Anda di halaman 1dari 6

Kejenuhan dan Transfer Dalam Belajar

RESUME 11

diajukan sebagai pelengkap tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang


diampu oleh Verlanda Yuca, S.Pd., M.Pd., Kons.

PUTRI AFIFAH RIZKI


NIM 19076020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN


KOMPUTER
MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Kejenuhan dan Transfer Dalam Belajar

A. KEJENUHAN DALAM BELAJAR

1. Pengertian Kejenuhan Dalam Belajar

Syah (2012:180) menjelaskan secara harfiah jenuh berarti padat atau penuh
sehingga tidak mampu lagi membuat apapun.Selain itu,jenuh juga dapat berarti jemu
atau bosan.Dalam belajar,disamping siswa sering mengalami kelupaan,ia juga
terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang desiebut jenuh belajar yang
dalam bahasa psikologi lazim disebut learning plateu.

Robert menyebutkan kejenuhan belajar adalah rentang waktu tertentu yang


digunakan untuk belajar,tetapi tidak mendatangkan hasil.Seorang siswa yang
mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang
diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan.Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini
pada umumnya tidak berlangsung selamanya,tetapi dalam rentang waktu tertentu
saja.Seorang siswa yang sedang dalam keadaan jenuh sistem akalnya tak dapat
bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau
pengalaman baru sehingga kemajuan belajar seakan-akan jalan ditempatnya.

2. Faktor Penyebab Terjadinya Kejenuhan dalam Belajar

Keletihan indera dan keletihan fisik dalam hal ini mata dan telinga pada
umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah siswa beristirahat
cukup.Terutama tidur nyenyak dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang
cukup bergizi.Sebaliknya, keletihan mental tak dapat diatasi dengan cara yang
sederhana.Itulah sebabnya, keletihan-keletihan mental dipandang sebagai faktor
utama penyebab munculnya kejenuhan dalam belajar.

Menurut Chaplin (dalam Muhibbin Syah, 2012:181), kejenuhan belajar dapat


melanda siswa apabila ia telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi salah
satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat
keterampilan berikutnya. Selain itu, kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar
siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya karena bosan dan keletihan.
Menurut Cross (1974) dalam bukunya The Psychology of Learning (dalam buku
Muhabbin Syah, 2012: 182), keletihan siswa dapat dikategorikan menjadi tiga macam
yakni.
1)Keletihan indera siswa
2)Keletihan fisik siswa
3)Keletihan mental siswa

Keletihan fisik dan keletihan indera dalam hal ini mata dan telinga, pada
umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah siwa beristirahat
yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Begitu sebaliknya, keletihan
mental tak dapat diatasi dengan mudah. Maka dari itu keletihan mental dipandang
sebagai faktor utama penyebab munculnya kejenuhan dalam belajar.

Adapun faktor-faktor penyebab kejenuhan dalam belajar di jelaskan Moeclis


(2013:56) yaitu :
a) Karena kecemasan siswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan keletihan
itu sendiri.
b) Karena kecemasan siswa terhadap standar/patokan keberhasilan
bidang-bidang studi tertentu yang dianggap terlalu tinggi terutama ketika siswa
tersebut sedang merasa bosan mempelajari bidang-bidang studi tadi.
c) Karena siswa berada ditengah-tengah kompetitif yang bebas dan menuntut
lebih banyak kerja intelek yang berat
d) Karena siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang
optimum,sedangkan ia sendiri menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan
ketentuan yang ia buat sendiri
e) Seseorang kehilangan motivasi dan konsolidasi pada suatu level ilmu
pengetahuan dan keterampilan
f) Munculnya kebosanan dan keletihan karena kemampuan sesoarng telah
sampai pada batas maksimalnya dalam belajar.

3. Cara Mengatasi Kejenuhan Dalam Belajar


 Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
dengan takaran yang cukup banyak
 Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari hari-hari belajar yang
dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat
 Pengubahan atas penetaan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi
pengubahan posisi meja tulis,lemari,rak buku,alat-alat perlengkapan belajar dan
sebagainya sampai memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru
yang lebih menyenangkan untuk belajar
 Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong untuk
belajar lebih giat dari sebelumnya.

B. TRANSFER DALAM BELAJAR

1. Pengertian Transfer Dalam Belajar

Transfer belajar merupakan pemindahan ketrampilan hasil belajar dari suatu


situasi kesituasi lainnya. Kata “pemindahan ketrampilan” tidak berkonotasi hilangnya
melakukan ketrampilan sesuatau karena diganti ketrampilan baru pada masa sekarang,
oleh sebab itu definisi ini harus dipahami sebagai pemindahan pengaruh atau
pengaruh keterampilan melakuakan sesuatu terhadap tercapainya ketrampilan
melakukan sesuatu lainnya.

Dalam buku psikologi pendidkan (Purwanto Ngalim, 1990:108), transfer belajar


adalah apabila seseorang mampu menerapkan sebagian atau semua kecakapan
kecakapan yang telah dipelajarinya dalam situasi lain yang tertentu. Sedangkan
menurut Reber (dalam Syah, 2012: 159), transfer belajaradalah pemindahan
keterampilan hasil belajar dari satu situasi ke situasi lainnya.

Sudarwan (2010:189) menjelaskan transfer dalam belajar adalah pengetahuan dan


keterampilan sisa sebagaihasil belajar pada masa lalu sering kali mempengaruhi
proses belajar yang dialaminyamsendiri.Transfer belajar adalah pengalihan hasil
belajar yang tidak dilakukan terhadap proses yang sedang dilakukan.

Menurut L.D Crow dan A.Crow,Transfer belajar adalah pemindahan-pemindahan


kebiasaan berfikir,perasaan atau pekerjaan,ilmu pengetahuan atau keterampilan,dari
suatu keadaan ke keadaan belajar yang lain.Makna kata pemindahan keterampilan
tidak berkotasi dengan hilangnya keterampilan melakukan sesuatu pada masa lalu
karena digantikan dengan keterampilan baru yang telah diperoleh saat
pembelajaran.Transfer belajar akan mudah terjadi pada diri peserta didik apabila
situasi belajarnya dibuat sama atau mirip dengan situasi yang sehari-hari yang akan
ditempati peserta didik tersebut kelak dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang akan dia pelajari di sekolah.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Transfer Belajar


a) Intelegensi
Individu yang lancar dan pandai biasanya segera mampu menganalisa dan
melihat hubungan-hubungan logis,ia segera melihat unsur-unsur yang sama serta pola
dasar atau kaidah hukum,hingga sangat mudah terjadi transfer.

b) Sikap
Meskipun orang mengerti dan memahami sesuatu serta hubungannya dengan
yang lain,tetapi pendirian atau kecenderungan menolak/sikap negatif,maka trnsfer
tidak akan terjadi demikan juga sebaliknya.

c) Materi pelajaran
Biasanya mata pelajaran yang mempunyai daerah berdekatan misalnya
matematika dengan statistik,ilmu jiwa sosial dengan sosiologi lebih mudah terjadi
transfer.

d) Sistem penyampaian guru


Pendidik yang senantiasa menunjukkan hubungan anatara pelajaran yang sedanng
dipelajari dengan pelajaran lain atau dengan menunjuk ke kehidupan nyata yang
dialami anak,biasanya lebih membatu terjadinya transfer.

3. Ragam Transfer Belajar


Menurut Gagne seorang education psycologist (pakar psikologis pendidikan)yang
masyur, transfer belajar dapat digolongkan kedalam empat kategori,yaitu :
a) Transfer Positif
Transfer positif adalah transfer yang berakibat baik terhadap kegiatan belajar
selanjutnya.Transfer positif dapat terjadi dalam diri sesorang siswa apabila guru
membantu untuk belajar dalam situasi-situasi lainnya.Dalam hal ini,transfer positif
adalah learning in one situation helful in other situation,yakni belajar dalam suatu
situasi yang dapat membantu belajar dalam situasi-situasi.
b) Transfer Negatif
Transfer negatif yaitu transfer yang berakibat buruk terhadap kegiatan belajar
selanjtnya. Transfer negatif dapat dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam
situasi tertentu yang memiliki pengaruh merusak terhadap keterampilan / pengetahuan
yang dipelajari dalam situasi-situasi lainnya.Jadi,transfer dikatakan negatif bila dalam
penggunaan hasil belajar untuk mengahdapi situasi baru mengalami
hambatan,kesulitan,kerusakan dan sebagainya.

c) TransferVertikal
Transfer vertikal adalah transfer yang berakibat baik terhadap kegiatan belajar
dalam mempelajari pengetahuan /keterampilan yang lebih tinggi atau rumit.Transfer
vertikal (tegak lurus) dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila pelajaran yang
telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tersebut dalam menguasai
pengetahuan/ keterampilan yang lebih tinggi atau rumit.

d) Transfer lateral
Transfer lateral adalah transfer yang berakibat baik terhadap kegiatan belajar
pengetahuan/ keterampilan yang sederajat.Transfer lateral (kearah samping) dapat
terjadi dalam diri seorang siswa apabila ia mampu menggunakan materi yang telah
dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama kerumitannya dalam situasi-situasi
yang lain.Dalam hal ini,perubahan waktu dan tempat tidak mengurangi muti hasil
belajar siswa tersebut (Muhibbin Syah,1995).
DAFTAR PUSTAKA
Sholichin, Mochlis. 2013. Psikologi Belajar Aplikasi Teori Belajar dalam
Pembeljaran. Surabaya: CV Salsabila Putra Pratama.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung; PT
Remaja Rosdakarya Offest.
Sudarwan, Danim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai