Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TAUHID DAN AKHLAK TASAWUF

“Aliran Syiah”

Dosen pengampu : Dr. Hj. Noorthaibah, M.Ag

Disusun oleh :

1. Assyaifa A‟yuna Putri 2111305016

2. Afifah 2111305011

3. Devi Nur Amalia Suyatno 2111305005

PROGAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2021/2022

Jl. H. A. M. Rifaddin RT 24 kel. Harapan Baru kec. Loa Janan Ilir Samarinda
Daftar isi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 3

BAB I ..................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 4

BAB II.................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ................................................................................................... 5

A. Pengertian Aliran Syi’ah ..................................................................................... 5

B. Temuan dan Pembahasan Asal Muasal Ajaran Syiah ........................................... 6

C. .......................................................................................................................... 9

BAB III ................................................................................................................ 19

PENUTUP ........................................................................................................... 19

A. Kesimpulan..................................................................................................... 19

B. Saran ............................................................................................................... 19

Daftar Pustaka .................................................................................................... 20


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Allhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunianya
sehingga memberi kemudahan penyusun dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umat dari jaman jahiliyah menuju jaman terang
benderang.

Penyusunan makalah ini yang membahas tentang “Aliran Syiah” yang dilakukan untuk
memenuhi tugas Tauhid dan Akhlak Tasawuf. Pada makalah ini penyusun akan membahas
tentang, Pemikiran Aliran Syiah, Latar belakang munculnya aliran syiah dan Apa inti dari
ajaran aliran syiah

Penulisan makalah Tauhid dan Akhlak Tasawuf yang membahas tentang Aliran syiah, masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu tim penyusun sangat membutuhkan masukan, kritik
serta saran yang membangun untuk perbaikan maklah kami. Semoga makalah kami dapat
memberikan manfaat bagi tim penyusun dan pembaca.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Samarinda, 29 September 2021

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Syiah ialah aliran dalam islam pengikut setia Sayidina Ali bin Abi Thalib atau sepupu
sekaligus menantu nabi Muhammad SAW. Syiah muncul akibat perbedaan pendapat
dikalangan para sahabat dan keluarga nabi tentang siapa yang pantas menggantikan
Rasullallah SAW sebagai pemimpin setelah wafatnya nabi Muhammad SAW.

Perbedaan pendapat dikalangan para ahli mengenai kalangan Syi‟ah merupakan sesuatu
yang lumrah. Para ahli berpegang teguh pada liputan sejarah „perpecahan‟ dalam islam yang
memang mulai mencolok di pemerintahan Utsman bin Affan dan memperoleh momentumnya
yang paling bertenaga di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, tepatnya selesainya perang
Shiffin. Adapun kaum Syi‟ah, berdasarkan hadist-hadist yang mereka mereka terima berasal
ahl al-bait, beropini bahwa perpecahan itu sudah mulai waktu Nabi SAW. Wafat serta
kekhalifahan jatuh ke tangan Abu Bakar. Segera setelah itu terbentuklah Syi‟ah.

Sedangkan menurut sejarah, syiah muncul pada masa kepemimpinan khalifah Utsman
bin Affan. Akibat masuknya agen yahudi yaitu Abdullah bin Saba untuk merusak susunan
agama islam pada masyarakat. Walaupun menurut penganut Aliran syiah sejarah ini tidak
benar dan Abdullah bin Saba hanya di anggap tokoh buatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pemikiran Aliran Syi‟ah ?

2. Apa yang melatar belakangi munculnya Aliran Syi‟ah?

3. Apa inti ajaran Aliran Syi‟ah?

1.3 Tujuan Masalah?

1. Makalah ini bertujuan untuk memahami apa inti pemikiran Aliran Syi‟ah

2. Agar mengetahui awal mula munculnya Aliran Syi‟ah


3. Dan untuk mengetahui inti ajaran Aliran Syi‟ah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Syi’ah

Syi‟ah biasa diartikan sebagai pendukung atau pembela, pada masa ke khalifahan
Utsman bin Affan munculah perdebatan bahwa yang pantas menggantikan ke khalifahan
Rassulullah SAW ialah Ali bin Abi Thalib, karena Ali bin Abi Thalib masih satu nasab
dengan Rasulullah SAW dan merupakan menantu Rasulullah SAW.

Setelah mengalami perkembangan, Syi‟ah menjadi suatu mazhab politik yang


muncul pertama kali dalam islam, mereka mengagumi bakat, ilmu dan kekuatan beragama
Ali bin Abi Thalib. Sebab itu kelompok Syi‟ah menyampaikan informasi secara tidak
objektif, untuk menyebar luas kan pemikiran mereka tentang dirinya ketika mengetahui
keturunan Ali bin Abi Thalib mendapat perlakuan tidak adil serta mengalami banyak
penyiksaan pada masa bani Ummayah, cinta mereka kepada keturunan Ali bin Abi Thalib
sangatlah besar mereka memandang bahwa keluarga ini sebagai syuhada dan korban
kezaliman.

Selanjutnya, Abu Zahrah mengungkapkan bahwa maksud asal Syi‟ah kemudian


menyempit kepada pengikut Ali sebagai akibatnya mereka berkeyakinan bahwa Ali artinya
khalifah pilihan Nabi Muhammad da ia artinya orang yang paling primer antara para teman
Nabi lainnya. sepertinya di antara para teman sendiri ada beberapa orang yg sependapat
menggunakan Syi‟ah perihal keutamaan Ali atas sahabat Nabi yg lain. pada antara teman
yang mengutamakan Ali atas sahabat lainnya ialah: Ammar bin Yasir, Al-Miqdad bin al-
Aswad, Abu Dzar al-Ghiffari, Salman al-Farisi, Jabir bin Abdullah, Ubay bin Ka‟ab,
Hudzaifah, Buraidah, Abu Ayyub al-Anshari, Shal Ibn Hanif, Utsman Ibn Hanif, Abu
Haitsam ibn al-Taihan, Abu al-Thufail Ammar ibn Wa‟ilah, al-Abbas Ibn Abdullah Muthalib
serta anakanaknya dan semua Bani Hasyim.
1 Ahmad Syalaby, Mausu>‟ah al-Tarih} al-Isla>mi wa al-Had}a>rah alIsla>mi>yah, Jilid II (Kairo : Maktabah
al-Nahdhah al-Misriyah,1978), 144

2.2 Temuan dan Pembahasan Asal Muasal Ajaran Syiah

Syiah adalah kenyataan sejarah umat Islam yang terus bergulir. Lebih dari 1000 tahun
Syiah mengalami perjalanan sejarah, tidak serta merta hadir di panggung perdebatan dan
konflik sosial seperti saat ini. Sepanjang sejarah itu, konflik Syiah selalu ada dalam dimensi-
dimensi waktu yang berbeda dengan segala pernik persoalan. Dalam mengungkap sejarah itu,
para sejarawan dari kalangan Sunni dan Syiah saling melancarkan argumen-argumen yang
berbeda dalam menjelaskan sejarah pekembangan Syiah. Masing-masing memberikan klaim
bahwa pendapatnya adalah otentik dan rasional, atau dalam kata lain, masing-masing mengaku
benar.

Kelompok di luar Syiah seperti Abdullah Muhammad Gorib, Ihsan Illahi Dhahir,
Abdulhasan Annadwy, dan Sirajuddin Abas (Ghorib dkk, 1987). Mereka memandang bahwa
sebenarnya Syiah adalah adalah kelompok sempalan Islam buatan orang Yahudi, Abdullah bin
Saba‟. Abdullah bin Saba‟ sang Yahudi dituduh sengaja membentuk kelompok baru dalam
Islam untuk memecah belah dan menghancukan umat Islam dari dalam. Sirojudin Abbas dalam
bukunya I‟itiqad Ahulssunnah Wal-Jamaah menegaskan bahwa Abdullah bin Saba‟ adalah
pendeta Yahudi dari Yaman yang sengaja masuk Islam. Sesudah masuk Islam lantas ia datang
ke Madinah pada akhir masa kekuasan Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan, yaitu sekitar
tahun 30 H. Akan tetapi hijrahnya Abdullah bin Saba‟ tidak mendapat sambutan dari kaum
muslimin. Sehingga ia dendam dan berupaya menghancurkan Islam dari dalam dengan cara
mengagung-agungkan Sayyidina Ali (Abbas, 1992: 101).

Pendapat yang menyatakan bahwa paham Syiah adalah buatan Yahudi, mendapat
pertentangan dari pemikir Islam yang lain, terutama dari kalangan Syiah. Quraish Shihab
dengan jelas menyebutkan bahwa pendapat yang menyatakan Syiah adalah buatan (rekayasa)
Yahudi adalah tidak logis. Menurut Shihab, Yahudi tidak mungkin dapat memengaruhi
sahabat-sahabat Nabi Saw. Shihab menilai bahwa tokoh Abdullah bin Saba‟ sama sekali tidak
pernah ada, ia adalah tokoh fiktif yang sengaja diciptakan oleh kelompok yang anti Syiah
(Shihab, 2007: 65).

Berdasar pada pengertian Syiah tersebut di atas, yang pada intinya adalah kelompok
yang mendasarkan paham keagamaan pada Ali bin Abi Thalib dan keturunannya (Ahlul Bait),
maka benih kelompok Syiah sudah ada sejak terjadi sejak awal kepemimpinan Islam pasca
kerasulan Muhammad. Pandangan ini didukung oleh fakta adanya pertentangan di kalangan
para Sahabat Nabi dengan Ahlul Bait (keluarga Nabi) setelah kematian Rasulullah
Muhammad. Permasalahan yang mereka ketengahkan yaitu tentang siapa yang paling berhak
menggantikan kedudukan Nabi setelah wafatnya.

Pada kenyataan setelah terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah pertama, muncul
pendapat bahwa sebenarnya Ali bin Abi Thalib lebih berhak memegang tapuk pimpinan Islam
pada waktu itu. Pendapat yang mendukung Ali sebagai khalifah pertama beralasan bahwa Ali
adalah orang terdekat Nabi, sebagai menantu dari anaknya. Selain itu, dalam perjuangan Islam,
Ali juga tidak diragukan lagi pengorbanannya. Sebagai contoh ketika Nabi hijrah, Ali
diberikan kepercayaan untuk menggantikan Nabi dalam ruang tidurnya, dan ketika peristiwa
Ghodir Khumm setelah Nabi menjalankan haji terakhir, Nabi memerintahkan pada Ali untuk
memimpin rombongan umat Islam (Thabathaba‟i, 1989; Lihat juga: Subhani, 2012: 144).

Akan tetapi yang terjadi tidak seperti yang diinginkan oleh kelompok Syiah.
Menurut kalangan Syiah, kelompok di luar Syiah sengaja menyerobot hak istimewa Ali bin
Abi Thalib menggantikan kedudukan Nabi. Ketika nabi wafat di saat jasadnya terbaring belum
dikuburkan, ada kelompok di luar Ahlul Bait (keluarga nabi) yaitu kelompok Muhajirin dan
Anshar yang berkumpul di Tsaqifah Bani Sa‟adah untuk memilih khalifah (polemik pemilihan
khalifah pertama dapat dibaca: Amin, 2010: 91-94; Audah, 2008: 82-87). Kaum Muhajirin dan
Anshar melakukan itu tanpa berunding dengan Ahlul Bait yang pada saat itu masih sibuk
mempersiapkan acara pemakaman. Keputusan mengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah
pertama, memposisikan Ali dan sahabat-sahabatnya pada suatu keadaan yang sudah tidak
mungkin dirubah lagi, kelompok Ali harus menerima bai‟at kepada Abu Bakar secara terpaksa
(Thabathaba‟i, 1989: 39).

Ali bin Abi Thalib pada waktu itu cukup bersabar untuk menunggu saat yang tetap
sampai pada pergantian khalifah yang ketiga, Usman. Pada kepemimpinan tiga khalifah
tersebut, kelompok Ali (Ahlul Bait) merasa diperlakukan dengan tidak adil seperti pemotongan
khums (harta rampasan). Dan pada masa-masa selanjutnya, keturunan Ali juga dilarang
melakukan penulisan hadis yang berlaku sejak pemerintahan khulafâ‟ar-râsyidîn hingga masa
Umayyah dan baru berhenti pada masa Umar ibn Abdul Aziz yang memerintah tahun 99
H/717 M (Thabathaba‟i, 1989:44).

Kepemimpinan Usman yang dinilai lemah, membuat banyak kesulitan yang harus
hadapi Ali ketika memimpin pemerintahan Islam. Semasa pemerintahan Ali, pembrontakan
demi pemberontakan terus terjadi akibat dari intrik yang dilancarkan oleh kelompok
Mua‟wiyah. Sampai pada akhirnya Ali harus mati terbunuh di tangan kelompok Khawarij.
Keinginan yang kuat dari kelompok Mu‟awiyah untuk menguasai pemerintahan Islam tidak
pernah surut. Mu‟awiyah terus menjalankankan aksi-aksinya untuk menyingkirkan kekuasaan
dari kelompok Ahlul Bait. Sampai pada akhirnya, Imam Hasan putra Ali menyerahkan
kekuasaanya pada Mu‟awiyah, karena Hasan tidak menginginkan adanya pertumpahan darah
lagi.

Saat yang paling sukar bagi kelompok Syiah adalah dua puluh tahun kekuasaan
Mu‟awiyah. Saat itu kaum Syiah tidak memiliki perlindungan dan dimusuhi oleh pihak
pemerintah. Keluarga Imam Hasan dan Husain mati dibunuh dengan kejam, dibantai dengan
seluruh pembantu dan anak-anaknya. Penderitaan kelompok Ahlul Bait semasa pemerintahan
Mu‟awiyah inilah yang menguatkan perjuangan kelompok Syiah menjadi sebuah paham/aliran
di luar kelompok yang menguasai pemerintahan Islam, yaitu kelompok Sunni. Syiah terus
bertahan untuk menentang penguasa yang dinilai tidak berbuat adil dan berperilaku aniaya
(Shihab, 2007: 63-69; Thabathaba‟i, 1989: 45-61).

Hasim, Moh. "Syiah: Sejarah Timbul dan Perkembangannya di Indonesia." Harmoni 11.4 (2012): 22-33
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut bahasa syiah berarti pengikut, pendukung, partai atau kelompok, sedangkan
secara terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam spiritual dan
keagamaanya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW, atau orang yang
disebut sebagai ahl al-bait.

Dalam perjalanan munculnya aliran syiah bermula dari pengangkatan khalifah pertama
dimasa abu bakar. Dimana pendukung ali bin abi thalib yang merupakan awal dari aliran syah
tidak menyetujui naiknya abu bakar sebagai khalifah, karena mereka percaya bahwa yang
pantas untuk menjadi khalifah adalah ali itu sendiri.

Pokok-pokok kaum aliran syiah dibagi menjadi 5 pokok pikiran utama yang
harus dianut oleh para pengikutnya diantaranya yaitu at tauhid, al „adl, an nubuwah, al
imamah dan al ma‟ad.

Dalam perkembangannya syiah dibagi menjadi empat sekte yaitu, sekte al-kaisaniah,
az-zaidiah, al-imamiah, dan al-ghaliyah. Dimana ke empat sekte tersebut memiliki doktrin
dan pokok-pokok ajaran yang masing-masing berbeda.

B. SARAN

Semoga dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami aliran
syiah itu sendiri. dalam penulisan makalah ini kami sebagai manusia menyadari, masih
banyak kesalahan dan kekeurangan baik dari segi penulisan maupun tata bahasa. Oleh karena
itu kritik dan saran membangun dari pembaca sangat kami butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.inews.id/lifestyle/muslim/apa-itu-
syiah#:~:text=Dalam%20Ensiklopedi%20Islam%2C%20Syiah%20yaitu,(Ensiklopedi%20Isl
am%2C%201997).&text=Dan%20percaya%20bahwa%20imamah%20tidak%20keluar%20da
ri%20beliau%20dan%20keturunannya.
http://digilib.uinsby.ac.id/20101/1/Aqidah%20Ilmu%20Kalam.pdf#page=96
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/view/1800/1578
Hasim, M. (2012). Syiah: Sejarah Timbul dan Perkembangannya di Indonesia. Harmoni, 11(4), 22-33.

Anda mungkin juga menyukai