Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun Oleh,
Kelompok 2
1. Ayu Anjani 1702080038
2. Adek Amalia 1702080034
3. Zelika Mutia Sari 1702080044
4. Rika Santika Dewi 1802080035
5. Siti nursaerah 1802080021
6. Rinaldi muchtar 1702080016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat serta Karunia-Nya kepada kita sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini
yang berjudul “Prinsip-Prinsip Organisasi Bimbingan dan Konseling”.
Dalam penulisan ini merupakan tugas kelompok kami dalam mata kuliah Kapita
Selekta Pelayanan Konseling. Dalam penulisan Makalah ini, kami mendapatkan sumber
dari berbagai pihak, sehingga dapat melancarkan proses penulisan Makalah ini. Untuk itu
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari kata kesempurnaan, karena kami sebagai seorang mahasiswi yang masih dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik atau
saran yang positif serta membangun terutama dari dosen pembimbing dan dari teman-
teman guna untuk terciptanya penulisan makalah yang lebih baik selanjutnya.

20 Maret 2021

KELOMPOK 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II
A. Pengertian Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling ........................ 3
B. Prinsip-prinsip umum............................................................................... 4
C. Prinsip-Prinsip yang Berhubungan dengan Individu yang Dibimbing .... 4
D. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Individu
yang Memberikan Bimbingan.................................................................. 5
E. Prinsip-prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Organisasi
dan Administrasi Bimbingan ................................................................... 6
F. Prinsip-prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Organisasi
dan Administrasi Bimbingan ................................................................... 6

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan hal yang sangat penting dalam
dunia pendidikan. Tujuan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan adalah
agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing, yaitu agar
siswa dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi atau
kapasitasnya dan mampu berkembang sesuai dengan lingkungannya serta mampu
bersikap mandiri.
Program bimbingan dan konseling ini dapat terlaksana dengan baik jika
semua pihak sekolah baik Kepala Sekolah, Wakasek, staff pengajar, ataupun staff TU
terlibat di dalamnya. Agar hal ini mampu berjalan secara optimal maka diperlukan
pengorganisasian bimbingan dan konseling.
Dalam praktek di sekolah bimbingan dan konseling sering kali ditimpakan
pada guru pembimbing saja tanpa melibatkan elemen-elemen sekolah yang lain. Pada
kasus yang lain terkadang bimbingan dan konseling dikhususkan pada guru BK tetapi
jumlah guru BK tersebut kurang mencukupi dibandingkan dengan permbandingan
jumlah siswa sehingga sering kegiatan ini tidak intensif dan menyeluruh bahkan
hanya ditujukan untuk siswa-siswa yang bermasalah saja.
Maka dari perlu adanya pengorganisasian program layanan bimbingan dan
konseling. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai prinsip-prinsip
pengorganisasian bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Jelaskan Pengertian Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling ?

2. Apa yang dimaksud dari prinsip-prinsip umum organisasi bimbingan dan


konseling ?

1
3. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan individu
yang dibimbing?
4. Apa yang dimaksud dari prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan
individu yang memberikan bimbingan?
5. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan
organisasi dan administrasi bimbingan?
6. Jelaskan bagaimana prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan
organisasi dan administrasi bimbingan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling
2. Untuk mengetahui dari prinsip-prinsip umum organisasi bimbingan dan
konseling ?
3. Untuk mengatahui dimaksud dengan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan
individu yang dibimbing?
4. Untuk mengetahui dimaksud dari prinsip-prinsip khusus yang berhubungan
dengan individu yang memberikan bimbingan?
5. Untuk mengetahui dimaksud dengan prinsip-prinsip khusus yang berhubungan
dengan organisasi dan administrasi bimbingan?
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan
organisasi dan administrasi bimbingan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling


Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.
pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, dan pada dasarnya, tidak ada
perbedaan yang prinsip. Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan
membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga sehingga terwujud
suatu kesatuan. Didalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas-tugas,
wewenang, dan tanggung jawab secara terinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian,
sehingga terciplah adanya hubungan kerjasama yang harmonis dan lancar menuju
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Ngalim Purwanto, dikutip dari Sobri
Sutikno.2010:23).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian kegiatan Bimbingan dan
Konseling adalah bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja, prosedur kerja, dan pola
atau mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan konseling.
Prinsip-prinsip yang dimaksud ialah landasan teoritis yang mendasari pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling, agar layanan tersebut dapat lebih terarah dan
berlangsung dengan baik. Bagi para konselor dalam melaksanakan kegiatan ini perlu
sekali memperhatikan prinsip-prinsip tersebut. Berikut ini di kemukakan rumusan tentang
prinsip-prinsip bimbingan yang dituangkan dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C
tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang selanjutnya akan diganti dengan
Pedoman Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 1994.Keberhasilan implementasi
bimbingandan konseling perkembangan perlu memperhatikanprinsip-prinsip dibawah ini:

A. Bimbingan perkembangan bagi semua siswa


B. Bimbingan perkembangan memilikisuatu kurikulum yang terorganisasidan
terencana.
C. Bimbingan perkembangan adalahbentuk yang berurutan dan fleksibel
D. Bimbingan perkembangan merupakanbagian terintegrasi dari prosespendidikan
secara keseluruhan
E. Bimbingan perkembangan melibatkan semua personil sekolah

3
F. Bimbingan perkembangan membantupara siswa belajar lebih efektif dan
efisenBimbingan perkembangan melibatkanpara konselor yang
menyediakanlayanan konseling khusus danintervensi (Myrick,2011:44).
B. Prinsip-prinsip Umum
Dalam prinsip umum ini dikemukakan beberapa acuan umum yang
mendasari semua kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip umum iniantara
lain:
1. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku
individu, perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu
terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet, sikap dan
tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamannya. Oleh karena
itu, dalam pemberian layanan perlu dikaji kehidupan masa lalu klien, yang
diperkirakan mempengaruhi timbulnya masalah tersebut.
2. Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dari individu yang
dibimbing.
3. Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang
bersangkutan mampu membantu atau menolong dirinya sendiri dalam
menghadapi kesulitan-kesulitannya.
4. Program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para
pembantunya serta dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang
berguna di luar sekolah.
5. Pelaksanaan program bimbingan harus sesuai dengan program
pendidikan di sekolah bersangkutan.
6. Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian secara teratur
untuk mengetahui sampai di mana hasil dan rencana yang dirumuskan
terdahulu.
C. Prinsip-Prinsip yang Berhubungan dengan Individu yang Dibimbing
1. Layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa. Maksudnyabahwa
pembimbing dalam memberikan layanan tidak tertuju kepada siswa tertentu
saja, tetapi semua siswa perlu mendapatkan bimbingan, baik yang

4
mempunyai masalah ataupun belum. Bagi siswa yang belum bermasalah,
mereka perlu memperoleh bimbingan yang bersifat pencegahan
(preventive), apakah dalam bentuk pemberian informasi pendidikan, jabatan,
dan/ atau informasi cara belajar yang baik.
2. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan kepada siswa tertentu.
3. Program bimbingan harus berpusat pada siswa. Program yang disusun harus
didasarkan atas kebutuhan siswa. Oleh sebab itu, sebelum penyusunan
program bimbingan perlu di lakukan analisis kebutuhan siswa.
4. Layanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu
yang bersangkutan secara serba ragam dan serba luas.
5. Keputusan terakhir dalam prosesbimbingan ditentukan oleh individu yang
dibimbing. Dalam pelaksanaan bimbingan, pembimbing tidak boleh
memaksakan kehendaknya kepada individu yang dibimbing.
6. Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat
membimbing dirinya sendiri. Tujuan akhir dari kegiatan ini ialah
memandirikan individu yang dibimbing (klien) dalam mengatasi masalah
yang dihadapinya.
D. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Individu yang Memberikan
Bimbingan
1. Koselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan,
pengalaman, dan kemampuannya. Karena pekerjaan bimbingan
merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian dan ketrampilan
ketrampilan tertentu, maka pekerjaan bimbingan itu tidak dapat
dilakukan oleh semua orang.
2. Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta
keahliannya melalui berbagai latihan penataran. Karena ilmu tentang
bimbingan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
lainnya.
3. Konselor hendaknya selalun mempergunakan informasi yang tersedia
mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya, sebagai bahan
untuk membantu individu yang bersangkutan ke arah penyesuaian diri yang lebih

5
baik.4.Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi
tentang individu yang dibimbingnya.
4. Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan tehnik yang
tepat dalam melakukan tugasnya.
5. Konselor hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil
penelitian dalam bidang: minat, kemampuan, dan hasil belajar individu untuk
kepentingan perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
E. Prinsip-prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi
Bimbingan
1. Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan.
2. Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi (cumulative
record) bagi setiap individu (siswa).
3. Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang
bersangkutan.
4. Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik.
5. Bimbingan harus dilaksanakan dalam situasi individual dan dalam situasi
kelompok, sesuai dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam
memecahkan masalah itu.
6. Sekolah harus bekerja sama dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang
menyelenggarakan layanan yang berhubungan dengan bimbingan dan
penyuluhan pada umumnya.
7. Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan
bimbingan.
F. Prinsip-prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi
Bimbingan
Menurut pendapat Prof. Juntika Nur Ihsan, (2006:9)Ada beberapa prinsip
pelaksanaan bimbingan dan konselingsecara umumdiantaranya :
1. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat
membantu.
2. dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

6
3. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang
dibimbing
4. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki
karakteristik tersendiri.
5. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan
lembagahendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang
berwenang menyelesaikannya.
6. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh
individu yangakan dibimbing.
7. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu
danmasyarakat.
8. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus
sesuai denganprogram pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
9. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang
memilikikeahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan
menggunakan sumber-sumber yangrelevan yang berada di dalam
ataupun di luar lembaga penyelenggara pendidikan.
10. Hendaknya melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk
mengetahui hasil danpelaksanaan program.

7
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Pengorganisasian kegiatan Bimbingan dan Konseling adalah bentuk kegiatan


yang mengatur cara kerja, prosedur kerja, dan pola atau mekanisme kerja kegiatan
bimbingan dan konseling.
Prinsip-prinsip yang dimaksud ialah landasan teoritis yang mendasari pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling, agar layanan tersebut dapat lebih terarah dan
berlangsung dengan baik. Bagi para konselor dalam melaksanakan kegiatan ini perlu
sekali memperhatikan prinsip-prinsip tersebut.

SARAN

Adapun saran yang diberikan penulis sebagai berikut :

a. Perlu dilakukan pengorganisasian bimbingan konseling secara intensif dan teratur di


sekolah agar tujuan dari bimbingan konseling terpenuhi.
b. Perlu dikaji kembali agar pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat berjalan
secara efektif dan menyeluruh sehingga dapat memberikan layanan kepada siswa.
c. Pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai salah satu cara
mengatasi masalah-masalah pendidikan di sekolah melalui kegiatan bimbingan yang
terorganisir dan melibatkan banyak elemen-elemen pendidikan di sekolah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Myrick, R. D. (2011). Developmental guidance and counseling: A practical approach(5th


ed.). Minneapolis: Educational Media Corporation.
Achmad Juntika Nurihsan ,2006.Bimbingan Dan Konseling, Bandung: RefikaAditama.

Anda mungkin juga menyukai