TELAAH KURIKULUM
Tentang
Dosen Pengampu:
METHIA FARINA, M.Pd
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami
khususnya dalam mempelajari Mata Pelajaran Pengembangan kurikulum sehingga dengan
harapan kita semua bias mengrti tentang materi pengembangan Kurikulum dengan baik dan
benar sesuai yang diharapkan.
Selanjutnya disini kami akan menyusun Makalah Tentang Makna Kurikulum Berbasis
Kompetensi ( KBK ) dan KTSP serta Kurikulum 2013,dengan harapan kita semua bisa
mampu memahami makna yang ada pada Kurikulum KBK,KTSP serta Kurikulum 2013.
Dengan memahami kurikulum tersebut sehingga kita diharapkan mampu
mengimplementasikannya di Sekolah ataupun Madrasah.
Selain itu juga kita diharapkan bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan masing
masing Kurikulum tersebut serta membedakannya.Dengan demikian kita bisa tau mana
Kurikulum yang lebih efektif.
Demikian yang bisa kami berikan mohon ma’af atas segala kekurangannya dan terima
kasih atas dukungan semua pihak.
Kelompok 9
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada intinya pengertian kurikulum di atas tidak diartikan sebagai isi dan mata
pelajaran lagi, akan tetapi dianggap sebagai pengalaman belajar siswa. Kurikulum
adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik di dalam maupun di luar
sekolah asal kegiatan tersebut berada dibawah tanggung jawab guru (sekolah). Yang
dimaksud dengan kegiatan itu tidak terbatas intra ataupun ekstra kurikuler. Apapun
yang dilakukan siswa asal saja ada dibawah tanggung jawab dan bimbingan guru, itu
adalah kurikulum dalam artian modern.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah antara lain sebagai
berikut:
C. Tujuan
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013.
4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan Antara KBK, KTSP, dan Kurikulum
2013.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
5
3) Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan
tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi
dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
1. Landasan Agama
6
Dalam mengembangkan kurikulum sebaiknya berlandaskan pada Pancasila
terutama sila ke satu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di Indonesia menyatakan
bahwa kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing individu. Dalam kehidupan,
dikembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk-
pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga
dapat terbina kehidupan yang rukun dan damai.
2. Landasan Filsafat
Filsafat pendidikan dipengaruhi oleh dua hal yang pokok, yaitu cita-cita
masyarakat dan kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat. Filsafat adalah
cinta pada kebijaksanaan (love of wisdom). Agar seseorang dapat berbuat bijak,
maka harus berpengetahuan, pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses
berpikir secara sistematis, logis dan mendalam. Filsafat dipandang sebagai induk
segala ilmu karena filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia yaitu
meliputi metafisika, epistimologi, aksiologi, etika, estetika, dan logika.
4. Landasan Sosio-budaya
Nilai sosial-budaya dalam masyarakat bersumber dari hasil karya akal budi
manusia, sehingga dalam menerima, menyebarluaskan, dan melestarikannya
manusia menggunakan akalnya. Setiap masyarakat memiliki adat istiadat, aturan-
aturan, dan cita-cita yang ingin dicapai dan dikembangkan. Dengan adanya
kurikulum di madrasah diharapkan pendidikan dapat memperhatikan dan merespon
hal-hal tersebut.
1. Prinsip pertautan dengan Agama, artinya bahwa semua elemen kurikulum baik
aspek tujuan, materi, alat dan metode dalam pendidikan Islam selalu
menyandarkan pada dasar-dasar ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadits.
3. Prinsip keseimbangan antara tujuan yang ingin dicapai suatu lembaga pendidikan
dengan cakupan materi yang akan diberikan kepada peserta didik. Keseimbangan
ini meliputi materi yang bersifat religi-akhirat dan profane-keduniaan dengan
mencegah orientasi sepihak saja. Hakikat dari prinsip keseimbangan ini ,
didasarkan pada firman Allah Swt dalam surat al-Qashas ayat 77 yang artinya :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri kalian, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sessungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Ayat tersebut adalah perintah yang bersifat wajib, artinya umat Islam wajib
melaksanakan keseimbangan hidup antara keduniaan dan keakhiratan,
kesimbangan cara berfikir bersifat rasional dan hati nurani. Apabila kita kaitkan
8
dengan penyusunan kurikulum maka pedoman kurikulum mencerminkan
keseimbangan tujuan pembelajaran dan materi-materi yang diarahkan pada
pencapaian keseimbangan tujuan duniawi dan tujuan ukhrowi.
7. Prinsip pertautan antara mata pelajaran dengan aktifitas fisik yang tercakup dalam
kurikulum pendidikan Islam. Petautan ini menjadi urgen dalam rangka
memaksimalkan peran kurikulum sebagai sebuah program dengan tujuan
tercapainya manusia yang berakhlak. Dari prinsip-prinsip yang telah disebutkan
di atas, al-Syaibani mengatakan bahwa kurikulum pendidikan Islam merupakan
kurikulum yang diilhami oleh nilai dan ajaran Agama Islam, yang selalu
berkomitmen memperhatikan aktifitas manusia modern. Meskipun dikatakan
bahwa kurikulum pendidikan Islam bersifat fleksibel dengan mengikuti dinamika
perubahan zaman, namun tetap dengan memegang teguh identitas keIslamannya.
9
C. Karakteriskik KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013
1. Karakteristik KBK
10
Terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam proses
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi antara lain;
1) Prinsip Pengembangan
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dengan latar
budaya yang sangat beragam. Pendidikan harus dapat menanamkan
pemahaman dan penghargaan terhadap perkembangan budaya dan
peradaban bangsa yang majemuk, sehingga mampu memberikan
sumbangan terhadap peradaban dunia.
f. Pilar pendidikan
i. Diversifikasi kurikulum
2) Prinsip Pelaksanaan
12
memerlukan bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak menerima
pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.
2. Karakteristik KTSP
13
1) Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin
ilmu. Hal ini dapat dilihat dari pertama, struktur program KTSP yang memuat
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Setiap mata
pelajaran yang harus dipelajari itu selain sesuai dengan nama-nama disiplin
ilmu juga ditentukan jumlah jam pelajaran secara ketat. Kedua, kriteria
keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari sistem kelulusan yang ditentukan
oleh standar minimal penguasaan isi pelajaran seperti yang diukur dari hasil
Ujian Nasional. Soal-soal dalam UN itu lebih banyak bahkan seluruhnya
menguji kemampuan kognitif siswa dalam setiap mata pelajaran. Walaupun
dianjurkan setiap guru menggunakan sistem penilaian proses misalnya dengan
portofolio, namun pada akhirnya kelulusan siswa ditentukan oleh sejauh mana
siswa menguasai materi pelajaran.
3) KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal ini tampak
pada salah satu prinsip KTSP, yakni berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Dengan
demikian, maka KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh daerah.
Bahkan, dengan program muatan lokalnya, KTSP didasarkan pada
keberagaman kondisi, sosial, budaya yang berbeda masing-masing daerahnya.
4) KTSP merupakan kurikulum teknologis. Hal ini dapat dilihat dari adanya
standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada
indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan
penilaian.
14
KTSP dikembangakan berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini:
KTSP mimiliki prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangakan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik (student centered). Di samping itu juga
pengembangan KTSP perlu memperhatikan potensi dan kebutuhan lingkungan
di mana siswa tinggal.
15
Dalam Kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda
dengan kurikulum yang telah ada selama ini di Indonesia. Karakteristik kurikulum
2013 sebagai berikut;
a. Pendekatan Pembelajaran
b. Kompetensi Lulusan
c. Penilaian
1. kelebihan KBK
16
1) KBK yang dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan kompetenasi
Paradigma pembelajaran versi UNESCO: learning to know learning to do,
learning to live together, dan learning to be.
2) Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru.
3) Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah
mata pelajaran belum bisa dikurangi.
6) KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB),
penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS).
2. Kekurangan KBK
Kelemahan KBK dari sisi isi kurikulum: 1 Dalam kurikulum dan hasil belajar
indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun oleh dosen, karena
dosen yang paling mengetahui kondisi peserta didik dan lingkungan. 2 Konsep
KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan stándar kompetensi-
kompetensi dasar sehingga menyulitkan dosen untuk merancang pembelajaran
secara berkelanjutan.
3. Kelebihan KTSP
17
4) Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
4. Kekurangan KTSP
3) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik
konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan
5. Kelebihan K13
1) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau
kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk
memaksimalkan potensi mereka.
2) Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan
anak usia dini.
3) Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya
melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan
kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
6. Kekurangan K13
18
1) Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional
(UN) masih diberlakukan.
2) Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu
pelajaran-pelajaran tersebut berbeda
E. Persamaan dan perbedaan KBK, KTSP, Kurikulum 2013.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Adapun hakikat Kurikulum 2004 (KBK), KTSP, dan Kurikulum 2013 adalah
sama-sama bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional yang optimal. Hanya saja dari sistemnya untuk mencapai
tujuan tersebut ada sedikit perbedaan baik dari segi definisi, tujuan, dasar
penyusunan, prinsip, dan karakteristik kurikulum. Akan tetapi perbedaan tersebut
tidak menjadi masalah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
2. Perbedaan dan persamaan kurikulum KBK 2006, KTSP 2006 dan kurikulum
2013 yaitu: KBK 2004 yang menekankan kepada aspek nilai pengetahuan, KTSP
2006 yang menekankan kepada mulainya aspek afektif, kognitif, dan psikomotor
diterapkan, dan Kurikulum 2013 yang lebih menekankan kepada aspek afektif,
kognitif, psikomotor, dan kebutuhan masyarakat.
3. Kelebihan dan kekurangan KBK 2004, KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 yaitu:
kelebihannya sama-sama bertujuan untuk mencerdaskan bangsa, dan
kekurangannya: dengan adanya perubahan, para guru kurang memahami tentang
setiap komponen kurikulum yang harus di implementasikan secara khusus
melihat perubahan kurikulum dengan jarak yang dekat.
B. Saran
Kami sebagai penyusun mengharap saran konstruktif dalam hal isi materi dan
juga penyampaian. Karena masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Fadhillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs &
SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman
dan Pengembangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
22