Anda di halaman 1dari 19

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

DOSEN PENGAMPU:
Debby Arisandi, MBA

KELOMPOK 7 :
1. Rana NIM.1811140139
2. Santi Gantari NIM. 1811140121
3. Wulan Dari NIM. 1811140128

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan makalah dengan judul " Komunikasi Antar Pribadi" tepat pada
waktunya.
Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan
didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalah lain yang berkaitan pada makalah-
makalah selanjutnya.

Bengkulu, Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Komunikasi Antar Pribadi......................................................................... 3
B. Pentingnya Komunikasi Antar Pribadi di Lingkungan Kerja.................... 4
C. 3 karakteristik Efektivitas Sudut Pandang Komunikasi Antar Pribadi..... 6
D. Tujuan Komunikasi Antar Pribadi............................................................. 6
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Pribadi............... 7
F. Pembagian Komunikasi Pribadi................................................................ 8
G. Ciri Komunikasi Antar Pribadi Yang Efektif............................................ 8
H. Gaya Komunikasi Kepemimpinanj........................................................... 10
I. Kebutuhan Manusia Dalam Komunikasi................................................... 13
J. Mendengarkan Sebagai Keahlian.............................................................. 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 15
...................................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam suatu
interaksi sosial, oleh karena itu berpengaruh dalam dunia kerja. Lingkungan
kerja merupakan suatu komunitas sosial yang memfokuskan pada peran dari
komunikasi,sehingga aktivitas dapat dioptimalkan. Penggunaan komunikasi
baik secaar verbal maupun non verbal berpengaruh cukup besar dalam
lingkungan kerja yang diwujudkan dalam visi serta misi perusahaan. Secara
tidak langsung dibutuhkan suatu komunikasi yang efektif dalam
menggerakkan jalannya perusahaan.
Dalam catatan sejarah yang jauh lebih luas, para ilmuwan komunikasi
telah menempatkan studi mengenai komunikasi antarpribadi ke dalam bidang
yang lebih luas mengenai komunikasi dan sebagai focus studi ke dalam speech
communication.
Studi komunikasi antarpribadi mulai berkembang besar-besaran di
Amerika sejak tahun 1960-an. Fungsi utama komunikasi baik komunikasi
antarpribadi dan non antar pribadi adalah mengendalikan lingkungan guna
memperoleh imbalan-imbalan tertentu berbentuk fisik,ekonomi, dan sosial.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin
baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan
dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya,
sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung.
Komunikasi antar pribadi yang efektif yang dapat membantu pelaku
organisasi atau karyawan untuk mendapatkan lingkungan kerja yang kondusif.
Sebaliknya jika komunikasi antar pribadi tidak efektif akan
menyebabkan lingkungan kerja tidak nyaman dan menghambat kemajuan
organisasi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi antar pribadi?
2. Apa Pentingnya Komunikasi Antar Pribadi di Lingkungan Kerja?
3. Apa saja Tiga karakteristik Efektivitas Sudut Pandang Komunikasi Antar
Pribadi?
4. Apa Fungsi Komunikasi Antar Pribadi?
5. Apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Pribadi?
6. Bagaimana Ciri Komunikasi Antar Pribadi Yang Efektif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Komunikasi Antar Pribadi.
2. Untuk mengetahui Pentingnya Komunikasi Antar Pribadi di Lingkungan
Kerja.
3. Untuk mengetahui 3 karakteristik Efektivitas Sudut Pandang Komunikasi
Antar Pribadi.
4. Untuk mengetahui Fungsi Komunikasi Antar Pribadi.
5. Untuk mengetahui Pembagian Komunikasi Pribadi.
6. Untuk mengetahui Ciri Komunikasi Antar Pribadi Yang Efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komunikasi Antar Pribadi


Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orang atau lebih secara tatap muka (Cangara, 2006 :Interaksi
antarpribadi berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan rahasia agar
klien dapat terbuka mengungkapkan permasalahan dengan nyaman tanpa takut
rahasianya diketahui orang lain. Fungsi dari kegiatan tersebut klien diarahkan
untuk merubah perilakunya. Dalam berinteraksi dibutuhkan adanya saling
keterbukaan diri (self disclosure) untuk saling menyampaikan ide-ide,
gagasan, dan perasaaan yang ada dalam diri masing-masing. Metode dalam
komunikas antarpribadi yang paling baik yaitu konseling.1
Komunikasi antarpribadi menurut Devito adalah proses pengiriman
pesan dari seseorang dan diterima orang lain dengan efek umpan balik yang
langsung. Menurut Effendy pada hakikatnya komunikasi antarpribadi
merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain
dengan umpan balik yang langsung. Bentuk komunikasi dalam lingkungan
kerja adalah komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal dibagi
menjadi dua yaitu komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.2
Komunikasi antarpribadi sebagai penyampaian pesan oleh satu orang
dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok orang dengan berbagai
dampaknya dan peluang memberikan umpan balik segera. Kemudian dilihat
dari sisi hubungan diadik, komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai
komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan
yang mantap dan jelas, seperti layaknya hubungan anak dan ayah. Sementara
itu, jika dilihat dari sisi pengembangan suatu hubungan, komunikasi

1
Nurul Diah Anyta, “Komunikasi Antar Pribadi Konselor Terhadap ODHA Di Klinik
VCT RSUD Kabupaten Karanganyar,” Jurnal Komuniti Vol. VII, (2015): Hal. 71.
2
Andini Nur Bahri, “Peran Komunikasi Antar Pribadi Pada Lingkungan Kerja Dalam
Perspektif Islam,” Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama Vol. 1 No. (2018): hal. 129-130.

3
antarpribadi diartikan sebagai bentuk ideal terakhir dari perkembangan suatu
hubungan komunikasi non- antarpribadi.3
Komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan
pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang
dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi antar
pribadi merupakan komunikasi di dalam diri sendiri, di dalam diri manusia
terdapat komponen-komponen komunikasi seperti sumber, pesan, saluran
penerimaan dan balikan. Dalam komunikasi antar pribadi hanya seorang yang
terlibat. Pesan mulai dan berakhir dalam diri individu masing-masing.
Komunikasi antar pribadi mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan
orang lain. Suatu pesan yang di komunikasikan, bermula dari seseorang.4

B. Pentingnya Komunikasi Antar Pribadi dalam Lingkungan Kerja


Komunikasi interpersonal yang efektif telah lama dikenal sebagai salah
satu dasar untuk berhasilnya suatu organisasi. Komunikasi merupakan bagian
yang penting dalam kehidupan kerja suatu organisasi. Hal ini dapat dipahami
sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang luas terhadap
kehidupan organisasi, misalnya konflik antar pegawai, dan sebaliknya
komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerja sama dan
kepuasan kerja. Menurut Kohler komunikasi yang efektif adalah penting
dalam meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan bagi semua organisasi.
Dibanding dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi
antarpribadi dinilai paling efektif dalam mengubah sikap,opini dan perilaku
komunikan. Hal ini disebabkan komunikasi antarpribadi umumnya
berlangsung secara tatap muka (face to face).
Komunikasi juga penting untuk keberfungsian organisasi dalam
kehidupan sehari-harinya. Adalah melalui komunikasi para anggota organisasi

3
Meni Handayani, “Pencegahan Kasus Kekerasan Seksual Pada Anak Melalui
Komunikasi Antar Pribadi Orangtua Dan Anak,” Jurnal Ilmiah VISI PGTK Paud dan Dikmas Vol.
12 No (2017): hal.69.
4
Deny Astuti, “Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal Dengan Anak
Perempuannya Setelah Terjadinya Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Antarpribadi Di Desa
Kwangsan, Kecamatan Jumapolo),” Jurnal Komuniti Vol. VIII (n.d.): hal.23.

4
: (1) mendefinisikan tujuan, (2) menggambarkan peran dan tanggung jawab
anggota, (3) mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, (4) membentuk
jaringan informasi, mengembangkan budaya dan iklim organisasi, yang
ksemuanya memandu perilaku para anggota.5
Selain itu fungsi komunikasi dalam lingkungan kerja atau pun organisasi
yaitu (1) fungsi informatif, informasi yang didapat memungkinkan setiap
anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi atau pun guna mengatasi konflik (2)
fungsi regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam organisasi. Pesan ini berorientasi pada kerja, artinya bawahan
membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak
boleh dilaksanakan, (3) fungsi persuasif, kekuasaan dan wewenang tidak
selalu dapat mempengaruhi dan menguasai orang lain. Banyak pemimpin yang
lebih suka mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah, sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela akan sempurna dibanding kalau
pemimpin sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya, (4) fungsi
integratif,setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran informasi
yang memungkinkan pegawainya melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
baik.
Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (bulletin, newletter) dan laporan kemajuan organisasi, juga
saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa
istrahat kerja,pertandingan olah raga ataupun kegiatan darmawisata.
Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi
instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain,
karena seseorang dapat menggunakan kelima alat indera seseorang untuk
mempertinggi daya bujuk pesan yang seseorang komunikasikan kepada
komunikan. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna,
komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia
5
Andini Nur Bahri, “Peran Komunikasi Antar Pribadi Pada Lingkungan Kerja Dalam
Perspektif Islam.”…. ,hal. 130-131

5
masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap muak ini membuat
manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi
lewat media massa seperti surat kabar, telebisi, ataupun lewat teknologi
tercanggih pun.6

C. Tiga Karakteristik Efektivitas Sudut Pandang Komunikasi Antar Pribadi


Komunikasi antarpribadi seperti bentuk perilaku yang lain, dapat sangat
efektif dan dapat pula sangat tidak efektif, kegiatan yang dilakukan dosen
dalam pengembangan jiwa kreativitas dalam metode dan strategi
pembimbingan dan pembelajaran dapat dicatat beberapa poin yang
memperlihatkan efektivitas komunikasi yang dimunculkan. Karakteristik
efektivitas dapat dilihat dari tiga sudut pandang.
Yang pertama adalah sudut pandang humanistik, yang menekankan pada
keterbukaan, empati, sikap mendukung, dan kualitaskualitas lain yang
menciptakan interaksi yang bermakna jujur, dan memuaskan
Yang kedua adalah sudut pandang pragmatis atau keperilakuan yang
menekankan pada manajemen kesegaran interaksi, dan kualitas pada interaksi
yang tercipta pada komunikasi antarpribadi
Yang ketiga, dari sudut pandang pergaulan sosial dan kesetaraan.
Hubungan komunikasi antarpribadi menciptakan adanya keuntungan yang
dirasakan kedua belah pihak, mahasiswa merasakan pengembangan kreativitas
mereka sedangkan dosen benar-benar merasakan apa yang dilakukan dalam
mengelola mahasiswa berhasil, ada kepuasan tersendiri bagi dosen.7

D. Tujuan Komunikasi Antar Pribadi


Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan
interpersonal yang efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka kita perlu
bersikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya

6
Nira Tabitha Gayle dan Yuli Nugraheni, “Komunikasi Antar Pribadi: Strategi
Manajemen Konflik Pacaran Jarak Jauh,” Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol. 1 No. (2012): hal. 19.
7
Rama Kertamukti, “Strategi Komunikasi Antarpribadi Dosen Dan Mahasiswa Dalam
Pengembangan Jiwa Kreatif (Studi Deskriftif Pada Program Studi Ilmu Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga),” Jurnal Komunikasi Profetik Vol 06, No (2013): hal. 31.

6
sikap yang saling memahami, menghargai, dan saling mengembangkan
kualitas. Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan
komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.
Adapun fungsi dari komunikasi interpersonal antara lain:
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
2. Memungkinkan untuk mengetahui lingkungan kita secara baik.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan baik antar personal.
4. Mengubah sikap dan perilaku.
5. Bermain dan mencari hiburan dengan berbagai karakteristik orang.
6. Membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Pribadi


Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukkan komunikasi
interpersonal:
1. Trust (kepercayaan), ada tiga faktor utama yang menumbuhkan sikap
percaya yaitu: menerima, adalah kemampuan berhubungan dengan orang
lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikannya. Yang kedua
adalah Empati, hal ini dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak
mempunyai arti emosional bagi kita. Dan yang ketiga adalah Kejujuran,
sikap ini mendorong orang lain untuk dapat percaya pada kita.
2. Supportif, dengan cara mengurangi sikap defensif yang memungkinkan
terjadinya ketakutan dan kecemasan yang menyebabkan komunikasi
interpersonal gagal.
3. Terbuka, Dengan komunikasi yang terbuka diharapkan tidak akan ada hal-
hal yang tertutup, sehingga apa yang ada pada diri komunikan juga
diketahui oleh komunikator, demikian sebaliknya. 8

F. Pembagian Komunikasi Pribadi

8
Andy Setyawan, “Komunikasi Antar Pribadi Non Verbal Penyandang Disabilitas Di
Deaf Finger Talk,” Jurnal Kajian Ilmiah Vol. 19 No (2019): hal 167.

7
Komunikasi interpersonal menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi
(Cangara, 1998):
1. Dyadic Communication atau komunikasi diadik merupakan proses
komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka.
Komunikasi Diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk yakni:
a. Percakapan : dalam suasana yang bersahabat dan informal.
b. Dialog : dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih
personal.
c. Wawancara : sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan
pada posisi bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab.
2. Komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication) proses
komunikasi yang berlangsung tiga orang atau lebih secara tatap muka,
dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain.9

G. Ciri Komunikasi Antar Pribadi Yang Efektif


Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Liliweri (1997: 13) mengutip
pendapat Devito (1976) mengenai ciri komunikasi antarpribadi yang efektif,
yaitu:
1. Keterbukaan (openness)
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima
di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan
mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal.
Keterbukaan atau sikap terbuka mempunyai pengaruh dalam
menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Kualitas keterbukaan
mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi.
Pertama, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada
orang yang diajaknya berinteraksi. Selain itu harus ada kesediaan untuk
membuka diri dalam hal ini adalah mengungkapkan informasi yang
biasanya disembunyikan.

9
Ibid.hal. 168

8
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu pada kesediaan
komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang.
Aspek yang ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran.
Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan
pikiran yang dilontarkan adalah memang “milik” kita dan kita
bertanggung jawab atasnya.10
2. Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang
orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.
3. Dukungan (supportiveness)
Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung
efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana
terdapat sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung
dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.
4. Rasa Positif (positiveness)
Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,
mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi
komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
5. Kesetaraan (equality)
Komunikasi Antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak
menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan
positif tak bersyarat kepada individu lain.11

H. Gaya Komunikasi Kepemimpinan


10
Shulhuly Ashfahani, “Implementasi Keterbukaan Dan Dukungan Dalam Komunikasi
Antar Pribadi (Studi Komunikasi Pimpinan Dan Karyawan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju)” Vol.11 No (2019): hal.4.
11
dkk. Rubyanata Hurahap, “Komunikasi Antar Pribadi Antara Reseller Dengan
Produsen Cantiqa Kemiri.,” Jurnal Komunikasi Vol. 3 No. (2018): hal. 139-140.

9
Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The
Controlling Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk
membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang
lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan
nama komunikator satu arah atau one-way communications. Gaya komunikasi
ini dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain :12
1. The Controlling style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan
adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan
mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang
menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu
arah atau one-way communications.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak
berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada
usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The
controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi
orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya
dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat
mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan
orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
2. The Equalitarian style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan.
The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya
arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang
bersifat dua arah (two-way traffic of communication).
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara
terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan
ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam
suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi
mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang yang
12
Evi Zahara, “Peranan Komuniikasi Organisasi Bagi Pimpinan Organisasi,” Jurnal
Warta Edisi: 56 (2018): hal. 4-5.

10
menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah
orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan
membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks
pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini
akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini
efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi
untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks.
Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindakan
share/berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.
3. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan
verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus
dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam
organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio
State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif,
yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill
dan Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien
adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesanpesan verbal guna
lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,
karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan
pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic
style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye
ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau
saleswomen).

11
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi
atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan
lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi
persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa
karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk
mengatasi masalah yang kritis tersebut.
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan
untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai
hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim
pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang
berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk
bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya
tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang
memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada
beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh
orang-orang tersebut.13
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan:
“Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini
bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi
juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi
dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam
konteks komunikasi organisasi.

I. Kebutuhan Manusia Dalam Komunikasi

13
Evi Zahara, “Peranan Komuniikasi Organisasi Bagi Pimpinan Organisasi,”…, hal. 6.

12
Dalam komunikasi antar pribadi, ada kebutuhan yang dibutuhkan
manusia seperti dibawah ini:
1. Trust (kepercayaan), ada tiga faktor utama yang menumbuhkan sikap
percaya yaitu: menerima, adalah kemampuan berhubungan dengan orang
lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikannya. Yang kedua
adalah Empati, hal ini dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak
mempunyai arti emosional bagi kita. Dan yang ketiga adalah Kejujuran,
sikap ini mendorong orang lain untuk dapat percaya pada kita.
2. Supportif, dengan cara mengurangi sikap defensif yang memungkinkan
terjadinya ketakutan dan kecemasan yang menyebabkan komunikasi
interpersonal gagal.
3. Terbuka, Dengan komunikasi yang terbuka diharapkan tidak akan ada hal-
hal yang tertutup, sehingga apa yang ada pada diri komunikan juga
diketahui oleh komunikator, demikian sebaliknya14

J. Mendengarkan Sebagai Keahlian


Pernyataan “mendengarkan sudut pandang yang berbeda” dan
“mendengar pandangan yang berlawanan” tersebut mengandung makna bahwa
kemampuan memahami sudut pandang orang lain sangat penting agar dapat
berkomunikasi secara efektif. Oleh karena itu, agar mampu menerima pesan
secara tepat, seorang penerima pesan harus memerhatikan beberapa hal seperti
yang diungkapkan oleh Supratiknya dalam Harapan (Harapan dan Ahmad,
2014: 53) sebagai berikut: “(1) sudut pandang si pengirim pesan; (2) makna
pesan tersebut menurut sudut pandang si pengirimnya”. Artinya bahwa
penerima pesan harus dapat melihat sudut pandang pengirim serta memahami
makna pesan yang disampaikan sesuai dengan sudut pandang pengirim.
Sehingga komunikasi yang terjadi antara komunikator dengan komunikan
dapat berlangsung secara efektif.’15
14
Andy Setyawan, “Komunikasi Antar Pribadi Non Verbal Penyandang Disabilitas Di
Deaf Finger Talk,”…, hal.167.
15
Shulhuly Ashfahani, “Implementasi Keterbukaan Dan Dukungan Dalam Komunikasi
Antar Pribadi (Studi Komunikasi Pimpinan Dan Karyawan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju)”…, hal.13.

13
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi antarpribadi sebagai penyampaian pesan oleh satu orang
dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok orang dengan berbagai
dampaknya dan peluang memberikan umpan balik segera. Agar komunikasi
interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang
efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka kita perlu bersikap percaya,
sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap yang saling
memahami, menghargai, dan saling mengembangkan kualitas.
Ciri-ciri komunikasi antar pribadi yang efektif yaitu adanya
keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan kesetaraan.

B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andini Nur Bahri. “Peran Komunikasi Antar Pribadi Pada Lingkungan Kerja
Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama Vol. 1 No. (2018):
hal. 129-130.
Andy Setyawan. “Komunikasi Antar Pribadi Non Verbal Penyandang Disabilitas
Di Deaf Finger Talk.” Jurnal Kajian Ilmiah Vol. 19 No (2019): hal 167.
Deny Astuti. “Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal
Dengan Anak Perempuannya Setelah Terjadinya Perceraian (Studi Kasus
Komunikasi Antarpribadi Di Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo).”
Jurnal Komuniti Vol. VIII (n.d.): hal.23.
Evi Zahara. “Peranan Komuniikasi Organisasi Bagi Pimpinan Organisasi.” Jurnal
Warta Edisi: 56 (2018): hal. 4-6.
Meni Handayani. “Pencegahan Kasus Kekerasan Seksual Pada Anak Melalui
Komunikasi Antar Pribadi Orangtua Dan Anak.” Jurnal Ilmiah VISI PGTK
Paud dan Dikmas Vol. 12 No (2017): hal.69.
Nira Tabitha Gayle dan Yuli Nugraheni. “Komunikasi Antar Pribadi: Strategi
Manajemen Konflik Pacaran Jarak Jauh.” Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol. 1
No. (2012): hal. 19.
Nurul Diah Anyta. “Komunikasi Antar Pribadi Konselor Terhadap ODHA Di
Klinik VCT RSUD Kabupaten Karanganyar.” Jurnal Komuniti Vol. VII,
(2015): Hal. 71.
Rama Kertamukti. “Strategi Komunikasi Antarpribadi Dosen Dan Mahasiswa
Dalam Pengembangan Jiwa Kreatif (Studi Deskriftif Pada Program Studi
Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga).” Jurnal Komunikasi Profetik Vol
06, No (2013): hal. 31.
Rubyanata Hurahap, dkk. “Komunikasi Antar Pribadi Antara Reseller Dengan
Produsen Cantiqa Kemiri.” Jurnal Komunikasi Vol. 3 No. (2018): hal. 139-
140.
Shulhuly Ashfahani. “Implementasi Keterbukaan Dan Dukungan Dalam
Komunikasi Antar Pribadi (Studi Komunikasi Pimpinan Dan Karyawan Di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju)” Vol.11 No (2019): hal.4-
13.

Anda mungkin juga menyukai