Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada keadaan normal cahaya tidak berhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda
jauh didekatkan, maka dengan adanya daya akomodasi benda dapat difokuskan pada retina atau
makula lutea. Dengan akomodasi, maka benda pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus pada
retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot
siliar. Akibat akomodasi, daya pembiasan lensa bertambah kuat. Kekuatan akomodasi akan
meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin dekat benda makin kuat mata harus berakomodasi
(mencembung). Kekuatan akomodasi diatur oleh refleks akomodasi. Refleks akomodasi akan
bangkit bila mata melihat kabur dan pada waktu konvergensi atau melihat dekat. 1-2

Mata yang masih normal disebut emetropia. Mata normal akan melihat dengan jelas sedekat-
dekatnya 25 cm dan sejauh-jauhnya tak terhingga. 1-5 Ada beberapa orang yang sudah tidak dapat
melihat dengan jelas benda-benda dekat atau tidak bisa melihat benda-benda jauh, atau kedua-
duanya. Hal ini disebabkan otot siliaris sudah tidak dapat membuat akomodasi maksimum atau
minimum. Orang seperti itu disebut memiliki kelainan refraksi. 2

Lensa memegang peranan membiaskan sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila
melihat benda yang dekat. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat
kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang
(lebih panjang, lebih pendek) bola mata, maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula.
Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopi, hipermetropi, presbiopi, atau
astigmatisme. Kelainan lain pada pembiasan mata normal adalah gangguan perubahan
kecembungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi
gangguan akomodasi. Maka dari itu penting untuk mengetahui anatomi dan fisiologi akomodasi
pada mata.3-5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Palpebra

Akomodasi adalah proses perubahan kekuatan dioptri lensa, sehingga bayangan berada fokus di
retina. Proses ini dapat mempertahankan gambar yang tajam pada fovea. Herman von Helmholtz
telah menjelaskan bahwa perubahan kekuatan dioptri lensa menyebabkan perubahan fokus. 1-4 Kita
dapat melihat benda dengan jelas bila bayangan jatuh tepat di retina seperti yang terjadi ketika
sinar paralel dipantulkan dari benda dengan jarak yang tidak terhingga. Namun, ketika sebuah
benda diletakkan lebih dekat ke mata, maka mata harus melakukan upaya akomodasi untuk
mempertahankan gambar yang jernih dan fokus di retina. Akomodasi adalah suatu mekanisme
yang bertujuan memfokuskan sinar divergen yang datang dari objek dekat agar bayangan benda
jatuh tepat di retina.2-3

Akomodasi merupakan salah satu dari 3 komponen untuk melihat objek dalam jarak dekat yang
disebut respon dekat atau refleks dekat. Komponen respon dekat meliputi akomodasi, konvergensi,
dan miosis pupil yang normalnya bekerja bersamaan, namun masing-masingnya dapat diuji secara
terpisah.5

Terdapat 3 aspek akomodasi, yaitu:

1. Akomodasi jarak dekat (near point of accomodation/NPA), yaitu jarak objek


terdekat dari mata yang dapat dilihat dengan jelas.

2. Amplitudo akomodasi, yaitu kekuatan lensa yang memberikan visualisasi


visual yang jelas. Kekuatan ini terukur dalam satuan dioptri (D) dan didapat
dengan membagi 100 dengan NPA dalam satuan cm. Misalnya pasien
dengan NPA 25 cm, maka amplitudo akomodasinya adalah 100/25= 4 D.

3. Range akomodasi (range accommodation), yaitu jarak antara objek terjauh


dan terdekat yang masih dapat dilihat oleh mata dengan jelas. 8

Perubahan akomodasi optik mata terjadi melalui peningkatan kekuatan optik lensa. Objek yang
berada dalam jarak jauh, bayangan difokuskan oleh lensa di retina pada mata normal. Objek yang
dekat memancarkan sinar divergen dan dalam mata yang tidak berakomodasi, fokus bayangan
akan terbentuk di belakang retina, sehingga bayangan tidak fokus ketika lensa tetap tidak
berakomodasi. Fokus bayangan objek yang dekat dibentuk di retina saat lensa berada dalam
keadaan berakomodasi.4
Gambar 1. Perubahan akomodasi pada mata dengan meningkatkan kekuatan optik lensa
kristalina.4

Akomodasi mata meningkatkan kekuatan lensa untuk penglihatan dekat. Sehingga kemampuan
menyesuaikan kekuatan lensa baik sumber cahaya dekat maupun sumber cahaya jauh dapat
difokuskan di retina. Ini disebut sebagai akomodasi mata. Kekuatan lensa bergantung pada
bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. 8,13

Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah anterior.
Korpus siliaris memiliki dua komponen utama otot siliaris dan jaringan kapiler yang menghasilkan
aquous humour. Otot siliaris adalah otot polos yang melingkar dan melekat ke lensa melalui
ligamentum suspensorium. Ketika otot siliaris relaksasi, ligamentum suspensorium menegang dan
menarik lensa, sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Sebaliknya,
ketika berkontraksi garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium
mengendur.14,15
2.2 Anatomi Akomodasi Mata

Badan siliaris, otot siliaris, serabut zonula, dan lensa merupakan struktur yang berperan dalam
akomodasi. Otot siliaris yang berkontraksi menyebabkan serabut zonula berelaksasi, dan lensa
menjadi berbentuk lebih sferis. Lensa dapat memfokuskan benda yang dekat di retina akibat proses
ini. Otot siliaris berperan mengontrol fokus benda yang jauh atau dekat di retina. 4,6

2.2.1 Badan Siliaris

Badan siliaris adalah struktur yang menjembatani segmen anterior dan posterior bola mata. Badan
siliaris terletak antara scleral spur di bagian anterior dan ora serrata (bagian dari retina) di bagian
posterior. Prosesus siliaris terletak di titik anterior paling dalam badan siliaris dan membentuk
corrugated pars plicata badan siliaris. Pada bagian posterior pars plicata, terdapat permukaan
halus badan siliaris yang disebut pars plana. Badan siliaris memiliki dua fungsi utama, yaitu
pembentukan humor akuos dan akomodasi lensa. Badan siliaris juga berperan dalam aliran
trabekular dan uveoskleral dari humor akuos. 1,4

Gambar 2. Penampang sagital struktur akomodasi pada daerah siliaris. 4


2.2.2 Otot Siliaris

Otot siliaris terdapat dalam badan siliaris di bawah sklera bagian anterior. Otot siliaris terdiri dari
tiga kelompok serabut otot yaitu otot longitudinal (Brucke muscle), otot radial, dan otot sirkuler
(Muller muscle). Kelompok otot longitudinal merupakan kelompok utama otot siliaris. Otot ini
memanjang secara longitudinal antara sclera spur dan koroid yang berdekatan dengan sklera. 1,4,5

Serabut radial melekat di anterior dengan scleral spur dan dinding perifer badan siliaris. Bagian
posterior serabut radial melekat dengan tendon elastis koroid. Serabut ini bercabang membentuk
huruf V atau Y. Serabut sirkuler terdapat di bawah serabut radial dan posisinya paling dekat dengan
lensa. Kontraksi dari ketiga otot siliaris secara bersama-sama menyebabkan peningkatan ketebalan
otot sirkular, disertai penipisan otot radial dan longitudinal. 1-4

Gambar 3. Susunan otot polos pada badan siliaris.7

2.2.3 Serabut Zonula

Serabut zonula berasal dari epitel non pigmen lamina basalis pars plana dan pars plicata dari badan
siliaris. Serabut zonula adalah serabut fibril yang kompleks dengan diameter 40-50 mikrometer,
yang sangat elastis bahkan lebih elastis daripada kapsul lensa. Fungsi utama serabut ini untuk
menstabilkan lensa dan memungkinkan terjadinya akomodasi. 1,4

Serabut zonula yang terlihat di mikroskop elektron terdiri dari tiga kelompok serabut, terbentang
ke arah anterior, ekuator, dan posterior permukaan lensa. Zonula anterior melewati ruang
sirkumlental dan meluas ke lensa. Serabut zonula anterior menghubungkan prosesus siliaris dengan
ekuator lensa. Serabut zonula posterior merupakan perpanjangan antara ujung prosesus siliaris
dengan pars plana yang dekat ora serata. Serabut zonula ekuator menyebabkan perubahan bentuk
lensa.1,4

2.2.4 Lensa

Lensa adalah struktur bikonveks yang terletak tepat di belakang bilik posterior dan pupil. Lensa
berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam mata dan bersifat bening.
Terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat
menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi. 1

Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel
lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat
lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan
serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Lensa
dikelilingi oleh kapsul lensa elastis mengandung kolagen. Sebagian besar terdiri dari kolagen tipe IV.
Kapsul lensa merupakan membran elastis tipis dan transparan yang disekresi oleh sel-sel epitel
lensa.1

Diameternya sekitar 9-10 mm dan memiliki ketebalan bervariasi sesuai dengan usia, mulai dari 3,5
mm (saat lahir) hingga 5 mm (pada usia ekstrim). Berat bervariasi dari 135 mg (0-9 tahun) hingga
255 mg (usia 40-80 tahun). Permukaan anterior lebih sedikit cembung (jari-jari kelengkungan 10
mm) daripada posterior (jari-jari kelengkungan 6 mm). Dua permukaan ini bertemu di garis
ekuator. Indeks refraktif adalah 1,39 dan total kekuatan dioptri sekitar 18 D (kisaran 16-20 D). Daya
akomodatif lensa bervariasi sesuai usia, yaitu 14- 16 D (saat lahir), 7–8 D (pada usia 25 tahun) dan
1–2 D pada usia 50 tahun.8

Struktur lensa terdiri atas :

1. Kapsul lensa

Merupakan lapisan membran hialin tipis, transparan, yang mengelilingi lensa yang lebih tebal di
bagian anterior daripada posterior. Kapsul lensa paling tebal di daerah pra-ekuator dan paling tipis
di kutup posterior.

2. Epitel anterior.

Merupakan lapisan tunggal sel berbentuk kubus yang terletak jauh ke kapsul anterior. Di daerah
ekuator sel-sel ini menjadi kolumnar secara aktif membelah dan memanjang untuk membentuk
serat lensa baru. Tidak ada epitel posterior, karena sel-sel ini digunakan untuk mengisi rongga
sentral vesikel lensa selama perkembangan lensa.

3. Serat lensa.

Sel-sel epitel memanjang untuk membentuk serat lensa yang memiliki bentuk struktural yang
rumit. Serat lensa matur merupakan sel-sel yang kehilangan nukleusnya. Karena serat lensa
terbentuk sepanjang kehidupan, serat-serat ini disusun secara kompak sebagai inti dan korteks
lensa.

4. Nukleus.
Merupakan bagian tengah yang mengandung serat tertua. Terdiri dari zona yang berbeda, yang
diletakkan berturut-turut saat perkembangan berlangsung. Dalam sorotan slit lamp, tampak
sebagai zona diskontinuitas.

5. Korteks.

Merupakan bagian periferal yang terdiri dari serat lensa termuda. 8

Gambar 4. Struktur Lensa.8


Lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :

- Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung

- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,

- Terletak di tempatnya.8

Anda mungkin juga menyukai