Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN FARMAKOGNOSTIK TUMBUHAN JERUJU

(HYDROLEA SPINOSA L.)ASAL DESA TELUK SELONG


MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN
SELATAN

PHARMACOGNOSTIC STUDY OF JERUJU


(HydroleaspinosaL.)FROM TELUK SELONG
MARTAPURASOUTH BORNEO
Dyera Forestryana*1 , Arnida2, Rahmat Yunus2
1
STIKES Borneo Lestari, 2Universitas LambungMangkurat
*dyera_forestryana@stikesborneolestari.com

ABSTRAK

Hydrolea spinosa L., dikenal dengan nama “Jeruju” di desa Teluk Selong
Martapura. Daun jeruju digunakan untuk penyakit demam oleh masyarakat
sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan data-data yang diperoleh
dari investigasi jeruju sebagai obat herbal. Parameter studi farmakognostik
digunakan sebagai alat untuk melakukan identifikasi keaslian tumbuhan.
Investigasi farmakognostik dilakukan pada tumbuhan yang segar, serbuk daun
dan anatomi daun jeruju yang memberikan karakter makroskopik dan
mikroskopik (kualitatif) serta secara kuantitatif. Anatomi daun jeruju
menunjukkan adanya stomata tipe anomositic, trikoma, kristal kalsium oksalat
dan serat elemen. Serbuk daun jeruju diekstrak dengan etanol menggunakan
metode maserasi. Identifikasi kimia serbuk daun menunjukkan adanya alkaloid,
steroid, tanin, flavanoid dan beberapa karbohidrat. Spesifikasi kuantitatif
farmakognostik jeruju digambarkan dengan bahan organik asing 0,01%, abu tidak
larut asam 5,30%, abu larut air 4,21 %, abu total 5,85%, kadar sari larut air 26,30
%, kadar sari larut etanol 22,26% dan susut pengeringan 15,34%.

Kata kunci : Hydrolea spinosa L., jeruju, kualitatif, kuantitatif, farmakognostik

103
ABSTRACT

Hydroleaspinosa L., is commonly known as “Jeruju” in TelukSelong in


Martapura. The leaves of jeruju was used to treatment of fever by people arounds.
The aim of this research is for establish the support datas of jeruju as a herbal.
Pharmacognostic parameters studied, may be used as a tool for the correct
identification of the plant. Pharmacognostic investigation of the fresh, powdered
and anatomical sections of the leaves of jeruju was carried out to determine
macroscopical and microscopical characters (qualitative). Its shows the presences
of an anomocytic stomata, trichomes, crystals of calcium oxalate and fiber
elements. The air-dried leaf powder was extracted with ethanol. Chemical
identification of the powdered leaves revealed the presences of alkaloids, tannins,
flavonoids and some carbohydrates. The quantitative contents of pharmacognostic
specifications of jeruju were described as follow: foreign matter 0,01%,
acidinsoluble ash 5,30%, water soluble ash 4,21 %, total ash 5,85%, water soluble
extractive 26,30 %, ethanol-soluble extractive 22,26% and loss on drying 15,34%.

Keyword : Hydroleaspinosa L., jeruju, qualitative, quantitative,


pharmacognostic

PENDAHULUAN

Jeruju(HydroleaspinosaL.) dilakukan dengan melakukan


tumbuh disekitar air sungai dan berbagai uji atau metode untuk
tempat yang berlumpur (lahan mendapatkan data-data baik secara
basah). Masyarakat sekitar kualitatif maupun kuantitatif.
menggunakan daun jeruju sebagai Standarisasi mengacu kepada
obat penurun demam (antipiretik). monografi seperti pada Materia
Penggunaan secara empiris oleh Medika Indonesia, dan Farmakope
masyarakat setempat adalah dengan Indonesia. Kualitas obat tradisional
menempelkan daun jeruju yang telah sangat ditentukan oleh bahan
diremas pada bagian kepala. baku/simplisia. Salah satu
persyaratan agar simplisia dapat
Untuk mendapatkan produk
diolah menjadi obat tradisional
obat tradisional yang bermutu, bahan
adalah bahwa identitas dan
baku obat tradisional harus
kemurniannya harus dianalisis,
terstandarisasi. Standarisasi adalah
diantaranya melalui analisis
suatu rangkaian proses standar yang

104
makroskopik dan mikroskopik. akan terlihat dinding sel warna
Analisis ini sangat membantu dalam merah
mengidentifikasi simplisia dan Identifikasi pati dan aleuron
memastikan keaslian Sampel diletakkan pada objek gelas
simplisia(Wijono, 2004). ditambah larutan iodium (I2) 0,1 N,
Penelitian ini dilakukan untuk dikeringkan di atas api. Diamati pada
mengkaji mengenai standarisasi mikroskop, pati berwarna biru dan
farmakognostik tumbuhan jeruju aleuron berwarna kuning coklat
seperti pemeriksaan morfologi, sampai coklat
mikroskopik, dan penetapan standar Identifikasi katekol
kuantitatif. Penelitian ini diharapkan Sampel pada objek gelas di tambah
dapat memberikan informasi pada larutan vanilin 10 % b/v dalam etanol
pemanfaatan tumbuhan jeruju 90%, kemudian ditambahkan asam
sebagai bahan baku obat serta klorida, katekol berwarna merah
meningkatkan jaminan mutu produk intensif.
yang akan dibuat. Identifikasi alkaloid
Identifikasi dilakukan dengan
menggunakan metode Culvenuor dan
METODOLOGI
Fitzgerald, yaitu dengan memaserasi
Pemeriksaan farmakognostik daun
sampel menggunakan campuran
jeruju
kloroform-amonia (0,2 mL amonia
Meliputi pemeriksaan morfologi
dan 50 mL kloroform) dan 0,5 gram
(wujud bagian-bagian tumbuhan),
natrium sulfat anhidrat, filtrat hasil
pemeriksaan anatomi (mengamati
ekstraksi dimasukan dalam corong
irisan membujur dan melintang
pisah dan ditambahkan sebanyak 5
bagian-bagian tumbuhan) dan
mL asam sulfat 2 N dikocok hingga
organoleptik (pemeriksaan warna,
terbentuk dua lapisan, bagian atas
bau, dan rasa).
diambil dan dibagi kedalam tiga
Identifikasi lignin
tabung :
Sampel diletakkan pada objek gelas
dibasahi flouroglusin, ditambah
HCl 2 tetes, diamati pada mikroskop,

105
a. tabung I = tambahkan pereaksi amonia. Warna kuning pada kertas
Meyer, jika ada alkaloid ada saring menandakan terdapat senyawa
endapan kekuning- kuningan flavanoid.
b. tabung II = tambahkan pereaksi Identifikasi karbohidrat
Wagner, jika ada alkaloid ada Filtrat ditambahkan dengan pereaksi
endapan coklat kemerahan Fehling dan Benedict, kemudian
c. tabung III = tambahkan dipanaskan. Endapan merah bata
pereaksi Dragendorf, jika ada yang terbentuk menunjukkan
alkaloid ada endapan merah karbohidrat positif.
kecoklatan. Identifikasi 1,8-dioksiantrakuinon
Identifikasi tanin Filtrat ditambahkan kalium
Sampel ditambah H2O kemudian hidroksida 11,2% dalam etanol 90%,
dipanaskan lalu disaring, diambil akan terjadi warna merah.
filtratnya (I) ditambahkan NaCl atau Identifikasi steroid
HCl 0,5 N, menghasilkan endapan. Sampel (5 gram) diekstraksi dengan
Filtrat II ditambah FeCl3 1 N, pelarut n-heksana atau petroleum eter
menghasilkan warna biru hitam. (± 10 mL), kemudian disaring.
Filtrat III ditambah H2SO4, Ekstrak dikeringkan di atas papan
menghasilkan endapan coklat spot test, ditambahkan tiga tetes
kekuningan. anhidrida asetat dan kemudian satu
Identifikasi saponin tetes asam sulfat (H2SO4) pekat,
Sampel dimasukkan pada tabung adanya senyawa golongan steroid
reaksi ditambah H2 O kemudian ditandai dengan munculnya warna
kocok kuat-kuat selama 30 detik, biru hijau.
akan menghasilkan buih setinggi ± 3
cm dari permukaan cairan yang Penentuan parameter kuantitatif
bertahan selama 5 menit. serbuk daun jeruju
Identifikasi flavanoid Penetapan kadar dihitung terhadap
Sampel diletakkan di atas kertas perbandingan bobot sampel setelah
saring, kemudian diteteskan H2O, penetapan dan bobot sampel awal.
diuapi di atasbotol yang berisi

106
Penetapan kadar abu suhu penetapan (1050C) selama 1
Sejumlah 3 gram serbuk kering daun jam sampai bobot tetap.
jeruju, diletakkan di atas asbes, Penentuan bahan organik asing
diratakan dan dipijarkan sampai Sejumlah 25 gram serbuk, bahan
menjadi abu. organik asing yang ada dalam sempel
Penetapan kadar abu tidak larut dipisahkan sesempurna mungkin
asam dengan bantuan pinset dan lup.
Melarutkan abu dari penetapan kadar Timbang bahan organic asing
abu dengan 25 mL asam klorida tersebut.
encer 10% v/v selama 5 . Larutan Ekstraksi maserasi
yang diperolehdisaring. Sisa abu Sejumlah 157,2 gram serbuk,
pada kertas saring kemudian dicuci dimasukkan kedalam bejana
dengan air panas. Kertas saring dan maserasi dengan menambahkan
sisa abu dipijarkan sampai bobot pelarut etanol 96%. Sampel tersebut
tetap. direndam selama 3 kali 24 jam
Penetapan kadar abu larut air sambil dilakukan pengadukan.
Abu yang diperoleh pada penetapan Ekstrak cair yang diperoleh tersebut
kadar abu, dididihkan dengan 25 mL diuapkan hingga diperoleh ektrak
air selama 5 menit, bagian yang larut kental sampel daun jeruju.
air diuapkan dalam cawan hingga Kadar sari larut air
menjadi abu kemudian cawan Sejumlah 5 gram serbuk kering di
dimasukkan dalam oven dan maserasi selama 24 jam dengan
dikeringkan pada suhu penetapan menggunakan air-kloroform
105oC hingga bobot tetap. sebanyak 100 mL. Maserasi serbuk
Penetapan susut pengeringan jeruju tersebut dikocok pada 6 jam
Sejumlah 2 gram serbuk pertama dan membiarkannya selama
dimasukkan kedalam cawan porselin 18 jam. Filtrat sebanyak 20 mL
yang sebelumnya telah dipanaskan diuapkan hinggakering dalam cawan
pada suhu penetapan (1050C) selama yang sebelumnya telah ditara, hasil
30 menit. Cawan dimasukkan penguapan dipanaskan pada suhu
kedalam oven dan dikeringkan pada 1050C hingga bobot tetap.

107
Kadar sari larut etanol dengan bentuk yang hampir serupa,
Sejumlah 5 gram serbuk kering, merupakan salah satu alasan
dimaserasi selama 24 jam dengan pentingnya mengetahui fragmen
menggunakan etanol 96% sebanyak pengenal dari suatu tumbuhan.
100 mL. Maserasi serbuk tersebut Secara umum mikroskopik dan
dikocok pada 6 jam pertama dan morfologi suatu tumbuhan
membiarkannya selama 18 jam. merupakan suatu kesatuan yang tidak
Menyaring ekstrak cair yang dapat dipisahkan, karena kedua hal
diperoleh kemudian menguapkan tersebut memberikan karakteristik
filtrate sebanyak 20 mLhingga kering suatu tumbuhan untuk menjelaskan
dalam cawan yang sebelumnya telah identitas serta kemurnian suatu obat
ditara. Hasil penguapan dipanaskan herbal.
pada suhu 105oC hingga bobot tetap. Penampang melintang batang
jerujumemperlihatkan adanya
trikoma di bagian epidermis atas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian bawah epidermis batang
Tumbuhan jeruju memiliki
jeruju terdapat korteks. Bagian
karakteristik berupa daun dengan
melintang daun jeruju terdapat
permukaan licin yang dapat
fragmen pengenal yaitu stomata
mengeluarkan sekret berupa getah
dengan tipe anomositik. Anatomi
(Tabel 1), salah satu karakterisitik ini
akar memiliki satu lapis sel
dapat dijadikan sebagai dasar untuk
epidermis, dengan berkas pembuluh
mengenali jeruju. Fragmen pengenal
yang terdapat disekeliling bagian
dari suatu tumbuhan yang akan
endodermis.Mikroskopik serbuk
digunakan sebagai obat adalah hal
jeruju padagambar 2 memberikan
yang sangat penting dalam
fragmen pengenal yang meliputi
melakukan kajian farmakognostik,
hablur kristal Ca oksalat danserabut
hal ini dikarenakan bahwa fragmen
serabut sklerenkim serta adanya
pengenal merupakan suatu acuan
rambut penutup pada serbuk daun
untuk mengidentifikasi obat
jeruju. Kristal Ca oksalat terbentuk
tradisional. Banyaknya obat
selama tumbuhan melakukan
tradisional yang dijual dipasaran

108
metabolisme. Kristal ini beracun bagi macam-macam kristal. Perbedaan
tumbuhan, oleh karena itu diikat oleh kristal ini dapat dijadikan sebagai
ion-ion seperti kalsium dan fragmen pengenal yang spesifik
magnesium sehingga akan terbentuk (Sulianti, 2005).

Tabel 1. Hasil morfologi tumbuhan jeruju

No Organ Karakteristik

1. Batang Batang berbentuk bulat silindris, batang muda berwarna hijau, agak lunak,
permukaan batang berbulu dan licin sedangkan pada batang yang tua berupa kayu
berwarna hijau kecoklatan dan berduri tajam. Batang tumbuh dari bawah dan
percabangan dimulai di bagian atas tumbuhan.
2. Daun Berwarna hijau, bersifat tunggal, bertulang panjang dan menyirip, letak berhadapan
bersilang. Anak daun berjumlah ± 15-30 daun. Helaian daun berbentuk memanjang
dengan ujung tumpul, panjang daun ± 7 cm dan lebar 2,5 cm, permukaan daun
licin.
3. Bunga Bunga jeruju merupakan bunga yang lengkap, berukuran kecil berwarna ungu.
Terletak beraturan diantara daun, memiliki kelopak berjumlah 5 buah, yang
berbentuk lanset. Mahkota bunga dan benang sari jeruju berjumlah 5 buah, benang
sari tampak duduk di atas tajuk bunga.
4. Biji Bakal biji jeruju berbentuk seperti kapsul. Jeruju memiliki biji yang berukuran
sangat kecil dengan endosperm yang juga berukuran kecil.
5. Akar Akar tumbuhan jeruju berupa akar serabut yang berwarna coklat keabu-abuan.

a b c

d e f

109
Gambar 1. Anatomi tumbuhan jeruju perbesaran 10x , (a) melintang batang (b) membujur
batang (c) melintang daun (d) membujur daun (e) melintang akar (f)
membujurakar

Gambar 2 Anatomi serbuk daun jeruju (perbesaran 10x), (a) epidermis atas (b) hablur
kristal oksalat (c) rambut penutup (d) penebalan dinding sel (e) serabut
sklerenkim

Tabel 2. Hasil pemeriksaan organoleptik

No Bagian tumbuhan Warna Bau Rasa


1 Daun Hijau Tidak berbau Pahit
2 Batang Hijau Tidak berbau Pahit

3 Bunga Ungu Tidak berbau Pahit

4 Akar Coklat Tidak berbau Pahit


keputihan
5 SerbukDaun HijauKekunin Menyengat Pahit
gan

Hasil pengujian senyawa memberikan gambaran kandungan


kimia daun jeruju menunjukkan mineral internal dan eksternal yang
bahwa daun jeruju mengandung terdapat dalam serbuk daun jeruju.
tanin, alkaloid,flavanoid, Penentuan kadar abu total berguna
karbohidrat, steroid,pati dan saponin. untuk mengetahui tingkat kemurnian
Analisis kuantitatif(Tabel 5) dari suatu bahan baku obat terhadap
Penentuan kadar abu bertujuan untuk suatu pengotor berupa bahan

110
inorganik asing yang terdapat pada bila dibanding kadar sari larut etanol,
suatu sampel tumbuhan. Kadar abu ini berarti bahwa senyawa kimia
biasanya terdapat karbonat, phospat yang terekstraksi pada pelarut
dan silikat. Susut pengeringan pada klorofom-air lebih besar daripada
daun jeruju yang dilakukan pada senyawa kimia yang terekstraksi
suhu penetapan diperoleh sebesar pada pelarut etanol.
15,34%. Persentase ini menunjukan Penetapan bahan organik
bahwa serbuk daun jeruju asing merupakan salah satu dari uji
mengandung kadar air yang banyak, kemurnian simplisia untuk
ini berarti serbuk daun jeruju akan mengetahui ada tidaknya cemaran
mudah ditumbuhi jamur dan kapang bahan organik asing yang dapat
karena air merupakan media ditambahkan sebagai pemalsu atau
pertumbuhan bagi jamur dan kapang pengganti pada obat tradisional
tersebut. Jamurdankapangdapat dalam bentuksimplisia(Soetarno dan
mengganggu kualitas serbuk daun Soediro, 1997). Batas bahan organik
jeruju sebagai bahan obat. asing yang tidak boleh terdapat pada
Kadar sari yang larut air dan suatu simplisia menurut MMI adalah
kadar sari larut etanol menujukkan tidak boleh lebih dari 2%.
bahwa kadar sari larut air lebih besar

Tabel 3. Hasil kuantitatif jeruju


No Parameter Hasil
1 Kadar abu total 5,85 %
2 Kadar abu tidak larut dalam asam 5,30%
3 Kadar abu larut air 4,21%
4 Susutpengeringan 15,34%
5 Kadar sari larut air 26,30 %
6 Kadar sari larutetanol 22,26 %
7 Bahanorganikasing 0,01 %

111
KESIMPULAN Depkes RI, 2000,Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan
Kesimpulan yang diperoleh Obat. Jakarta.
dari penelitian ini adalah : Soetarno, S. dan Soediro I. S.,
1997,Standarisasi Mutu
1. Secara mikroskopik daun jeruju
Simplisia dan Ekstrak
memiliki fragmen pengenal Bahan Obat Tradisional.
yaitu stomata, kristal Ca oksalat, Jurusan Farmasi FMIPA
rambut penutup serta serat ITB dalam Buku Peringatan
skelerenkim. 50 Tahun Pendidikan
2. Daun jeruju mengandung Farmasi ITB. Bandung.
saponin, tanin, alkaloid, steroid,
Sulianti, S.B., 2005,Pemeriksaan
flavanoid, karbohidrat dan pati. Farmakognosi dan Penapisan
3. Parameter kuantitatif daun Fitokimia dari Daundan Kulit
jeruju memenuhi standar yang BatangCalophyllum
tercantum didalam Materia inophyllum dan
Medika. Calophyllumsoulatri. Bidang
Botani, Pusat Penelitian
Biologi, Lembaga Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Pengetahuan Indonesia
(LIPI).
Depkes RI, 1979,Farmakope
Indonesia, Edisi Wijono, S. H., 2004,Isolasi Dan
III.Indonesia. Jakarta. Identifikasi Asam Fenolat
Pada Daun Katu (Sauropus
Depkes RI, 1995a.Farmakope Androgynus (L.) Merr).
Indonesia, Edisi IV. Jakarta. Jurusan Farmasi, FMIPA,
Institut Sains Dan Teknologi
Depkes RI,1995b,Materia Medika Nasional, Jakarta, Indonesia.
Indonesia, Jilid I. Jakarta. Makara, Kesehatan, Vol. 8,
No. 1, Juni 2004: 32-36.

112

Anda mungkin juga menyukai