Anda di halaman 1dari 6

Adalah kebijakan fiskal, istilah yang mungkin sering ditemui oleh banyak

orang apabila terkait dengan kebijakan ekonomi negara.


Hal itu tentu tidak salah, karena memang kebijakan fiskal sangat
memengaruhi kondisi ekonomi di suatu negara. 
Ya, bisa dikatakan bahwa stabil atau tidaknya sebuah ekonomi negara sangat
dipengaruhi oleh kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh negara itu sendiri.
Jadi apa sebenarnya kebijakan fiskal? Apa tujuannya? Lalu apa saja
instrumen kebijakan yang mencakup kepada kebijakan fiskal?

Apa itu Kebijakan Fiskal?


Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang mengatur belanja dan pajak negara
yang berdampak pada kondisi ekonomi secara makro.
Ekonomi makro yang dimaksud misalnya agregat permintaan pasar, jumlah
tenaga kerja dan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi.
Otoritas Jasa Keuangan juga mendefinisikan kebijakan fiskal sebagai
kebijakan yang membahas pajak, penerimaan lain, utang-piutang, dan
pengeluaran pemerintah dengan tujuan tertentu seperti menunjang kestabilan
ekonomi, keseimbangan moneter, peningkatan pembangunan ekonomi, dan
perluasan tenaga kerja.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal
memiliki dua instrumen utama yaitu belanja dan pendapatan negara dalam
hal ini adalah pajak.
Asal Teori Pemikiran
pemikiran tentang fiskal pertama kali dikemukakan oleh ahli ekonomi asal
Inggris, John Maynard Keynes pada akhir tahun 1800-an.
Beliau meyakini bahwa pemerintah berperan terhadap perkembangan
ekonomi suatu negara terutama dalam hal ekspansi dan kontraksi pada siklus
bisnis.
Keynes juga meyakini bahwa pemerintah mampu memanipulasi pengeluaran
konsumen dan investor agar tidak terjadi kontraksi yang berlebih sehingga
aktivitas ekonomi dapat berjalan stabil.
Dampak pemikiran ekonomi Keynes juga terbukti saat terjadi depresi besar di
dunia pada awal tahun 1900-an. Dimana sebelumnya banyak negara yang
memegang prinsip ekonomi Laissez-Faire.
Prinsip tersebut meyakini bahwa pemerintah tidak boleh mengintervensi
kapitalisme dalam ekonomi pasar bebas.
Dengan ideologi ekonomi Keynes, pada saat itu presiden Amerika ke 32 saat
itu, Franklin D. Roosevelt berhasil menumbuhkan ekonomi sebesar 10,8%
pada tahun 1934.
Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan fiskal dan moneter sering dianggap sama. Padahal keduanya
adalah hal yang berbeda meski keduanya sama-sama memiliki tujuan yang
sama; memberikan stabilitas ekonomi.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk
mengatur pengeluaran dan pendapatan negara.
Sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan yang dibuat oleh Bank
Sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga.

Instrumen Kebijakan Fiskal


Sebenarnya instrumen kebijakan sulit didefinisi karena sifatnya sangat relatif.
Namun secara umum ada empat instrumen kebijakan fiskal yaitu.
1. Perpajakan
Instrumen pajak pada kebijakan fiskal bisa dikatakan paling kuat
keberadaannya di tangan otoritas publik.
Hal tersebut karena pajak mampu memengaruhi ekonomi suatu negara
secara makro. Misalnya saja perubahan perilaku konsumsi masyarakat, daya
beli, hingga investasi.
Alasan kedua sangat jelas bahwa pajak merupakan pemasukan utama dari
sebuah negara
Hal-hal yang diperhatikan dalam instrumen pajak adalah ketika pendapatan
pemerintah sedikit, maka besar kemungkinan negara akan menaikkan tarif
pajak.
Di sisi lain, ketika pemerintah menaikkan pajak pada kondisi tertentu,
kemungkinan permintaan barang dan jasa atau kemampuan daya beli
masyarakat akan berkurang.
2. Pengeluaran
Pengeluaran pemerintah sangat erat kaitannya dengan upaya pembangunan negara. Mulai dari
pembangunan infrastruktur atau pembangunan SDM.
Pengeluaran negara ini nantinya akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Misalnya
saja pembangunan lalu lintas transportasi darat, fasilitas kesehatan, atau pendidikan.

3. Utang Publik
Upaya pemerintah untuk meminjam kepada bank dunia atau pinjaman publik
dengan cara mengeluarkan surat utang dan obligasi.
Hal itu muncul dari anggapan bahwa pemasukan pemerintah tidak cukup
untuk memenuhi pengeluaran.
4. Anggaran
Segala rencana pengeluaran dan penerimaan negara untuk menjalankan
program pertumbuhan ekonomi terutama program-program jangka panjang.

Tujuan Kebijakan Fiskal


Melalui definisi kebijakan fiskal, sebenarnya sudah bisa diketahui apa tujuan
dibuatnya kebijakan fiskal. Namun, secara komprehensif, kebijakan fiskal bisa
dijabarkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Dengan mengatur pemasukan dan pendapatan, negara bisa mengontrol
peristiwa fluktuasi ekonomi yang berakibat adanya pertumbuhan ekonomi.
Misalnya melalui tata kelola anggaran yang tepat sasaran, meningkatkan
daya beli masyarakat dengan insentif pajak, atau menaikkan pajak pada
sektor-sektor tertentu.
2. Meningkatkan Kualitas SDM dan Menekan Angka
Pengangguran
Kualitas SDM dan angka pengangguran tentu memengaruhi pendapatan
nasional secara langsung dan bukan hal yang mustahil pertumbuhan ekonomi
akan melambat.
Hal itu karena dengan adanya pengangguran, maka daya beli masyarakat
akan menurun yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi.
Selain itu kualitas SDM juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kualitas
SDM yang baik menjadi investasi negara terutama dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan ketenagakerjaan.
3. Memastikan Stabilitas Harga
Turunnya harga barang mampu memberikan dampak bagi sektor swasta.
Namun, harga yang meningkat juga bisa menciptakan inflasi.
Di sisi lain, inflasi juga bisa memberikan keuntungan seperti menciptakan
lapangan kerja. Namun, inflasi juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat
ekonomi rendah karena turunnya daya beli.
4. Meningkatkan Laju Investasi
Ketika perekonomian negara baik, maka akan menjadi peluang bagi negara
untuk mendatangkan investor.
Adanya investor akan berpengaruh terhadap pemasukan negara dan juga
mengurangi pengangguran.

Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal


Jenis kebijakan fiskal dibagi ke dalam beberapa klasifikasi. Ada yang
berdasarkan teori, penerapan, dan penerimaan/pengeluaran. Berikut jenis-
jenis kebijakan fiskal.
Kebijakan Fiskal dari Segi Teori
 Fungsional: Kebijakan untuk mempertimbangkan pengeluaran dan
penerimaan anggaran pemerintah dengan melihat akibat tidak langsung
terhadap pendapatan nasional. Contohnya adalah kesempatan warga untuk
mendapatkan pekerjaan.
 Disengaja: Kebijakan dalam mengatasi masalah ekonomi yang sedang
dihadapi dengan cara memanipulasi anggaran belanja secara sengaja.
Ada tiga bentuk dari kebijakan fiskal disengaja yaitu; merubah pengeluaran
pemerintah, perubahan sistem pemungutan pajak, dan merubah pengelolaan
pemerintah.
 Tidak disengaja: Kebijakan untuk mengendalikan kecepatan siklus
bisnis agar aktivitas ekonomi tidak terlalu fluktuatif. Contoh: pajak progresif,
dan kebijakan harga minimum.
Kebijakan Fiskal Berdasarkan Penerapannya
 Kebijakan Ekspansif: Kebijakan yang dilakukan ketika perekonomian
suatu negara sedang melemah dan bertujuan untuk meningkatkan daya beli
masyarakat.
Kebijakan yang diambil adalah dengan menaikkan belanja negara dan
menurunkan nilai pajak. Contohnya apa yang dilakukan Indonesia saat
pandemi tahun 2020.
 Kebijakan Kontraktif: Kebijakan yang dilakukan ketika perekonomian
suatu negara berada pada tingkat yang cukup memanas. Misalnya adanya
inflasi.
Kebijakan yang diambil adalah dengan cara menurunkan belanja negara dan
menaikkan nilai pajak.
Baca Juga: 3 Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia Beserta Contohnya
Kebijakan Fiskal Berdasarkan Jumlah Penerimaan dan
Pengeluaran
 Kebijakan fiskal seimbang: Kebijakan untuk menyeimbangkan jumlah
penerimaan dan pengeluaran. Kekurangan dari kebijakan ini adalah apabila
ekonomi negara sedang terpuruk, maka kemungkinan besar negara berada
pada posisi tidak menguntungkan.
 Kebijakan fiskal surplus: Kebijakan untuk membuat jumlah
pendapatan harus lebih tinggi dengan pengeluaran. Kebijakan ini digunakan
untuk menghindari inflasi atau menekan angka inflasi yang tinggi.
 Kebijakan fiskal defisit: Berlawanan dengan kebijakan surplus. Meski
terdengar sesuatu yang negatif, kebijakan ini sejatinya berfungsi untuk
mengatasi kelesuan dan depresi perekonomian.
 Kebijakan fiskal dinamis: Menyediakan pendapatan yang bisa
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah seiring dengan kebutuhan
dan bertambahnya waktu.

Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia


Ada banyak contoh kebijakan fiskal yang telah diterapkan oleh Indonesia. Di
antaranya adalah:
 Adanya Tax amnesty tahun 2017 yaitu program pengampunan pajak
bagi wajib pajak yang telat, tunggakan dan tidak melaporkan asetnya.
 Relaksasi pajak yang berlangsung selama tahun 2020 hingga awal
2021 untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
 Pengurangan subsidi BBM.
Lembaga Kebijakan Fiskal di Indonesia
Di Indonesia, kebijakan fiskal dilakukan oleh Badan Kebijakan Fiskal (BKF)
yang merupakan unit setingkat eselon I di bawah Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
BKF berperan untuk merumuskan kebijakan fiskal dan sektor keuangan
dengan cakupan tugas yang meliputi ekonomi makro, pendapatan negara,
belanja negara, pembiayaan, sektor keuangan dan kerja sama internasional.

Kesimpulan
Kebijakan fiskal dapat dianalogikan ketika Anda mencoba membuat
keputusan untuk meningkatkan taraf hidup; bagaimana Anda mendapatkan
uang dan membelanjakannya, bagaimana kehidupan Anda tetap terjaga.
Sama halnya dengan negara, kebijakan fiskal berfungsi agar aktivitas
perekonomian negara tersebut stabil dengan cara mengatur cara
membelanjakan anggaran dan pendapatannya.
Comment *

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
Gmail
Facebook Messenger
WhatsApp

Anda mungkin juga menyukai