1.Bagian Promosi Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako.
2.Bagian Epidemiologi, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Tadulako.
sehingga energi yang masuk dan keluar menyebutkan mulai sejak umur berapa
tidak seimbang. Tubuh memerlukan MP-ASI diberikan. Pengetahuan ibu
pemilihan makanan yang baik agar mengenai makanan tambahan relatif
kebutuhan zat gizi terpenuhi dan fungsi rendah, hanya satu ibu yang memahami
tubuh berjalan dengan baik. bahwa makanan seperti buah-buahan
dan sayur-sayuran dapat diperkenalkan
Pengetahuan Pengasuhan Makan dan diberikan tetapi tidak menyebutkan
Dan Pengasuhan Kesehatan umur berapa seharusnya dapat diberikan
Pemberian Asi kepada balita.
Pengetahuan ibu mengenai ASI Penelitian ini sejalan [14], [17], Ibu
relatif rendah, hanya dua ibu yang dengan pengetahuan tentang MP-ASI
memahami bahwa ASI adalah Air Susu tinggi akan mengerti tentang pemilihan
Ibu yang diberikan sejak lahir sampai jenis maupun menu makanan yang akan
berumur 6 bulan tanpa diberikan ia berikan pada bayinya.
makanan lain dan dapat diberikan Penelitian ini tidak sejalan dengan
sampai umur 2 tahun. Tetapi tidak penelitian sebelunya [15]
, yang
semua ibu menyebutkan bahwa dari 0-6 menyebutkan bahwa, tidak ada
bulan hanya diberikan ASI saja. hubungan bermakna antara pengetahuan
Penelitian ini sejalan dengan ibu dengan pemberian makanan
penelitian sebelumnya [12], semakin baik tambahan pada bayi 0-6 bulan,
tingkat pengetahuan maka semakin baik walaupun pendidikan ibu-ibu sebagian
perilaku pemberian ASI saja. besar hanya tingkat dasar.
Penelitian ini tidak sejalan [13], Pengetahuan ibu mengenai
menyebutkan bahwa terdapat beberapa pemberian makanan tambahan seperti
faktor yang memungkinkan tidak MP-ASI secara teori masih kurang dan
ditemukannya hubungan antara dari segi pemahaman informan
pengetahuan tentang ASI dengan lama mengenai makanan tambahan cukup
pemberian ASI Eksklusif. baik akan tetapi, informan masih kurang
Pengetahuan ibu tidak berhubungan paham umur berapa seharusnya balita
terhadap pemberian ASI hal ini karena diberikan makanan tambahan.
disebabkan ketidakberhasilan seorang Pengetahuan ibu mengenai jajanan
ibu memberikan ASI kepada balita pada balita relatif rendah, hanya dua ibu
disebabkan karena produksi ASI yang saja yang memahami bahwa yang dapat
tidak lancar sehingga ibu terpaksa diberikan kepada balita seperti roti atau
memberikan susu formula kepada balita kue buatan rumah. Tetapi tidak semua
mereka. ibu mengetahui dampak jika diberikan
Pemberian Makanan Tambahan secara terus menerus balita akan
Pengetahuan ibu mengenai MP- menjadi malas makan.
ASI relatif rendah, ibu memahami Jajanan merupakan hal yang lumrah
bahwa MP-ASI adalah makanan yang dilakukan oleh anak-anak. Dalam satu
dihaluskan seperti bubur halus (bubur segi jajan mempunyai aspek positif dan
SUN) dan pisang. Tidak semua ibu dalam segi lainnya jajan juga bisa
Penelitian ini tidak sejalan dengan mengatakan jika balita tersebut sakit,
penelitian sebelumnya [22], status gizi hanya dikompres saja menggunakan air
seorang anak tidak dipengaruhi oleh dingin atau air hangat. Informan
frekuensi makanan yang diberikan memiliki pengetahuan yang kurang
orang tua kepada anaknya tetapi lebih mengenai balita sakit dan dibawa ke
ditekankan pada bagaimana cara orang puskesmas untuk ditangani oleh tenaga
tua dalam memberi makanan kepada kesehatan.
anaknya sehingga anaknya mau makan. Imunisasi adalah suatu cara untuk
Ibu mengetahui frekuensi meningkatkan kekebalan seseorang
pemberian makan pada balita adalah secara aktif terhadap suatu antigen,
tiga kali dalam sehari tetapi ibu kurang sehingga bila kelak ia terpajan pada
memahami bahwa frekuensi pemberian antigen serupa tidak terjadi penyakit.
makan pada balita tidak menentu, pada Imunisasi berasal dari kata imun, yang
saat bayi frekuensi pemberian ASI berarti kebal atau resisten. Imunisasi
dapat diberikan kapan saja saat bayi adalah pemberian kekebalan tubuh
membutuhkan atau ketika bayi merasa terhadap suatu penyakit [23].
lapar dan jika bayi sudah berumur diatas Imunisasi merupakan hal mendasar
6 bulan bayi dapat diberikan bubur tim untuk diberikan kepada setiap anak.
3x dalam sehari dengan makanan Salah satu sasaran Millenium
selingan seperti biskuit maupun buah- Development Goals 2015 adalah
buahan akan tetapi frekuensi pemberian menurunkan angka kematian bayi dan
makan tidak mempengaruhi status gizi anak balita, membasmi berbagai
balita dimana orang tua ditekankan penyakit infeksi.
bagaimana cara ibu memberi makan
kepada balita sehingga balitanya mau Sikap Pengasuhan Makan Pemberian
makan. Asi
Ibu rata-rata memberikan ASI sejak
Pola Pengasuhan Kesehatan balita dilahirkan, dua ibu tidak
Pengetahuan ibu mengenai konsisten dengan hanya memberikan
imunisasi cukup baik, hanya tiga ibu ASI saja melainkan diberikan susu botol
yang dapat mengetahui bahwa imunisasi atau susu formula. Hal ini disebabkan
dapat mencegah balita terserang karena setelah melahirkan ASInya tidak
penyakit dan balita ditimbang setiap keluar sehingga menggantinya dengan
bulan untuk mengetahui perkembangan susu formula selain itu juga karena ibu
balita setiap bulannya. sibuk bekerja untuk membantu suami.
Ibu menjawab bahwa jika balita Menyusui sulit untuk dikuasai,
sakit maka dibawa ke puskesmas. Para terutama dihari-hari pertama. Sebagian
informan sudah memiliki pengetahuan ibu tahu bahwa mereka akan
yang baik bahwa jika para balita sakit, memberikan susu botol dari awal.
ibu harus membawa balitanya ke Namun, sebagian ibu memberikan susu
puskesmas untuk diperiksa oleh tenaga botol setelah beberapa minggu atau
kesehatan sebaliknya satu informan
beberapa bulan pemberian ASI yang penelitian yang tidak sejalan menyusui
menyakitkan [11]. merupakan suatu kebiasaan tidak
Penelitian ini sejalan dengan bergantung pada sikap ibu dalam
penelitian sebelumnya [24], bahwa ada memberikan ASI kepada balita
hubungan sikap ibu dengan pemberian termasuk baik atau tidak.
ASI. Sikap tentang pemberian ASI
eksklusif merupakan faktor yang Pemberian Makanan Tambahan
menentukan seseorang untuk bersedia Pemberian MP-ASI, MP-ASI
atau kesiapan untuk memberikan ASI diberikan kepada balita bervariasi,
secara eksklusif. Dalam hubungannya mulai dari umur enam bulan dan bayi
dengan ASI eksklusif, sikap ibu adalah yang sudah berumur lima bulan mulai
bagaimana reaksi atau respon tertutup diberikan MP-ASI. Alasan para ibu
ibu menyusui terhadap ASI eksklusif. memberikan MP-ASI mulai umur dua
Jika ibu sudah memiliki sikap yang kuat bulan karena ibu merasa bayi tidak
dalam memberikan ASI eksklusif, maka cukup hanya diberikan ASI. Mereka
perilakunya menjadi lebih konsisten. percaya jika memberikan MP-ASI
Berdasarkan yang disebutkan, bahwa secara dini balita tersebut tidak
ada keterkaitan sikap dengan pemberian menangis terus dan merasa kenyang.
ASI kepada balita, karena keberhasilan Rata-rata ibu hanya memberikan
menyusui berasal dari sikap atau makanan seperti bubur halus pada
kepercayaan ibu dalam memberikan balita. Satu ibu memberikan biskuit dan
ASI. sayur-sayuran untuk diberikan kepada
Penelitian ini tidak sejalan dengan balita. Tetapi rata-rata tidak ada
penelitian sebelumnya [25], bahwa tidak menjawab pasti sejak umur berapa
ada hubungan sikap dengan pemberian balita mulai diberikan makanan
ASI Eksklusif. Hal ini disebabkan tambahan karena ibu hanya
menyusui merupakan suatu kebiasaan memperkiraan makanan apa yang
tidak bergantung apakah sikap ibu diberikan pada balita.
termasuk kategori baik atau tidak. Perkembangan percernaan bayi
Hubungan emosional dapat tercapai jika pada usia 6 bulan keatas sudah lebih
kontak fisik dan mata antara bayi dan baik dan lebih siap untuk menerima
ibu benar posisinya, jika posisi tersebut berbagai jenis makanan tambahan.
salah maka manfaat secara emosional Pemberian makanan padat pertama
tidak tercapai dengan baik. diberikan secara bertahap dengan
Sikap ibu dalam pemberian ASI memperkenalkan tekstur yang halus dan
memiliki hubungan karena merupakan satu rasa. Pemberian makanan padat
faktor yang menentukan ibu bersedia pertama membutuhkan kesiapan bayi,
atau memiliki kesiapan untuk antara lain keterampilan motorik,
memberikan ASI dan ibu dalam mengecap dan mengunyah dan
[23]
tindakannya dapat konsisten menyusui menerima terhadap rasa dan bau .
sehingga status gizi balitanya dapat Penelitian ini sejalan dengan
meningkat akan tetapi, menurut penelitian sebelumnya [27], bahwa ada
keterkaitan antara sikap ibu dengan rasanya enak, umumnya disukai anak-
pemberian MP-ASI hal ini dapat dilihat anak, dan kandungan gizi didominasi
dari sikap ibu yang menerima informasi oleh zat karbohidrat (tinggi energi).
kesehatan yang diberikan untuk Sebagian junk food adalah produksi
memenuhi kebutuhan nutrisi yang pabrik dengan kemasan yang menarik
[18]
dibutuhkan sesuai dengan tubuh balita. .
Penelitian ini tidak sejalan dengan Penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya [15], menyebutkan penelitian sebelumnya [19], terdapat
bahwa tidak ada hubungan bermakna hubungan antara sikap ibu tentang
antara sikap ibu dengan pemberian makanan jajanan balita dengan status
Makanan Tambahan pada bayi 0-6 gizi balita. Semakin positif sikap ibu
bulan. Berdasarkan penelitiannya, sikap dengan makanan jajanan balitanya maka
ibu yang baik tidak sesuai dengan gizi balita tersebut semakin baik.
tindakannya, hal ini dikarenakan Penelitian ini tidak sejalan dengan
tindakan lebih peka terhadap tekanan penelitian sebelumnya [20], bahwa tidak
sosial seperti mertua, saudara dan ada hubungan antara sikap dengan
tetangga yang menyatakan bahwa bayi pemberian jajan pada balita. Sikap ibu
tidak cukup bila hanya diberi ASI saja yang negatif maupun positif ternyata
sehingga akhirnya sikap ibu yang baik mempengaruhi terbentuknya kebiasaan
tidak dapat terwujud. jajan pada balita. Hal ini diduga adanya
Sikap beberapa ibu dalam faktor lain yang mempengaruhi
pemberian makanan tambahan terhadap kebiasaan jajan seperti faktor individu
balita berdasarkan pengalaman ibu (kesukaan) dan lingkungan.
sebelumnya, tetapi menurut penelitian Ada hubungan sikap ibu dengan
yang tidak sejalan, sikap ibu baik tidak pemberian jajanan kepada balita karena
menjamin balita diberikan makanan sikap ibu yang positif terhadap
tambahan sesuai umur balita karena pemberian jajanan sehat pada balita
faktor lain yang mempengaruhi seperti seperti buatan rumahan (roti, kue
keluarga, budaya dan lingkungan ataupun biskuit) tidak menyebabkan
disekitar. balita terserang penyakit tetapi menurut
Dua ibu melarang anaknya untuk penelitian yang tidak sejalan, tidak ada
diberikan jajanan sembarangan karena hubungan sikap ibu yang positif
merasa takut anaknya akan sakit. ataupun sikap negatif dengan
Sebagian ibu memberikan izin untuk pemberian jajanan pada balita
memberikan anaknya jajanan karena dikarenakan adanya faktor lain yang
anaknya tidak akan berhenti menangis mempengaruhi selain sikap ibu yang
jika tidak diberikan juga diakibatkan baik yaitu berdasarkan keinginan balita
karena pengaruh lingkungan serta teman (individu) maupun karena lingkungan
sebaya. sekitar.
Makanan (junk food) termasuk ke Pola Pengasuhan Kesehatan
dalam makanan jajanan. Junk food Satu ibu percaya bahwa jika
berwujud makanan snack ringan yang anaknya di imunisasi dan dibawa ke
tidak sejalan bahwa tindakan ibu tidak anak tidak menghisap semua ASI yang
berpengaruh terhadap pemberian ASI dihasilkan oleh ibunya, sehingga
jika ibu memiliki tindakan yang baik mengakibatkan bayi kekurangan zat gizi
tidak menjamin ibu memberikan ASI yang berkualitas tinggi. Jenis MP-ASI
nya kepada balita. pada bayi yang diberikan sangat
Pemberian Makanan Tambahan berpengaruh karena MP-ASI yang
Ibu rata-rata memberikan MP-ASI terlalu dini dapat menimbulkan
pada anaknya seperti bubur SUN dan beberapa resiko pada bayi.
bubur yang dihaluskan sebelum atau Makanan tambahan bagi bayi
hasil lokal seperti pisang yang diberikan hendaknya bersifat pada gizi, dan
kepada balitanya. Tetapi para ibu tidak mengandung serat kasar serta bahan lain
menyebutkan mulai umur berapa yang sukar dicerna seminimal mungkin,
diberikan. Hanya satu ibu yang sebab serat kasar yang terlau banyak
memberi MP-ASI dini dari umur lima jumlahnya akan mengganggu
bulan. Tidak semua ibu menyebutkan pencernaan . [8]
pasti mulai umur berapa balita diberikan Penelitian ini sejalan dengan
makanan tambahan. Rata-rata ibu penelitian sebelumnya [28]
, ada
memberikan nasi yang dilembekkan hubungan tindakan dengan pemberian
terlebih dahulu sebelum diberikan MP-ASI pada balita. Bayi yang berumur
kepada balita. Hanya satu ibu yang kurang dari 6 bulan apabila diberi
menyebutkan makanan tambahan yang makanan tambahan dapat berisiko tinggi
dapat diberikan kepada balita seperti terjadi berbagai gangguan tumbuh
buah-buahan dan sayur-sayuran. kembang sedangkan tujuan
Penyapihan dini atau lebih awal diberikannya makanan tambahan adalah
yang dilakukan dibawah umur enam sebagai pengganti ASI agar
bulan yang dapat mempengaruhi memperoleh energi, protein dan zat-zat
psikologis dan gizi dari praktik gizi lain untuk tumbuh kembang secara
semacam ini sangat berbahaya bagi normal
anak yang masih sangat muda. Penelitian ini tidak sejalan dengan
Sedangkan penyapihan yang dilakukan penelitian sebelumnya [29], bahwa tidak
diatas enam bulan, pada masyarakat terdapat hubungan antara tindakan ibu
penyapihan dimulai pada umur yang tentang makanan pendamping ASI
berbeda pada masyarakat yang berbeda. dengan status gizi balita karena dengan
Pada masa ini, penyapihan dilakukan ibu memberikan makanan tambahan
sejak bayi menginjak umur enam bulan pada balita agar bayi lebih sehat..
[8]
. Pemberian makanan tambahan oleh
Penelitian ini sejalan dengan ibu untuk memenuhi gizi yang kurang
peneitian sebelumnya [28], tindakan ibu pada ASI sehingga dapat meningkatkan
dalam pemberian MP-ASI sangat status gizi pada balita. Pemberian
berpengaruh karena jika diberikan makanan tambahan secara dini akan
makanan pendamping ASI yang terlalu mempengaruhi pencernaan balita yang
awal pada bayi dapat menyebabkan belum sempurna dan memberikan
dampak negatif terhadap kesehatan akan seperti bubur susu, nasi tim dan cemilan
tetapi, menurut penelitian yang tidak seperti biskuit adalah 1x/hari.
sejalan bahwa tidak ada hubungan Ibu memberi makan balita tiga kali
antara tindakan ibu dengan pemberian dalam sehari tergantung kebutuhan
makanan tambahan karena ada faktor balita jika merasa lapar maka akan
lain yang mempengaruhi status gizi diberikan makan kembali dan ada balita
seperti balita yang kurang makan diberi makan secara teratur tetapi tidak
diakibatkan karena penyakit penyerta akan keinginan untuk makan atau malas
atau karena kebersihan lingkungan yang makan sehingga harus dipaksa dan
kurang. dapat mempengaruhi status gizi balita
Untuk tindakan pemberian jajanan tersebut jika balita jarang makan teratur
pada balita, Rata-rata ibu membiarkan atau tidak sesuai dengan kondisi balita.
anaknya memberikan jajanan yang Pola Pengasuhan Kesehatan
terdapat di warung atau kios. Dua ibu Rata-rata ibu jarang membawa
hanya memberikan jajanan roti dan kue anaknya untuk dibawa imunisasi setiap
buatan rumah dan tidak mengizinkan bulan ke Posyandu, hanya dua ibu yang
anaknya jajanan sembarang di luar membawa anaknya ke Posyandu untuk
rumah karena kurang baik untuk memantau pertumbuhan anak mereka.
kesehatan balita. Balita harus di imunisasi, karena
Sangat penting bagi orang tua untuk sistem kekebalan pada bayi atau anak-
selalu mengingatkan anak-anak tentang anak belum sebaik orang dewasa,
makanan jajanan yang akan dibeli. sehingga sangat rentan terhadap
Selain pertimbangan harga dan gizi, serangan penyakit berbahaya. Dengan
juga tentang keamanannya. diberikannya imunisasi akan membawa
Frekuensi Pemberian Makan dampak positif bagi kesehatan anak-
Rata-rata ibu memberikan makan anak. Jika anak-anak telah diberi
anaknya setiap hari tiga kali sehari imunisasi tapi tetap terserang penyakit
walaupun anak tersebut malas makan. juga, biasanya penyakit yang
Tetapi jika merasa lapar diberikan dideritanya akan lebih ringan dan tidak
makan lagi. Frekuensi pemberian ASI membahayakan jiwa si anak daripada
pada balita dapat dilakukan cara yang belum sama sekali mendapatkan
menyusui gaya bebas, tanpa batasan imunisasi [27].
(un-restricted) bayi disusui setiap kali Tiga ibu membawa balitanya
menangis karena lapar atau haus [8]. imunisasi setiap tetapi ada satu
Penelitian ini sejalan dengan hasil informan yang mengatakan bahwa
penelitian sebelumnya [30], bahwa sudah dua bulan tidak membawa
frekuensi makanan tambahan diberikan anaknya imunisasi dikarenakan
dalam sehari kepada bayi 1-3 kali dalam pekerjaan sehingga menghambat
sehari. Sesuai dengan yang dijelaskan balitanya dibawa keposyandu. Dua
dalam penelitian bahwa frekuensi informan lain tidak membawa balitanya
pemberian pada bayi usia 6-8 bulan untuk di imunisasi karena informan
adalah 1-2x/hari untuk makanan utama malas membawa ke posyandu dan takut