Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

LOMBA GAGASAN TERTULIS TINGKAT NASIONAL

Penggunaan Internet Of Things terhadap Aspek Kesehatan Guna


Memajukan Generasi Emas Indonesia 2045

SUB TEMA YANG DIPILIH


Kesehatan Masyarakat

Disusulkan Oleh :
DEAN DWI MAHENDRA ( 12030118120047 )
ELOK CENDIKIA ESTI WARDAYA ( 25000120130199 )

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021

1
LAMPIRAN 2. FORMAT HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dean Dwi Mahendra
NIM : 12030118120047
Fakultas : Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
Mengikuti Lomba Gagasan Tertulis Tingkat Nasional (LGTTN) UNIMED 2021
dengan judul Penggunaan Internet Of Things terhadap Aspek Kesehatan Guna
Memajukan Generasi Emas Indonesia 2045, dengan dosen pembimbing:
Nama : Naintina Lisnawati, S.K.M., M.Gizi.
NIP : H.7.199009272018072001
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
Saya menyatakan bahwa karya yang saya ajukan merupakan karya baru, orisinal,
bukan hasil jiplakan dan/atau mengambil sebagian hak cipta orang lain serta belum
pernah diikutsertakan dalam lomba manapun.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya

Semarang, 04 Juni
2021
Yang Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Tim

(Naintina Lisnawati, S.K.M., M.Gizi.) (Dean Dwi Mahendra)


NIP.H.7.199009272018072001 NIM. 12030118120047

2
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan..................................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................. 4

B. Tujuan............................................................................................................5

BAB II Gagasan....................................................................................................... 6

BAB III Kesimpulan dan Saran............................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 12

Lampiran................................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tahun 2045 merupakan tahun emas atau momentum penting dalam
perjalanan sejarah di Indonesia. Pada tahun inilah, Indonesia genap berusia 100
tahun dan mengalami jendela demografi. Jendela demografi merupakan istilah
ekonomi kependudukan atau biasa disebut (the demografhic window of
opportunity). Jendela demografi dapat berdampak menjadi 2 pilihan, bonus
demografi (demografhic devidend) atau justru musibah demografi (demografhic
disease). Bonus demografi dapat terjadi apabila adanya kualitas penduduk
Indonesia, sehingga menjadi sumber potensi kemajuan di berbagai sektor seperti
sektor ekonomi, sosial dan budaya, kesehatan, dan lain sebagainya. Pada bonus
demografi ini usia reproduktif lebih tinggi dan banyaknya jumlah angkatan kerja.
(Srihadi, 2012)
Untuk memanfaatkan bonus demografi ini dan menjadikan Indonesia
sebagai generasi Emas 2045, diperlukan syarat-syarat agar tercapai bonus
demografi, diantaranya kualitas manusia, ketersediaan infrastruktur, kualitas
kelembagaan dan kebijakan pemerintah. Akan tetapi, kualitas manusia
memegang erat kaitannya dengan kesehatan. Masyarakat yang sehat tentu akan
memberikan beberapa hasil, yaitu menjadikan masyarakat yang terampil, cerdas,
kuat, mampu bersaing, bahagia dan sejahtera tentunya akan berdampak pada
kualitas negara kita sendiri. Namun, pada kenyataannya masyarakat kini tidak
terlalu sadar akan pentingnya kesehatan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia seperti program agar masyarakat
sadar akan pentingnya kesehatan yaitu program Germas (Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat) dan berbagai program promosi kesehatan lainnya. (Asrie, 2020)
Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu indikator
tercapainya Program Indonesia Emas 2045. Iptek memegang peranan yang
penting di berbagai sektor, karena trend untuk 25 tahun kedepan lebih mengarah
pada fase revolusi industri 4.0. Pada fase ini, Internet of Things sangat berperan
penting untuk kemajuan kesehatan yang ada di Indonesia. Misalnya pemanfaat

4
teknologi Internet of Things dalam bidang kesehatan adalah memantau pasien
rawat jalan jarak jauh. Harapannya, pada tahun 2045 Indonesia mengalami bonus
demografi karena generasi muda sekarang ini merupakan generasi yang
memegang penting dalam kemajuan Negara Indonesia selanjutnya.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, tujuan yang ingin
dicapai diantaranya :
1. Mengidentifikasi pengertian bonus demografi serta faktor-faktor
penyebab dan dampaknya
2. Menganalisis permasalahan negara kita saat ini sebagai upaya
menghadapi bonus demografi
3. Mengetahui solusi-solusi yang sudah pernah dilakukan di negara
kita upaya mengatasi permasalahan dalam menghadapi bonus
demografi
4. Mengidentifikasi langkah yang efektif untuk mengatasi
permasalahan dengan cara mengetahui fungsi iptek
5. Menganalisis pengaruh hubungan Internet of Things terhadap
bidang kesehatan
6. Mengetahui pihak-pihak yang seharusnya mengimplementasikan
upaya-upaya menghadapi bonus demografi mendatang

5
BAB II
GAGASAN

Transisi demografis yang ditandai dengan kenaikan dua kali lipat jumlah
usia produktif bekerja (15-64 tahun), diiringi dengan penundaan pertumbuhan usia
penduduk muda (di bawah 15 tahun), dan semakin sedikitnya jumlah penduduk
manula (di atas 64 tahun) yang terlihat dari dua hasil sensus tersebut lazim dikenal
sebagai bonus demografi (demographic dividend). (Kurniati, 2021)
Untuk bonus demografinya sendiri dapat diartikan sebagai suatu
komposisi atau struktur penduduk yang menguntungkan dari segi pembangunan
karena jumlah penduduk usia produktif lebih besar, sementara untuk proporsi
penduduk yang tidak produktif semakin kecil atau belum banyak. (Srihadi, 2012)
Namun, bonus demografi ini tidak secara otomatis memberikan dampak
positif bagi tujuan pembangunan bangsa. Ibarat pedang bermata dua, bonus
demografi bisa memberikan dampak positif tetapi juga bisa berdampak negatif
pada upaya pembangunan bangsa. Untuk sebab-sebabnya menurut hasil Survei
Demografi dan Kesehatan ( SDKI ) tahun 2017 fertilitas pertumbuhan membesar
2/3 anak per wanita selama masa subur. Dengan angka kelahiran itu menjadikan
Indonesia masuk demografi lebih awal. (Adhitama, 2012)
Untuk memanfaatkan bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas
2045, terdapat 4 syarat yang harus terpenuhi, yaitu kualitas manusia, ketersediaan
infrastruktur, kualitas kelembagan dan kebijakan pemerintah. Pada syarat kualitas
manusia, dipengaruhi oleh kondisi kesehatannya. Masyarakat yang sehat tentunya
akan memberikan dampak postitif seperti contoh, akan berdampak pada lahirnya
masyarakat yang sejahtera, masyarakat yang bahagia, masyarakat yang mampu
bersaing, masyarakat yang cerdas, masyarakat yang kuat yang tentunya akan
berdampak pada kualitas negara sendiri. Maka dari itu, kesehatan memegang
aspek penting dalam membangun kualitas manusia yang nantinya akan menjadi
bekal menghadapi bonus demografi nantinya. Berbagai upaya untuk
meningkatkan kualitas kesehatan telah dilaksanakan oleh pemerintah seperti
program Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Program Germas ini
lebih ke preventif dan promotif supaya masyarakat Indonesia sadar bahwa

6
kesehatan memegang aspek penting. Namun, kenyataannya program Germas ini
dirasa belum cukup efektif karena masyarakat masih rendah kesadarannya
mengenai kesehatan. Pada program Germas ini, tidak hanya pada penyakit
menular saja tetapi lebih ditekankan upaya promotif ke penyakit tidak menular.
Hal ini disebabkan karena penyakit tidak menular merupakan salah satu penyebab
kematian terbanyak di Indonesia. Penyakit tidak menular ini merupakan masalah
kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan moralitas ini makin
meningkat. Berdasarkan data WHO, 70% penyebab kematian di dunia adalah
penyakit tidak menular. Perlu diketahui bahwa penyakit tidak menular diakibatkan
oleh diri sendiri. Oleh karena itu, kesadaran tentang kesehatan sangat penting
dipahami oleh setiap individu. (Suhardi, 2017)
Iptek memegang peranan yang penting di berbagai sektor, karena trend
untuk 25 tahun kedepan lebih mengarah pada fase revolusi industri 4.0. (Wasisto,
2015). Internet of Things (IoT) menjadi salah satu topik pembicaraan pada
revolusi industri 4.0 ini lantaran konsepnya yang tidak hanya memiliki potensi
untuk mempengaruhi lifestyle kita tetapi juga bagaimana kita bekerja. Internet of
Things (IoT) adalah konsep komputasi tentang objek sehari-hari yang terhubung
ke internet dan mampu mengidentifikasi diri ke perangkat lain. Beberapa manfaat
Internet of Things (IoT) mungkin tidak terlalu kentara, tetapi bukan berarti tidak
terlalu bisa dirasakan. Manfaat utama yang bisa didapatkan langsung dari Internet
of Things (IoT) adalah konektivitas. Di era digital ini, dengan IoT kita bisa
mengoperasikan banyak hal dari satu perangkat, misalnya smartphone. Dengan
adanya peningkatan pada konektivitas, berarti terdapat penurunan jumlah waktu
yang biasanya dihabiskan untuk melakukan tugas yang sama. Perangkat IoT
seperti smartphone kini mulai menjadi perangkat yang biasa dimiliki oleh
sebagian besar orang. (Moeloek, 2021).
Sebenarnya sudah banyak penerapan Internet of Things (IoT) di bidang
kesehatan. Seperti contoh telemedicine, sebuah gerakan budaya yang berkembang
pada periode kira-kira dari abad pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan medis jarak jauh. Keuntungan telemedicine ini hemat
waktu dan biaya, jangkauannya yang luas, fleksibel, dan dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan. Telemedicine ini dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:

7
1. Tele-consultation
2. Tele-expertise
3. Medical Emergency Call Center
4. Tele-monitoring
5. Tele-assistance
Tidak hanya telemedicine saja, tetapi ada juga contoh lain penerapan
Internet of Things (IoT) di bidang kesehatan. Di antaranya :
1. Smart Card
Alat tersebut dapat menyimpan semua rekaman riwayat pasien.
Kartu tersebut ditanam di sebuah chip untuk menyimpan data dan
menginterpretasikannya jika pasien tersebut datang lagi ke rumah
sakit.
2. System Computerized Axial Tomography (CAT)
Berguna untuk menggambar struktur otak dan mengambil gambar
seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan
sinar-X.
3. System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR)
berguna untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh
secara bergerak.
4. Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT)
merupakan sistem komputer yang mempergunakan gas radioaktif
untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam
bentuk gambar.
5. Positron Emission Tomography (PET)
Sistem komputer yang menampilkan gambar yang mempergunakan
isotop radioaktif.
6. Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
Teknik mendiagnosa dengan cara memagnetkan nucleus (pusat
atom) dari atom hidrogen.
7. Ultrasonography (USG)
Suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang

8
tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan
dalam layar monitor berupa gambar dua dimensi atau tiga dimensi.
8. Helical CT-SCAN
Alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan
potongan tranversal, coronal dan sagital, paling kecil jarak antara
potongan 3 mm.
9. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan
potongan tranversal, coronal dan sagital.
10. Electronic Health Record (EHR) & Electronic Management Record
(EMR)
catatan klinis perorangan di dalam suatu institusi yang mempunyai
standar data baik nasional maupun internasional. Sedangkan EMR
merupakan catatan klinis perorangan di dalam suatu institusi yang
diolah dan digunakan di dalam institusi tersebut. Adanya EMR
ataupun EHR menjadikan data-data pasien yang masuk ke rumah
sakit atau institusi kesehatan lainnya dapat diakses oleh bagian mana
saja sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang ada.
Masih banyak lagi penerapan Internet of Things di bidang kesehatan
lainnya. Akan tetapi, di Indonesia masih sedikit penerapannya karena biaya yang
dikeluarkan untuk membeli alat tersebut cukup mahal untuk beberapa alat
kedokteran sehingga hanya beberapa rumah sakit saja yang mempunyai alat-alat
canggih. Padahal, apabila di setiap rumah sakit mempunyai alat-alat tersebut,
maka kualitas pelayanan kesehatan meningkat sehingga derajat kesehatan
masyarakat juga meningkat yang nantinya berdampak pada berkurangnya angka
kematian baik disebabkan oleh penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
(Asrie, 2020)
Namun, ada juga penerapan Internet of Things di bidang kesehatan yang
tidak memakan banyak dana, yaitu telemedicine. Meski layanan kesehatan yang
satu ini cukup terkenal dan sudah banyak digunakan di mancanegara, di Indonesia
sendiri layanan ini masih kurang banyak digunakan. Di Indonesia, layanan
telekonsultasi yang paling sering digunakan adalah percakapan teks, panggilan

9
suara, dan panggilan video. Dalam pelaksanaannya, layanan telemedicine
dilakukan secara real time atau memerlukan kehadiran kedua belah pihak di waktu
yang sama. Selain itu layanan telemedicine juga memerlukan media penghubung
yang menjadi perantara pasien dengan dokter seperti internet dan perangkat keras
(komputer dan telepon genggam). Selain itu layanan telemedicine juga dalam
bentuk store and forward, yakni mencakup pengumpulan data medis dari pasien
untuk diberikan kepada tenaga kesehatan terkait untuk dijadikan bahan evaluasi
dan pendukung diagnosis. (Baharsyah, 2019)
Telemedicine ini dirasa efektif juga apabila ada layanan promotif dan preventif
seperti adanya program sanitasi yang baik, program makan ikan mengandung
omega-3, dan program-program promotif dan preventif lainnya. Dalam
keberjalanan program tersebut, ada sistem yang mengawasi apakah kita telah
berhasil menjalankan program tersebut dan disediakan tata caranya step by step .
Apabila masyarakat Indonesia banyak yang menerapkan ini, maka kita siap untuk
menghadapi bonus demografi yang akan mendatang. Seperti yang sudah dijelaskan
di atas, bahwa pada tahun 2045 lebih mengarah ke trend revolusi industri 4.0.
Keberadaan teknologi ini bisa seperti mata pisau. Jika penggunaannya sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan, maka akan sangat membantu. Jika tidak
sesuai maka yang menjadi korban adalah penggunanya sendiri.
Kami berharap bahwa semua pihak dapat mengimplementasikan hal ini
khususnya generasi muda pada saat ini. Pasalnya, generasi mudalah yang akan
menjadi generasi emas di tahun 2045 yang mampu menerima datangnya
perkembangan iptek. Di balik mampu menerima datangnya perkembangan iptek,
tentunya tetap harus berlandaskan ideologi pancasila seperti menyaring apakah
teknologi yang masuk tersebut sesuai dengan kepercayaan kita, apakah teknologi
tersebut sesuai dengan hak asasi manusia, dan lainnya yang sesuai dengan butir
pancasila. Kami juga berharap pemerintah atau pemegang kekuasaan mendukung
untuk meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya supaya melahirkan
kualitas manusia yang baik dan mampu menghadapi bonus demografi yang akan
datang dengan cara penggunaan teknologi kesehatan yang dirasa cukup efektif.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bonus demografi suatu komposisi atau struktur penduduk yang
menguntungkan dari segi pembangunan karena jumlah penduduk usia
produktif lebih besar, sementara untuk proporsi penduduk yang tidak produktif
semakin kecil atau belum banyak. terjadi. Bonus demografi juga tidak selalu
memiliki dampak baik tapi terdapat dampak yang buruk untuk masyarakat
Indonesia. Penggunaan Internet of Things dapat menjadi tonggak awal untuk
membantu kemajuan bonus demografi dalam bidang kesehatan.
Salah satu strategi dalam mengatasi mengatasi permasalahan bonus
demografi dengan menerapkan pelayanan bidang kesehatan yang baik. Serta,
salah satu pengaruh adanya Internet of Things adalah mempercepat pelayanan
di bidang kesehatan contohnya teknologi telemedicine.
B. Saran
Indonesia Emas tahun 2045 adalah tahun yang penting bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia sehingga sudah selayaknya kesempatan
tersebut dimaksimalkan untuk memajukan bangsa Indonesia terutama oleh
para pemuda yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa. Di sisi lain, bisa
saja menjadi tahun kehancuran bangsa apabila potensi anak negeri justru
dimaksimalkan ke arah yang negatif. Untuk itu, dalam rangka menghadapi
dan mencapai bonus demografi Indonesia Emas tahun 2045 yang baik, perlu
dilakukan persiapan terutama dan utama pada bidang kesehatan untuk guna
membangun SDM yang terbaik dan juga teknologi yang mendukung
penerapan Internet of Things.

11
DAFTAR PUSTAKA

Srihadi, Endang. 2012. “ Bonus Demografi: Jendela Kesempatan atau Jendela Bencana?”,
Update Indonesian 7 (1): 2-8.

Adhitama, Toeti Prahas. 2012. “Memaknai Bonus Demografi”, Media indonesia, 20 Juli,
hlm.9.

Suhardi, Didik. 2017. “Peta Jalan Generasi Emas Indonesia Tahun 2045 “. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, hlm 5-10.

Wasisto, Raharjo Jati. (2015). BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI MESIN


PERTUMBUHAN EKONOMI: JENDELA PELUANG ATAU JENDELA BENCANA
DI INDONESIA?. Diakses pada 03 Juni 2021.
https://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/view/8559/6591

Kurniati,, Dian. (2021). 70,72% Penduduk Berusia Produktif, Ini Hasil Sensus Terbaru
BPS. Diakses pada 07 Juni 2021. https://news.ddtc.co.id/7072-penduduk-berusia-
produktif-ini-hasil-sensus-terbaru-bps-27160

Moeleok, Nila F. (2021). Bonus Demografi dan Investasi pada Pembangunan Kesehatan
dan Gizi. Diakses pada 03 Juni 2021.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20161028/2318577/bonus-demografi-dan-
investasi-pada-pembangunan-kesehatan-dab-gizi/

Asrie, Muktiani. (2020). Bonus Demografi, Peluang Atau Tantangan Menuju Indonesia
Emas 2045. Diakses pada 03 Juni 2021. https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bonus-
demografi-peluang-atau-tantangan-menuju-indonesia-emas-2045

Baharsyah, Afrizal N (2019). Pengertian Internet of Things (IoT) : Semua Hal yang Perlu
Kamu Tahu. Diakses pada 02 Juni 2021.https://www.jagoanhosting.com/blog/pengertian-
internet-of-things-io

12
LAMPIRAN 3. FORMAT SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dean Dwi Mahendra
NIM : 12030118120047
Fakultas : Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya yang saya ajukan adalah merupakan hasil
karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau saduran dari karya milik orang lain
serta belum pernah dilombakan atau diaplikasikan dalam bentuk apapun. Apabila
dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia
bertanggung jawab atas karya saya dan menerima sanksi sesuai peraturan yang
berlaku.
Demikaian surat ini dibuat dengan sebenar benarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Semarang, 04 Juni
2021
Yang Menyatakan,
Ketua Tim

(Dean Dwi Mahendra)


NIM. 12030118120047

13

Anda mungkin juga menyukai