh (10 meter)
dengan waktu tempuh dan dinyatakan dalam satuan m/s.

Kecepatan arus dihitung dengan rumus :


Panjang Tali dengan jaran 10 m (s)
v= Waktu Tempu (t)

E. Tugas
Setiap kelompok praktikum diberikan tugas untuk menuliskan semua
kegiatan dalam lembar kerja selama praktek lapangan dilaksanakan.

Lembar Kerja Pengambilan Sample Air dan Pengukuran Beberapa


Paramater Kualitas Lingkungan (Praktikum di lapangan)
Praktikum ke :
Hari/tgl :
Kelompok :
Fasilitator/Asisten : Ttd :
Peralatan yang digunakan :
1. ….
2. ….
3. dst
Lokasi pengambilan Sampe Air Laut :
Volume Sampel Air laut yang disaring (L) :
Volume Sampel Air laut dalam bucket plankton net (ml) :
Volume Sampel Air laut dalam botol sampel (ml) :

4
Deskripsi Lokasi Pengamatan :

Deskripsi lingkungan sekitar lokasi pengamatan

Parameter Lingkungan yang diukur di lapangan :


No. Nama (Hasil Pengukuran)
1.
2.
3.
dst

Nama-nama Praktikan :
No. Nama NIM Tanda Tangan
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
Dst

5
DAFTAR PUSTAKA

APHA (American Public Health Association). 2005. Standard Methods for the
Examination of Water and Wastewater. 21th Edition. APHA, AWWA (American
Water Works Association), and WPCF (Water Pollution Control Federation),
Washington.

Boyd, C. E. 1982. Water Quality Management For Pond Fish Culture. Elseiver,
Amsterdam.

Davis, C.C. 1955. The Marine and Fresh Water Plankton. . Michigan State University
Press, USA.

Mason, C.F. 1981. Biology of Fresh Waters Pollutions. Longman. Inc, New York. 250
p.

Newell, G.E., and R.C. Newell. 1970. Marine Plankton : A Pratical Guide. Hutchinson
Educational LTD, London. 221 p.

Odum, E. P. 1998. Dasar-dasar Ekologi : Alih Bahasa Samingan, T. Edisi Ketiga.


Universitas Gadja Mada Press, Yogyakarta. 697 p.

Omori, M., and T. Ikeda. 1992. Methods in Marine Zooplankton Ecology. Malabar
Fla, Krieger. 332 p.

Tomas, C.R. 1997. Indentifying Marine Phytoplankton. Academic Press, USA. 858
pp.

Verlencar, V.N., and S. Desai. 2004. Phytoplankton Identification Manual. National


Institute of Oceanography. Dona Paula, Goa, New Delhi. 35 pp.

Yamaji, C.S. 1979. Illustrations of the Marine Plankton of Japan. Hoikusha, Japan.
369 pp.

Anda mungkin juga menyukai