Anda di halaman 1dari 34

UJI SENSITIVITAS

ANTIBIOTIK
drg. Juli Harnida Purwaningayu
Kelompok Antibiotik

◦ B lactam, aktif terhadap dinding sel bakteri (ex: penicillins dan cephalosporins)
◦ Makrolida, digunakan sebagai alternative agen ᵦ-lactam, pada pasien alergi (ex
erythromycin dan Clindamycin)
◦ Glycopeptida, digunakan pada bakteri Gram-positive (ex vancomycin dan teicoplanin)
◦ Aminoglikosida, antibitik spectrum luas (ex gentamicin dan tobramycin)
◦ Quinolones/fluoroquinolones, antibiotic spectrum luas, menunjukkan kepekaan yang
baik terhadap bakteri Gram-negative (ex ciprofloxacin)
UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK
◦ Uji kepekaan kuman/ Uji resistensi antibiotik/
◦ Merupakan penentuan kerentanan patogen bakteri terhadap
obat-obatan antimikroba

◦ dua metode utama: difusi dan dilusi


UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK
Indikasinya:
◦ Ketika mikroorganisme yang ditemukan adalah mikroorganisme yang sering
resisten terhadap antibiotic
◦ Ketika proses penyakit menjadi sangat parah dan progresif sehingga perlu diobati
secara khusus (ex; meningitis, septicemia)
◦ Pada infeksi yang memerlukan penanganan obat-obatan yang bersifat bekterisidal
cepat, tidak hanya bakteriostatik
Uji Sensitivitas Antibiotik

Diffusion Dilution

• E-Test method • Minimum Inhibitory


• Kirby-Bauer method Concentrationi)
• Ditch-plate technique • Broth dilution
• Cup-plate technique • Agar Dilution
• Gradient- plate
technique
METODE DIFUSI

◦ Untuk Staphylococci: penicillin G, oxallicin, cefazolin, erythromycin, gentamicin, dan


vancomycin yang digunakan

◦ Untuk Gram-negative rod: ampicillin, cefazolin dan generasi kedua dan ketiga
sefalosporin, piperasillin and trimethoprim-sulfamethoxazole, fluoroquinolones, dan
aminoglycosides (amikacin, tobramycin, gentamicin)

◦ Untuk infeksi saluran kencing dengan Gram-negative rods: nitrofurantoin,


quinolones, dan trimethoprim dapat dimasukkan.
Metode Difusi

Diilakukan dengan memindahkan


organisme ke dalam media spesifik dan
ditambahkan paper disk yang
mengandung antimikroba yang
distandarisasi.

Disk yang digunakan untuk tes


kepekaan/sensitivitas berisi antibiotic
yang akan digunkan untuk terapi dan
indicator antibiotic
Aplikasi dan Penyimpanan Disks
◦ Disk diaplikasikan menggunakan pinset steril (sebelumnya di panaskan) ke pentri disk
◦ Lalu plat diinkubasi pada kondisi yang diperlukan dan diperiksa zona disekitar antibiotic
disk.
Aplikasi dan Penyimpanan Disks

Perlu diperhatikan!:
Disk harus diaplikasikan dengan hati-hati ke media agar
disk harus disimpan dengan tepat karena potensi antibiotic yang terkandung dalam disk dapat
hilang setelah terpapar panas, cahaya dan kelembaban
Disk harus disimpan di wadah tertutup dan terlindungi dari cahaya (penting untuk agen
antibiotik yang sensitive terhadap cahaya seperti metronidazole, chloramphenicol, dan
quinolones)
Disk harus dibuang jika lewat expirade date, gunakan idealnya sebelum tanggal kadaluwarsa
pada sisi kontainer
Incubation
◦ Secara umum, inkubasi disk uji kepekaan pada suhu 35-37oC selama 18-20
jam.
Interpretasi Uji Sensitivitas
Antibakteri
◦ MIC: Minimum inhibitory concentration (Konsentrasi hambat minimum)
merupakan konsentrasi terendah dari antibiotic yang diperlukan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri
◦ MBC; Minimum Bactericidal Concentration (Konsentrasi Bunuh Minimum)
konsentrasi terendah dari antibiotic yang diperlukan untuk membunuh/mematikan
pertumbuhan bakteri
ZONA HAMBAT (METODE
DIFUSI)
◦ Clinically resistant: level kepekaan antibiotic yang menghasilkan kemungkinan
kegagalan terapi tertinggi / therapeutic failure
◦ Clinically susceptible: level kepekaan antibiotic dihubungkan dengan kemungkinan
keberhasilan terapi
◦ Clinically intermediate: level kepekaan antibiotik dihubungkan dengan pengaruh
terapi yang tidak meyakinkan.

ukuran zona hambat masing-masing obat tidak dapat dibandingkan dengan ukuran zona
hambat dari aktivitas obat yang lain pada organisme yang sama.
NCLLS/CLSI
Standard dan pedoman pengujian kerentanan antimikroba
Interpretasi Uji Sensitivitas Disk

◦ Zona-zona ini diukur dari belakang plat dimana


media bersih digunakan
◦ Diameter zona dihitung dengan
penggaris/cantilipers.
◦ jika diperlukan: Koloni tumbuh dalam zona
hambat dapat di subkultur dan diidentifikasi, dan
uji diulang
Template untuk interpretasi uji Menunjukkan pertumbuhan E. coli
kepekan disk. R menunjukkan pada agar Iso-sensitest dan zona
ukuran zona yang akan hambat di sekitar disk yang berisi
diinterpretasi sebagai Resisten, dan antibiotik
S sebagai Susceptible (rentan)
Metode disc diffusion
tes Kirby dan Bauer/Pour plate

◦ menentukan aktivitas agen antibiotic


◦ Disk yang berisi agen antimikroba/antibiotik
diletakkan pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme
◦ Area jernih menunjukkan adanya hambatan
pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan
media agar
E-test

◦ Untuk memperkirakan MIC (Minimum Inhibitory Concentration) atau KHM (Kadar


Hambat Minimum), yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
◦ Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba dari
kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang
telah ditanami mikroorganisme.
◦ Pengamatan dilakukan pada area jernih yang ditimbulkannya
Ditch-plate technique
◦ sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakkan pada parit yang dibuat dengan
cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara
membujur dan mikroba uji digoreskan kearah parit yang berisi agen antimikroba
(Pratiwi, 2008).
E-test
Cup-plate technique

◦ Metode ini serupa dengan metode disc


difussion, dimana dibuat sumur pada
media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dan pada sumur
tersebut diberi agen antimikroba yang
akan diuji (Pratiwi, 2008).
Gradient Plate agar
Metode dilusi (Pengenceran)

◦ Metode dilusi cair/broth dilution test (serial dilution)

Mengukur MIC (Minimum Inhibitory Concentration)


Mengukur MBC (Minimum Bactericidal Concentration) atau
Kadar Bunuh Maksimum.
Metode dilusi

◦ Dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada


medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji.
◦ Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang
terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji
ditetapkan sebagai KHM
◦ selanjutnya diinkubasi selama 18-24 jam, media cair yang
tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM
(Pratiwi, 2008).
◦ Metode dilusi padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media
padat (solid). Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba
yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji
POTENSI
ANTIBIOTIK
TANAMAN OBAT
Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz)

◦ Alkaloid
sebagai obat dan aktivator kuat bagi sel imun yang dapat menghancurkan bakteri,
virus, jamur, dan sel Kanker.
aktivitas antimikroba dengan menghambat respirasi sel.

◦ Tanin
menghambat pertumbuhan dan membunuh Candida albicans.
Tanin bersifat menciutkan dan mengendapkan protein dari larutan dengan
membentuk senyawa yang tidak larut. Selain itu, tanin berperan dalam sistem
pertahanan tubuh dan mempunyai aktivitas antioksidan serta antiseptic
Lidah Buaya (Aloe barbadensis
Miller)
◦ Senyawa aktif pd Lidah Buaya:
Asam fenolat/polifenol, fitosterol, asam
Mekanisme senyawa Fenolat
lemak, indol, alkane, pirimidin, alkaloid,
asamor ganic, aldehid, asam dikarboksilat, Senyawa fenolat
keto dan alkohol

mengubah sifat protein sel bakteri


Flavonoid: senyawa turunan fenol pada
tumbuhan dan larut dalam air. Dapat merusak Terjadi perubahan struktur protein pada dinding
permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom sel bakteri
dan lisosom
meningkatkan permeabilitas sel

pertumbuhan sel terhambat dan sel menjadi rusak.


Lidah Buaya (Aloe barbadensis
Miller)
◦ Senyawa lain pada lidah buaya: Saponin, Sterol, Acemannan

◦ Mekanisme kerja senyawa saponin:

Mengganggu
komponen penyusun menurunnya
permeabilitas sel fungsi sel bakteri
peptidoglikan pada tegangan permukaan Bakteri lisis dan mati
berubah menjadi tidak normal
dinding sel bakteri lipid
(lipoprotein)
Bunga Rosella (Hibiscus
Sabdariffa)
◦ Kandungan bahan aktif kelopak bunga rosella seperti flavonoid, fenol atau polifenol,
asam sitrat, saponin, tanin.

◦ Flavonoid mampu membentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan


hidrogen pada bakteri.
◦ Fenol atau polifenol berfungsi sebagai antibakteri dengan cara mengubah protein sel
dan merusak membran plasma bakteri.
◦ Tanin bekerja menghambat produksi enzim oleh mikroba.
◦ Saponin berfungsi melepas protein dan enzim dari dalam sel (Harianto, 2013).
PUSTAKA
1. Pratiwi, ST. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta. Erlangga
2. Ford M. 2014. Medical Microbiology. 2nd Ed. UK. Oxford University Press.
3. Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. Jawetz. 2010. Melnick & Adelberg’s
Medical Microbiology. 26th Ed. California, USA. McGraw-Hill.
4. Schwalbe, Richard; Steele-Moore L, and Goodwin AC. Antimicrobial Susceptibility Testing
Protocols. London, UK. CFC Press.
5. Candrasari A, Romas M A, Hasbi M, Astuti OR. Uji Daya Antimikroba Ekstrak Etanol Daun
Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus
ATCC 6538, Eschericia coli ATCC 11229 dan Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.
Biomedika, Volume 4 Nomor 1, Februari 2012
6. Sulistyani N, Kurniati E, Yakup, dan Cempaka R A. Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah
Buaya (Aloe barbadensis Miller). Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 2, Oktober 2016
7. Dyah R, Elina L. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa)
Terhadap Bakteri Streptococcus mutans). Jurnal Analis Kesehatan : Volume 4, No. 2 September
2015
Sejarah Standar NCLLS/CLSI
Pertengahan abad 20, medical technologists dan clinical pathologists berharap
adanya Standar kinerja laboratorium dalam menilai kualitas produk yang berbeda,
khususny diagnostic mikrobiologi.

Pemerintahan dipaksa untuk memberikan standar untuk menilai kualitas dan


peralatan yg berbeda;

pertengahan 1960-an sekelompok individu memulai diskusi yang


mengarah pada konsep organisasi independen.Dibentuk : Komite
Nasional Standar Laboratorium Klinik/ National Committee for Clinical
Laboratory Standards (NCCLS)
sekarang Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI)
Januari 2005

standar digunakan untuk hasil pemeriksaan yang dilaporkan mempunyai


dasar yang sama.
Standar NCLLS/CLSI pada Uji
Difusi Disk
◦ Uji difusi disk telah dilakukan dengan hati-hati distandarisasi untuk digunakan di
negara-negara Skandinavia oleh Ericsson dan untuk penggunaan di Amerika
Serikat oleh Bauer et al.

◦ Uji disk standar dari Ericsson dan Bauer dkk. keduanya melibatkan pengukuran
diameter masing-masing zona penghambatan dan membandingkannya dengan
konsentrasi hambat minimum (MICs) yang diperoleh dengan cara agar atau uji
sensitivitas dilusi cair

Anda mungkin juga menyukai