Analisis Pengelolaan Kawasan Hutan Denga 9025b8c7
Analisis Pengelolaan Kawasan Hutan Denga 9025b8c7
Abstrak: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) merupakan kawasan hutan yang ditetapkan oleh
pemerintah untuk kepentingan umum seperti penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, dan religi
dan budaya yang pengelolaannya diberikan kepada masyarakat hukum adat, lembaga pendidikan, lembaga
penelitian, lembaga sosial dan keagamaan. Hutan Pendidikan dan Latihan Gunung Walat (HPGW) merupakan
salah satu KHDTK yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pemerintah dengan pengelolaan oleh Fakultas Kehutanan
IPB. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam pengelolaan KHDTK
serta merumuskan konsep solusi pengelolaan KHDTK oleh Perguruan Tinggi. Berdasarkan hasil identifikasi
diketahui bahwa Fakultas Kehutanan IPB belum dapat melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan yang
terintegrasi terutama dalam pemanfaatan potensi hasil hutan yang ada di dalam kawasan. Hal tersebut
dikarenakan diberlakukannya norma atau aturan umum perizinan usaha pemanfaatan atau pemungutan dan
peredaran hasil hutan berbagai komoditas kehutanan yang berlaku umum bagi entitas usaha yang terkadang
tidak relevan dengan tujuan pengelolaan HPGW. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam upaya menyusun
kebijakan pengelolaan KHDTK agar tujuan KHDTK dapat tercapai dengan kepastian pendanaan.
Abstract: Forest Area with Special Purposes (KHDTK) is a forest area designated by the government for public
purpose such as research and development, education and training, and religion and culture. The management
of KHDTK is given to customary community, education agencies, research agencies, social and religious
agencies. Gunung Walat Education of Forest (HPGW) is one of the KHDTK appointed and established by the
government with the management by the Faculty of Forestry IPB. This study aims to identify problems of
implementation of KHDTK magement and formulate the concept of KHDTK management by College. Based on
the results of identification is known that the Faculty of Forestry IPB has difficulty in the utilization of the
existing potential in HPGW. Faculty of Forestry as management authority is required to follow the norm or
general rules of business licensing the utilization and distribution of forest products of various forest
commodities that are generally accepted for bussines entities that are sometimes not relevant to the purpose of
HPGW management.
51
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 51-59
52
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 51-59
53
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 51-59
merupakan obyek strategis, baik dari segi Program perlindungan hutan yang
manfaatnya bagi masyarakat, maupun bagi dilaksanakan pengelola HPGW antara lain
HPGW sebagai hutan pendidikan. Setiap perlindungan terhadap kesehatan tegakan,
kunjungan field trip mahasiswa perlindungan terhadap kebakaran hutan,
asing/dalam negeri selalu menempatkan dan patroli kebakaran hutan. Kegiatan
agroforestri sebagai topik dan obyek perlindungan kesehatan hutan dilakukan
menarik untuk dikunjungi dan dipelajari. berupa pemantauan pohon-pohon yang
Masyarakat sekitar HPGW dinilai membahayakan yaitu pohon mati
memanfaatkan air dari sumber HPGW dan terserang hama atau penyakit sehingga
untuk kegiatan rumah tangga seperti rawan tumbang baik bagi masyarakat,
memasak, mandi, cuci, dan kakus. Selain pengunjung maupun fasilitas bangunan
itu masyarakat juga menggunakan untuk yang ada. Saat ini sebagian besar tegakan
pertanian. Menurut Mutasodirin (2014) di HPGW telah melebihi umur daur yang
HPGW telah berkontribusi menyediakan menyebabkan rentan terhadap penyakit.
air bersih kepada masyarakat sekitar Menurut penelitian Permatasari (2015)
dengan potensi nilai ekonomi air yang telah ditemukan adanya serangan
terhitung dari sumber air sebesar Rp Ganoderma sp. sebagai penyebab penyakit
120.803.468/ bulan. Sedangkan nilai akar merah pada HPGW. Serangan
ekonomi air yang terhitung dari konsumsi tersebut telah menyebar dan mampu
masyarakat sekitar sebesar Rp membuat tanaman mengalami gejala sakit
5.584.480/bulan. yang cukup parah hingga mengalami
kematian. Lebih lanjut Permatasari (2015)
b. Pembinaan Hutan telah mengidentifikasi secara visual
Kegiatan pembinaan hutan yang adanya 7 jenis Ganoderma sp. yang
dilaksanakan HPGW antara lain menyerang tegakan Agathis sp. dan Pinus
pelaksanaan program penanaman dan sp. dengan karakteristik berbeda. Diduga
pemeliharaan tegakan serta program serangan ini akan terus berlanjut ke
perlindungan hutan. Program penanaman tanaman bahkan ke tegakan lainnya jika
dan pemeliharaan hutan untuk kegiatan tidak segera dikendalikan.
rehabilitasi dilaksanakan melalui
kerjasama dengan mitra menggunakan c. Pemanfaatan Sumberdaya Hutan
skema perdagangan karbon secara sukarela Kegiatan pemanfaatan yang dilakukan
(voluntary) untuk peningkatan serapan Badan Pengelola HPGW adalah
karbon dalam durasi waktu tertentu. pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu
Skema kerjasama yang dilakukan adalah (HHBK) yaitu pemungutan getah pinus
dengan menyediakan lahan dan jasa dalam dan kopal. Dalam upaya pemungutan
pengelolaan tegakan sedangkan mitra HHBK tersebut, pengelola dihadapkan
menyediakan dana penanaman dan pada norma perizinan umum yang
pemeliharaan selama jangka waktu diberikan kepada entitas usaha yaitu
tertentu. Dari aspek ekologi, program ini dengan mengacu pada beberapa aturan
bertujuan untuk menambah tutupan lahan perundangan, antara lain:
yang terdapat dalam KHDTK HPGW. Dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
aspek sosial, program ini memberikan dan Kehutanan Nomor:
company image branding sebagai green P.54/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016
company bagi mitra yang telah tentang Tata Cara Pemberian dan
berkontribusi terhadap penyerapan karbon Perpanjangan Izin Pemungutan Hasil
dan lapangan kerja bagi masyarakat Hutan Kayu atau Hasil Hutan Bukan
sekitar. Sedangkan dari aspek sosial, Kayu pada Hutan Negara,
program ini memberikan pendanaan bagi Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:
kegiatan pengelolaan. P.91/Menhut-II/2014 tentang
54
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 51-59
55
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 51-59
tersebut dikarenakan KHDTK HPGW dari getah relatif fluktuatif dan tergantung
mampu menyediakan tempat praktek pada harga pasar. Pada Gambar 2 dapat
dengan berbagai fasilitas penelitian yang diketahui bahwa penerimaan pada tahun
menunjang serta hutan yang lestari. Badan 2015 dan 2016 mengalami penurunan
Pengelola HPGW memberikan subsidi dibanding tahun 2014 yang terutama
bagi mahasiswa yang sedang melakukan dipengaruhi oleh penurunan harga
penelitian di HPGW baik berupa biaya komoditi (getah) dan izin penjualan getah
konsumsi, penginapan, atau biaya yang belum bisa diselesaikan pada tahun
penggunaan fasilitas. Total subsidi yang 2016, sehingga dana pemeliharaan
diberikan KHDTK HPGW pada tahun tanaman dari KGWS ke HPGW menurun.
2016 sebesar Rp 216.381.600 (HPGW Namun terdapat peningkatan penerimaan
2017). yang bersumber dari pelayanan jasa dan
barang.
Tabel 1 Jumah pengunjung HPGW
Jumlah pengunjung 2,500,000,000
Kegiatan
2014 2015 2016
Praktik lapang 733 1.151 1.467 2,000,000,000
Diklat 447 142 907
Penelitian 22 23 46 1,500,000,000
Rupiah
Fieldtrip dan 41 592 103
PLH 1,000,000,000
Summer course 64 163 -
Kegiatan lain 1.069 688 1.785 500,000,000
Jumlah 2.376 2.799 4.308
Sumber: HPGW (2017) -
20 20 20
14 15 16
e. Pengembangan Sumberdaya penerimaan 1,198,2 922,554 294,708
56
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 51-59
57
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 51-59
58
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 51-59
pendanaan serta kriteria indikator sebagai Latihan Gunung Walat Fakultas Kehutanan
acuan dasar pengelolaan KHDTK. Institut Pertanian Bogor. Jakarta (ID)
[KLHK 2015] Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor:
DAFTAR PUSTAKA P.27/MenLHK-Setjen/2015 tentang
Adirianto, A. (2012) Potensi Nilai Ekonomi Total Perubahan atas Peraturan Menteri
Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi Kehutanan Nomor P.91/Menhut-II/2014
Jawa Barat. Bogor (ID) tentang Penatausahaan Hasil Hutan Bukan
Boyce, C., & Neale, P. (2006) Conducting in-depth Kayu yang Berasal dari Hutan Negara.
interviews: A guide for designing and Jakarta (ID)
conducting in-depth interviews for [KLHK 2016a] Peraturan Menteri Lingkungan
evaluation input (pp. 3-7). Watertown, MA: Hidup dan Kehutanan Nomor:
Pathfinder International. P.54/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016
[Fahutan IPB] Fakultas Kehutanan IPB (2008) tentang Tata Cara Pemberian dan
Keputusan Dekan Fakultas Kehutanan IPB Perpanjangan Izin Pemungutan Hasil Hutan
Nomor: 35/13.5/KP/2008 tentang Garis- Kayu atau Hasil Hutan Bukan Kayu pada
Garis Besar Kebijakan Pengelolaan Hutan Hutan Negara. Jakarta (ID)
Pendidikan Gunung Walat. Bogor (ID) [KLHK 2016b] Surat Edaran Nomor:
[HPGW] Hutan Pendidikan Gunung Walat (2017) SE.15/PHPL/JASLING/HPL.2/9/2016
Kinerja Pengelolaan Kepengurusan Periode tentang Pemanfaatan dan Penatausahaan
Tahun 2013-2016. Bogor (ID) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) pada
Helms, JA. (1998) The Dictionary of Forestry. IUPHHK-HA/HTI/RE, Kesatuan
Society of American Foresters. Amerika Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP),
Serikat (US) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung
Hero Y, Rudy C Tarumingkeng, Dudung D, dan (KPHL) dan Kawasan Hutan Dengan
Hariadi K. (2012) Institutional Role in Tujuan Khusus (KHDTK). Jakarta (ID)
Gunung Walat Educational Forest Policy: Marsh, E. E., & White, M. D. (2006) Content
Discourse and Historical Approaches. analysis: A flexible methodology.Library
JMHT Vol. XVIII. (2): 94-99, Agustus trends, 55(1), 22-45
2012. Mutasodirin, Halim Amran (2014) Nilai Ekonomi
Hero (2012) Peran Kelembagaan dalam Proses Air Hutan Pendidikan Gunung Walat dan
Pembuatan Kebijakan Pengelolaan Hutan Kontribusinya Terhadap Masyarakat
Pendidikan Gunung Walat Berdasarkan Sekitar. Bogor (ID)
Pendekatan Diskursus dan Sejarah. Bogor Permatasari, Deasy Putri (2014) Serangan
(ID) Ganoderma sp. Penyebab Penyakit Akar
Jamil, M. (2016) Evaluasi Kegiatan Agroforestri di Merah di Hutan Pendidikan Gunung Walat,
Hutan Pendidikan Gunung Walat. Bogor Sukabumi, Jawa Barat. Bogor (ID)
(ID) Pratiwi, S. (2008) Model Pengembangan Institusi
[Kemenhut 2005] Keputusan Menteri Kehutanan Ekowisata Untuk Menyelesaikan Konflik Di
Republik Indonesia SK.188/Menhut-II/2005 Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
tentang Penunjukan dan Penetapan Kawasan Bogor (ID)
Hutan Produksi Terbatas Komplek Hutan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41
Gunung Walat Seluas 359 (Tiga Ratus Lima Tahun 1999 tentang Kehutanan. Lembaran
Puluh Sembilan) Hektar di Keccamatan Negara RI Tahun 1999 no 167. Jakarta (ID)
Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi
Jawa Barat sebagai Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus untuk Hutan Pendidikan dan
Latihan Gunung Walat Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor. Jakarta (ID)
[Kemenhut 2009] Keputusan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia SK. 702/Menhut-
II/2009 tentang Perubahan Keputusan
Menteri Kehutanan No SK. 188/Menhut-
II/2005 Tanggal 8 Juli 2005 tentang
Penunjukan dan Penetapan Kawasan Hutan
Produksi Terbatas Kelompok Hutan Gunung
Walat Seluas 359 Hektar di Kecamatan
Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi
Jawa Barat Sebagai Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus untuk Hutan Pendidikan dan
59