Anda di halaman 1dari 1

Fungsi dan ancaman gambut

Sejatinya, lahan gambut memiliki kemampuan menyimpan dan memelihara air


dalam jumlah besar, mitigasi banjir, dan menjaga ketersediaan pasokan air
bersih sepanjang tahun.

Program Coordinator for Community, Biodiversity and Climate Change, Wetlands


International Indonesia, Irwansyah Reza Lubis mengatakan, lahan gambut
merupakan tempat penyimpanan karbon global paling signifikan yang terbentuk
selama ribuan tahun. Selain sebagai gudang karbon di bawah permukaan tanah,
gambut juga berfungsi sebagai penampung CO 2 yang sangat besar agar tidak
terlepas ke atmosfer.

“Apabila lahan gambut terganggu, karbon akan terlepas ke atmosfer menjadi


CO2 yang termasuk salah satu penyebab efek gas rumah kaca, kontributor
terhadap perubahan iklim global,” jelas Reza. 

Reza menambahkan, saat ini ancaman terbesar gambut adalah pengeringan dan
kebakaran yang biasanya diiringi dengan konversi hutan. Pengeringan
menyebabkan permukaan air tanah turun dan bagian yang tidak terbasahi ini
akan mengalami dekomposisi sehingga karbon akan terlepas ke udara.
Pelepasan ini berlangsung terus menerus, perlahan.

“Kebakaran juga mempercepat proses terlepasnya karbon ke udara, dalam


waktu singkat. Akibatnya, gambut akan kempes dan turun (subsidensi) yang
menyebabkan lahan kehilangan produktivitas dan fungsi regulasinya.”

Semua pihak termasuk pengusaha, pemerintah dan masyakat harus bersama


menjaga gambut di Indonesia. Apabila gambut rusak, tidak akan mungkin lagi
dikembalikan.

“Gambut harus dijaga kelestariannya dengan tidak melakukan pengeringan dan


pencegahan terjadinya kebakaran. Gambut yang telanjur dibuka dan berada di
kawasan fungsi budidaya, harus dimanfaatkan tanpa drainase dan tanpa bakar.
Untuk gambut yang telah dikelola dan terletak di kawasan fungsi lindung, harus
direstorasi menjadi hutan rawa gambut agar fungsi alaminya bekerja,” jelas
Reza.

Anda mungkin juga menyukai