Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM
Tentang

PERBANDINGAN KURIKULUM PAI (KBK, KTSP dan K13)

Disusun oleh Kelompok 9:


AIDILA FITRI NIM: 219.003
FITRIA RAHMADHANI NIM: 219.021
IIS SURYANI NIM: 219.025

Dosen Pengampu:
METHIA FARINA, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
YAYASAN DAKWAH ISLAMIYYAH (YDI)
LUBUK SIKAPING
2021 M/1442 H
KATA PENGATAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua.Shalawat serta salam kita haturkan kepada beliau Nabi Muhammad
SAW,semoga kita senantiasa mendapatkan safaat-Nya. Amin.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami
khususnya dalam mempelajari Mata Pelajaran Pengembangan kurikulum sehingga dengan
harapan kita semua bias mengrti tentang materi pengembangan Kurikulum dengan baik dan
benar sesuai yang diharapkan.

Selanjutnya disini kami akan menyusun Makalah Tentang Makna Kurikulum Berbasis
Kompetensi ( KBK ) dan KTSP serta Kurikulum 2013,dengan harapan kita semua bisa
mampu memahami makna yang ada pada Kurikulum KBK,KTSP serta Kurikulum 2013.
Dengan memahami kurikulum tersebut sehingga kita diharapkan mampu
mengimplementasikannya di Sekolah ataupun Madrasah.

Selain itu juga kita diharapkan bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan masing
masing Kurikulum tersebut serta membedakannya.Dengan demikian kita bisa tau mana
Kurikulum yang lebih efektif.

Demikian yang bisa kami berikan mohon ma’af atas segala kekurangannya dan terima
kasih atas dukungan semua pihak.

Lubuk Sikaping, 30 April 2021

Kelompok 9

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat membawa


dampak terhadap berbagai perubahan aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan
yang mengalami perubahan dalam kurikulum. Seiring dengan kamajuan zaman,
sistem pendidikan menuntut untuk memenuhi faktor kebutuhan hidup yang sesuai
dengan kebutuhan zaman. Peran kurikulum dalam sekolah tidak hanya membekali
peserta didik dengan ilmu pengetahuan, akan tetapi juga dituntut untuk dapat
mengembangkan minat dan bakat, membentuk moral dan kepribadian, bahkan
dituntut agar anak didik dapat menguasai berbagai macam keterampilan yang
dibutuhkan untuk memenuhi dunia pekerjaan. Untuk itu pengertian kurikulum
tradisional di atas mengalami pergeseran terhadap pengertian kurikulum Modern .

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang


diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang
pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan
dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan
tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Pada intinya pengertian kurikulum di atas tidak diartikan sebagai isi dan mata
pelajaran lagi, akan tetapi dianggap sebagai pengalaman belajar siswa. Kurikulum
adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik di dalam maupun di luar
sekolah asal kegiatan tersebut berada dibawah tanggung jawab guru (sekolah). Yang
dimaksud dengan kegiatan itu tidak terbatas intra ataupun ekstra kurikuler. Apapun
yang dilakukan siswa asal saja ada dibawah tanggung jawab dan bimbingan guru, itu
adalah kurikulum dalam artian modern.

Di dalam pengertian tersebut tidak mengalami kesepakatan yang majemuk,


karena dalam pengertian tersebut berupa bentuk perilaku siswa yang dihasilkan dari
pengalamannya yang tidak mungkin dikontrol oleh guru secara keseluruhan. Oleh itu
kurikulum sebagai suatu pengalaman dianggap oleh beberapa ahli sebagai konsep
yang luas dan mempunyai makna yang kabur.
2
Akan tetapi perlu dipahami bersama, bahwa sekolah didirikan untuk
membimbing perserta didik agar berkembang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Ini berarti titik sentral kurikulum adalah anak didik itu sendiri. Perkembangan anak
didik hanya akan dicapai apabila dia memperoleh pengalaman belajar melalui semua
kegiatan yang disajikan sekolah, baik malalui pelajaran ataupun kegiatan yang
lain.Oleh karena itu makna kurikulum dalam pengertian modern harus menyatukan
antara aspek pengalaman peserta didik dan aspek perencanaan pengajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah antara lain sebagai
berikut:

1. Apakah Pengertian KBK, KTSP dan Kurikulum 2013

2. Bagaimana Karakteristik KBK, KTSP dan Kurikulum 2013?

3. Bagaimanakah Kelebihan dan Kekurangan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013?

4. Bagaimanakah Persamaan dan Perbedaan Antara KBK, KTSP, dan Kurikulum


2013?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian KBK, KTSP dan Kurikulum 2013.

2. Untuk mengetahui karakteristik KBK, KTSP dan Kurikulum 2013.

3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013.

4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan Antara KBK, KTSP, dan Kurikulum
2013.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian KBK, KTSP dan Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan


pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar, serta pemberdayaan sumber daya
pendidikan. Batasan tersebut menyiratkan bahwa KBK dikembangkan dengan
tujuan agar peserta didik memperoleh kompetensi dan kecerdasan yang mampu
dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Dalam arti, melalui
penerapan KBK tamatan diharapkan memiliki kompetensi atau kemampuan
akedemik yang baik, keterampilan untuk menunjang hidup yang memadai,
pengembangan moral yang terpuji, pembentukan karakter yang kuat, kebiasaan
hidup yang sehat, semangat bekerja sama yang kompak, dan apresiasi estetika
yang tinggi terhadap dunia sekitar. Berbagai kompetensi tersebut harus
berkembang secara harmonis dan berimbang.

Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, kurikulum berbasis kompetensi


(KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar
performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat
peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan,
dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) memfokuskan pada pemerolehan


kompetensi-kompetensi tertentu peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini
mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang
dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk
prilaku atau ketrampilan peserta didik sesuai kriteria keberhasilan.

2. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


4
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan
berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikem¬bangkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dan dikembangkan


sebagai berikut:

a. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk


mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional,

b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan


prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.

Berdasarkan pengertian tersebut, perbedaan esensial antara KBK dan KTSP


tidak ada. Keduanya sama-sama seperangkat rencana pendidikan yang berorientasi
pada kompetensi dan hasil belajar peserta didik. Perbedaannya menurut Masnur
menampak pada teknis pelaksanaan. Jika KBK disusun oleh pemerintah pusat,
dalam hal ini Depdiknas (c.q. Puskur), maka KTSP disusun oleh tingkat satuan
pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah yang bersangkutan, walaupun
masih tetap mengacu pada rambu-rambu nasional Panduan Penyusunan KTSP
yang disusun oleh badan independen yang disebut Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan


kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial
budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

2) Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan


pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas pendidikan kabupaten/kota, dan
departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan.

5
3) Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan
tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi
dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

3. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan


dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini
merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan
karena banyaknnya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum
yang kurang tepat.

Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan


pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus
beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu
yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.

Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat , namun guru


tetap dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung
dalam silabus, terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh
karena itu, kajian silabus tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri
maupun kelompok sehingga diharapkan para guru dapat memperoleh perspektif
yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahami seluruh isi silabus
yang telah disiapkan tersebut.

Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih


merupakan kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha
mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan
pemerintah.

B. Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam

Landasan Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam pada


hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh
para pengembang kurikulum ketika hendak mengembangkan atau merencanakan
suatu kurikulum lembaga pendidikan.[9] Landasan-landasan tersebut antara lain :

1. Landasan Agama
6
Dalam mengembangkan kurikulum sebaiknya berlandaskan pada Pancasila
terutama sila ke satu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di Indonesia menyatakan
bahwa kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing individu. Dalam kehidupan,
dikembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk-
pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga
dapat terbina kehidupan yang rukun dan damai.

2. Landasan Filsafat

Filsafat pendidikan dipengaruhi oleh dua hal yang pokok, yaitu cita-cita
masyarakat dan kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat. Filsafat adalah
cinta pada kebijaksanaan (love of wisdom). Agar seseorang dapat berbuat bijak,
maka harus berpengetahuan, pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses
berpikir secara sistematis, logis dan mendalam. Filsafat dipandang sebagai induk
segala ilmu karena filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia yaitu
meliputi metafisika, epistimologi, aksiologi, etika, estetika, dan logika.

3. Landasan Psikologi Belajar

Kurikulum belajar mengetengahkan beberapa teori belajar yang masing-


masing menelaah proses mental dan intelektual perbuatan belajar tersebut.
Kurikulum yang dikembangkan sebaiknya selaras dengan proses belajar yang
dilakukan oleh siswa sehingga proses belajarnya terarah dengan baik dan tepat.

4. Landasan Sosio-budaya

Nilai sosial-budaya dalam masyarakat bersumber dari hasil karya akal budi
manusia, sehingga dalam menerima, menyebarluaskan, dan melestarikannya
manusia menggunakan akalnya. Setiap masyarakat memiliki adat istiadat, aturan-
aturan, dan cita-cita yang ingin dicapai dan dikembangkan. Dengan adanya
kurikulum di madrasah diharapkan pendidikan dapat memperhatikan dan merespon
hal-hal tersebut.

5. Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pendidikan merupakan suatu usaha penyiapan peserta didik untuk menghadapi


lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat dan terus
7
berkembang. Sehingga dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi,setelah siswa
lulus diharapkan dapat menyesuaikan diri di lingkungannya dengan baik.

Dengan melihat landasan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam


diatas maka pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berdasarkan pada
prinsip- prinsip yang antara lain :

1. Prinsip pertautan dengan Agama, artinya bahwa semua elemen kurikulum baik
aspek tujuan, materi, alat dan metode dalam pendidikan Islam selalu
menyandarkan pada dasar-dasar ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadits.

2. Prinsip Universal, universal disini dimaksudkan bahwa tujuan dan cakupan


kurikulum pendidikan Islam harus mencakup semua aspek yang mendatangkan
manfaat, baik bagi peserta didik, baik yang bersifat jasmaniyah maupun
rohaniyah. Cakupan isi kurikulum menyentuh akal dan qalbu peserta didik.
Pendidikan yang dikembangkan sebisanya dikembangkan bukan pendidikan
sekuler, melainkan sebaliknya yaitu pendidikan rasional yang mempunyai arti
mengajarkan materi-metari yang bermanfaat bagi kehidupan akhirat dan dunia
bagi peserta didik. Dengan demikian dalam pendidikan Islam tidak ada dikotomi
antara ilmu umum dan ilmu Agama.

3. Prinsip keseimbangan antara tujuan yang ingin dicapai suatu lembaga pendidikan
dengan cakupan materi yang akan diberikan kepada peserta didik. Keseimbangan
ini meliputi materi yang bersifat religi-akhirat dan profane-keduniaan dengan
mencegah orientasi sepihak saja. Hakikat dari prinsip keseimbangan ini ,
didasarkan pada firman Allah Swt dalam surat al-Qashas ayat 77 yang artinya :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri kalian, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sessungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Ayat tersebut adalah perintah yang bersifat wajib, artinya umat Islam wajib
melaksanakan keseimbangan hidup antara keduniaan dan keakhiratan,
kesimbangan cara berfikir bersifat rasional dan hati nurani. Apabila kita kaitkan
8
dengan penyusunan kurikulum maka pedoman kurikulum mencerminkan
keseimbangan tujuan pembelajaran dan materi-materi yang diarahkan pada
pencapaian keseimbangan tujuan duniawi dan tujuan ukhrowi.

4. Prinsip keterkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan pelajar,


dengan lingkungan sekitar baik fisik maupun social. Dengan prinsip ini
kurikulum pendidikan Islam berkeinginan menjaga keaslian peserta didik yang
bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini selaras dengan pendapat
Jean Peaget tentang pendidikan, ia mengatakan bahwa pindidikan harus
diindividulisasikan dengan menyadari bahwa kemampuan untuk mengasimilasi
akan berbeda dari satu individu dengan individu yang lain, konsekuensinya
materi pendidikan harus memperhatikan pebedaan peserta didik.

5. Prinsip fleksibelitas, maksdunya kurikulum pendidikan Islam dirancang dan


dikembangkan berdasakan prinsip dinamis dan up to date terhadap pekembangan
dan kebutuhan masyarakat, bangsa dan Negara. Anak didik yang berkarakte
menjadi dambaan bukan hanya sebagai orang tua tetapi juga menadi kebutuhan
bangsa dan Negara mengingat anak merupakan generasi penerus bangsa yang
akan mengemban amanat kepemimpinan di masa yang akan datang.

6. Prinsip memperhatikan perbedaan individu, peserta didik merupakan pribadi yang


unik dengan keadaan latar belakang social ekonomi dan psikologis yang beraneka
macam, maka penyusunan kurikulum pendidikan Islam haruslah memperhatikan
keberAgamaan latar belakang tersebut demi tercapainya tujuan pendidikan itu
sendiri.

7. Prinsip pertautan antara mata pelajaran dengan aktifitas fisik yang tercakup dalam
kurikulum pendidikan Islam. Petautan ini menjadi urgen dalam rangka
memaksimalkan peran kurikulum sebagai sebuah program dengan tujuan
tercapainya manusia yang berakhlak. Dari prinsip-prinsip yang telah disebutkan
di atas, al-Syaibani mengatakan bahwa kurikulum pendidikan Islam merupakan
kurikulum yang diilhami oleh nilai dan ajaran Agama Islam, yang selalu
berkomitmen memperhatikan aktifitas manusia modern. Meskipun dikatakan
bahwa kurikulum pendidikan Islam bersifat fleksibel dengan mengikuti dinamika
perubahan zaman, namun tetap dengan memegang teguh identitas keIslamannya.

9
C. Karakteriskik KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013

1. Karakteristik KBK

Berdasarkan pengertian di atas, maka KBK sebagai sebuah kurikulum


memiliki tiga karakteristik utama, yaitu; Pertama, KBK memuat sejumlah
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Artinya melalui KBK diharapkan
siswa memiliki kemampuan standar minimal yang harus dikuasai. Kedua,
implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan kepada proses pengalaman
dengan memperhatikan keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak sekadar
diarahkan untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu
dapat menunjang dan mempengaruhi kemapuan berpikir dan kemampuan bertindak
sehari-hari. Ketiga: Evalausi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil belajar
dan proses belahar. Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian
standar kompetensi dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek
pengetahuan saja, akan tetapi sikap dan keterampilan.

Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci


sebagai berikut:

1) Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual


maupun klasikal. Ini mengandung pengertian bahwa KBK menekankan kepada
ketercapaiankompetensi. Artinya isi KBK pada intinya adalah sejumlah
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, kompetensi inilah yang selanjutnya
dinamakan standar minimal atau kemampuan dasar.

2) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. Ini


artinya, keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil
belajar. Indikator inilah yang selanjutnya dijadikan acuan apakah kompetensi
yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Proses pencapaian hasil belajar itu
tentu saja sangat tergantung pada kemampuan siswa. Sebab dinyakini, siswa
memiliki kemampuan dan kecepatan yang berbeda. KBK memberikan peluang
yang sama kepada seluruh siswa untuk dapat mencapai hasil belajar.

3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang


bervariasi. Artinya, sesuai dengan keberagaman.

10
Terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam proses
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi antara lain;

1) Prinsip Pengembangan

a. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur, dan penghayatan nilai-nilai


budaya.

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk manusia


yang beriman dan bertakwa sejalan dengan filsafat bangsa, maka
peningkatan keimanan dan pembentukan budi pekerti luhur merupakan
prinsip pertama yang harus diperhatikan oleh para pengembang KBK.

b. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika

Pembentukan manusia yang utuh merupakan tujuan utama pendidikan.


Manusia utuh adalah manusia yang seimbang antara kemampuan intelektual
dan sikap moral serta keterampilan.

c. Penguatan integritas nasional

Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dengan latar
budaya yang sangat beragam. Pendidikan harus dapat menanamkan
pemahaman dan penghargaan terhadap perkembangan budaya dan
peradaban bangsa yang majemuk, sehingga mampu memberikan
sumbangan terhadap peradaban dunia.

d. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi

Pengembangan KBK diarahkan agar anak memiliki kemampuan


berpikir dan belajar dengan cara mengakses, memilih dan menilai
pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh
tantangan serta ketidakpastian melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi.

e. Pengembangan kecakapan hidup


11
Kecakapan hidup mencakup keterampilan diri (Personal Skills),
keterampilan berpikir rasional (thinking skills), keterampilan akademik
(academic skills), keterampilan vokasional (vocational skills). Kurikulum
mengembangkan kecakapan hidup melalui pembudayaan membaca,
menulis, berhitung, sikap, perilaku adaptif, kreatif, kooperatif dan
kompetitif.

f. Pilar pendidikan

Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam empat, yaitu;


belajar untuk memahami, belajar untuk berbuat kreatif, belajar hidup dalam
kebersamaan, belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang
dilandasi ketiga pilar sebelumnya.

g. Komprehensif dan berkesinambungan

Komprehensif mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan


substansi yang disajikan secara berkesinambungan mulai dari taman kanak-
kanak sampai dengan pendidikan menengah.

h. Belajar sepanjang hayat

Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan pemberdayaan


peserta didik yang berlanjut sepanjang hayat.

i. Diversifikasi kurikulum

Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan


pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.

2) Prinsip Pelaksanaan

a. Kesamaan memperoleh kesempatan

Prinsip ini mengandung pengertian, bahwa melalui KBK penyediaan


tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan
berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat
diutamakan. Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti
kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang

12
memerlukan bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak menerima
pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.

b. Berpusat pada anak

Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerjasama dan


menilai diri sendiri diutamakan agar peserta didik mampu membangun
kemauan, pemahaman dan pengetahuannya. Peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik perlu terus-menerus diupayakan.
Penyajiaannya disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan peserta didik
melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

c. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan

Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai


dari taman kanak-kanak samapai dengan kelas XII. Pendekatan yang
digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada
kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai
disiplin ilmu. keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut
kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah
dan madrasah, orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri dan
masyarakat.

d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan

Standar kompetensi disusun pusat dan cara pelaksanaannya disesuai


dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah dan
madrasah. Standar kompetensi dapat dijadikan acuan penyusunan
kurikulum berdiversifikasi berdasarkan pada satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik serta taraf internasional.

2. Karakteristik KTSP

Dihubungkan dengan konsep dasar dan desain kurikulum, maka KTSP


memiliki semua unsur yang sekaligus merupakan karakteristik KTSP itu sendiri,
yakni:[13]

13
1) Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin
ilmu. Hal ini dapat dilihat dari pertama, struktur program KTSP yang memuat
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Setiap mata
pelajaran yang harus dipelajari itu selain sesuai dengan nama-nama disiplin
ilmu juga ditentukan jumlah jam pelajaran secara ketat. Kedua, kriteria
keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari sistem kelulusan yang ditentukan
oleh standar minimal penguasaan isi pelajaran seperti yang diukur dari hasil
Ujian Nasional. Soal-soal dalam UN itu lebih banyak bahkan seluruhnya
menguji kemampuan kognitif siswa dalam setiap mata pelajaran. Walaupun
dianjurkan setiap guru menggunakan sistem penilaian proses misalnya dengan
portofolio, namun pada akhirnya kelulusan siswa ditentukan oleh sejauh mana
siswa menguasai materi pelajaran.

2) KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu. Hal


ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran yang
disarankan misalnya melalui CTL, inkuiri, pembelajaran portofolio, dan lain
sebagainya. Demikian juga secara tegas dalam struktur kurikulum terdapat
komponen pengembangan diri, yakni komponen kurilkulum yang menekankan
kepada aspek pembangunan minat dan bakat siswa.

3) KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal ini tampak
pada salah satu prinsip KTSP, yakni berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Dengan
demikian, maka KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh daerah.
Bahkan, dengan program muatan lokalnya, KTSP didasarkan pada
keberagaman kondisi, sosial, budaya yang berbeda masing-masing daerahnya.

4) KTSP merupakan kurikulum teknologis. Hal ini dapat dilihat dari adanya
standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada
indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan
penilaian.

14
KTSP dikembangakan berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini:

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta


didik dan lingkungannya.

KTSP mimiliki prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangakan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik (student centered). Di samping itu juga
pengembangan KTSP perlu memperhatikan potensi dan kebutuhan lingkungan
di mana siswa tinggal.

2) Beragam dan terpadu

Pengembangan kurikulum memperhatikan keragaman karakteristik peserta


didik, kondisi daerah, jenjang, dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial, ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,


teknologi, dan seni berkembang secara dinamis.

4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan pengembangan kurikulum

5) Menyeluruh dan berkesinambungan

6) Belajar sepanjang hayat

7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

3. Karakteristik Kurikulum 2013

15
Dalam Kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda
dengan kurikulum yang telah ada selama ini di Indonesia. Karakteristik kurikulum
2013 sebagai berikut;

a. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013 ialah


pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific adalah
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui
proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta dilakukan dengan
indra dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung
dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. melalui pendekatan tersebut,
peserta didik mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi
dengan baik.

b. Kompetensi Lulusan

Dalam konteks ini kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi


sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi ini sebenarnya sudah ada
pada kurikulum sebelumnya, hanya saja penyebutannya berbeda, misalnya
sikap disebut dengan afektif, pengetahuan disebut dengan kognitif, dan
keterampilan disebut dengan psikomotorik. Selain itu, titik tekannya berubah
terbalik.

c. Penilaian

Pada kurikulum 2013 proses penilaian pembelajaran menggunakan


pendekatan penilaian otentik (authentic assesment). Penilaian otentik adalah
penilaian secara utuh, meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil
belajar. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instruktional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

D. Kelebihan dan Kekurangan KBK, KTSP, Kurikulum 2013

1. kelebihan KBK

16
1) KBK yang dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan kompetenasi
Paradigma pembelajaran versi UNESCO: learning to know learning to do,
learning to live together, dan learning to be.

2) Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru.

3) Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah
mata pelajaran belum bisa dikurangi.

4) Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkan metode


pembelajaran PAKEM dan CTL.

5) Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian


memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan
penekanan penilaian berbasis kelas.

6) KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB),
penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS).

2. Kekurangan KBK

Kelemahan KBK dari sisi isi kurikulum: 1 Dalam kurikulum dan hasil belajar
indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun oleh dosen, karena
dosen yang paling mengetahui kondisi peserta didik dan lingkungan. 2 Konsep
KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan stándar kompetensi-
kompetensi dasar sehingga menyulitkan dosen untuk merancang pembelajaran
secara berkelanjutan.

3. Kelebihan KTSP

1) Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi


dirinya.

2) Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan


yang akan dikembangkan.

3) Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah


sendiri yang paling tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.

17
4) Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.

5) Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-


masing.

6) Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain


dalam meningkatkan mutu pendidikan.

7) Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah


secara cepat serta mengakomodasikannya dengan KTSP.

4. Kekurangan KTSP

1) Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada


kebanyakan satuan pendidikan yang ada

2) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan


dari pelaksanaan KTSP

3) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik
konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan

4) Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan


berdampak berkurangnya pendapatan guru.

5. Kelebihan K13

1) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau
kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk
memaksimalkan potensi mereka.
2) Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan
anak usia dini.

3) Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya
melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan
kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

6. Kekurangan K13

18
1) Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional
(UN) masih diberlakukan.
2) Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu
pelajaran-pelajaran tersebut berbeda
E. Persamaan dan perbedaan KBK, KTSP, Kurikulum 2013.

1. Perbedaan KBK, KTSP, dan 2013

a. KBK 2004 – KTSP 2006:


1) Standar kompetensi lulusan diturunkan dari standar isi
2) Standar isi dirumuskan berdasarkan tujuan mata pelajaran (standar
kompetensi lulusan mata pelajaran) yang dirinci menjadi standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
3) Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk pengetahuan (kognitif),
pembentuk sikap (afektif), dan pembentuk keterampilan (psikomotorik).
4) Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
5) Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata
pelajaran terpisah.

b. KBK 2004, KTSP 2006, dan kurikulum 2013:

1) Standar kompetensi lulusan (SKL) diturunkan dari kebutuhan


2) Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi
inti yang bebas mata pelajaran
3) Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan
pengetahuan (kognitif), pembentuk sikap (afektif), dan pembentuk
keterampilan (psikomotorik).
4) Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.
5) Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).

F. Persamaan KBK 2004, KTSP 2006 dan kurikulum 2013 adalah:

a. Kurikulum 2006 (KTSP) merupakan pengembangan dari kurikulum 2004


sehingga jika dilihat dengan kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks
sebagai butir-butir KD
19
b. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KBK, KTSP atau pada kurikulum 2013
sama-sama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya Depdiknas.
c. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
d. Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang
pada hakikatnya berpusat pada siswa,dimana siswa yang mencari pengetahuan
bukan menerima pengetahuan.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Adapun hakikat Kurikulum 2004 (KBK), KTSP, dan Kurikulum 2013 adalah
sama-sama bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional yang optimal. Hanya saja dari sistemnya untuk mencapai
tujuan tersebut ada sedikit perbedaan baik dari segi definisi, tujuan, dasar
penyusunan, prinsip, dan karakteristik kurikulum. Akan tetapi perbedaan tersebut
tidak menjadi masalah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
2. Perbedaan dan persamaan kurikulum KBK 2006, KTSP 2006 dan kurikulum
2013 yaitu: KBK 2004 yang menekankan kepada aspek nilai pengetahuan, KTSP
2006 yang menekankan kepada mulainya aspek afektif, kognitif, dan psikomotor
diterapkan, dan Kurikulum 2013 yang lebih menekankan kepada aspek afektif,
kognitif, psikomotor, dan kebutuhan masyarakat.
3. Kelebihan dan kekurangan KBK 2004, KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 yaitu:
kelebihannya sama-sama bertujuan untuk mencerdaskan bangsa, dan
kekurangannya: dengan adanya perubahan, para guru kurang memahami tentang
setiap komponen kurikulum yang harus di implementasikan secara khusus
melihat perubahan kurikulum dengan jarak yang dekat.
B. Saran
Kami sebagai penyusun mengharap saran konstruktif dalam hal isi materi dan
juga penyampaian. Karena masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava


Media.

Fadhillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs &
SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman
dan Pengembangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.

Paparan Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013, UNNES Semarang: 4 Mei 2013.

Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Turgarini, Dewi. 2016. Paparan Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013. Bandung.

22

Anda mungkin juga menyukai