Anda di halaman 1dari 10

A.

ANALISIS ISU
Isu adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang dan
menjadi sebuah permasalahan yang masih eksis terjadi di masyarakat.Isu dapat
berkembang karena banyaknya masalah yang timbul akibat berbagai faktor baik
dari internal maupun eksternal, dan apabila tidak ditangani secara baik akan
menimbulkan efek negatif dan berlanjut pada tahap krisis isu. Isu yang sedang
hangat diperbincangkan dan mendunia sekarang ini adalah tentang vaksinasi covid-
19.
Covid-19 atau Coronavirus Disease-2019 adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (servere acute respiratory
syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2) yang baru di temukan di akhir 2019.Virus
ini termasuk keluarga besar coronavirus yang dapat menyerang hewan dan
manusia.WHO menyatakan sejak ditemukan menyebar luas, virus ini telah
mengakibatkan pendemi global yang berlangsung sampai saat ini dan menyebabkan
dunia masuk dalam darurat global.Covid-19 menjadi permasalahan dunia yang serius
dengan jumlah kasus yang selalu mengalami kenaikan.
Di awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus baru yaitu
Corona virus jenis baru (SARS-CoV-2) yang penyakitnya disebut Corona virus
Disease (Covid-19).Semua tahu, bahwa asal mula virus ini berawal dari Wuhan,
Tiongkok.Ditemukanya virus ini pada akhir Desember tahun 2019.Sampai saat
sekarang ini sudah dipastikan terdapat ratusan negara yang telah terjangkit virus
baru ini. Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun
2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) telah menyatakan Covid-19 sebagai kedaruratan kesehatan
masyarakat yang wajib dilakukan upaya penanggulangannya.
Pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk
mengatasi pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung.Vaksinasi
atau imunisasi merupakan prosedur pemberian suatu antigen penyakit, biasanya
berupa virus atau bakteri yang dilemahkan atau sudah mati, bisa juga hanya bagian
dari virus atau bakteri.Tujuannya adalah untuk membuat sistem kekebalan tubuh
mengenali dan mampu melawan saat terkena penyakit tersebut.
Sebenarnya, sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit bisa terbentuk
secara alami saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri penyebabnya.Namun,
infeksi virus Corona memiliki risiko kematian dan daya tular yang tinggi. Oleh karena
itu, diperlukan cara lain untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, yaitu vaksinasi.
Vaksin COVID-19 yang sudah tiba di Indonesia berisi virus Corona (SARS-CoV-2)
yang sudah dimatikan.Dengan mendapatkan vaksin COVID-19, Anda bisa memiliki
kekebalan terhadap virus Corona tanpa harus terinfeksi terlebih dahulu.

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh jika Anda mendapat vaksin COVID-19, di
antaranya :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19
Seperti yang disebutkan sebelumnya, vaksin COVID-19 dapat memicu sistem
imunitas tubuh untuk melawan virus Corona. Dengan begitu, risiko Anda untuk
terinfeksi virus ini akan jauh lebih kecil. Kalaupun seseorang yang sudah divaksin
tertular COVID-19, vaksin bisa mencegah terjadinya gejala yang berat dan
komplikasi. Dengan begitu, jumlah orang yang sakit atau meninggal karena
COVID-19 akan menurun.
2. Mendorong terbentuknya herd immunity
Seseorang yang mendapatkan vaksin COVID-19 juga dapat melindungi orang-
orang di sekitarnya, terutama kelompok yang sangat berisiko, seperti lansia di
atas 70 tahun.Hal ini karena kemungkinan orang yang sudah divaksin untuk
menularkan virus Corona sangatlah kecil.Bila diberikan secara massal, vaksin
COVID-19 juga mampu mendorong terbentuknya kekebalan kelompok (herd
immunity) dalam masyarakat.Artinya, orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin,
misalnya bayi baru lahir, lansia, atau penderita kelainan sistem imun tertentu,
bisa mendapatkan perlindungan dari orang-orang di sekitarnya.Kendati demikian,
untuk mencapai herd immunity dalam suatu masyarakat, penelitian menyebutkan
bahwa minimal 70% penduduk dalam negara tersebut harus sudah divaksin.
3. Meminimalkan dampak ekonomi dan sosial
Manfaat vaksin COVID-19 tidak hanya untuk sektor kesehatan, tetapi juga sektor
ekonomi dan sosial.Jika sebagian besar masyarakat sudah memiliki sistem
kekebalan tubuh yang baik untuk melawan penyakit COVID-19, kegiatan sosial
dan ekonomi masyarakat bisa kembali seperti sediakala.
Saat ini, jumlah vaksin yang tersedia di Indonesia masih belum cukup untuk
diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia sekaligus.Maka dari itu, ada
beberapa kelompok yang diprioritaskan untuk mendapat vaksin COVID-19 terlebih
dahulu.
Berikut ini adalah beberapa kelompok yang termasuk prioritas vaksin COVID-19:
1. Tenaga kesehatan yang memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi dan menularkan
COVID-19
2. Orang dengan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi tertular dan menularkan
COVID-19 karena tidak dapat melakukan jaga jarak secara efektif, seperti anggota
TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya
3. Orang yang memiliki penyakit penyerta dengan risiko kematian tinggi bila terkena
COVID-19, termasuk lansia
Setelah semua kelompok prioritas di atas mendapat vaksin COVID-19, vaksinasi akan
dilanjutkan ke kelompok penerima vaksin COVID-19 lainnya, mulai dari penduduk di
daerah yang banyak kasus COVID-19 sampai ke seluruh pelosok Indonesia.
Walaupun vaksinasi covid 19 telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia tetapi
masih banyak permasalahan yang ditemui di lapangan, seperti isu – isu negative
yang menyebar luas di masyarakat dalam mencegah dan memutus mata rantai
penyebaran covid 19.

Isu- isu yang menyebar di masyarakat saat ini dapat di identifikasi sebagai berikut :
1. Kurangnya minat masyarakat untuk mengikuti vaksinasi Covid-19
Kurangnya minat masyarakat untuk melakukan vaksinasi menghambat upaya
pemulihan ekonomi nasional.Khususnya dalam upaya pemerintah untuk
membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) yang berujung pada kenaikan
kepercayaan masyarakat untuk belanja dan kegiatan ekonomi. Hasil riset
Danareksa Research Institut (DRI) mengungkapkan bahwa kerelaan (willingness)
masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksinasi masih rendah, yaitu hanya
39,85%. padahal program vaksinasi dinilai menjadi salah satu solusi untuk
meningkatkan aktivitas ekonomi pasca tekanan luar biasa akibat pandemi Covid-
19 sepanjang 2020. faktor lain yang menghambat kelancaran vaksinasi yaitu
banyaknya berita hoax yang muncul diawal proses vaksinasi. Hal ini juga
membuat masyarakat belum memahami dampak vaksinasi seutuhnya.

2. Kurangnya sosialisasi tentang vaksinasi Covid-19


Informasi tentang vaksinasi Covid-19 belum tertangkap dengan baik oleh
masyarakat.Dampaknya sebagian warga menjadi takut, bahkan enggan
divaksinasi.Oleh karenanya, diperlukan penguatan sosialisasi dan penyebaran
informasi terkait vaksinasi covid-19. Masalah terkait sosialisasi dan penyebaran
informasi berkisar pada topik siapa saja yang sudah divaksin, kapan harus
divaksin dan bagaimana prosedurnya, tidak tahu lokasi vaksinasi, dan ketakutan
akanvaksin.

3. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan(5M)


Presiden Jokowi meminta perubahan cara sosialisasi protokol Covid-19 yang
dinilainya tak efektif bagi masyarakat menengah bawah. Namun pakar
epidemiologi yang mengadakan riset tentang tingkat kepatuhan masyarakat
terhadap protokol Covid-19 mengatakan pemicu terus naiknya kasus positif di
Indonesia adalah sosialisasi yang lebih bersifat satu arah atau diseminasi
informasi.Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan
menyebabkan lonjakan kasus covid-19 di Indonesia.Seperti kurangnya kesadaran
menggunakan masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, menjaga jarak
dan membatasi aktivitas.

4. Kurangnya ketersediaan vaksin di fasilitaskesehatan


Belum terpenuhinya kesediaan vaksin diberbagai daerah di Indonesia disebabkan
masih minimnya penyebaran vaksin dan keterlambatan proses pengiriman vaksin
ke setiap daerah.

5. Beredarnya berita hoax tentang data diri yang digunakan saat vaksin Covid-
19 akan disalahgunakan
Segala informasi yang diberikan masyarakat kepada pemerintah selama proses
vaksinasi terjamin kerahasiannya dan semata-mata digunakan untuk kepentingan
vaksinasi. Hal ini sudah dijamin dalam Pasal 58 Ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 2019 tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 24 Tahun
2013 mengenai administrasi kependudukan.

B. TEKNIK ANALISIS ISU


Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses
pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Kelayakan(APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:
1. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga
masa sekarang;
2. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan
yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan
pemecahannya;
3. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau
sekelompok kecil orang
4. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas
sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya
diangkat menjadi isu yang prioritas.

Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih dahulu


menggunakan perangkat APKL. Perangkat evaluasi APKL memvalidasi isu
berdasarkan empat item, yaitu:
1. Aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
2. Problematik, artinya memiliki dimensi masalah yang kompleks

3. Kekhalayakan, artinya menyangkut hajat hidup orang banyak

4. Layak, artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikansolusinya.

Tabel. Bobot Penetapan kriteria APKL


BOBOT KETERANGAN
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel. Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL
FAKTOR SKOR
No A P K L
ISU
. (1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

1. Kurangnya minat masyarakat untuk 4 5 4 3 16


mengikuti vaksinasi Covid-19

2. Kurangnya sosialisasi tentang 3 4 5 3 15


vaksinasi Covid-19

3. Kurangnya kesadaran masyarakat 5 5 5 5 20


dalam mematuhi protokol kesehatan
(5M)
4. Kurangnya ketersediaan vaksin di 4 4 5 4 17
fasilitas kesehatan

5. Beredarnya berita hoax tentang data 4 5 5 4 18


diri yang digunakan saat vaksin
Covid-19 akan disalahgunakan

Berdasarkan hasil analisis di atas, isu yang memiliki bobot sangat kuat yaitu
“Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan (5M)”.
Isu tersebut memenuhi syarat karena kelayakan terpenuhi. Hasil validasi isu
ditunjukkan oleh tabel. Dari lima isu yang berhasil diidentifikasi, terdapat satu isu
yang valid yang mana isu tersebut telah memenuhi empat item analisis dari
APKLyaitu:
1. Aktual
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan
(5M) memang sering ditemui di mana saja,seperti masih banyaknya orang
yang tidak menggunakan masker saat keluar rumah. Dan masih menjadi
isu yang hangat untuk dibahas dalam mencari solusinya.
2. Problematik
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan
(5M) merupakan problem yang kompleks, bukan hanya menyangkut
individualsaja tetapi juga menyangkut dalam masalah global saat ini.
3. Kekhalayakan
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan
(5M) dapat mengakibatkan lonjakan penyebaran dari covid 19. Sehingga
protokol kesehatan harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua
kalanganmasyarakat.
4. Layak
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan
(5M) merupakan masalah serius yang sangat layak untuk dicarikan
solusinya agar masyarakat mau ikut serta dalam mematuhi protokol
kesehatan yang di sosialisasikan oleh pemerintah guna mencegah dan
memutus mata rantai penyebaran covid 19.
C. ANALISIS SWOT

Analisis SWOT adalah suatu teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk
mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknes), peluang (Opportunity),
dan ancaman (Threat). Analisis SWOT mengatur Kekuatan, Kelemahan, Peluang,
dan ancaman utama ke dalam daftar yang terorganisir dan disajikan dalam bilah kisi-
kisi yang sederhana.

Dari hasil pemilihan isu menggunakan teknik APKL maka diperoleh satu isu yaitu
“Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan (5M)”.
Untuk dapat mengetahui seberapa kuat dan lemahnya isu tersebut serta peluang dan
ancaman yang dapat di timbulkan akibat rendahnya kesadaran masyarakat dalam
mematuhi protokol kesehatan (5M) maka akan di analisis menggunakan analisis
SWOT berikut ini :

1. Kekuatan ( Strengh)
strategi kekuatan adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal
untuk memanfaatkan peluang eksternal. Yaitu dengan cara:
a. Memperkuat koordinasi antara pemerintah kabupaten dengan pemerintah
desa dalam hal penanganan Covid-19
b. Mempertegas penerapan protokol kesehatan bagi setiap kalangan
masyarakat
c. Melaksanakan karantina mandiri minimal 14 hari setelah melakukan
perjalanan dari luar daerah.
d. Memperkuat jaringan informasi antar warga hal ini berguna apabila ada
beberapa warga yang terindikasi masuk dalam kategori Pelaku Perjalanan,
Kontak Erat, Suspek, Probable, Konfirmasi sehingga kesadaran masyarakat
untuk saling menjaga lebih terbentuk dan adanya transparansi antar
masyarakat demi menghentikan penyebaran penularan Covid-19.
2. Kelemahan (Weaknes)
Strategi kelemahan adalah kategori yang bersifat memanfaatkan
peluang eksternal untuk mengatasi kelemahan, yaitu dengan cara
a. Kurangnya kepatuhan masyarakat yang semakin berkurang karena
kebanyakan masyarakat sudah menganggap virus covid-19 ini adalah
hal yang sudah biasa.
b. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap gejala virus covid-19
sehingga banyak masyarakat yang mengalami gejala virus covid-19 tidak
melakukan pemeriksaan awal dan karantina mandiri.
c. Kurangnya solidaritas dari masyarakat setempat untuk saling
mengingatkan penerapan protocol kesehatan yang benar.
d. Kurangnya akses informasi yang didapat oleh masyarakat sehingga
masyarakat yang sudah terinveksi virus covid-19 lambat mendapat
penanganan.
3. Peluang (Opportunity)
a. Sektor Ekonomi
Banyak permintaan konsumen untuk memproduksi alat kesehatan
seperti masker, hand sanitizer, dan vitamin. Dikarenakan banyaknya
permintaan untuk memproduksi menjadikan perekonomian Indonesia
berjalan dikarenakan pandemi.
4. Ancaman (Threat)
Jika tidak segera di selesaikan maka dari berbagai sektor ataupun
Negara itu sendiri akan mendapatkan ancaman dalam jangka panjang
ataupun jangka pendek yaitu sebagai berikut ;
a. Pariwisata
Dapat menurunkan jumlah wisatawan baik lokal / non lokal yang
berkunujung.
b. Sektor Kesehatan
1) Dapat memperburuk penyebaran virus covid-19
2) Menurunnya tingkat kesehatan masyarakat
3) Dapat menurunkan mobilitas negara, baik bidang ekonomi
maupun pembangunan
4) Dapat berdampak pada penuruna stabilitas Negara
5) Dapat meningkatkan mortalitas.
10

Anda mungkin juga menyukai