Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

METODE GROUNDING LANGSUNG & TAK LANGSUNG

DISUSUN OLEH

Nasrul Rozikin

D4 SKL 4C / 13

1841150094

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2021
Sistem Pembumian (Grounding System)
Sistem pembumian adalah salah satu bentuk sistem yang terintegrasi pada sistem ketenaga
listrikan dan dimasudkan untuk keamanan sistem secara keseluruhan yang berfungsi untuk
menyalurkan arus lebih ke bumi sehingga dapat memberikan proteksi terhadap manusia dari
sengatan listrik (shock), dan mengamankan komponen-komponen instalasi agar dapat terhindar dari
bahaya arus dan tegangan asing, serta perangkat dapat beroperasi sesuai dengan ketentuan teknis
yang semestinya. Pembumian merupakan salah satu faktor utama dalam setiap pengamanan
(perlindungan) peralatan atau rangkaian listrik.

Standar pembumian yang berlaku :

1. Tahanan pembumian harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu keperluan
pemakaian.
2. Elektroda yang ditanam dalam tanah
3. Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.
4. Tahanan pembumian harus baik untuk berbagai musim.
5. Biaya pemasangan serendah mungkin.

Pembumian adalah penghubung bagian-bagian peralatan listrik yang pada keadaan normal tidak
dialiri arus. Tujuannya adalah untuk membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak
dialiri arus dan antara bagian-bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman untuk
semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan.

Pembumian peralatan adalah penghubungan badan atau rangka peralatan listrik (motor,
generator, transformator, pemutus daya dan bagian-bagian logam lainnya yang pada keadaan normal
tidak dialiri arus) dengan tanah. Tujuan dari pembumian peralatan adalah

1. Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya untuk orang dalam daerah
tertentu.
2. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun lamanya dalam
keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan pada bangunan atau
isinya.
3. Untuk memperbaiki penampilan (performance) dari sistem.

Namun demikan seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa nilai tahanan pembumian
diharapkan ≤ 5 Ὠ atau sekecil mungkin. Namun dalam hasil penelitian di lapangan tidak selalu
didapatkan nilai tahanan pembumian yang diharapkan karena banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi resistansi pembumian.
Pemilihan Metode Pengetanahan
Pemilihan metode pengetanahan tergantung dari : segi praktis, menjaga kontunitas sistem,
memperkecil gangguan yang lebih besar, dan kompromi keseimbangan antara arus dan tegangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengetanahan. harus diperhatikan dalam
pemilihan metode pengetanahan dari suatu sistem tenaga, ialah :

• Selektivitas dan sensitivitas dari rele gangguan tanah.

• Pembatasan besar arus gangguan tanah.

• Tingkat pengamanan terhadap tegangan surja dengan arester.

• Pembatasan tegangan lebih transien.

Metode pengetanahan :

1. Pentanahan langsung (Pentanahan Tanpa Impedansi / Solid Grounding)


Pengetanahan ini ialah apabila titik netral trafo kita hubungkan langsung ketanah, pada system
ini bila terjadi gangguan kawat ketanah akan mengakibatkan terganggunya kawat dan
gangguan ini harus diisolasi dengan memutus Pemutus daya ( PMT / CB ). Tujuannya untuk
mentanahkan titik netral secara langsung dan membatasi kenaikan tegangan dari fasa yang
tidak terganggu. digunakan pada sistem dengan tegangan 20 kV.
Netral Sistem dari transformator 3 fasa dengan hubungan Y yang dihubungkan langsung
dengan tanah melalui elektroda cu. Tahanan pembumian harus serendah-rendahnya 0,5 – 3
ohm.

Keuntungan :

1. Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif kecil.


2. Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat dipermudah, sehingga letak
gangguan cepat diketahui.
3. Sederhana dan murah dari segi pemasangan.
Kerugian :

1. Setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya.


2. Arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan
listrik yang dilaluinya.

2. Pengetanahan melalui tahanan (resistance grounding)

Sistem pengetanahan melalui tahanan biasanya diterapkan pada sistem 70 atau 150 kV.
Sistem ini mempunyai tegangan lebih transien yang disebabkan oleh pemutusan relatif rendah.
Maksud pengetanahan ini adalah untuk membatasi arus gangguan ke tanah antara 10% sampai
25% dari arus gangguan 3 fasa.

Tahanan pembumian (netral grounding resistance) yang terpasang di Gardu Induk :

• NGR dengan tahanan 12 ohm.

• NGR dengan tahanan 40 ohm.

• NGR dengan tahanan 500 ohm.

NGR (Neutral Grounding Resistance) adalah tahanan yang dipasang antara titik neutral
trafo dengan tanah dimana berfungsi untuk memperkecil arus gangguan tanah yang terjadi
sehinggadiperlukan proteksi yang praktis dan tidak terlalu mahal karena karakteristik rele
dipengaruhi oleh sistem pentanahan titik neutral.Arus gangguan tanah dipakai untuk
penyetelan Relai Arus Lebih gangguan tanah.

• Keuntungan :

1. Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil


2. Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil.
3. Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang melaluinya.
• Kerugian :

1. Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya gangguan fasa ke tanah.
2. Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan relai pengaman menjadi berkurang.
3. Pengetanahan dengan Reaktor dan Efektif
Reaktor pengetanahan ini digunakan bila trafo daya tidak cukup membatasi arus gangguan
tanah. Pengetanahan ini digunakan untuk memenuhi persyaratan dari sistem yang
diketanahkan dengan pengetanahan ini, besarnya arus gangguan ketanah di atas 25% dari arus
gangguan 3 fasa

Keuntungan :

1. Menekan tegangan lebih transien, sehingga trafo daya dapat menggunakan isolasi dan tipe
arrester yang lebih kecil.
2. Mengurangi penggunaan metode pengetanahan dengan reaktor, terutama untuk sistem-
sistem di atas 115 kV.

Anda mungkin juga menyukai