Anda di halaman 1dari 21

TELAAH JURNAL

Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Kritis


Dosen Pengampu: Ns. Ulfa Muflihah, S.Kep., MNS

Disusun Oleh :
Riska Yosiana 1811102411157

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021
Deskripsi Content :

Title “PENERAPAN PIJAT PERUT SEBAGAI EVIDENCE BASED


NURSING UNTUK MENURUNKAN VOLUME RESIDU
LAMBUNG PADA PASIEN KRITIS”
Journal Journal of Health Research
Published Maret 2020
Author Wahyu Rahmawati, Beti Kristinawati, Kurniasari

No Komponen Jurnal Item question to help “ Telaah Jurnal “


1 Pendahuluan 1. Apa masalah penelitian ?
Pasien kritis yang dirawat di ruang perawatan intensif
menghadapi beberapa masalah pencernaan akibat stress,
peningkatan volume residu, diare, sembelit, dan
kekurangan gizi. Pemberian nutrisi nasogastrik memiliki
risiko khususnya pada pasien kritis.
2. Seberapa besar masalah tersebut ?
Komplikasi akibat ketidaktepatan dalam pemberian
enteral diantaranya adalah nausea dan muntah yang
disebabkan karena penundaan pengosongan lambung,
posisi baring pasien selama pemberian nutrisi dan efek
samping dari obat-obatan selama di ruang perawatan
intensif.
3. Dampak masalah jika tidak di atasi ?
Akibat ketidaktepatan dalam pemberian nurisi
diantaranya retensi lambung, aspirasi paru, nausea,
muntah. Kemungkinan penyebabnya adalah karena
penundaan pengosongan lambung, posisi baring pasien
selama pemberian nutrisi, peningkatan kecepatan,
volume dan konsentrasi.
4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan
antara masalah yang ada/kenyataan dengan
harapan/target ?
Tidak ada kesenjanngan dalam penelitian. Penelitian
yang di lakukan sesuai dengan harapan / target.

5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan


hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti
Penerapan hasil penelitian pijat perut ini bertujuan untuk
menurunkan volume residu lambung pada pasien-
pasien kritis yang terpasang nasogastric tube.
2 Methode
1. Desain penelitian 1. Desain penelitian apa yang digunakan ?
Peneliti tidak menjelaskan desain penelitian apa yang di
gunakan.
2. Populasi dan sampel 1. Siapa populasi target dan populasi terjangkau ?
Populasi target dan terjangkau adalah Pasien kritis yang
dirawat di ruang perawatan intensif yang menghadapi
beberapa masalah pencernaan akibat stress, peningkatan
volume residu, diare, sembelit, dan kekurangan gizi diruang
ICU RSUD Kabupaten Sukoharjo.
2. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan
eksklusi sampel?
- Sampel dalam penelitian ini adalah 7 orang pasien
kritis yang dirawat di ruang ICU RSUD Kabupaten
Sukoharjo yang diberikan pijat perut untuk
mengurangi jumlah volume residu lambung.
- Kriteria inklusi meliputi pasien yang mendapatkan
pelayanan pijat perut yang dilakukan dua kali sehari
dengan durasi 20 menit selama 3 hari dan selanjutnya
dilakukan evaluasi.
- Eksklusi sampel meliputi pasien yang pasien- pasien
kritis yang terpasang nasogastric tube.
3. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk
memilih sampel dari populasi target ?
Sampel dipilih dengan menggunakan Teknik purposive
sampling.
4. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian? Metode atau rumus apa yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel ?
Jumlah sampel yang digunakan adalah 7 sampel

3. Pengukuran atau 1. Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?


pengumpulan data Peneliti mengumpulkan data melalui 10 jurnal
internasional yang menjelaskan tentang pijat perut untuk
mengurangi jumlah volume residu lambung.
2. Bagaimana validitas dan reabilitas alat
ukur/instrument yang di gunakan ?
Validitas dan reabilitas instrument yang di gunakan
sangat tepat dan dapat di percaya karna intrumen yang
di gunakan meliputi pijat perut menggunakan baby oil dan
terpasang nasogastric tube untuk menurunkan jumlah volume
residu lambung.
3. Siapa yang melakukan pengukuran atau
pengumpulan data? Apakah di lakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan
pengukuran ?
Yang melakukan pengukuran dan pengumpulan data
adalah peneliti.
4. Analisis data 1. Uji statistic apa yang digunakan untuk menguji
hipotesis atau menganalisis data ?
Analisis data menggunakan distribusi frekuensi.
2. Program atau software statistic apa yang di gunakan
peneliti untuk menganalisa data ?
Peneliti tidak menjelaskan program atau software apa
yang di gunakan.
3 Hasil penelitian
1. Alur penelitian 1. Bagaimana alur (flow) penelitian yang
dan data base menggambarkan responden yang mengikuti
line penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up
?
Perawat menarik cairan ini melalui nasogastic tube dan
spuit 50 cc untuk mengukur jumlah residu, cairan residu
yang kurang dari 100 ml akan diganti dengan nutrisi
enteral untuk mencegah ketidakseimbangan elektrolit
dan kehilangan nutrisi (Theresa, 2010).
2. Bagaimana karakteristik responden dan baseline
data ?
Dalam penelitian Setianingsih, et al (2016) yang
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan
GRV pada pasien ICU yang mendapat nutrisi enteral,
didapatkan faktor usia memiliki peran minimal terhadap
GRV. Melihat karakteristik usia pasien ICU RSUD
Kabupaten Sukoharjo yang mendapatkan penerapan
aplikasi jurnal yaitu > 45 tahun 4 diantaranya adalah
lansia.
2. Hasil penelitian 1. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti
melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis penelitian
terbukti atau tidak terbukti ( bermakna atau tidak
secara statistic )? Apakah hasil penelitian juga
bermakna secara klinis?
Hasil utama dari penelitian yang di lakukan 7 sampel
yang dilakukan pijat perut mengalami penurunan
volume residu lambung rata-rata 85,00 cc (43,49%)
dihari ketiga dengan rata-rata Gastric Residue Volume
(GRV) pre hari ke-1 130,71 cc (63,27%). Dan GRV
post hari ke1 111,43 cc (42,98%).
4 Diskusi (discuss) 1. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil
penelitian? Apakah peneliti membuat interpretasi
yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang
ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori
terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak
sesuai dengan hipotesis, namun suatu penelitian
tetap berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan
rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak
terbukti.
Peneliti menginterpretasikan hasil penelitiannya bahwa
distensi abdomen banyak terjadi pada pasien yang
menerima nutrisi enteral, setelah dilakukan pijat perut
distensi abdomen mengalami penurunan. Hal ini terjadi
karena pijat perut membantu mempercepat aliran darah
dan gerakan peristaltik, menginduksi penyerapan nutrisi
dan membantu absorbsi nutrisi ke seluruh usus. setelah
dilakukan pre test dan post test pada volume rerata,
volume minimum, dan volume maximum dan terbukti
sesuai dengan hipotesis yang telah di tetapkan.

2. Bagaimana peneliti membandingkan hasil


penelitiannya dengan penelitian-penelitian terdahulu
serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan
adanya relevansi?
Peneliti membandingkan dengan beberapa penelitian
terdahulu (Gacoin A et al, 2010) Pasien-pasien kritis
yang dirawat di ruang perawatan intensif menghadapi
beberapa masalah pencernaan akibat stress, peningkatan
volume residu, diare, sembelit, dan kekurangan gizi.
(Dehghan M et al, 2017) Pijat adalah metode terapi
dengan sejarah panjang dalam pengobatan dan itu
sebagian besar digunakan pada akhir abad 19 dan awal
abad 20.
(Uysal N, 2017)Pijat adalah metode terapi dengan
sejarah panjang dalam pengobatan. Beberapa ratus
tahun yang lalu, penggunaan massage perut diakui
sebagai metode efektif untuk mengurangi sembelit dan
meningkatkan motilitas sistem pencernaan.
3. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan
relevansi hasil penelitiannya dengan perkembangan
ilmu keperawatan/kesehatan serta terhadap
pemecahan masalah ?
Peneliti menjelaskan bahwa penelitiannya sesuai dengan
beberapa penelitian terdahulu yang telah di lakukan
bahwa pasien yang diberikan intermittent feeding
semuanya mengalami penurunan volume residu
lambung pada pasien-pasien kritis yang terpasang
nasogastric tube.
4. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil
penelitian?
Hasil penelitian sangat penting dan bermanfaat karena
bisa diterapkan diklinik.
5. Bagaimana applicability hasil penelitan menurut
peneliti? Apakah hasil penelitian dapat diterapkan
pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari
aspek fasilitas, pembiayaan, sumber daya manusia,
dan aspek legal?
Ya, menurut saya penelitian ini dapat diterapkan di
praktik keperawatan.
6. Apakah mungkin penelitian ini direplukasi pada
setting pratik klinik lainnya?
Menurut saya penelitian ini dapat di lakukan di setting
praktik klinik terutama rumah sakit karna pemberian
pijat perut efektif untuk menurunkan volume residu
lambung pada pasien- pasien kritis yang terpasang
nasogastric tube.
7. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan
kelemahan penelitian? Apakah kelemahan ini tidak
menurunkan validitas hasil penelitian?
Peneliti tidak menjelaskan kelemahan dan kelebihan.
Available online at https://jurnal.stikesmus.ac.id/index.php/avicenn a

Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 42

PENERAPAN PIJAT PERUT SEBAGAI EVIDENCE BASED NURSING


UNTUK MENURUNKAN VOLUME RESIDU LAMBUNG PADA PASIEN
KRITIS
Wahyu Rahmawati1,*, Beti Kristinawati2, Kurniasari3
Universitas Muhammadiyah Surakarta
1
j230195012@student.ums.ac.id*

Abstrak
Latar Belakang : Pasien kritis yang dirawat di ruang perawatan
intensif menghadapi beberapa masalah pencernaan akibat stress, peningkatan
volume
residu, diare, sembelit, dan kekurangan gizi. Pemberian nutrisi
nasogastrik memiliki risiko khususnya pada pasien kritis. Komplikasi akibat
ketidaktepatan
dalam pemberian enteral diantaranya adalah nausea dan muntah yang
disebabkan karena penundaan pengosongan lambung, posisi baring pasien
selama pemberian
nutrisi dan efek samping dari obat-obatan selama di ruang perawatan
intensif.
Tujuan : Penerapan hasil penelitian pijat perut ini bertujuan untuk menurunkan
volume residu lambung pada pasien- pasien kritis yang terpasang
nasogastric tube.
Metode : Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Analisis
data menggunakan distribusi frekuensi. Sumber data diambil dari 10
jurnal
internasional yang menjelaskan tentang pijat perut untuk mengurangi
jumlah volume residu lambung. Intervensi pijat perut menggunakan baby oil
dilakukan
pada 7 orang pasien kritis yang dirawat di ruang ICU dan dipilih
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Tindakan pijat perut dilakukan
dua kali sehari
dengan durasi 20 menit selama 3 hari dan selanjutnya dilakukan
evaluasi.
Hasil : 7 sampel yang dilakukan pijat perut mengalami penurunan volume
residu
lambung rata-rata 85,00 cc (43,49%) dihari ketiga dengan rata-rata
Gastric
Residue Volume (GRV) pre hari ke-1 130,71 cc (63,27%). Dan GRV post hari ke-
1 111,43 cc (42,98%).
Simpulan: Pijat perut dapat diaplikasikan pada pasien dengan kondisi kritis yang
terpasang nasogastric tube untuk menurunkan jumlah volume residu
lambung.

Kata kunci: Pijat perut; Volume Residu Lambung; Pasien


Kritis
THE APPLICATION OF ABDOMINAL MASSAGE AS EVIDENCE BASED
NURSING TO REDUCE THE VOLUME OF GASTRIC RESIDUE IN
CRITICAL PATIENTS

Abstract
Background: Critical patients treated in intensive care rooms face several
digestive problems due to stress, increased residual volume, diarrhea,
constipation, and malnutrition. The provision of nasogastric nutrition carries a
risk especially in critically ill patients. Complications due to inaccurate enteral
administration include nausea and vomiting caused by delays in emptying the

10.36419/avicenna.v3i1.341
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 4343
(PenerapanPijat
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan PijatPerut
PerutSebagai
Sebagai Evidence
Evidence

stomach, lying in the patient's position during nutrition and side effects from
medications while in the intensive care room.
The Purpose : The application of the results of this abdominal massage
study
aims to reduce the volume of gastric residue in critically ill patients with
nasogastric tubes.
Method: The sampling technique was purposive sampling. Data analysis uses
frequency distribution. Data sources are taken from 10 international journals that
explain abdominal massage to reduce the amount of gastric residual volume. The
intervention of abdominal massage using baby oil was carried out on 7 critical
patients who were treated in the ICU and selected based on predetermined
criteria. The act of abdominal massage is done twice a day with a duration of 20
minutes for 3 days and then evaluated.
Result: 7 samples of abdominal massage experienced a decrease in gastric
residual volume by an average of 85,00 cc (43,49%) on the third day with an
average gastric residual volume (GRV) pre day 1 130,71 cc (63,27%) and GRV
post day 1 111,43 cc (42,98%).
Conclusion: Abdominal massage can be applied to patients with
critical
conditions with nasogastric tubes attached to reduce the amount of gastric
residual volume.

Key words: Abdominal Massage; Gastric Residue Volume; Critical Patient

PENDAHULUAN
Pasien kritis menurut AACN (American Association of Critical Care
Nursing, 2010) didefinisikan sebagai pasien yang berisiko tinggi untuk
masalah
kesehatan aktual ataupun potensial yang mengancam jiwa (AACN, 2010).
Pasien- pasien kritis yang dirawat di ruang perawatan intensif menghadapi
beberapa masalah pencernaan akibat stress, peningkatan volume residu, diare,
sembelit, dan kekurangan gizi (Gacoin A et al, 2010).

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


Copyright © 2020, Avicenna
ISSN 2615-6458 : Journal
(print) | ISSN of Health
2615-6466 Research
(online)
ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 4444
(PenerapanPijat
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan PijatPerut
PerutSebagai
Sebagai Evidence
Evidence

Pasien kritis yang mendapat nutrisi enteral melalui nasogastrik memiliki


banyak keuntungan. Pemberian nutrisi nasogastrik pada pasien kritis juga
memiliki kemungkinan komplikasi akibat ketidaktepatan dalam pemberian nurisi
diantaranya retensi lambung, aspirasi paru, nausea, muntah. Kemungkinan
penyebabnya adalah karena penundaan pengosongan lambung, posisi baring
pasien selama pemberian nutrisi, peningkatan kecepatan, volume dan konsentrasi.
Untuk meningkatkan toleransi makan dan mengurangi residu lambung, salah satu
pengobatan non-farmakologi pada pasien kritis yang dapat menurunkan volume
residu lambung ialah terapi pijat, tepatnya pijat pada bagian perut. Jenis-jenis
pengobatan komplementer mulai diaplikasikan dan telah dipertimbangkan
terutama di peduli paliatif khususnya pijat perut. Pijat adalah metode terapi
dengan sejarah panjang dalam pengobatan dan itu sebagian besar digunakan pada
akhir abad 19 dan awal abad 20 (Dehghan M et al, 2017). Pijat adalah metode
terapi dengan sejarah panjang dalam pengobatan. Beberapa ratus tahun yang lalu,
penggunaan massage perut diakui sebagai metode efektif untuk mengurangi
sembelit dan meningkatkan motilitas sistem pencernaan (Uysal N, 2017).

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


Copyright © 2020, Avicenna
ISSN 2615-6458 : Journal
(print) | ISSN of Health
2615-6466 Research
(online)
ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 45
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan Pijat Perut Sebagai Evidence

Pijat perut adalah adalah salah satu jenis terapi komplementer yang
mampu mencegah dan mengurangi gangguan pada sistem gastrointestinal
(Kahraman & Ozdemir, 2015). Mekanisme kerja perut adalah menurunkan
kontraksi dan tegangan pada otot abdomen, meningkatkan motilitas pada sistem
pencernaan, meningkatkan sekresi pada sistem intestinal serta memberikan efek
pada relaksasi sfringter sehingga mekanisme kerja tersebut akan mempermudah
dan memperlancar pengeluaran feses (Sinclair, 2011). Selain itu, pijat perut
ditemukan berpengaruh terhadap isu-isu motilitas, seperti peningkatan volume
residual lambung dan distensi abdomen pada pasien dengan makanan enteral
(Uysal et al,
2012) sehingga berguna mengurangi resiko aspirasi atau residu lambung
(Lamas et al, 2010).
Berdasarkan analisa situasi di Ruang ICU RSUD Kabupaten Sukoharjo
selama 6 hari pada tanggal 18 – 23 November 2019, terdapat 8 bed dengan
jumlah
pasien paling banyak dengan diagnosa STEMI, NSTEMI, Gagal nafas, dll.
Beberapa pasien terpasang NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
atau
mengukur residu lambung. Misalnya pada tanggal 18 – 23 November terdapat 4
pasien dari 9 pasien (45%) yang terpasang NGT. Setiap sebelum
pemberian
nutrisi enteral, dilakukan aspirasi ntuk pengecekan jumlah residu lambung.
Didapatkan 2 dari 4 pasien yang terpasang NGT jumlah residu lambung >100 cc.
Hasil beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa studi
meneliti efek dari pijat perut pada fungsi pencernaan. Kebanyakan dari
mereka
berfokus pada sembelit dan volume residu. Oleh karena itu, penerapan evidence
based nursing pijat perut ini dilakukan untuk menyelidiki efek pijat perut
pada
pasien kritis untuk menurunkan atau mengurangi jumlah volume residu
lambung.

METODE
Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Analisis data

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 46
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan Pijat Perut Sebagai Evidence

menggunakan distribusi frekuensi. Sumber data diambil dari 10 jurnal


internasional yang menjelaskan tentang pijat perut untuk mengurangi jumlah
volume residu lambung dengan menggunakan kata kunci dari
abdominal massage, gastric residual volume, intensive care unit, enteral feeding.
Kemudian dipilih salah satu jurnal yang dipakai untuk dijadikan rujukan dan
jurnal lain sebagai pendukung.
Penerapan aplikasi jurnal dilakukan di ruang ICU RSUD kabupaten
Sukoharjo pada 7 pasien dari bulan November sampai Desember tahun 2019.
Pijat menggunakan baby oil dilakukan sehari 2 kali selama 3 hari dengan waktu
20 menit. Bahan utama yang dibutuhkan dalam pengaplikasian pijat perut
adalah baby oil. Kriteria inklusi: pasien terpasang NGT (Nasogastric Tube), GCS
(Glasgow Coma Scale) pasien < 7, tidak ada radioterapi perut dalam 6 minggu
terakhir. Kriteria eksklusi: pasien yang mendapat obat prokinetik seperti
domperidone, cisapride dan lain-lain, pasien pasca bedah perut, pasien
pulang/meninggal.
Teknik pengumpulan data, Tahap awal dilakukan pengukuran residu awal
dengan dibilas kemudian jumlah residu diukur dan dicatat, lalu residu
dimasukkan kembali. Tahap berikutnya pijat perut dilakukan selama 20 menit,
setelah pijat makanan enteral melalui NGT dimasukkan sampai jumlahnya
meningkat 300 ml

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 47
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan Pijat Perut Sebagai Evidence

jika ditambahkan dengan jumlah residu yang diukur sebelumnya. Setelah 2 jam,
tahap berikutnya dilakukan pijat perut yang kedua dan akhirnya 1 jam setelah
pijat kedua dilakukan pengukuran volume residu lambung kembali. Teknik
pijatnya, tahap pertama pijatan dimulai dengan gerakan seperti menyikat kulit di
daerah perut menggunakan telapak tangan, dilakukan selama 4 menit, tahap
kedua deformitas elastis dari fasia torakolumbalis dalam bentuk perpindahan
yaitu dengan cara tangan yang dominan ditempatkan pada kulit perut dan
tangan lainnya diletakkan diatas tangan yang dominan kemudian tekan bagian
bawah kulit seperti diperas, dilakukan selama 4 menit, tahap ketiga kulit perut
diambil dan diremas oleh jari seperti menguleni adonan, dilakukan selama 4
menit, tahap keempat gerakan goyang atau kejut di sepanjang ketiak dari atas ke
bawah, dilakukan selama 4 menit, Tahap kelima jari-jari ditempatkan antara
ruang interkostal dan menarik kulit dengan tekanan yang sesuai atau tepat
selama 4 menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Distribusi Karakteristik Pasien ICU
No Variabel Item Jumlah %
Laki-laki 5 71,4%
1 Jenis Kelamin
Perempuan 2 28,6%

<45 tahun 1 14,3%


2 Usia >45 tahun 6 85,7%
<5 hari 5 71,4%
3 Jumlah hari dirawat >5 hari 2 28,6%

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan karakteristik dari 7 pasien, 5 orang


(71,4%) berjenis kelamin laki-laki, usia lebih dari 45 tahun ada 6 orang (85,7%),
jumlah hari dirawat paling banyak kurang dari 5 hari ada 5 orang (71,4%).

Tabel 2. Hasil Pijat Perut Selama 3 Hari Penerapan


Pre Test GRV sebelum pijat Hari 1 Post Test GRV

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 48
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan Pijat Perut Sebagai Evidence

(cc ) % Hari 1 (cc) % Hari 2 (cc) % Hari 3 (cc) %

130,71 (63,27) 111,43 (42,98) 102,86 (52,9) 85,00 (43,49)

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan setelah dilakukan pijat perut selama 3


hari berturut- berturut pada 7 pasien, ada penurunan jumlah volume residu
lambung rata-rata pada pasien 85,00 cc (43,49%) dihari ketiga dengan rata-rata
GRV pre hari ke-1 130,71 cc (63,27%). Dan GRV post hari ke-1 111,43 cc
(42,98%).
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa menurut karakteristik pasien dari
7 pasien, 5 orang (71,4%) berjenis kelamin laki-laki, usia lebih dari 45 tahun ada
6 orang (85,7%), jumlah hari dirawat paling banyak kurang dari 5 hari ada 5
orang (71,4%). Penerapan aplikasi jurnal yang sudah dilakukan, didapatkan
bahwa usia paling banyak di atas 45 tahun (85,7%). Dalam penelitian
Setianingsih, et al (2016) yang menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan GRV pada pasien ICU yang mendapat nutrisi enteral, didapatkan faktor
usia memiliki peran

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 49
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan Pijat Perut Sebagai Evidence

minimal terhadap GRV. Melihat karakteristik usia pasien ICU RSUD Kabupaten
Sukoharjo yang mendapatkan penerapan aplikasi jurnal yaitu > 45 tahun 4
diantaranya adalah lansia. Penelitian yang dilakukan Munawaroh S, et al (2012)
menyebutkan bahwa lansia memiliki pengaruh terhadap peningkatan nilai GRV
karena mengalami proses menua sehingga saraf-saraf yang mempersarafi saluran
cerna misalnya saraf simpatis mengalami gangguan sehingga
menurunkan gerakan motilitas lambung, melemahnya gerakan lambung
menyebabkan gangguan atau keterlambatan dalam pengosongan lambung.
Gastro Residu Volume (GRV) merupakan volume cairan yang tersisa di
perut pada suatu titik selama pemberian nutrisi enteral. Perawat menarik cairan
ini melalui nasogastic tube dan spuit 50 cc untuk mengukur jumlah residu, cairan
residu yang kurang dari 100 ml akan diganti dengan nutrisi enteral untuk
mencegah ketidakseimbangan elektrolit dan kehilangan nutrisi (Theresa, 2010).
Pemantauan GRV adalah untuk menilai keamanan makanan enteral. Ada
banyak keuntungan dalam pemantauan GRV diantaranya adalah menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada pasien kritis, mencegah intoleransi lambung,
dan yang paling penting adalah untuk meningkatkan makan (Weijs PJ et al,
2014). Volume lambung yang banyak akan menyebabkan distensi lambung
sehingga menimbulkan reflek enterogastrik dari duodenum pada pilorus yang
akan memperlambat pengosongan lambung. Pasien yang lemah dengan
pengosongan lambung yang buruk dan gangguan menelan serta gangguan
mekanisme batuk mempunyai resiko terjadi aspirasi (Munawaroh S et al, 2012).
Tabel 2 menunjukkan setelah dilakukan pijat perut selama 3 hari berturut-
berturut pada 7 pasien, ada penurunan jumlah volume residu lambung rata-rata
pada pasien 85,00 cc (43,49%) dihari ketiga dengan rata-rata GRV pre hari ke-1
130,71 cc (63,27%). Dan GRV post hari ke-1 111,43 cc (42,98%). Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Thomas. SS, et al (2019) bahwa pijat
perut
telah terbukti menjadi teknik yang efektif dalam mengurangi volume residu
lambung pada pasien khususnya yang terpasang naso gastric tube.
Dalam
penelitian tersebut didapatkan hasil ada perubahan signifikan dalam volume
residu lambung (p = <0,001).
Pijat perut merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan fungsi sistem pencernaan. Pijat perut
mempercepat

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 50
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan Pijat Perut Sebagai Evidence

peristaltik dengan mengubah tekanan intra abdomen dan menciptakan efek


mekanik dan reflektif pada usus, mengurangi distensi abdomen dan
meningkatkan gerakan usus (Tekgunduz K et al, 2014).
Selain itu penelitian D. McClurg. S, et al (2011) menyebutkan bahwa
distensi abdomen banyak terjadi pada pasien yang menerima nutrisi enteral,
setelah dilakukan pijat perut distensi abdomen mengalami penurunan. Hal
ini terjadi karena pijat perut membantu mempercepat aliran darah dan gerakan
peristaltik, menginduksi penyerapan nutrisi dan membantu absorbsi nutrisi
ke seluruh usus.
Dalam jurnal Uysal N (2017) juga memaparkan bahwa pijat perut pada
pasien yang diberikan makan melalui tabung nasogastrik mencegah volume
residu yang besar dan distensi abdomen, serta merangsang sistem
pencernaan dan gerakan usus. Sedangkan dalam penelitian lain intervensi yang
dilakukan dalam

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 51
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan Pijat Perut Sebagai Evidence

penelitiannya menciptakan stimulasi dan sedikit tekanan pada daerah epigastrium


dan dengan demikian mendorong gerakan dari sistem pencernaan dan
menyebabkan pengosongan gas lambung, sehingga mencegah muntah, distensi
abdomen pada pasien, mengosongkan perut dan mengurangi sisa volume
lambung pada pasien (Mohammadpour A, 2018).

SIMPULAN
Penerapan aplikasi jurnal pijat perut yang dilakukan pada pasien kritis
yang terpasang NGT (Nasogastric Tube) dengan jumlah volume residu
lambung
berlebih, efektif mengurangi atau menurunkan jumlah volume residu
lambung dan bisa diaplikasikan langsung pada pasien-pasien kritis.

SARAN
Bagi Tenaga Kesehatan dari hasil penelitian ini diharapkan
untuk menerapkan pijat perut sebagai salah satu tindakan mandiri perawat
dalam
mengurangi jumlah volume residu lambung pasien-pasien kritis yang
terpasang
nasogastric tube.

DAFTAR PUSTAKA

American Association of Critical Care Nurse (AACN). 2010. Family Visitation


in
The Adult Intensive Care Unit. AS: AACN

Dehghan M, Fatehi A, Mehdipoor R, et al. 2017. Does Abdominal


Massage Improve Gastrointestinal Functions of Intensive Care Patients
with an Endotracheal Tube?. Complementary Therapies in Clinical
Practice; (30):
122-128

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 52
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan Pijat Perut Sebagai Evidence

D. McClurg.S, Hagen. S, & Hawkins. 2011. A Lowe Strong, Abdominal Massage


for The Alleviation of Constipation Symptomps in People with Multiple
Sclerosis: A Randomized Controlled Feasibility Study, Multscler; 17 (2)

Gacoin A, Camus C, Gros A, Isslame S, Chimot L, et al. 2010. In Long Term


Ventilated Patients: Associated Factors and Impact on Intensive Care Unit
Outcomes. Crit Care Med; 38 (10)

Kahraman Burcu B & Ozdemir L. 2015. The Impact of Abdominal


Massage Administered to Intubated and Enterally Fed Patients on The
Development of Ventilator-Associated Pneumonia: A Randomized
Controlled Study. International Journal of Nursing Studies 52: 519-524

Lamas K, Lindholm L, Engstrom B, & Jacobsson C. 2010. Abdominal


Massage for People with Constipation: A Cost Utility Analysis. J. Adv
Nurs 66 (8):
1719-1729

Mohammadpour A, Sajadi M, Maghami S, et al. 2018. The Effect Gastric Gas


Emptying on The Residual Gastric Volume in Mechanically-Ventilated
Intensive Care Unit Patients Fed Through Nasogastric Tubes: A
Randomized, Single-Blind, Clinical Trial. Asian Journal of Pharmaceutical
and Clinical Research; 11 (9)

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 53
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan Pijat Perut Sebagai Evidence

Munawaroh S, Handoyo & Astutiningrum. 2012. Efektivitas Pemberian Nutrisi


Enteral Metide Intermittent Feeding & Gravity Drip Terhadap Volume
Residu Lambung pada Pasien Kritis di Ruang ICU RSUD Kebumen. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan; 8 (3)

Setianingsih, Rahayu Y, Anna Anastasia. 2016. Analisis fakor-faktor yang


berhubungan dengan gastric residual volume pada pasien yang mendapat
nutrisi enteral metode bolus feeding di ruang ICU RSUD Tugurejo Semarang.
Prosiding seminar ilmiah nasional keperawatan.

Sinclair M. 2011. The Use of Abdominal Massage to Treat Crhonic Constipation.


J Bodyw Mov Ther. 15 (4): 436-445

Tekgunduz K, Gurol A, Apay A, et al. 2014. Effect of abdomen massage for


prevention of feeding intolerance in preterm infants. Italian Journal of
Pediatric.; 40 (1): 1.

Theresa A. 2010. Gastric Residuals – Understand Their Significance to Optimize


Care. Today’s Dietitian The Magazine for Nutrition Professionals Vol. 12
No. 5

Thomas. SS, Krishna. B & Das.N. 2019. A study to assess the effectiveness of
abdominal massage on gastric residual volume among patients with
intermittent nasogastric tube feeding in a selected hospital, bangalore.
IOSR Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS); 8 (4).

Uysal N. 2017. The effect of abdominal massage administered by caregivers on


gastric complications oncurring in patients intermitten enteral feeding.
European Journal of Integrative Medicine; (10): 75-81

Uysal N, Eser I & Akpinar H. 2012. The Effect of Abdominal Massage on Gastric
Residual Volume: A Randomized Controlled Trial. Gastroenterol Nurs 35
(2): 117-123

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 3 No 1. Maret 2020 (42-48) 54
Wahyu Rahmawati et.al (Penerapan Pijat Perut Sebagai Evidence

Weijs PJ, Cynober L, Delegge M, Kreymann G, et al. 2014. Protein and amino acids
are fundamental to optimal nutrition support in critically ill patients. Crit
Care; 17; 18 (6): 59.

Copyright © 2020, Avicenna : Journal of Health Research


ISSN 2615-6458 (print) | ISSN 2615-6466 (online)

Anda mungkin juga menyukai