Anda di halaman 1dari 173

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI TANGGUH KERIS

MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES

SKRIPSI

Oleh
Pinka Didatania Rachman
NIM: 11150910000011

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1441 H
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI TANGGUH KERIS
MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1

Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh
Pinka Didatania Rachman
NIM: 11150910000011

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1441 H
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Sistem Pakar Identifikasi Tangguh Keris Menggunakan Metode
Naïve Bayes” yang ditulis oleh Pinka Didatania Rachman, NIM 11150910000011
telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqasyah Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Senin, 6 Januari 2020. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
(S.Kom) pada Prog ram Studi Teknik Informatika.

Jakarta, 6 Januari 2020

Tim Penguji

Penguji I Penguji II

Husni Teja Sukmana S.T., M.Sc, Ph.D. Nenny Anggraini, MT


NIP. 197710302001121003 NIDN. 0310097604

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Victor Amrizal, M.Kom Hendra Bayu Suseno, M.Kom


NIP. 19740624 2007101001 NIP. 198212112009121003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Teknik Informatika

Prof. Dr, Lily Suraya Eka Putri, M.Env.Stud Dr. Imam Marzuki Shofi, M.T
NIP. 196904042005012005 NIP. 197202052008011010

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI TANGGUH KERIS


MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:
Pinka Didatania Rachman

11150910000011

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Victor Amrizal, M.Kom Hendra Bayu Suseno, M.Kom


NIP. 19740624 2007101001 NIP. 198212112009121003

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika

Dr.Imam Marzuki Shofi, M.T


NIP. 19720205200801101

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2019

Pinka Didatania Rachman

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan
dibawah ini

Nama : Pinka Didatania Rachman

NIM : 11150910000011

Program Studi : Teknik Informatika

Fakultas : Sains dan Teknologi

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-exclucive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI TANGGUH KERIS

MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta .

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, Januari 2020

Pinka Didatania Rachman

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Sistem Pakar Identifikasi Tangguh Keris Menggunakan Metode Naïve
Bayes sebagai syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi Teknik
Informatika di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta
salam tak lupa penulis haturkan kepada baginda nabi Muhammad SAW.

Keberhasilan dalam pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini tidak luput dari
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof Dr. Lily Surayya Eka Putri M.Env.Stud, selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Imam Marzuki Shofi, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika.
3. Bapak Victor Amrizal M.Kom selaku dosen pembimbing I dan bapak Hendra
Bayu Suseno M.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan membimbing penulis selama penulis mengerjakan skripsi ini.
4. Seluruh dosen serta staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah
memberikan bantuan selama perkuliahan.
5. Kedua orang tua Ayah Dani dan Ibu Dina, yang selalu menjadi motivasi terbesar
untuk penulis agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terima kasih untuk
semua doa, cinta, dan kasih sayang yang selalu diberikan semoga Allah selalu
melindungi dan menyayangi
6. Mahfudz Nurzamzami, terima kasih telah selalu mengingatkan, mendengarkan,
meluangkan waktu dan tenaganya demi kelancaran penelitian penulis.
7. Nichyta Dian Ramadhani dan teman-teman Mantu Idaman Handan, Addin,
Ayu, Isma, dan Ulfa yang selalu mengingatkan, membantu, berbagi cerita dan
kasih sayang.

vi
8. Teman yang selalu dilihat ketika membuka mata dan menemani ketika tidur Siti
Sulistia Amanah terima kasih telah menemani, mengingatkan, selalu
membangunkan subuh dan perkuliahan di pagi hari
9. Teman seperbimbingan Ririn dan Asrani yang telah membantu dan
menyemangati selama proses pembuatan skripsi
10. Seluruh teman-teman TI angkatan 2015, khususnya teman-teman TI A yang
sudah setia menemani hari-hari penulis selama kuliah
11. Seluruh pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyaknya kekurangan


dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan banyak
manfaat bagi semua.

Jakarta, Januari 2020

Pinka Didatania Rachman

vii
Penulis : Pinka Didatania Rachman
Program Studi : Teknik Informatika
Judul :SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI TANGGUH KERIS
MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES

ABSTRAK

Masyarakat jawa mempunyai senjata tradisional yang disebut dengan keris, dalam
perkembangannya sekarang ini, keris semakin terpinggirkan, untuk itu keberadaannya
perlu dilestarikan. Menentukan tangguh(memperkirakan waktu pembuatan keris)
cukup sulit dilakukan karena menentukan tangguh keris bukan ilmu yang saklek
seperti dalam menentukan dhapur Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang
mampu menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar dalam menyelesaikan suatu
masalah. Pada penelitian ini akan dibuat suatu sistem pakar untuk mengidentifikasi
tangguh keris dengan 11 data tangguh dan 59 data ciri menggunakan naïve bayes dan
metode pengembangan sistem yang digunakan Rapid Application Development
(RAD) Pada penelitian ini dihasilkan akurasi sebesar 78,78% dan fungsional yang
berjalan 100% menggunakan pengujian blacbox testing.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Keris, Tangguh, Naive Bayes.

Daftar Pustaka : 20 Buku & Ebook, 11 Jurnal, dan 1 website

Jumlah Halaman : 155 Halaman + xvii Halaman

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 3

Metodologi ............................................................................................. 3
Tools ....................................................................................................... 4
Proses ..................................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4

Bagi Penulis: .......................................................................................... 4


Bagi Universitas: .................................................................................... 5
Bagi pengguna:....................................................................................... 5
1.6 Metodologi Penelitian ................................................................................... 5

Metode Pengumpulan data ..................................................................... 5


Metode Pengembangan Sistem .............................................................. 6
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ..................................... 8

ix
2.1 Keris .............................................................................................................. 8

Pengertian Keris ..................................................................................... 8


Ricikan ................................................................................................... 8
Tangguh................................................................................................ 11
Dhapur .................................................................................................. 12
Luk ....................................................................................................... 12
Pamor ................................................................................................... 12
2.2 Sistem Pakar ................................................................................................ 13

Pakar ..................................................................................................... 13
Sistem pakar ......................................................................................... 13
Ciri Sistem Pakar ................................................................................. 14
Manfaat Sistem pakar ........................................................................... 14
Kekurangan Sistem Pakar .................................................................... 15
Arsitektur Sistem Pakar........................................................................ 15
Mesin Inferensi..................................................................................... 16
Perbedaan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar ............................. 18
2.3 Naïve Bayes ................................................................................................. 20

2.4 Hypertext Preprocessor (PHP) .................................................................... 23

Pengertian PHP .................................................................................... 23


Prinsip Kerja PHP ................................................................................ 24
Kelebihan dan Kekurangan PHP .......................................................... 24
2.5 Codeigniter .................................................................................................. 26

Pengertian Codeigniter ......................................................................... 26


Kelebihan Codeigniter ......................................................................... 26
2.6 MySQL ........................................................................................................ 26

Pengertian MySQL .............................................................................. 26


Kelebihan MySQL ............................................................................... 27
2.7 Hypertext Markup Language (HTML)........................................................ 27

2.8 Cascading Style Sheet (CSS) ....................................................................... 28

x
2.9 Bootstrap ..................................................................................................... 28

2.10 Unified Modelling Language (UML) ...................................................... 29

Diagram Use-case ................................................................................ 29


Class Diagram ..................................................................................... 30
Diagram interaksi dan sequence(urutan). ............................................. 32
Diagram aktifitas (Activity Diagram)................................................... 33
2.11 Metode penelitian .................................................................................... 34

Pengertian Rapid Aplication Development (RAD) .............................. 34


kelebihan dan Kekurangan RAD ......................................................... 35
2.12 Metode pengumpulan data ....................................................................... 38

Studi Pustaka ........................................................................................ 39


Penelusuran Literatur ........................................................................... 39
Kuesioner ............................................................................................. 39
2.13 Pengujian Perangkat Lunak ..................................................................... 39

Metode Pengujian Sistem..................................................................... 39


Blackbox Testing .................................................................................. 40
2.6 Studi Literatur Sejenis ................................................................................. 42

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN..................................................................... 45

3.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 45

Wawancara ........................................................................................... 45
Studi Pustaka ........................................................................................ 45
3.2 Metode Pengembangan Sistem ................................................................... 46

Rencana Kebutuhan (Requirement Planning)...................................... 46


Proses Desain Sistem (Design System) ................................................ 46
Implementasi (Implementation) ........................................................... 47
3.3 Kerangka Berfikir ........................................................................................ 48

BAB 4 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ............................................. 49

4.1 Analisis Kebutuhan Sistem (Requirement Analysist) .................................. 49

xi
Identifikasi Masalah ............................................................................. 49
Identifikasi Tujuan Sistem ................................................................... 49
4.2 Proses Desain Sistem (Design System) ....................................................... 50

Tahap Perancangan Proses ................................................................... 50


4.3 Implementasi ............................................................................................. 111

Perangkat Keras (Hardware) ............................................................. 111


Perangkat Lunak (Software)............................................................... 112
Pengujian Sistem ................................................................................ 112
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 113

5.1 Hasil Pengujian Sistem .............................................................................. 113

Hasil Pengujian Blackbox Testing...................................................... 113


Pengujian Akurasi Sistem .................................................................. 118
5.2 Hasil Tampilan User Interface .................................................................. 128

Desain Interface Halaman Awal ........................................................ 128


Desain Interface Login ....................................................................... 129
Desain Interface Halaman Utama Admin .......................................... 130
Desain Interface Kelola Tangguh ...................................................... 130
Desain Interface Kelola Ciri .............................................................. 132
Desain Interface Kelola Relasi........................................................... 133
Desain Interface Halaman Identifikasi............................................... 135
Desain Interface Halaman Hasil ........................................................ 136
BAB 6 PENUTUP ................................................................................................. 137

6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 137

6.2 Saran .......................................................................................................... 137

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 138

xii
DAFTAR GAMBAR

gambar 2.1Arsitektur Sistem Pakar ........................................................................... 15


gambar 2.2 Backward chaining ................................................................................. 17
gambar 2.3 Forward chaining ................................................................................... 17
gambar 2.4 Depth-first Search ................................................................................... 18
gambar 2.5 Breadth-first search ................................................................................ 18
gambar 2.6 Teorema Bayes ........................................................................................ 20
gambar 2.7 Prinsip Kerja PHP ................................................................................... 24
gambar 2.8 Simbol Use case Diagram ...................................................................... 30
gambar 2.9 Simbol Sequence Diagram ...................................................................... 33
gambar 2.10 Simbol Diagram Aktifitas ..................................................................... 33
gambar 2.11 Proses Rapid Application Development (RAD) .................................... 35
gambar 3.1 Kerangka Berfikir.................................................................................... 48
gambar 4.1 Flowchart Perhitungan Naïve Bayes ...................................................... 55
gambar 4.2 Usecase Diagram .................................................................................... 67
gambar 4.3 Activity Diagram Login ........................................................................... 84
gambar 4.4 Activity Diagram Tambah Data Tangguh ............................................... 85
gambar 4.5 Activity Diagram Edit Data Tangguh ...................................................... 86
gambar 4.6 Activity Diagram Hapus Data Tagguh .................................................... 87
gambar 4.7 Activity Diagram Tambah Data Ciri ....................................................... 88
gambar 4.8 Activity Diagram Edit Data Ciri .............................................................. 89
gambar 4.9 Activity Diagram Hapus Data Ciri .......................................................... 90
gambar 4.10 Activity Diagram Tambah Data Relasi ................................................. 91
gambar 4.11 Activity Diagram Edit Data Relasi ........................................................ 92
gambar 4.12 Activity Diagram Hapus Data Relasi .................................................... 93
gambar 4.13 Activity Diagram Identifikasi Tangguh ................................................. 94
gambar 4.14 Sequence Diagram Login ...................................................................... 95
gambar 4.15 Sequence Diagram Data Tangguh ........................................................ 96
gambar 4.16 Sequence Diagram Data Ciri ................................................................ 97
gambar 4.17 Sequence Diagram Data Relasi ............................................................. 98

xiii
gambar 4.18 Sequence Diagram Identifikasi ............................................................. 99
gambar 4.19 Class Diagram Sistem ........................................................................ 100
gambar 4.20 Desain Halaman Utama Sistem ........................................................... 102
gambar 4.21 Desain Halaman Login ........................................................................ 103
gambar 4.22 Desain Halaman Data Tangguh .......................................................... 104
gambar 4.23 Desain Halaman Data Ciri .................................................................. 105
gambar 4.24 Desain Halaman Data Ciri .................................................................. 105
gambar 4.25 Desain Halaman Tambah Data Tangguh ............................................ 106
gambar 4.26 Desain Halaman Tambah Data Ciri .................................................... 106
gambar 4.27 Desain Halaman Tambah Data Relasi................................................. 107
gambar 4.28 Desain Halaman Edit Data Tangguh ................................................... 107
gambar 4.29 Desain Halaman Edit Data Ciri ........................................................... 108
gambar 4.30 Desain Halaman Edit Data Relasi ....................................................... 108
gambar 4.31 Desain Halaman Identifikasi ............................................................... 109
gambar 4.32 Desain Halaman Hasil ......................................................................... 109
gambar 4.33 Sourcecode Menentukan Nilai N,m,x, ................................................ 110
gambar 4.34 Sourcecode Menentukan Nilai nc ....................................................... 110
gambar 4.35 Sourcecode Perhitungan Probabilitas .................................................. 111
gambar 4.36 Sourcecode perhitungan Akhir ............................................................ 111
gambar 5.1 Desain Halaman Awal........................................................................... 128
gambar 5.2 Desain Halaman Login .......................................................................... 129
gambar 5.3 Desain Halaman Utama Admin ............................................................ 130
gambar 5.4 Desain Halaman Kelola Tangguh ......................................................... 130
gambar 5.5 Desain Halaman Tambah Data Tangguh .............................................. 131
gambar 5.6 Desain Halaman Edit Data Tangguh ..................................................... 131
gambar 5.7Desain Halaman Kelola Ciri .................................................................. 132
gambar 5.8 Desain Halaman Tambah Data Ciri ...................................................... 132
gambar 5.9 Desain Halaman Edit Data Ciri ............................................................. 133
gambar 5.10 Desaian Halaman Kelola Relasi .......................................................... 133
gambar 5.11 Desain Halaman Tambah Data Relasi................................................. 134
gambar 5.12 Desain Halaman Edit Data Relasi ....................................................... 134

xiv
gambar 5.13 Desain Halaman Identifikasi ............................................................... 135
gambar 5.14 Desain Halaman Hasil ......................................................................... 136

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ricikan ......................................................................................................... 9


Tabel 2.2 Diagram Kelas............................................................................................ 31
Tabel 2.3 Perbandingan Metode Pengembangan Sistem ........................................... 36
Tabel 2.4 Studi Literatur Sejenis................................................................................ 42
Tabel 4.1 Daftar Tangguh .......................................................................................... 50
Tabel 4.2 Daftar Ciri .................................................................................................. 50
Tabel 4.3 Relasi Tangguh dan Ciri ............................................................................ 53
Tabel 4.4 Contoh Input Ciri ....................................................................................... 56
Tabel 4.5 Identifikasi Aktor ....................................................................................... 66
Tabel 4.6 Use case Login ........................................................................................... 68
Tabel 4.7 Use case Daftar .......................................................................................... 69
Tabel 4.8 Use case Logout ......................................................................................... 71
Tabel 4.9 Use case Tambah Data Tangguh ............................................................... 72
Tabel 4.10 Use case Edit Data Tangguh .................................................................... 73
Tabel 4.11 Use case Hapus Data Tangguh ................................................................ 75
Tabel 4.12 Use case Tambah Data Ciri ..................................................................... 76
Tabel 4.13 Use case Edit Data Ciri ............................................................................ 77
Tabel 4.14 Use case Hapus Data Ciri ........................................................................ 78
Tabel 4.15 Use case Tambah Data Relasi .................................................................. 79
Tabel 4.16 Use case Edit Data Relasi ........................................................................ 81
Tabel 4.17 Use case Hapus Data Relasi .................................................................... 82
Tabel 4.18 Use case Identifikasi Tangguh ................................................................. 83
Tabel 4.19 Database User ....................................................................................... 101
Tabel 4.20 Database Tangguh ................................................................................. 101
Tabel 4.21 Database Ciri ......................................................................................... 101
Tabel 4.22 Database Relasi ..................................................................................... 102
Tabel 5.1 Hasil Pengujian Menu Login ................................................................... 113
Tabel 5.2 Hasil Pengujian Kelola Tangguh ............................................................. 114
Tabel 5.3 Hasil Pengujian Kelola Ciri ..................................................................... 115

xvi
Tabel 5.4 Hasil Pengujian Kelola Relasi ................................................................. 116
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Identifikasi Tangguh ...................................................... 117
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Logout ............................................................................ 118
Tabel 5.7 Pengujian Akurasi Sistem Menangguh Keris/Pusaka .............................. 118
Tabel 5.8 Pengujian Akurasi Sistem Keris Dalam Perspektif Keilmuan ................. 122

xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hampir setiap suku bangsa/etnik di dunia ini mempunyai senjata tradisional


yang khas dan merupakan ciri khas serta bagian dari kebudayaan dan jati diri bangsa
tersebut. Demikianlah maka etnis Naori mempunyai boomerang, Indian mempunyai
tomahawk, Jepang mempunyai samurai, Romawi mempunyai fascio. Sedangkan bagi
bangsa Indonesia sendiri suku bangsa Aceh mempunyai rencong, Sunda mempunyai
kujang, Dayak mempunyai mandau, Bugis mempunyai badik, dan orang Jawa
mempunyai senjata tradisional yang disebut keris (Endrawati, 2015).

Berbicara soal keris, tentu tidak akan lepas dari sejarah keris itu sendiri. Keris
dianggap sebagai tanda perjalanan suatu peradaban, dan suatu kebudayaan dalam
suatu bangsa dalam kurun waktu yang sangat lama, bahkan mencapai ribuan tahun
(Endrawati, 2015). Benda kesenian keris menjadi daya tarik tersendiri bagi Indonesia,
terutama untuk wilayah Jawa dan sekitarnya. Keris merupakan senjata tradisional,
sekaligus benda seni bernilai tinggi. Keris adalah salah satu karya nenek moyang
bangsa Indonesia (Wibowo, Indriasari, & Anindito, 2013).

Menurut M. Andi Azis, Seorang pakar keris pada museum pusaka Taman Mini
Indonesia Indah (TMII), keris sudah dianggap memiliki sifat magis sejak dari dulu dan
terus berlanjut hingga kini, itu pun karena pola pikir masyarakat yang telah tergiring
oleh televisi dan social media. Setiap yang berhubungan dengan keris pasti berkaitan
dengan dukun atau hal-hal yang berbau mistis lainnya sehingga memang cukup sulit
untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mempelajari keris maka dari itu perlu
diberikan edukasi dan pemahaman-pemahan lebih mengenai keris terhadap
masyarakat walaupun cukup sulit tetapi akan terus diusahakan karena keris tetap
merupakan warisan budaya Indonesia.

Mengutip dari laman web “Keris Pusaka Jawa Nguri-Nguri Budaya Leluhur”
Tangguh arti harfiahnya adalah perkiraan atau taksiran. Dalam dunia perkerisan
maksudnya adalah perkiraan zaman pembuatan bilah keris, perkiraan tempat

1
2

pembuatan, atau gaya pembuatannya. Walaupun sebuah perkiraan, tidak sembarang


orang bisa menentukan tangguh keris. Untuk itu ia perlu belajar dari seorang ahli
tangguh, dan mengamati secara cermat ribuan bilah keris. Ia juga harus memiliki
photographic memory yang kuat.

Hal tersebut dikuatkan dengan peryataan M. Andi Azis seorang pakar keris,
bahwa menentukan tangguh keris cukup sulit dilakukan karena menentukan tangguh
keris bukan ilmu yang saklek seperti dalam menentukan dhapur keris sehingga dalam
penentuan tangguh keris pada setiap pakar dapat berbeda walaupun tidak terlalu jauh,
karena pada beberapa zaman memiliki ciri Tangguh yang cukup mirip

Hal serupa disampaikan oleh seorang kolektor keris yang bernama bapak
Almahdi, beliau mengatakan bahwa menentukan tangguh sulit dilakukan meskipun
beliau mengerti cara membedakan ciri sebuah keris, sehingga keris tersebut perlu
dibawa keseorang pakar untuk memastikan bahwa keris yang dimiliki benar-benar
memiliki tangguh yang tepat.

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang mampu menyamai atau
meniru kemampuan seorang pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Sistem ini
dirancang untuk meniru keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan
menyelesaikan suatu permasalahan baik dibidang kesehatan atau kedokteran, bisnis,
ekonomi dan sebagainya (Sihotang, 2014).

Salah satu metode klasifikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan


sistem pakar adalah Metode Naïve Bayes. Metode Naïve Bayes adalah sebuah metode
pembelajaran berdasarkan data training, dengan menggunakan probabilitas bersyarat
sebagai dasarnya. Metode ini dapat menghasilkan estimasi parameter dengan
menggabungkan informasi dari sampel dan informasi lain yang telah tersedia
sebelumnya (Chalifa, Nisa, & Andang, 2019).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Faris Abdi El Hakim, Nurul Hidayat,
Ratih Kartika Dewi, yang berjudul “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Telinga Hidung
Tenggorokan (THT) Menggunakan Metode Naive Bayes Berbasis Android” (Abdi,
Hakim, Hidayat, & Dewi, 2018) Berdasarkan hasil pengujian blackbox dapat ditarik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


3

kesimpulan bahwa sistem yang dibuat mempunyai kinerja yang dapat berjalan dengan
baik dan berdasarkan pengujian akurasi yang telah dilakukan dengan menggunakan 25
data didapatkan hasil akurasi sebesar 92%.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kasmui (Mahasiswa


UIN Syarif Hidayatullah) pada tahun 2011 dengan judul “Sistem Pakar Identifikasi
Bentuk Keris Jawa dengan Metode CF (Certainty Factor)” telah dikembangkan suatu
aplikasi berbasis web yang dapat mengidentifikasikan bentuk Keris Jawa. Dimana
pada aplikasi ini, user akan menginput data yang digunakan untuk mengidentifikasi
bentuk Keris Jawa.

Sesuai dengan penelitian terkait maka penulis akan membuat suatu sistem pakar
untuk menentukan tangguh sebuah keris, dengan menggunakan metode naive bayes
yang berfungsi sebagai classifier dari beberapa atribut ciri yang di input oleh user
untuk menentukan probibalitas sebuah tangguh yang dimiliki oleh keris. Sehingga
diharapkan sistem dapat memperoleh hasil akurasi sebesar 92% sebagaimana pada
penelitian (Abdi, Hakim, Hidayat, & Dewi, 2018). Berdasarkan latar belakang di atas,
penulis akan melakukan penelitian dengan judul “SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI
TANGGUH KERIS MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES”

1.2 Rumusan Masalah

Ditinjau dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yang
akan dikaji lebih lanjut dalam skripsi ini yaitu bagaimana mengidentifikasi tangguh
keris menggunakan metode naïve bayes?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah didapat, maka pada penelitian ini
didapat batasan masalah sebagai berikut:

Metodologi

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


studi pustaka, dan wawancara serta metode pengembangan sistem yang

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


4

digunakan adalah metode Rapid Application Development (RAD) dan pengujian


sistem dengan metode blackbox testing.
Tools
Software yang digunakan dalam penlitian ini adalah Balsamiq Mockups
3 untuk pembuatan mockup, bahasa pemrograman PHP dengan framework
Codeigniter untuk pembuatan sistem, Microsoft Visio 2013 untuk pembuatan
konsep sistem, dan MyQSL sebagai manajemen database.

Proses
1. Menggunakan algoritma naïve bayes dalam identifikasi tangguh keris
2. Pada penelitian ini menggunakan 11 tangguh dan 59 ciri
3. Database menggunakan dua buku yaitu “menagguh keris/ pusaka”
karya Drs. Sumar Purnomo dan “Keris dalam perspektif keilmuan”
dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Badan
Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata,
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari


penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tangguh keris menggunakan metode naïve
bayes.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penilitian ini adalah sebagai berikut:

Bagi Penulis:

1. Menerapkan ilmu – ilmu yang diperoleh selama masa kuliah.


2. Memberikan pemahaman yang meenyeluruh mengenai rancang bangun
suatu sistem pakar.
3. Memperdalam dan memahami ilmu tentang Naïve Bayes serta
menerapkannya dalam kehidupan nyata.
4. Menjadi portofolio penulis dimasa yang akan mendatang

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


5

5. Menjadi referensi dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan


penggunaan naïve bayes

Bagi Universitas:

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai teori yang telah


diperoleh selama kuliah.
2. Menambah referensi literatur kepustakaan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Menambah referensi tentang penggunaan Naïve Bayes dalam
penerapannya

Bagi pengguna:
Dapat mengetahui informasi dan menentukan sebuah tangguh keris tanpa
harus menemui ahlinya.

1.6 Metodologi Penelitian

Pada penyusunan penelitian dengan judul “Sistem Pakar Identifikasi Tangguh


Keris Menggunakan Metode Naïve Bayes” ini, penulis menggunakan metode Naïve
Bayes. Adapun tahap–tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Metode Pengumpulan data

Dalam melakukan analisis data dan penulisan skripsi ini, penulis


menggunakan 2 metode pengumpulan data, yaitu:

1. Studi Pustaka
2. Studi lapangan berupa wawancara

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


6

Metode Pengembangan Sistem

Penulis menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Application


Development (RAD) yang memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Requirement Planning,
2. Design Workshop
3. Implementation

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan memahami pembahasannya, maka laporan ini secara


sistematika terdiri dari enam bab, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini akan diuraikan beberapa hal yang akan dijadikan acuan dalam
penelitian ini yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, Batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bab ini akan diuraikan literatur apa saja yang akan digunakan dalam
penelitian ini, serta teori-teori yang berkenaan dan berhubungan dengan
penelitian ini

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang cara mendapatkan data, data apa
saja yang digunakan, bagaimana cara mengolah data tersebut, hasil apa
saja yang akan didapat setelah data tersebut diolah serta kerangka
berpikir mengenai penelitian ini.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


7

BAB 4 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini akan diuraikan mengenai penyelesaian permasalahan dengan


menggunakan metodologi yang dipilih, serta memuat unsur-unsur
pengumpulan data, serta pelaksanaan implementasi.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan diuraikan mengenai hasil analisa yang sudah dilakukan,
melakukan pencatatan kekurangan dari hasil Analisa yang mungkin
harus mendapat perhatian.

BAB 6 PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang berisi hasil akhir dari
pemecahan masalah serta saran untuk perbaikan dari hasil analisa untuk
pengembangan selanjutnya.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Keris

Pengertian Keris

Keris merupakan salah satu karya nenek moyang bangsa Indonesia dalam
khasanah budaya tradisional. Pembuatan karya seni itu menggunakan Teknik
tempa yang cukup rumit. Kerumitannya terletak pada seni tempa pamor yang
indah, yang dulu hampir tidak terjangkau oleh penalaran awam. (Pariwisata,
2011)

Menurut pamungkas (R. Pamungkas, 2007) keris adalah senjata khas


suku Jawa yang dianggap benda leluhur, dibuat dengan proses yang
mengagumkan oleh sang Empu, melalui proses pejetan (proses pembuatan
dengan jari tangan) dan atau dengan panas api. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, keris adalah senjata tajam bersarung, berujung tajam dan
bermata dua (bilahnya ada yang lurus dan ada yang berlekuk-lekuk).

Ricikan

Ricikan merupakan detail-detail satuan hias kelengkapan keris, yang


dipasangkan pada bagian permukaan bilah dan sisi tepian dari batang bilah.
Bentuk ricikan pada umumnya merupakan suatu perupaan atau guratan
ornamentasi yang dipasang sebagai suatu kelengkapan, keluwesan, sekaligus
sebagai hiasan yang diperlukan untuk memperindah bentuk fisik dari tampilan
bilah keris(Arifin, 2006).

8
9

Tabel 2.1 Ricikan


(Sumber: (Arifin, 2006))

No Ricikan Definisi
1. Pesi Besi yang bundar memanjang, yang
menjadi tangkai keris yang masuk
kedalam pegangan atau ukiran
2. Ganja Bagian pangkal, dasar atau alas dari
sebuah kerangka bangun suatu bilah
keris
3. Pejetan atau Tekanan terhadap bilah, yang melodok
blambangan kedalam, terletak di belakang ghandik
4. Bungkul Terletak ditengah-tengah dasar bilah dan
atas ganja bentuknya membendul seperti
tumpeng.
5. Sraweyan Bagian keris yang bentuknya melandai
bagaikan gusen yang terletak dibelakang
sogokan belakang sampai greneng
6. Gandhik Besinya menonjol atau mengembung
dibagian depan sorsoran. bentuknya
seperti gandik. Gandhik juga merupakan
bagian yang dianggap sebagai raut muka
dari bilah keris
7. Jalu Memet Menyerupai tonjolan kecil yang runcing,
terletak di bagian bawah ghandik
8. Lambe Gajah Besi kecil yang menonjol menempel
dighandik.
9. Kembang berbentuk nyunti, nggula milir atau
kacang nggelung wayang
10. Jenggot bentuknya menyerupai deret dari tiga
tonjolan runcing yang terletak di dahi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


10

(lingkar luar bagian depan) dari


kembang kacang..
11. Tikel Alis merupakan lukisan yang menyerupai
gambar alis (mata) yang besar di bagian
depan, dan mengalir ke bawah kemudian
terlihat semakin mengecil; tikel alis
terletak dibawah pejetan.
12. Jalen merupakan tonjolan besi yang runcing
menempel pada gandhik di pangkal
bawah
13. Sogokan Depan merupakan lubang yang membujur
seperti parit
14. Lis-lisan Garis batas sepanjang tepi bilah keris,
15. Gusen terletak di belakang landep (sisi tajam
bilah keris), bentuknya memanjang dari
sor-soran sampai pucuk
16. Kruwingan bagian keris yang landai, lebar dan
merata mulai sor soran sampai ujung
bilah.
17. Ada-ada bagian keris yang bentuknya menggigir
seperti batang sapu lidi, tempatnya
berada ditengah bilah keris mulai dari
arah sor-soran sampai ujung bilah
18. Janur bentuk lingir di antara dua sogokan
19. Sogokan lubang yang membujur seperti parit,
Belakang memanjang terletak di bagian belakang
janur atau ujung panjang dari bungkul
20. Wadidang merupakan bagian punggung yang ada
dari awak-awak belakang sampai sejajar
dengan sor-soran

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


11

21. Ron Dha Nunut ornamen pada huruf Jawa Dha


22. Tungkakan bentuk batas ujung belakang antara
bagian ganja dengan bagian bilah
23. Greneng letaknya di bagian bawah ujung ganja
dan sering dibuat rangkap sehingga
terletak sampai ujung bilah keris.
24. Ri Pandhan bentuk ujung yang meruncing cekung,
dibelakang bagian sogokan yang
letaknya di bagian belakang ganja.
25. Kanyut bentuk meruncing pada ujung ganja
26. Thingil Tonjolan kecil pada greneng atau pada
dasar huruf Jawa Dha.
27. Pudhak sategal sepasang bentuk menajam yang keluar
dari bilah bagian kiri dan kanan, yang
sering disebut dengan sor-soran pinekak

Tangguh

Didalam ilmu perkerisan juga dikenal istilah 'tangguh'. lstilah terebut


mengacu pada unsur 'garap' dan penamaannya menurut jaman saat keris digarap.
Oleh karena itu dikenal nama-nama tangguh sebagai berikut (Pariwisata, 2011):

1. Tangguh Pajajaran (Abad XII - XIV)


2. Tangguh Majapahit (Abad XIII - XIV)
3. Tangguh Tuban (Abad XII - XVIII)
4. Tangguh Sedayu (Abad XIII - XIV)
5. Tangguh madura (Abad XII - XV)
6. Tangguh Demak (Abad XIV)
7. Tangguh Pajang (Abad XIV)
8. Tangguh Mataram (Abad XIV- XVII)
9. Tangguh Kartasura (Abad XVIII)
10. Tangguh Surakarta (Abad XVIII - XIX)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


12

11. Tangguh Yogyakarta (Abad XVIII - XIX)

Dhapur

Dhapur adalah bentuk spesial yang dimiliki oleh keris. Dhapur juga dapat
diartikan sebagai ciri khas yang dimiliki. Dhapur ini dapat ditiru oleh sang empu
yang membuat keris. Dhapur merupakan bagian dari keris (R. Pamungkas,
2007).

Luk

Dari segi atribut bentuk, bilah (wilahan) keris memiliki bentuk diberi
nama dengan istilah 'dhapur': (1) dhapur leres (lurus), dan (2) dhapur luk
(berkelok). Luk biasanya memiliki jumlah 'luk' (kelokan) gasal: luk l, 3, 5, 7, 9,
11; sampai ada yang luk 29. Tentu saja jumlah gazal tersebut memiliki makna
simbolik karena angka ganjil di dalam tradisi budaya Jawa memiliki makna
simbolik yang bermacam-macam. Namun ada juga jumlah luk yang genap yaitu
pada keris Umyang. Keris Umyang bagi masyarakat pakerisan Jawa dianggap
sebagai keris abnormal karena jumlah luk yang genap: 6, 8, 10, 12, dan
seterusnya (Pariwisata, 2011).

Pamor

Pamor merupakan suatu penerapan dari lukisan motif gambar tertentu di


atas permukaan suatu bilah keris, dengan menggunakan bahan yang berasal dari
batu meteorit. Jenis batu tersebut dikenal dengan sebutan "batu lintang" (watu
lintang) (Arifin, 2006).

Menurut (R. Pamungkas, 2007) pamor merupakan hiasan yang ada pada
permukaan keris pamor sebenarnya merupakan wujud dari doa dan harapan dari
sang empu pada saat proses pembuatan keris.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


13

2.2 Sistem Pakar

Pakar

Pakar adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan


metode khusus, serta mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah atau
memberi nasehat. Seorang pakar harus mampu menjelaskan untuk mempelajari
hal –hal baru yang berkaitan dengan topik permasalahan, jika perlu harus mampu
menyusun kembali pengetahuan–pengetahuan yang didapatkan, dan dapat
memecahkan aturan– aturan serta menentukan relevansi kepakarannya. Jadi
seorang pakar harus mampu melakukan kegitan–kegiatan sebagai berikut
(Sihotang, 2014):

1. Mengenali dan memformulasikan permasalahan


2. Memecahkan permasalahan secara cepat dan tepat
3. Menerangkan pemecahannya
4. Belajar dari pengalaman
5. Merektrukturisasi pengetahuan
6. Memecahkan aturan – aturan Menentukan relevansi

Sistem pakar

Sistem Pakar (Expert System) adalah aplikasi berbasis komputer yang


digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh
pakar. Pakar yang dimaksud di sini adalah orang yang mempunyai keahlian
khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesai kan oleh
orang awam. Sebagai contoh, dokter adalah seorang pakar yang mampu
mendiagnosa penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan
penetalaksanaan terhadap penyakit tersebut

Sistem Pakar, yang mencoba memecahkan masalah yang biasanya hanya


bisa dipecahkan oleh seorang pakar, dipandang berhasil ketika mampu
mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh pakar asli nya baik dari sisi
proses pengambilan keputusan maupun hasil keputusan yang diperoleh. Sebuah
sistem pakar memiliki 2 koponen utama yaitu berbasis pengetahuan dan mesin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


14

inferensi. Berbasis pengetahuan merupakan tempat penyimpanan pengetahuan


dalam memeori komputer, dimana pengetahuan ini diambil dari pengetahuan
pakar. Sedangkan mesin inferensi merupakan otak dari apliakasi sistem pakar,
bagian inilah yang menuntun user untuk memasukkan fakta sehingga diperoleh
suatau kesimpulan (Sihotang, 2014).

Ciri Sistem Pakar

Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut (Hayadi, 2018):

1 Terbatas pada domain keahlian tertentu


2 Dapat memberikan penalaran pada data yang tidak pasti
3 Dapat mengemukakan rangkaian alas an yang diberikannya dengan
cara yang dapat dipahami
4 Berdasarkan kaidah atau rule tertentu
5 Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap
6 Pengetahuan dan mekanisme inferensi jelas terpisah
7 Keluarannya bersifat anjuran
8 Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai yang
dituntun oleh dialog dengan pemakai.

Manfaat Sistem pakar

Sistem pakar menjadi sangat popular karena sangat banyak kemampuan


dan manfaat yang diberikanmya diantaranya (Hayadi, 2018):

1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih


cepat daripada manusia
2. Membuat seseorang yang awam bekerja seperti layaknya seorang
pakar
3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan
mengurangi kesalahan
4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang
5. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar
6. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


15

7. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah kerena


sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar

Kekurangan Sistem Pakar

Selain manfaat, ada juga beberapa kekurangan yang ada pada sistem
pakar, diantaranya (Hayadi, 2018):

1. Biaya yang sangat mahal untuk membuat dan memeliharanya


2. Sulit, dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan
pakar
3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.

Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh 6 bagian utama, yaitu: basis pengetahua


(knowledge base), motor inferensi (inference engine), basis data (database
spreadsheet), antarmuka pengguna (user interface), fasilitas
penjelasan(explanation subsystem), dan pengguna (user) (Ramadhan & S.pane,
2018).

gambar 2.1Arsitektur Sistem Pakar


(Sumber: (Ramadhan & S.pane, 2018))

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


16

Berikut ini penjelasan tentang komponen-komponen arsitektur Sistem Pakar:

1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)


Basis pengetahuan mengandung pengetahuan yang diperlukan
untuk memahami, memformulasikan, dan menyelesaikan masalah
2. Basis Data (Database Spreadsheet)
Digunakan sebagai media yang berfungsi untuk menampung fakta-
fakta, kondisi yang diperoleh dari basis pengetahuan untuk disimpa
dan diproses oleh komputer
3. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi adalah sebuah program yang berfungsi untuk
memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi berdasarkan
pada basis pengetahuan yang ada, memanipulasi dan mengarahkan
kaidah, model, fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk
mencapai solusi atau kesimpulan
4. Antarmuka Pengguna(User Interface)
Digunakan sebagai media Komunikasi antara pengguna dan Sistem
Pakar
5. Fasilitas Penjelasan(Explanation Subsystem/ Justifier)
Berfungsi memberi penjelasan kepada pengguna, bagaimana suatu
kesimpulan dapat diambil.
6. Pengguna (User)
pada umumnya pengguna sistem pakar bukan seorang pakar(non-
expert) yang membutuhkan solusi atau saran dari berbagai
permasalahan yang ada

Mesin Inferensi

Ada dua Teknik inferensi yaitu pelacakan kebelakang (Backward


Chaining) yang memulai penalaran dari kesimpulan hipotesa menuju fakta yang
mnegandung hipotesa tersebut. Dan yang kedua yakni pelacakan
kedepan(Forward Chaining) yang merupakan kebalikan dari pelacakan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


17

kebelakang yaitu memulai dari sekumpulan data menuju kesimpulan (Hayadi,


2018).

gambar 2.2 Backward chaining


(Sumber: (Hayadi, 2018)).

gambar 2.3Forward chaining


(Sumber:(Hayadi, 2018)).

Kedua metode inferensi tersebut di pengaruhi oleh tiga macam Teknik


penelusuran yaitu (Hayadi & Rukun, 2016):

1. Depth-first Search melakukan penelusuran kaidah secara mendalam


dari simpul akar bergerak menurun ketingkat dalam yang berurutan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


18

gambar 2.4 Depth-first Search


(Hayadi & Rukun, 2016)

2. Breadth-first search bergerak dari simpul akar, simpul yang ada


pada setiap tingkat di uji sebelum pindah ketingkat selanjutnya.

gambar 2.5 Breadth-first search


(Hayadi & Rukun, 2016)

3. Best-first Search bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode


sebelumnya.

Perbedaan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar

Sistem Konvensional (Kusrini, 2006) :

1. Informasi dan pemrosesan umumnya digabung dalam, satu program


sequential.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


19

2. Program tidak pernah salah (kecuali pemogramnya yang salah)


3. Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil
diperoleh
4. Data harus lengkap
5. Perubahan pada program merepotkan
6. Sistem bekerja jika sudah lengkap
7. Eksekusi secara algoritmik (Step-by-Step)
8. Manipulasi efektif pada database yang besar
9. Efesiensi adalah tujuan utama
10. Data kuantitatif
11. Representasi data dalam numerik
12. Menangkap, menambah, dan mendistribusikan data numerik atau
informasi

Sistem Pakar:

1. knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan(inference).


2. Program bisa melakukan kesalahan
3. Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari ES
4. Data tidak harus lengkap
5. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah.
6. Sistem dapat bekerja hanya dengan rules yang sedikit
7. Eksekusi dilakukan secara heuristic dan logic
8. Manipulasi efektif pada knowledge-base yang besar
9. Efektivitas adalah tujuan utama
10. Data kualitatif
11. Representasi pengetahuan dalam simboll
12. Menangkap, menambah, dan mendistribusikan pertimbangan
(judgment) dan pengetahuan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


20

2.3 Naïve Bayes

Pengertian Naïve Bayes

Algoritma Naive Bayes merupakan salah satu algoritma yang terdapat


pada teknik klasifikasi. Naive Bayes merupakan pengklasifikasian dengan
metode probabilitas dan statistik yang dikemukan oleh ilmuwan Inggris Thomas
Bayes, yaitu memprediksi peluang di masa depan berdasarkan pengalaman
dimasa sebelumnya sehingga dikenal sebagai Teorema Bayes. Teorema tersebut
dikombinasikan dengan Naive dimana diasumsikan kondisi antar atribut saling
bebas. Klasifikasi Naive Bayes diasumsikan bahwa ada atau tidak ciri tertentu
dari sebuah kelas tidak ada hubungannya dengan ciri dari kelas lainnya.

Teorema Bayesian menghitung nilai posterior probability P(H|X)


menggunakan probabilitas P(H), P(X), dan P(X|H) (Kantardzic, 2011), di mana
nilai X adalah data testing yang kelasnya belum diketahui. Nilai H adalah
hipotesis data X yang merupakan suatu kelas yang lebih spesifik. Nilai P(X|H)
atau disebut juga dengan likelihood, adalah próbabilitas hipotesis X berdasarkan
kondisi H. Nilai P(H) atau disebut juga dengan prior probability adalah
probabilitas hipotesis H. Sedangkan nilai P(X) yang disebut juga dengan
predictor prior probability, adalah probabilitas X. Persamaan dari teorema
Bayes adalah(Suntoro, 2019):

gambar 2.6 Teorema Bayes


(Suntoro, 2019)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


21

Langkah-langkah Perhitungan Naïve Bayes

Langkah-langkah algoritma Naïve Bayes adalah sebagai berikut (Suntoro,


2019):

1. Siapkan dataset
2. Hitung jumlah kelas pada data training
3. Hitung jumlah kasus yang sama dengan kelas yang sama
4. Kalilkan semua hasil sesuai dengan data testing yang akan dicari
kelasnya
5. Bandingkan hasil per kelas, nilai tertinggu ditetapkan sebagai kelas
baru.

Persamaan Naïve Bayes

Menggunakan teorema Bayes ini, pada gambar 2.6 persamaan diatas


dapat ditulis sebagai berikut (Puspa, 2018):

𝑃(𝑎1,𝑎2,𝑎3,...𝑎𝑛|𝑣𝑗) 𝑃(𝑣𝑗)
VMAP = argmax vjev 𝑝(𝑎1,𝑎2,…𝑎𝑛)

Karena nilai P (a1 a2... an) nilainya konstan untuk semua vj sehingga
persamaan ini dapat ditulis (Puspa, 2018):

VMAP = argmax vjev P( a1, a2, a3, ... an|vj) P(vj)

VMAP = Probabilitas tertinggi.


P(vj) = Peluang class ke j
P(a1 a2 ... an |vj) = Peluang atribut-atribut (inputan) jika diketahui
keadaan vj

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


22

Perhitungan Naïve Bayes dimulai dengan menghitung P(Ai|Vj) dengan


menggunakan persamaan sebagai berikut (Puspa, 2018):

𝑛𝑐+𝑚.𝑝
P(ai|vj) = 𝑁+𝑚

nc = jumlah record pada data learning yang v = vj dan a = ai


p = 1/ banyaknya jenis class
m = jumlah parameter
n = jumlah record pada data learning yang v = vj / tiap class

Kelebihan dan Kekurangan Naïve Bayes

Algoritma Naïve Bayes memiliki banyak keuntungan dan kekurangan


yang menjadi pertimbangan untuk menggunakan metode tersebut. Kelebihan
yang dimiliki antara lain (Huda, 2019):

1. Bisa dipakai untuk data kuantitatif maupun kualitatif


2. Tidak memerlukan jumlah data yang banyak
3. Jika ada nilai yang hilang maka bisa diabaikan dalam perhitungan
4. Perhitungannya cepat dan efesien
5. Mudah dipahami
6. Mudah dibuat
7. Proses klasifikasi dokumen bisa dilakukan personalitas dan disesuaikan dengan
kebutuhan
8. Jika digunakan dalam bahasan pemrograman, kode programnya sederhana dan bisa
digunakan untuk klasifikasi permasalahan biner dan multi-class

Walaupun memiliki banyak kelebihan, tetapi algoritma tersebut juga


memiliki kekkurangan yang perlu di pertimbangkan ketika ingin menerapkan
algoritma tersebut. Kekurangan Naïve Bayes antara lain:

1. Apabila probabilitas bernilai nol maka probabilitas prediksi juga


bernilai nol
2. Asumsi bahwa masing-masing variable independent membuat
berkurangnya akurasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


23

3. Tingkat ke akuratan tidak bisa di ukur menggunakan satu probabilitas


saja
4. Keberhasilan percobaan sangat bergantung pada pengetahuan awal
5. Banyak celah yang dapat mengurangi efektivitas
6. Dirancang untuk pendeteksian kata-kata saja sehingga tidak bisa
melakukan pendeteksian menggunakan gambar.

Flowchart Algoritma Naïve Bayes

gambar 2.7 Flowchart Naïve Bayes


(Siregar & Puspabhuana, 2017)

2.4 Hypertext Preprocessor (PHP)

Pengertian PHP

PHP(Hypertext Preprocessor) adalah suatu Bahasa pemrograman yang


digunakan untuk menerjemahkan baris kode program menjadi kode mesin yang
dapat dimengerti oleh komputer yang bersifat server-side yang dapat
ditambahkan ke dalam HTML(Supono, 2018).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


24

Prinsip Kerja PHP

Bahasa pemrograman PHP merupakan bahsa pemrograman yang


dikategorikan kepada server-side programming, yang artinya Bahasa
pemrograman ini memerlukan penerjemah dalam hal ini web web server untuk
menjalankannya. Berikut ini di berikan gambaran tentang cara kerja Bahasa
pemrograman PHP (Supono, 2018).

gambar 2.8 Prinsip Kerja PHP


(Sumber: (Supono, 2018)).

Kelebihan dan Kekurangan PHP

Bahasa pemrograman PHP merupakan Bahasa pemrogrman yang paling


banyak digunakan, tentu karena berbagai alas an salah satunya adalah
mempunyai beberapa kelebihan dibandingakn dengan Bahasa pemrograman
lainnya yang sejenis, berikut ini kelebihan Bahasa pemrograman PHP (Supono,
2018)

1. PHP adalah Bahasa multiplatform yang artinya dapat berjalan


diberbagai mesin, sistem operasi dan dapat dijalankan secara runtime
melalui console serta juga dapat menjalankan perintah sistem
lainnya.
2. PHP bersifat Open Source yang berate dapat digunakan siapa saja
secara gratis
3. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


25

4. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena terdapat banyak


milis-milis, komunitas dan developer yang siap membantu dalam
pengembangan
5. Dalam sisi pemahaman, PHP adalah Bahasa scripting yang paling
mudah karena memiliki referensi yang banyak.
6. Banyak bertebaran aplikasi dan program PHP yang gratis
7. Dapat mendukung banyak database

Dari sekian banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh bahasa


pemrograman PHP, tentu tidak berarti tidak ada kekurangannya. Berikut ini
kekurangan bahasa pemrograman PHP yang mungkin menjadi pertimbangan
dalam memilih bahasa pemrograman ini.

1. PHP tidak mengenal Package


2. Jika tidak di-encoding, maka kode PHP dabat dibaca semua orang
3. PHP memiliki kelemahan keamanan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


26

2.5 Codeigniter

Pengertian Codeigniter

Codeigniter adalah aplikasi open source berupa framework dengan


model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis
menggunakan PHP. Codeigniter memudahkan developer atau pengembang web
untuk memebuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan
membuat aplikasi dari awal (Supono & Putratama, 2016).

Kelebihan Codeigniter

Ada beberapa kelebihan Codeigniter(CI) dibandingkan dengan


Framework PHP lain (Supono & Putratama, 2016):

1. Performa sangat cepat


2. Konfigurasi yang sangat minim (nearly zero configuration)
3. Memakai konsep MVC (Model View Controller) konsep modern
yang banyak dipakai oleh framework PHP lainnya.
4. Banyak komunitas, dengan banyaknya komunitas CI ini,
memudahkan untuk berinteraksi dengan yang lain, baik itu bertanya
atau teknologi terbaru
5. Dokumentasi yang sangat lengkap

2.6 MySQL

Pengertian MySQL

MySQL (My Structure Query Language) adalah sebuah perangkat lunak


system manajemen basis data SQL (Database Management System) atau DBMS
dari sekian banyak DBMS, seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lain-
lain. MySQL merupakan DBMS yang multithread, multi-user yang bersifat
gratis dibawah lisensi GNU General Public Licence (GPL). MySQL bersifat
gratis atau open source sehingga kita bisa menggunakannya secara gratis.
Pemograman PHP juga sangat mendukung/support dengan database MySQL
(Anhar, 2010).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


27

Menurut (Supono & Putratama, 2016) MySQL adalah sistem manajemen


database SQL yang bersifat Open Source dan paling popular saat ini. System
database MySQL mendukung beberapa fitur seperti multithreaded, multiuser
dan SQL Database Management System (DBMS). Database ini dibuat untuk
keperluan system database yang cepat, andal dan mudah digunakan.

Kelebihan MySQL

Kelebihan MySQL adalah sebagai berikut (Supono & Putratama, 2016):

1. Source MySQL dapat diperoleh dengan mudah dan gratis


2. Sintaksnya lebih mudah dipahami dan tidak rumit
3. Pengaksesan database dapat dilakukan dengan mudah
4. MySQL merupakan program yang multihreaded, sehingga dapat
dipasang pada server yang memiliki multiCPU
5. Didukung program-program umum seperti C, C++, java, Perl, PHP,
Python, dan Sebagainya
6. Bekerja pada berbagai platform
7. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan
konfigurasi system database
8. Memiliki system sekuriti yang cukup baik dengan verifikasi host
9. Mendukung ODBC untuk sistem operasi windows
10. Mendukung record yang memiliki kolom dengan Panjang tetap atau
Panjang bervariasi

2.7 Hypertext Markup Language (HTML)

Hypertext Markup Language (HTML) merupakan Bahasa pemograman web


berupa suatu format data yang digunakan untuk membuat dokumen hypertext yang
dapat dibaca, diinterpretasikan dari satu platform komputer ke platform komputer
lainnya tanpa perlu melakukan suatu perubahan apapun, yang dilakukan HTML yaitu
(C. A. Pamungkas, 2017):

1. Mengatur tampilan dari web page dan contentnya

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


28

2. Mempublikasi dokumen secara online sehingga bisa diakses dari seluruh


dunia
3. Membuat online form yang bisa digunakan untuk menangani input data,
transaksi secara online
4. Memudahkan objek-objek seperti image, audio, video dan juga java
applet dalam dokumen HTML.

2.8 Cascading Style Sheet (CSS)

Cascading Style Sheet (CSS) merupakan file yang berisi rangkaian intruksi
untuk mnegatur komponen dalam sebuah halaman web sehingga akan lebih terstruktur
dan rapi. Style Sheet mendeskripsikan bagaimana tampilan dokumen HTML dilayar.
CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna hyperlink, warna mouse over, spasi
antar paragraph, spasi antar text dan parameter lainnya. Seperti pada HTML, PHP dan
Bahasa pemrograman lainnya, CSS juga memiliki aturan yang menulis itu sendiri (C.
A. Pamungkas, 2017).

2.9 Bootstrap

Bootstrap adalah framework front-end yang intuitif dan powerful untuk


pengembangan aplikasi web yang lebih cepat dan mudah. Bootstrap menggunakan
HTML, CSS dan javacript. Salah satu kelebihan yang dimiliki bootstrap dalah
framework ini berisi kumpulan tool yang gratis untuk membuat layout web yang
fleksibel dan responsive framework ini juga memiliki komponen interface bagus.
Berikut ini kelebihan-kelebihan bootstrap lainnya (Enterprise, 2016):

1. Menghemat waktu
2. Fitur yang responsive
3. Desain yang konsisten
4. Mudah digunakan
5. Didukung oleh semua browser popular
6. gratis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


29

2.10 Unified Modelling Language (UML)

UML singkata dari Unified Modelling Language yang berati bahasa pemodelan
standar. Menurut (Chonoles,2003: bab 1) mengatakan sebagai bahasa, berati UML
memiliki sintaks dan semantik. ketika membuat model menggunakan UML ada aturan-
aturan yang harus diikuti (Herlawati, 2011).

UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk:

1. Merancang perangkat lunak

2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis

3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apayang


diperlukan sistem

4. Mendokumentasi sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya

Diagram Use-case

Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan himpunan usecase dan aktor-


aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk
mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta
diharapkan pengguna (Herlawati, 2011).
Komponen pembentuk diagram use case adalah (Muslihudin &
Oktafianto, 2016):
1. Aktor (actor), menggambarkan pihak-pihak yang berperan dalam sistem
2. Use case, aktifitas atau sarana yang disiapkan oleh bisnis atau sistem
3. Hubungan (link), aktor mana saja yang terlibat dalam usecase ini

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


30

gambar 2.9 Simbol Use case Diagram


(Sumber: (Ardiansyah, 2015))

Class Diagram

Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari


segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas
memiliki apa yang disebut atribut, yaitu variabel-variabel yang dimiliki oleh
suatu kelas, dan metode atau operasi yaitu fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu
kelas. Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-
fungsi sesuai dengan kebutuhan system (Sukamto & Shalahuddin, 2013)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


31

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram kelas:

Tabel 2.2 Diagram Kelas

Simbol Deskripsi
Kelas Kelas pada struktur sistem.
nama_kelas

+atribut

+operasi()

Antarmuka/interface Sama dengan konsep interface


dalam pemrograman berorientasi
obyek.
nama_interface
Asosiasi/Association Relasi antar kelas dengan makna
umum, asosiasi biasanya juga
disertai dengan multiplicity.

Asosiasi berarah Relasi antar kelas dengan makna


kelas yang satu digunakan oleh
kelas yang lain.

Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna


generalisasi-spesialisasi (umum-
khusus).

Kebergantungan / dependency Relasi antar kelas dengan makna


kebergantungan antar kelas.

Agregasi / aggregation Relasi antar kelas dengan makna


sebuah bagian (whole-part).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


32

Diagram interaksi dan sequence(urutan).

Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang


menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu (Herlawati,
2011).
Sequence Diagram memperlihatkan interaksi sebagai dua
matra(dimensi) matra vertikal adalah sumbu waktu; waktu bertambah dari atas
kebawah. Matra horizontal memperlihhatkan peran pengklasifikasi yang
mempresentasikan objek-objek mandiri yang terlihat dalam kolaborasi masing-
masing peran pengklasifikasi direpresntasikan sebagai kolom-kolom vertikal
Dalam Sequence Diagram (Nugroho, 2010).
Dalam Sequence Diagram sering disebut garis waktu(lifeline). Selama
objek ada, peran digambarkan menggunakan garis tegas. Selama aktivasi
prosedur pada obejk aktif, garis waktu digambarkan sebagai garis ganda. Pesan-
pesan digambarkan sebagai suatu tanda panah dari garis waktu suatu objek ke
garis waktu objek lainnya. Panah-panah yang menggambarkan aliran pesan antar
peran pengklasifikasi digambarkan dalam urutan wkatu kejadiannya dari atas
kebawah(Nugroho, 2010).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


33

gambar 2.10 Simbol Sequence Diagram


(Sumber: (Ardiansyah, 2015))

Diagram aktifitas (Activity Diagram)

Bersifat dinamis, diagram aktifitas adalah tipe khusus dari diagram status
yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktifitas lainnya dalam suatu
sistem. Diagram ini terutama penting dalam suatu pemodelan fungsi-fungsi suatu
sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek(Herlawati, 2011).

gambar 2.11 Simbol Diagram Aktifitas


(Sumber: (Ardiansyah, 2015))

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


34

2.11 Metode Pengembangan Sistem

Pengertian Rapid Aplication Development (RAD)

Rapid Application Development (RAD) adalah model pengembangan


perangkat lunak yang bersifat inkremental untuk waktu pengerjaan yang pendek.
Model RAD adalah adaptasi dari model air terjun versi kecepatan tinggi dengan
menggunakan model air terjun untuk pengembaagan serupa komponen
perangkat lunak (Aswati & Siagian, 2016).
Proses Rapid Application Development (RAD) memiliki 3 tahapan, yaitu
(Kendall & Kendall, 2012):
1. Requirements Planning Pada tahap ini analis dan user bertemu
untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta
untuk mengidentifikasikan syarat-syarat informasi yang
ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut.
2. Design Workshop Tahap ini adalah tahap untuk merancang dan
memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Selama
workshop desain RAD, user menanggapi prototype yang telah
dibuat dan analis memperbaiki modul-modul yang dirancang
berdasarkan tanggapan user.
3. Implementation Berdasarkan tahap sebelumnya, analis dan user
bekerja bersama secara intens selama workshop untuk mendesain
proses bisnis atau aspek aspek non-teknis dari aplikasi. Setelah
aspek-aspek tersebut disepakati dan sistem telah dibangun dan
diperbaiki, aplikasi yang baru tersebut diujicobakan (testing) dan
diperkenalkan kepada organisasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


35

gambar 2.12 Proses Rapid Application Development (RAD)


(Sumber: (Kendall & Kendall, 2012))

kelebihan dan Kekurangan RAD

Menurut (Aswati & Siagian, 2016) beberapa Keunggulan Model RAD


adalah:
1. Setiap fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang
dari 3 bulan dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan
kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
2. RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya,
tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali
komponen yang ada (reusable object) sehingga pengembang
pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu lebih
singkat.
Dan kelemahan Model RAD :
1. Proyek yang besar dan berskala, RAD memerlukan sumber daya
manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim yang baik.
2. RAD menuntut pengembang dan pelanggan memiliki komitmen
dalam aktivitas rapid fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah
sistem dalam waktu yang singkat. Jika komitmen tersebut tidak ada
maka proyek RAD akan gagal.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


36

Perbandingan Metode Pengembangan Sistem

Tabel 2.3 Perbandingan Metode Pengembangan Sistem


(Simbong, Wahyudi, Hendra, Semedi, & Wicaksana, 2008)

Metode Definisi Kelebihan Kekurangan


Rapid Application Rapid Application RAD memang 1. tidak semua
Development Development lebih cepat dari proyek dapat
(RAD) (RAD) adalah waterfall jika dipecah
model kebutuhan dan (modularisasi)
pengembangan Batasan proyek 2. Karena proyek
perangkat lunak sudah diketahui dipecah menjadi
yang bersifat dengan baik beberapa bagian,
inkremental untuk maka dibutuhkan
waktu pengerjaan banyak orang
yang pendek. untuk membentuk
(Aswati & Siagian, suatu tim yang
2016). mengerjakan tiap
bagian tersebut
3. Karena dibuat
dengan reuse
komponen-
komponen yang
sudah ada,
fasilitas-fasilitas
pada tiap
komponen belum
tentu digunakan
seluruhnya oleh
program yang
mereuse-nya
sehingga kualitas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


37

program bisa
menurun.
Waterfall Metode ini bisa Metode ini masih 1.Pada
juga disebut lebih baik kenyataannya,
dengan classic life digunakan jarang mengikuti
cycle. Metode ini walaupun sudah urutan sekuensial
membutuhkan tergolong kuno, seperti pada teori.
pendekatan daripada Iterasi sering
sistematis dan menggunakan terjadi
sekuensial dalam pendekatan asal- menyebabkan
pengembangan asalan. Selain itu, masalah baru.
perangkat lunak, metode ini juga 2.Sulit bagi
dimulai dari masih masuk akal pelanggan untuk
tingkat sistem dan jika kebutuhan menentukan semua
kemajuan melalui sudah diketahui kebutuhan secara
analisis, desain, dengan baik. eksplisit.
coding, testing dan 3. Pelanggan harus
pemeliharaan sabar, karena
pembuatan
perangkat lunak
akan dimulai
ketika tahap desain
sudah selesai.
Sedangkan pada
tahap sebelum
desain bisa
memakan waktu
yang lama.
4. Kesalahan di
awal tahap
berakibat sangat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


38

fatal pada tahap


berikutnya
Spiral Model ini Model spiral ini agak sulit untuk
mengambil fitur adalah pendekatan meyakinkan
penting dari model yang paling pelanggan besar,
waterfall dan realistik untuk bahwa pendekatan
protyping, dengan sistem skala besar. evolusioner ini
menambah elemen Metode ini dapat diatur. Hal
baru yaitu Analisa menggunakan ini membutuhkan
resiko(Risk pendekatan keahlian tersendiri.
Analysis) evolusioner, Selain itu, jika
sehingga resiko utama tidak
pelanggan dan ditemukan, maka
pengembang dapat masalah bisa
mengerti dan muncul kemudian.
bereaksi terhadap Sehingga
suatu resiko yang membutuhkan
mungkin terjadi kemampuan
manajemen dan
perkiraan resiko
(risk assessment)
yang cukup tinggi

2.12 Metode pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian merupakan pencatatan peristiwa atau karakteristik


dari sebagian atau seluruh elemen populasi penelitian. Pengumpulan data penelitiain
dapat dilakukan dengan cara-cara tertentu (Misbahuddin & Hasan, 2013).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


39

Studi Pustaka

Menurut George studi pustaka adalah pencarian sumber-sumber atau


opini pakar tentang suatu hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan
kata lain, studi pustaka merupakan pengkajian beberapa sumber pustaka(yang
umumnya terdapat diperpustakaan) yang terkait dengan variabel-variabel utama
atau topik sebuah penelitian (Djiwandono, 2015).

Penelusuran Literatur

Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunkan


sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti
sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga pengamatan tidak langsung
(Misbahuddin & Hasan, 2013) .

Kuesioner

Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia kuesioner merupakan alat riset


atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan
mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara
pribadi atau melalui pos; daftar pertanyaan. Menurut (Misbahuddin & Hasan,
2013) kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti (populasi atau
sampel).

2.13 Pengujian Perangkat Lunak

Metode Pengujian Sistem

Menurut Berard, Pengujian adalah suatu proses pengeksekusian program


yang bertujuan untuk menemukan kesalahan (Komarudin, 2016). Pendapat ini
sejalan dengan yang dikemukakan (Wicaksono, 2017) yaitu testing merupakan
sebuah metode untuk melakukan verivikasi dalam rangka mencari kesalahan
sebuah aplikasi. Dan diyakini bahwa testing merupakan metode yang dapat
melakukan verivikasi tersebut dengan asumsi bahwa hasilnya didokumentasikan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


40

dan direview lebih lanjut untuk memastikan kapabilitas dari kebutuhan


perangkat lunak itu sendiri.

Pengujian sebaiknya menemukan kesalahan yang tidak disengaja dan


pengujian dinyatakan sukses jika berhasil memperbaiki kesalahan tersebut.
Selain itu, pengujian juga bertujuan untuk menunjukkan kesesuaian fungsi-
fungsi perangkat lunak dengan spesifikasinya. Sebuah perangkat lunak
dinyatakan gagal, jika perangkat lunak tersebut tidak memenuhi spesifikasi
(Komarudin, 2016)

Terdapat dua metode untuk melakukan unit testing (Tjandra &


Pickerling, 2015):

1. Black-Box testing adalah metode dimana penguji atau tester hanya


mengetahui apa yang harus dilakukan suatu software. Penguji tidak
mengetahui bagaimana software tersebut beroperasi. Jadi penguji
hanya menerima hasil dari apa yang dimasukkan (input) tanpa
mengetahui bagaimana atau mengapa bisa demikian

2. White-Box testing atau sering disebut clear-box testing, software


tester dapat mengakses source code software dan menguji atau
memeriksanya sebagai petunjuk untuk membantu pengujian yang
sedang dilakukan. Dengan demikian penguji dapat menentukan
bahwa beberapa dari kode software tersebut kemungkinan besar
gagal, sehingga dapat menyesuaikan dengan pengujian yang
dilakukan berdasarkan informasi tersebut.

Blackbox Testing

Blackbox testing adalah tipe testing yang memeperlakukan perangkat


lunak yang tidak diketahui kinerja intrernalnya. Sehingga para tester
memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah”kotak hitam” yang tidak
penting dilihat isinya, tapi cukup dikenal proses testing dibagian luar. Jenis
testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan kebutuhan
yang telah didefiniskan pada saat awal perancangan(Wicaksono, 2017).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


41

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari blackbox testing antara lain:


1. Anggota tim tester tidak harus sesorang yang memiliki kemampuan
teknis dibidang pemograman
2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan
oleh komponen tetster yang berasal dari pengguna
3. Hasil dari blackbox testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun
keracunan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat
lunak.
4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan
whitebox testing.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


42

2.14 Studi Literatur Sejenis

Penulis mencari literatur sejenis yang sudah ada sebelumnya. Hal ini bertujuan agar penulis memiliki pedoman untuk melakukan
penlitian dengan baik dan benar. Penulis pun menggunakan lietratur sejenis untuk menerapkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas penelitian sebelumnya dapat digunakan pada penelitian ini. Berikut ini tabel literatur sejenis yang penulis gunakan:

Tabel 2.4 Studi Literatur Sejenis

Penulis Variabel yang


No Judul Penelitian Deskripsi Tools Hasil Penelitian
(Tahun) Diteliti
Aplikasi sistem pakar database 1. 14 variable luk Fungsional testing dapat
Sistem Pakar berbasis web dimana MySQL 1.54 2. 36 variabel berfungsi 100%
Identifikasi Bentuk data-data keris diinput dan bahasa ricikan
Kasmui
1. Keris Jawa dengan terlebih dahulu lalu akan pemograman 3. 126 variabel
(2011)
Metode CF dianalisis dengan metode PHP. dhapur
(Certainty Factor) sistem pakar Certainty
Factor
Pengembangan Pengembangan dari Menggunakan 1. Fungsional testing
Firliza Razuna mendeteksi 4
2. Dan Implementasi penelitian yang dilakukan library pada dapat berfungsi 100%
(2014) ricikan keris
Learning Vector oleh Kasmui (2011) pada OpenCV

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


43

Quantization (Lvq) penelitian ini


Pada Aplikasi pendekteksian ricikan
Pengenalan Jenis dilakukan melalui
Ricikan Keris Jawa gambar
Berbasis
Smartphone
Dalam sistem ini Tidak 1. Fungsional testing
1. 6 jenis
menerima inputan berupa dijelaskan dapat berfungsi 100%
penyakit Telinga
Sistem Pakar data gejala penyakit
Hidung
Diagnosis Penyakit telinga, hidung, 2. Akurasi diagnosa
Tenggorokan
Telinga Hidung Faris Abdi El tenggorokan (THT) dan penyakit Telinga
(THT)
Tenggorokan Hakim, Nurul data tersebut kemudian Hidung Tenggorokan
2. 22 gejala
3. (THT) Hidayat, Ratih diolah menggunakan (THT) mencapai 92%
penyakit Telinga
Menggunakan Kartika Dewi metode Naive Bayes yang
Hidung
Metode Naive (2018) hasil output sistem berupa
Tenggorokan
Bayes Berbasis diagnosis jenis penyakit
(THT)
Android dan pengobatan hasil
penyakit yang
didiagnosis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


44

Sistem Pakar Penelitian ini Tidak Fungsional testing dapat


1. 7 jenis
Diagnosa Penyakit menggunakan metode dijelaskan berfungsi 100%
penyakit
Hipertensi Misrawati naive bayes dengan
hipertensi
Menggunakan Aprilyana melihat rule dan basis
4. 2. 43 gejala
Metode Naive Puspa aturan yang ada pada
penyakit
Bayes Pada Rsud (2018) penyakit hipertensi
hipertensi
Aloe Saboe Kota
Gorontalo

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis dengan membandingkan empat studi literatur sejenis, penulis menambahkan
beberapa poin untuk melengkapi kekurangan dan kelebihan yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Berikut ini beberapa fitur
yang penulis tambahkan pada aplikasi sistem pakar ini:

1. Dari empat penelitian yang penulis jadikan untuk studi literatur, dua diantaranya melakukan penelitian mengenai keris, dan dari
kedua penelitian tersebut membahas ricikan pada sebuah keris dan belum ada yang membahas mengenai tangguh keris. Untuk itu
penulis melakukan penelitian mengenai pengidentifikasian suatu keris masuk kedalam zaman apa ketika keris itu dibuat
(menangguh keris).
2. Disediakannya dua user interface. Dimana tampilan untuk admin akan berbeda dengan tampilan user. Di dalam tampilan admin
terdapat proses login, logout, kelola Tangguh, ciri dan relasi sedangkan pada tampilan user hanya terdapat proses identifikasi
3. Berbasis web, sehingga lebih mudah diakses di mana saja tanpa harus mengunduhnya.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam skripsi ini penulis menggunakan dua metode dalam pengumpulan data
yaitu wawancara dan studi pustaka.

Wawancara

Pada metode ini penulis melakukan wawancara kepada Bapak M. Andi


Azis selaku Kasi Umum dan pakar pada Museum Pusaka Taman Mini Indonesia
Indah, dan bapak alhamdi selaku kolektor dan pengunjung Museum Pusaka
Taman Mini Indonesia Indah, Minggu, 28 Juli 2019. Wawancara ini dilakukan
untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan seperti mengetahui
kondisi keris dan masalah-masalah yang ada, mendapatkan data-data keris yang
dibutuhkan untuk identifikasi keris beserta aturan-aturan dalam penentuannya,
serta mendapatkan data pendukung untuk latar belakang.

Studi Pustaka

Pada metode pengumpulan data dengan cara studi pustaka, penulis


mencari data-data pendukung yang relevan dengan objek yang akan diteliti. Data-
data pendukung tersebut digunakan dalam penyusunan latar belakang, landasan
teori, metodologi penelitian, dan pengembangan sistem. Pencarian bersumber
dari buku berjumlah 20 buku dan ebook, jurnal berjumlah 11 jurnal, dan website
berjumlah 1 website.

45
46

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Penulis menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Application


Development (RAD) dalam penelitian. Menurut (Aswati & Siagian, 2016) Model
RAD memiliki 3 tahapan sebagai berikut:

Rencana Kebutuhan (Requirement Planning)

Pada fase ini dilakukan pengidentifikasian sistem, serta tujuan dan


syarat-syarat dari pembuatan sistem tersebut. peneliti melakukan langkah-
langkah kegiatan yaitu:
1. Menganalisa beberapa aplikasi identifikasi keris yang telah ada
sebelumnya.
2. Mencari informasi tentang Keris, Sistem Pakar, Naïve Bayes, dan
Website.
3. Mengidentifikasi fitur-fitur berdasarkan tujuan-tujuan aplikasi serta
syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan tersebut
4. wawancara tentang seberapa masalah dan data pengetahuan yang
dibutuh kan untuk aplikasi ini., seberapa tertariknya masyarakat dalam
mengindentifakasi keris, dan mengenai solusi yang diberikan.
Proses Desain Sistem (Design System)

Pada fase ini melakukan proses desain aplikasi yang diusulkan agar dapat
berjalan baik, dapat mengatasi masalah-masalah yang ada, dan melakukan
perbaikan-perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara
pengguna dan analis. Tahapan yang dilakukan dalam fase ini, yaitu:
1. Perancangan proses-proses pada sistem menggunakan UML yaitu
dengan membuat 4 macam diagram, yaitu Usecase Diagram, Activity
diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram. Dalam
perancangan dengan UML, penulis menggunakan software Visio
2016.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


47

2. Perancangan User interface sistem untuk menfasilitasi komunikasi


antara pengguna dengan sistem. Setelah interface terbentuk maka
dilakukan tahap perancangan database sistem
3. Tahap penulisan script atau pengkodean (Coding) merupakan
presentasi dari hasil perancangan kedalam program. Penulis
menggunakan PHP sebagai bahasa pemogrmanan dengan bantuan
CodeIgniter sebagai Framework dan MySQL sebagai database.

Implementasi (Implementation)

Seteleh desain sistem selesai, Tahap pengujian sistem, untuk menjamin


sistem dapat digunakan dan sistem dapat berjalan dengan baik. Teknik pengujian
sistem yang diterapkan adalah teknik blackbox testing dan uji akurasi sistem.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


48

3.3 Kerangka Berfikir

gambar 3.1 Kerangka Berfikir

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB 4
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Analisis Kebutuhan Sistem (Requirement Analysist)

Identifikasi Masalah

Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan pada Minggu, 28 Juli


2019, Bapak M. Andi Azis selaku Kasi Umum dan pakar pada Museum Pusaka
Taman Mini Indonesia Indah, dan bapak alhamdi selaku kolektor keris
Sedikitnya minat masyarakat dalam mempelajari keris dan sulitnya dalam
menentukan tangguh keris merupakan masalah yang dijumpai pada wawancara
ini dan berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan penulis, belum
ditemukan penelitian yang membahas tentang sistem pakar tangguh keris

Identifikasi Tujuan Sistem

Sistem yang penulis buat yaitu sistem pakar identifikasi tangguh keris
berbasis web dengan metode Naïve Bayes. Sistem pakar ini di kembangkan
dengan metode Naïve Bayes untuk mengindentifikasi tangguh sebuah keris
dengan ciri-ciri yang di input oleh user. Sistem pakar ini dikembangkan untuk
masyarakat umum dan para peminat keris untuk memutuskan tangguh apa yang
dimiliki oleh keris tersebut, maka syarat-syarat informasi yang dikembangkan
dapat terlihat dari fitur berikut:

1. Fitur Login, untuk admin/pakar masuk ke dalam sistem.


2. Fitur Kelola Data Tangguh, Data Ciri dan Relasi, pada fitur ini admin
memiliki hak akses untuk menambahkan, menghapus, dan mengedit
tangguh, ciri dan relasi pada sistem.
3. Fitur Searching, pada fitur ini admin/user dapat mencari data
tangguh, ciri dan relasi.
4. Fitur Identifikasi Tangguh Keris, pada fitur ini user bisa melakukan
pengidentifikasian dengan memilih ciri yang telah disediakan.
5. Fitur Logout, untuk admin/pakar keluar dari sistem

49
50

4.2 Proses Desain Sistem (Design System)

Tahap Perancangan Proses

Representasi Pengetahuan
Pada tahap ini menentukan tangguh apa saja dan bagaimana aturan yang
terjadi pada sistem pakar ini. Penulis menggunakan metode Naïve Bayes untuk
mengklasifikasi ciri, dan data didapat dari dokumentasi pribadi Musium Pusaka
Taman Mini Indonesia Indah dan ebook yang berjudul “Keris dalam Perspektif
Ke Ilmuan” Berikut adalah tangguh untuk sistem pakar pengidentifikasian
tangguh keris:

Tabel 4.1Daftar Tangguh

No ID Tangguh Tangguh
1. T001 Pajajaran
2. T002 Majapahit
3. T003 Sedayu
4. T004 Tuban
5. T005 Demak
6. T006 Madura Sepuh
7. T007 Mataram
8. T008 Pajang
9. T009 Kartasura
10. T010 Surakarta
11. T011 Yogyakarta

Selain tangguh pada representasi pengetahuan dijelaskan pula


mengenai ciri pada tiap tangguhnya, berikut tabelnya:

Tabel 4.2Daftar Ciri

No ID Ciri Ciri
1. C001 Besi Kering

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


51

2. C002 Besi Putih


3. C003 Besi Tidak Rata
4. C004 Besi Padat
5. C005 Besi Halus
6. C006 Besi Hitam Kebiruan
7. C007 Besi Suram
8. C008 Besi Kadar Baja Banyak
9. C009 Besi Basah
10. C010 Besi Matang
11. C011 Besi Kurang Matang
12. C012 Besi Kurang Padat
13. C013 Besi Sedikit Putih
14. C014 Besi Murni
15. C015 Gandhik Miring
16. C016 Gandhik Panjang
17. C017 Gandhik Pendek
18. C018 Gandhik Melintang
19. C019 Gandhik Besar
20. C020 Gandhik Sedang
21. C021 Pamor Nggajih
22. C022 Pamor Mrambut
23. C023 Pamor Jelas
24. C024 Pamor Mubyar
25. C025 Pamor Padat
26. C026 Pamor Halus
27. C027 Pamor Mengambang
28. C028 Pamor Suram
29. C029 Pamor Lembut
30. C030 Pamor Cemerlang
31. C031 Pamor Mengkilat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


52

32. C032 Pamor Banyak Warna Putih


33. C033 Pamor Berwarna Abu2
34. C034 Pamor Terasa Tajam
35. C035 Ganja Ambatok Mangkurep
36. C036 Ganja Sabit Rontal
37. C037 Ganja Wilut
38. C038 Ganja Sedikit Membulat
39. C039 Ganja Panjang
40. C040 Ganja Tungkakan Landung
41. C041 Ganja Ramping
42. C042 Sogokan Tidak Terlalu
Panjang
43. C043 Sogokan Seimbang
44. C044 Sogokan Pendek
45. C045 Sogokan Luwes
46. C046 Sogokan Tidak Panjang
Terkesan Luwes
47. C047 Sogokan Tidak Dalam
48. C048 Sogokan Panjang Terkesan
Luwes
49. C049 Luk Agak Kasar
50. C050 Luk Renggang
51. C051 Luk Serasi
52. C052 Luk Tidak Terlalu Renggang
53. C053 Luk Tidak Terlalu
Bergelombang
54. C054 Luk Tidak Rata
55. C055 Luk Bagian Atas Rapih
56. C056 Luk Bawah Renggang
57. C057 Luk Teratur

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


53

58. C058 Luk Agak Besar


59. C059 Luk Kekar

Penulis menggunakan ciri enam bagian pada keris yaitu besi, gandhik,
pamor, ganja, sogokan dan luk. karena ke enam bagian tersebut merupakan
bagian yang paling sering disebutkan pada sumber pengetahuan sistem dan
dirasa sudah cukup untuk menentukan sebuah tangguh menurut pakar yaitu
bapak M. Andi Azis

Dari kedua tabel tersebut, maka didapatkanlah sebuah tabel relasi.


Relasi tangguh dan ciri adalah hubungan antara ciri dan tangguh yang sesuai
berdasarkan ahli, relasi ini digunakan untuk memastikan perhitungan yang
akan dilakukan oleh sistem. Berikut tabel relasi tangguh dan ciri:

Tabel 4.3Relasi Tangguh dan Ciri

No ID Tangguh ID Ciri
1. T001 C001, C002, C003, C015,
C016, C021, C035, C042, C043
2. T002 C004, C005, C006, C015,
C017, C022, C023, C026,
C029, C031 C036, C037, C044,
C045, C049, C050
3. T003 C007, C015, C017, C022,
C026, C029, C030, C031,
C036, C046, C051, C052, C053
4. T004 C001, C008, C017, C018,
C024, C025, C026, C035,
C044, C051
5. T005 C006, C009, C015, C017,
C018, C027, C028, C044, C047

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


54

6. T006 C001, C006, C010, C015,


C017, C021, C026, C029,
C030, C054, C055, C056
7. T007 C006, C015, C016, C024,
C031, C036, C039, C048, C057
8. T008 C011, C015, C019, C031,
C032, C093, C048, C058
9. T009 C012, C013, C024, C032,
C036, C059
10. T010 C014, C019, C033, C034,
C036, C040
11. T011 C014, C020, C033, C034,
C036, C041

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


55

Perhitungan Naïve Bayes

gambar 4.1 Flowchart Perhitungan Naïve Bayes

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


56

Dalam tahap ini dijelaskan bagaimana perhitungan yang terjadi di


dalam sistem melalui ciri yang user pilih kemudian akan dilakukan klasifikasi
dari probabilitas ciri dari tangguh dengan menggunakan metode naïve bayes
untuk mengidentifikasi tangguh

1. Menentukan nilai N, m, x, nc, setiap class dan P(vj)

Nilai N merupakan nilai untuk mengecek duplikat pada data


tangguh. Nilai m merupakan jumlah total ciri yang ada. Nilai nc
merupakan sebuah variabel yang berisikan nilai record pada data
training. Bila nilai tersebut bernilai benar maka memiliki nilai 1 dan
bila salah memiliki nilai 0. Nilai x adalah nilai dari total banyaknya
tangguh dan P(vj) adalah peluang tangguh tersebut dari seluruh
tangguh, dengan rumus: P (vj) = 1 / x. Contoh perhitungan naive bayes,
diketahui bahwa user memilih

Tabel 4.4Contoh Input Ciri

ID Ciri Ciri
C001 Besi Kering
C017 Gandhik Pendek
C024 Pamor Mubyar
C044 Sogokan Pendek
C050 Luk Renggang

Dari ciri terpilih akan dicari nilai N, m, x, nc, dan P (vj) dari
setiap tangguh, seperti berikut:

• Tangguh Ke-1: Pajajaran

N =1
m = 59
x = 11
nc 01 = 1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


57

nc 17 = 0
nc 24 = 0
nc 44 = 0
nc 50 = 0
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909

• Tangguh Ke-2: Majapahit


N =1
M = 59
x = 11
nc 01 = 0
nc 17 = 1
nc 24 = 0
nc 44 = 1
nc 50 = 1
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909
• Tangguh Ke-3: Sedayu
N =1
m = 59
x = 11
nc 01 = 0
nc 17 = 1
nc 24 = 0
nc 44 = 0
nc 50 = 0
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909
• Tangguh Ke-4: Tuban
N =1
m = 59
x = 11
nc 01 = 1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


58

nc 17 = 1
nc 24 = 1
nc 44 = 1
nc 50 = 0
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909
• Tangguh Ke-5: Demak
N =1
m = 59
x = 11
nc 01 = 0
nc 17 = 1
nc 24 = 0
nc 44 = 1
nc 50 = 0
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909
• Tangguh Ke-6: Madura Sepuh
N =1
m = 59
x = 11
nc 01 = 1
nc 17 = 1
nc 24 = 0
nc 44 = 0
nc 50 = 0
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


59

• Tangguh Ke-7: Mataram


N =1
m = 59
x = 11
nc 01 = 0
nc 17 = 0
nc 24 = 1
nc 44 = 0
nc 50 = 0
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909
• Tangguh Ke-8: Panjang
N =1
m = 59
x = 11
nc 01 = 0
nc 17 = 0
nc 24 = 0
nc 44 = 0
nc 50 = 0
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909
• Tangguh Ke-9: Kartasura
N =1
m = 59
x = 11
nc 01 = 1
nc 17 = 0
nc 24 = 1
nc 44 = 0
nc 50 = 0
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


60

• Tangguh Ke-10: Surakarta


N =1
m = 59
x = 11
nc 01 = 0
nc 17 = 0
nc 24 = 0
nc 44 = 0
nc 50 = 0
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909
• Tangguh Ke-11: Yogyakarta
N =1
m = 59
x = 11
nc 01 = 0
nc 17 = 0
nc 24 = 0
nc 44 = 0
nc 50 = 0
P(vj) = 1/x = 1/11 = 0.090909

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


61

2. Menentukan Nilai P(ai|vj)

Selanjutnya adalah untuk menentukan nilai probabilitas


masing-masing class terhadap tangguh dengan kaidah P(ai|vj) pada
𝑛𝑐+𝑚.𝑝
naive bayes, dengan rumus : P(ai|vj) = , Perhitungan P(ai|vj)
𝑁+𝑚

adalah :

• Tangguh ke-1: Pajajaran


1+59.0.090909
P(01|PA) = = 0,10606
1+59
0+59.0.090909
P(17|PA) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(24|PA) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(44|PA) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(50|PA) = = 0,089393
1+59

• Tangguh ke-2: Majapahit


0+59.0.090909
P(01|MA) = = 0,089393
1+59
1+59.0.090909
P(17|MA) = = 0,10606
1+59
0+59.0.090909
P(24|MA) = = 0,089393
1+59
1+59.0.090909
P(44|MA) = = 0,10606
1+59
1+59.0.090909
P(50|MA) = = 0,10606
1+59

• Tangguh ke-3: Sedayu


0+59.0.090909
P(01|SE) = = 0,089393
1+59
1+59.0.090909
P(17|SE) = = 0,10606
1+59
0+59.0.090909
P(24|SE) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(44|SE) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(50|SE) = = 0,089393
1+59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


62

• Tangguh ke-4: Tuban


1+59.0.090909
P(01|TU) = = 0,10606
1+59
1+59.0.090909
P(17|TU) = = 0,10606
1+59
1+59.0.090909
P(24|TU) = = 0,10606
1+59
1+59.0.090909
P(44|TU) = = 0,10606
1+59
0+59.0.090909
P(50|TU) = = 0,089393
1+59

• Tangguh ke-5: Demak


0+59.0.090909
P(01|DE) = = 0,089393
1+59
1+59.0.090909
P(17|DE) = = 0,10606
1+59
0+59.0.090909
P(24|DE) = = 0,089393
1+59
1+59.0.090909
P(44|DE) = = 0,10606
1+59
0+59.0.090909
P(50|DE) = = 0,089393
1+59

• Tangguh ke-6: Madura Sepuh


1+59.0.090909
P(01|MS) = = 0,10606
1+59
1+59.0.090909
P(17|MS) = = 0,10606
1+59
0+59.0.090909
P(24|MS) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(44|MS) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(50|MS) = = 0,089393
1+59

• Tangguh ke-7: Mataram


0+59.0.090909
P(01|MA) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(17|MA) = = 0,089393
1+59
1+59.0.090909
P(24|MA) = = 0,10606
1+59
0+59.0.090909
P(44|MA) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(50|MA) = 1+59
= 0,089393

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


63

• Tangguh ke-8: Panjang


0+59.0.090909
P(01|PJ) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(17|PJ) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(24|PJ) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(44|PJ) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(50|PJ) = = 0,089393
1+59

• Tangguh ke-9: Kartasura


1+59.0.090909
P(01|KA) = = 0,10606
1+59
0+59.0.090909
P(17|KA) = = 0,089393
1+59
1+59.0.090909
P(24|KA) = = 0,10606
1+59
0+59.0.090909
P(44|KA) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(50|KA) = = 0,089393
1+59

• Tangguh ke-10: Surakarta


0+59.0.090909
P(01|SU) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(17|SU) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(24|SU) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(44|SU) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(50|SU) = = 0,089393
1+59

• Tangguh ke-11: Yogyakarta


0+59.0.090909
P(01|YO) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(17|YO) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(24|YO) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(44|YO) = = 0,089393
1+59
0+59.0.090909
P(50|YO) = 1+59
= 0,089393

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


64

3. Menghitung P(ai|vj) x P(vj) untuk setiap v

Pada tahap ini akan dihitung nilai probabilitas dari masing-


masing tangguh dengan kaidah P(ai|vj) x P(vj) untuk tiap ciri yang
telah ditentukan nilai P(ai|vj). Perhitungan P(ai|vj) x P(vj) untuk tiap
v adalah:

• Tangguh Ke-1: Pajajaran


P(S) = [0,10606 x 0,089393 x 0,089393 x 0,089393 x
0,089393] x 0,090909 = 6,157048E-7
• Tangguh Ke-2: Majapahit
P(S) = [0,089393 x 0,10606 x 0,089393 x 0,10606 x 0,10606]
x 0,090909 = 8,666999E-7
• Tangguh Ke-3: Sedayu
P(S) = [0,089393 x 0,10606 x 0,089393 x 0,089393 x
0,089393] x 0,090909 = 6,157048E-7
• Tangguh Ke-4: Tuban
P(S) = [0,10606 x 0,10606 x 0,10606 x 0,10606 x 0,089393] x
0,090909 = 1,028293E-6
• Tangguh Ke-5: Demak

P(S) = [0,089393 x 0,10606 x 0,089393 x 0,10606 x 0,089393]


x 0,090909 = 7,305007E-7

• Tangguh Ke-6: Madura Sepuh


P(S) = [0,10606 x 0,10606 x 0,089393 x 0,089393 x 0,089393]
x 0,090909 = 7,305007E-7
• Tangguh Ke-7: Mataram

P(S) = [0,089393 x 0,089393 x 0,10606 x 0,089393 x


0,089393] x 0,090909 = 6,157048E-7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


65

• Tangguh Ke-8: Panjang


P (S) = [0,089393 x 0,089393 x 0,089393 x 0,089393 x
0,089393] x 0,090909 = 5,189487E-7
• Tangguh Ke-9: Kartasura
P(S) = [0,10606 x 0,089393 x 0,10606 x 0,089393 x 0,089393]
x 0,090909 = 7,305007E-7
• Tangguh Ke-10: Surakarta
P(S) = [0,089393 x 0,089393x 0,089393 x 0,089393 x
0,089393] x 0,090909 = 5,189487E-7
• Tangguh Ke-11: Yogyakarta

P(S) = [0,089393 x 0,089393x 0,089393 x 0,089393 x


0,089393] x 0,090909 = 5,189487E-7

4. Menentukan hasil klasifikasi yang memiliki perkalian terbesar

Setelah mendapatkan hasil dari nilai P(ai|vj) x P(vj) maka akan


ditentukan nilai probabilitas tangguh yang terbesar. Nilai probabilitas
tangguh terbesar akan diklasifikasi menjadi tangguh yang
teridentifikasi. Dari hasil perhitungan probabilitas setiap tangguh
yang tertinggi adalah Tuban dengan nilai naive bayes sebesar
1,028293E-6

Perancangan UML
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan menggunakan tools
permodelan UML (Unified Modeling Languade).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


66

Identifikasi Aktor

Tabel 4.5 Identifikasi Aktor

No Aktor Deskripsi
1. Admin/Pakar Admin/Pakar adalah seseorang yang memiliki hak
akses dan memvaliditasi sistem.
2. User User adalah pengguna sistem ini untuk melakukan
pengidentifikasian tangguh

4.2.1.4.1 Use case Diagram


Use case Diagram mendeskripsikan interaksi antar aktor dan aplikasi.
Pada sistem yang akan dibuat terdapat dua aktor yaitu admin/pakar dan pengguna
(user). Admin dapat login kedalam sistem dan dapat mengatur tangguh, ciri,dan
relasi,pada sistem. Pengguna pada sistem ini hanya dapat melakukan identifikasi.
Usecase diagram sistem ini adalah sebagai berikut :

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


67

gambar 4.2 Usecase Diagram

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


68

4.2.1.4.2 Use case Scenario


Use case scenario merupakan penjelasan yang lebih terperinci dari
masing-masing use case. use case scenario terdiri dari :

a. Use case Name : nama use case


b. Actor yang terlibat
c. Description : deskripsi use case
d. Pre Condition : syarat penting bagi use case memulai
proses
e. Alternative Condition : kegiatan jika proses dalam use case
gagal
f. Action : proses yang dilakukan dalam use case
g. Post Condition : output yang dihasilkan setelah proses
use case selesai dilakukan
1. Use case Login

Tabel 4.6 Use case Login


Use case Name Login
Use case Id
Actor Admin/Pakar, User
Description Use case digunakan agar Actor dapat masuk ke dalam
sistem.
PreCondition Actor mengisi field username dan password
Alternative Jika username dan password salah maka akan muncul
Course pesan bahwa input yang dimasukkan salah, sedangkan
jika field username atau password belum terisi maka
akan muncul peringatan untuk mengisi Field tersebut.
Typical Actor Action System Response
Course of Langkah 1: Sistem
Event

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


69

menampilkan halaman
utama
Langkah 2: Actor
memilih menu login

Langkah 3: Sistem
menampilkan
halaman login
Langkah 4: Actor mengisi
field Username dan
Password

Langkah 5: Actor menekan


tombol login
Langkah 6: Sistem
mengecek database

Langkah 7: Sistem
menampilkan
halaman utama
Post Condition Jika use case berhasil maka sistem akan ke halaman
utama admin atau user

2. Use case Daftar

Tabel 4.7 Use case Daftar


Use case Name Daftar
Use case Id
Actor User
Description Use case digunakan Actor untuk membuat akun
agar dapat mengakses sistem

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


70

PreCondition Actor mengklik Creat An Account!


Alternative Course Jika terdapat field yang belum terisi, maka akan
muncul peringatan untuk mengisi field tersebut.

Typical Course Actor Action System Response


of Event Langkah 1: Sistem
menampilkan
halaman utama

Langkah 2: Actor
memilih menu login

Langkah 3: Sistem
menampilkan
halaman login

Langkah 4: Actor
mengklik
creat an Account!

Langkah 5: Sistem
menampilkan
halaman daftar
Langkah 6: Actor
mengisi field yang
tersedia pada
halaman daftar

Langkah 7: Actor
menekan tombol
daftar Langkah 8: Sistem
menyimpan data
kedalam database

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


71

Langkah 9: Sistem
menampilkan
halaman login
Langkah 10: Actor
melakukan proses
login

Langkah 11: Sistem


masuk ke halaman
utama user
Post Condition Jika use case berhasil maka sistem akan ke
halaman utama user dan actor telah memiliki
username dan password untuk login ke sistem

3. Use case Logout

Tabel 4.8 Use case Logout


Use case Name Logout
Use case Id
Actor Admin/Pakar, User
Description Use case digunakan Actor untuk keluar dari
sistem
PreCondition Actor mengklik menu logout
Alternative Course -

Typical Course of Actor Action System Response


Event Langkah 1: Actor
memilih menu logout
Langkah 2: Sistem
menampilkan
halaman login

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


72

Post Condition Jika use case berhasil maka actor keluar dari
sistem

4. Use case Tambah Data Tangguh

Tabel 4.9Use case Tambah Data Tangguh


Use case Name Tambah Data Tangguh
Use case Id
Actor Admin/Pakar
Description Use case digunakan Actor untuk menambahkan
data Tangguh kedalam sistem
PreCondition Actor memilih menu data Tangguh dan mengklik
tombol tambah data tangguh
Alternative Course -

Typical Course of Actor Action System Response


Event Langkah 1: Actor
memilih menu data
tangguh Langkah 2: Sistem
menampilkan data
tangguh
Langkah 3: Actor
menekan tombol
tambah data tangguh Langkah 4: sistem
menampilkan form
tambah data tangguh

Langkah 5: Actor
mengisi form tambah
data tangguh dan
menekan tombol

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


73

simpan
Langkah 6: Sistem
menyimpan data
tangguh baru
kedalam database

Langkah 7: Sistem
kembali ke halaman
data tangguh
Post Condition Jika use case berhasil maka data tangguh akan
tersimpan dalam database dan muncul pada tabel
data Tangguh.

5. Use case Edit Data Tangguh

Tabel 4.10 Use case Edit Data Tangguh


Use case Name Edit Data Tangguh
Use case Id
Actor Admin/Pakar
Description Use case digunakan Actor untuk merubah atau
mengedit data tangguh yang terdapat pada sistem
PreCondition Actor memilih menu data tangguh dan mengklik
tombol edit data tangguh
Alternative Course -

Typical Course of Actor Action System Response


Event Langkah 1: Actor
memilih menu data
tangguh
Langkah 2 : Sistem

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


74

menampilkan data
tangguh
Langkah 3: Actor
menekan tombol edit
data tangguh

Langkah 4 : sistem
menampilkan form
edit data tangguh
Langkah 5: Actor
mengisi form edit data
tangguh dan menekan
tombol simpan

Langkah 6: Sistem
menyimpan data
tangguh baru
kedalam database

Langkah 7: Sistem
kembali ke halaman
data tangguh
Post Condition Jika use case berhasil maka data tangguh akan
berubah dalam database dan tabel data tangguh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


75

6. Use case Hapus Data Tangguh

Tabel 4.11 Use case Hapus Data Tangguh


Use case Name Hapus Data Tangguh
Use case Id
Actor Admin/Pakar
Description Use case digunakan Actor untuk menghapus data
tangguh yang terdapat pada sistem
PreCondition Actor memilih menu data tangguh dan mengklik
tombol hapus data Tangguh
Alternative Course -

Typical Course of Actor Action System Response


Event Langkah 1: Actor
memilih menu data
tangguh
Langkah 2: Sistem
menampilkan data
tangguh
Langkah 3: Actor
menekan tombol hapus
data tangguh Langkah 4: Sistem
kembali ke halaman
data tangguh
Post Condition Jika use case berhasil maka data tangguh akan
terhapus dalam database dan tabel data tangguh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


76

7. Use case Tambah Data Ciri

Tabel 4.12 Use case Tambah Data Ciri


Use case Name Tambah Data Ciri
Use case Id
Actor Admin/Pakar
Description Use case digunakan Actor untuk menambahkan
data ciri kedalam sistem
PreCondition Actor memilih menu data ciri dan mengklik
tombol tambah data ciri
Alternative Course -

Typical Course of Actor Action System Response


Event Langkah 1: Actor
memilih menu data ciri
Langkah 2: Sistem
menampilkan data
ciri
Langkah 3: Actor
menekan tombol
tambah data ciri

Langkah 4: sistem
menampilkan form
tambah data ciri

Langkah 5: Actor
mengisi form tambah
data ciri dan menekan
tombol simpan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


77

Langkah 6: Sistem
menyimpan data ciri
baru kedalam
database

Langkah 7: Sistem
kembali ke halaman
data ciri
Post Condition Jika use case berhasil maka data ciri akan
tersimpan dalam database dan muncul pada tabel
data ciri.

8. Use case Edit Data Ciri

Tabel 4.13 Use case Edit Data Ciri


Use case Name Edit Data Ciri
Use case Id
Actor Admin/Pakar
Description Use case digunakan Actor untuk merubah atau
mengedit data ciri yang terdapat pada sistem
PreCondition Actor memilih menu data ciri dan mengklik
tombol edit data ciri
Alternative Course -

Typical Course of Actor Action System Response


Event Langkah 1: Actor
memilih menu data ciri
Langkah 2: Sistem
menampilkan data
ciri

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


78

Langkah 3: Actor
menekan tombol edit
data ciri
Langkah 4: sistem
menampilkan form
edit data ciri
Langkah 5: Actor
mengisi form edit data
ciri dan menekan
tombol simpan
Langkah 6: Sistem
menyimpan data ciri
baru kedalam
database

Langkah 7: Sistem
kembali ke halaman
data ciri
Post Condition Jika use case berhasil maka data ciri akan
berubah dalam database dan tabel data ciri.

9. Use case Hapus Data Ciri

Tabel 4.14 Use case Hapus Data Ciri


Use case Name Hapus Data Ciri
Use case Id
Actor Admin/Pakar
Description Use case digunakan Actor untuk menghapus data
ciri yang terdapat pada sistem
PreCondition Actor memilih menu data ciri dan mengklik
tombol hapus data ciri

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


79

Alternative Course -

Typical Course of Actor Action System Response


Event Langkah 1: Actor
memilih menu data ciri
Langkah 2: Sistem
menampilkan data
ciri
Langkah 3: Actor
menekan tombol hapus
data ciri
Langkah 4: Sistem
kembali ke halaman
data ciri
Post Condition Jika use case berhasil maka data ciri akan
terhapus dalam database dan tabel data ciri.

10. Use case Tambah Data Relasi

Tabel 4.15 Use case Tambah Data Relasi


Use case Name Tambah Data Relasi
Use case Id
Actor Admin/Pakar
Description Use case digunakan Actor untuk menambahkan
data relasi kedalam sistem
PreCondition Actor memilih menu data relasi dan mengklik
tombol tambah data relasi
Alternative Course -

Typical Course of Actor Action System Response

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


80

Event Langkah 1: Actor


memilih menu data
relasi
Langkah 2: Sistem
menampilkan data
relasi
Langkah 3: Actor
menekan tombol
tambah data relasi
Langkah 4: sistem
menampilkan form
tambah data relasi
Langkah 5: Actor
mengisi form tambah
data relasi dan menekan
tombol simpan
Langkah 6: Sistem
menyimpan data
relasi baru kedalam
database

Langkah 7: Sistem
kembali ke halaman
data relasi
Post Condition Jika use case berhasil maka data relasi akan
tersimpan dalam database dan muncul pada tabel
data relasi.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


81

11. Use case Edit Data relasi

Tabel 4.16 Use case Edit Data Relasi


Use case Name Edit Data relasi
Use case Id
Actor Admin/Pakar
Description Use case digunakan Actor untuk merubah atau
mengedit data relasi yang terdapat pada sistem
PreCondition Actor memilih menu data relasi dan mengklik
tombol edit data relasi
Alternative Course -

Typical Course of Actor Action System Response


Event Langkah 1: Actor
memilih menu data
relasi
Langkah 2: Sistem
menampilkan data
relasi
Langkah 3: Actor
menekan tombol edit
data relasi
Langkah 4: sistem
menampilkan form
edit data relasi
Langkah 5: Actor
mengisi form edit data
ciri dan menekan
tombol simpan
Langkah 6: Sistem
menyimpan data

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


82

relasi baru kedalam


database

Langkah 7: Sistem
kembali ke halaman
data relasi
Post Condition Jika use case berhasil maka data relasi akan
berubah dalam database dan tabel data relasi.

12. Use case Hapus Data Relasi

Tabel 4.17 Use case Hapus Data Relasi


Use case Name Hapus Data Relasi
Use case Id
Actor Admin/Pakar
Description Use case digunakan Actor untuk menghapus data
relasi yang terdapat pada sistem
PreCondition Actor memilih menu data relasi dan mengklik
tombol hapus data relasi
Alternative Course -

Typical Course of Actor Action System Response


Event Langkah 1: Actor
memilih menu data
relasi
Langkah 2: Sistem
menampilkan data
relasi
Langkah 3: Actor
menekan tombol hapus
data relasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


83

Langkah 4: Sistem
kembali ke halaman
data relasi
Post Condition Jika use case berhasil maka data ciri akan
terhapus dalam database dan tabel data ciri.

13. Use case Identifikasi Tangguh

Tabel 4.18 Use case Identifikasi Tangguh


Use case Name Identifikasi
Use case Id
Actor User
Description Use case digunakan agar user dapat
mengidentifikasi sebuah tangguh keris
PreCondition Actor memilih menu identifikasi
Alternative User harus mengisi minimal 1 ciri, dan akan mucul
Course pesan “belum ada ciri yang di masukan” jika tidak
ada checkbox yang terisi
Typical Actor Action System Response
Course of Langkah 1: Sistem
Event menampilkan ciri
Langkah 2: Actor memilih
1 atau lebih ciri dan
menekan tombol submit

Langkah 3: Sistem
akan menampilkan
hasil identifikasi
tangguh
Post Condition Jika use case berhasil maka sistem akan
menampilkan hasil dari identifikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


84

4.2.1.4.3 Activity Diagram

1. Activity Diagram Login

gambar 4.3 Activity Diagram Login

Pada gambar 4.3 merupakan activity diagram login, pengguna


harus mengisi username dan password pada field yang telah
disediakan pada halaman login. Setelah menekan tombool login akan
dilakukan pengecekan data oleh sistem apabila data yang input kan
sesuai maka pengguna akan masuk kedalam halaman utama sistem.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


85

2. Activity Diagram Tambah Data Tangguh

gambar 4.4 Activity Diagram Tambah Data Tangguh

pada gambar 4.4 merupakan activity diagram tambah data


tangguh, untuk menambah data tangguh pengguna harus masuk
terlebih dahulu kedalam menu data tangguh dan menekan tombol
tambah data tangguh kemudian mengisikan form yang telah
disediakan sistem lalu ketika pengguna menekan tombol simpan
maka data tangguh baru akan ditambahkan dan disimpan kedalam
database

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


86

3. Activity Diagram Edit Data Tangguh

gambar 4.5 Activity Diagram Edit Data Tangguh

Pada gambar 4.5 merupakan activity diagram edit data tangguh,


untuk merubah data tangguh pengguna harus masuk terlebih dahulu
kedalam menu data tangguh dan menekan tombol edit data tangguh
kemudian mengisikan form yang telah disediakan sistem lalu ketika
pengguna menekan tombol simpan maka data tangguh akan berubah
dan disimpan kedalam database

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


87

4. Activity Diagram Hapus Data Tangguh

gambar 4.6 Activity Diagram Hapus Data Tagguh

Pada gambar 4.6 merupakan activity diagram hapus data tangguh,


untuk menghapus data tangguh pengguna harus masuk terlebih
dahulu kedalam menu data tangguh dan menekan tombol hapus data
tangguh kemudian data tangguh akan terhapus dari database

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


88

5. Activity Diagram Tambah Data Ciri

gambar 4.7 Activity Diagram Tambah Data Ciri

Pada gambar 4.7 merupakan activity diagram tambah data ciri,


untuk menambah data ciri pengguna harus masuk terlebih dahulu
kedalam menu data ciri dan menekan tombol tambah data ciri
kemudian mengisikan form yang telah disediakan sistem lalu ketika
pengguna menekan tombol simpan maka data ciri baru akan
ditambahkan dan disimpan kedalam database

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


89

6. Activity Diagram Edit Data Ciri

gambar 4.8 Activity Diagram Edit Data Ciri

Pada gambar 4.8 merupakan activity diagram edit data ciri, untuk
merubah data ciri pengguna harus masuk terlebih dahulu kedalam
menu data ciri dan menekan tombol edit data ciri kemudian
mengisikan form yang telah disediakan sistem lalu ketika pengguna
menekan tombol simpan maka data ciri akan berubah dan disimpan
kedalam database

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


90

7. Activity Diagram Hapus Data Ciri

gambar 4.9 Activity Diagram Hapus Data Ciri

Pada gambar 4.9 merupakan activity diagram hapus data ciri,


untuk menghapus data ciri pengguna harus masuk terlebih dahulu
kedalam menu data ciri dan menekan tombol hapus data ciri
kemudian data ciri akan terhapus dari database

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


91

8. Activity Diagram Tambah Data Relasi

gambar 4.10 Activity Diagram Tambah Data Relasi

Pada gambar 4.10 merupakan activity diagram tambah data


relasi, untuk menambah data relasi pengguna harus masuk terlebih
dahulu kedalam menu data relasi dan menekan tombol tambah data
relasi kemudian mengisikan form yang telah disediakan sistem lalu
ketika pengguna menekan tombol simpan maka data relasi baru akan
ditambahkan dan disimpan kedalam database

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


92

9. Activity Diagram Edit Data Relasi

gambar 4.11 Activity Diagram Edit Data Relasi

Pada gambar 4.11 merupakan activity diagram edit data relasi,


untuk merubah data relasi pengguna harus masuk terlebih dahulu
kedalam menu data relasi dan menekan tombol edit data relasi
kemudian mengisikan form yang telah disediakan sistem lalu ketika
pengguna menekan tombol simpan maka data relasi akan berubah
dan disimpan kedalam database

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


93

10. Activity Diagram Hapus Data Relasi

gambar 4.12 Activity Diagram Hapus Data Relasi

Pada gambar 4.12 merupakan activity diagram hapus data relasi,


untuk menghapus data relasi pengguna harus masuk terlebih dahulu
kedalam menu data relasi dan menekan tombol hapus data relasi
kemudian data relasi akan terhapus dari database

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


94

11. Activity Diagram Identifikasi Tangguh

gambar 4.13 Activity Diagram Identifikasi Tangguh

Pada gambar 4.13 merupakan activity diagram identifikasi


tangguh keris, untuk melalukan identifikasi pengguna harus masuk
terlebih dahulu kedalam menu identifikasi dan memilih satu atau
lebih ciri yang telah di tampilkan sistem, menekan tombol submit
kemudian sistem akan memunculkan hasil dari identifikasi.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


95

4.2.1.4.4 Sequence Diagram


1. Sequence Diagram login

gambar 4.14 Sequence Diagram Login

Pada gambar 4.14 menjelaskan pada saat pengguna ingin


melakukan login. penggunan harus mengisi username dan password.
Kemudian sistem akan melakukan pengecekan data pada database.
Jika data yang digunakan sesuai atau sudah terdaftar maka sistem
akan menampilkan halaman utama.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


96

2. Sequence Diagram Data Tangguh

gambar 4.15 Sequence Diagram Data Tangguh

Pada gambar 4.15 menjelaskan pengelolaan data tanguh, admin


dapat mengelola data tangguh seperti menambahkan, mengedit, dan
menghapus data tangguh kemudian sistem akan memperbarui atau
mengupdate database dari setiap aksi yang dilakukan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


97

3. Sequence Diagram Data Ciri

gambar 4.16 Sequence Diagram Data Ciri

Pada gambar 4.16 menjelaskan pengelolaan data ciri, admin dapat


mengelola data ciri seperti menambahkan, mengedit, dan menghapus
data ciri kemudian sistem akan memperbarui atau mengupdate
database dari setiap aksi yang dilakukan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


98

4. Sequence Diagram Data Relasi

gambar 4.17 Sequence Diagram Data Relasi

Pada gambar 4.17 menjelaskan pengelolaan data relasi, admin


dapat mengelola data relasi seperti menambahkan, mengedit, dan
menghapus data relasi kemudian sistem akan memperbarui atau
mengupdate database dari setiap aksi yang dilakukan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


99

5. Sequence Diagram Identifikasi

gambar 4.18 Sequence Diagram Identifikasi

Pada gambar 4.18 menjelaskan pada saat user akan melakukan


pengidentifikasian tangguh. User dapat melakukannya dengan cara
menginputkan ciri yang telah disediakan sistem. Selanjutnya sistem
akan melakukan proses perhitungan menggunakan metode naïve
bayes dan hasilnya pun akan ditampilkan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


100

4.2.1.4.5 Class Diagram

gambar 4.19 Class Diagram Sistem

Pada gambar 4.19 menjelaskan bahwa admin memiliki hak akses untuk
mengelola tangguh, ciri, dan relasi. Dimana ketiga data tersebut akan
berhubungan dengan proses pengidentifikasian yang akan dilakukan oleh user.

Tahap Perancangan Database


Pada tahap ini penulis merancang database yang berfungsi sebagai media
penyimpanan data, penulis menggunakan MySQL database, strukturnya terdiri
dari :

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


101

1. Tabel User

Tabel 4.19 Database User

Nama Tipe Ukuran Keterangan


Id user Int 20 Primary Key
Username Varchar 16
Password Varchar 16

2. Tabel Tangguh

Tabel 4.20 Database Tangguh

Nama Tipe Ukuran Keterangan


id_tangguh Varchar 16 Primary Key
Nama_tangguh Varchar 256
info varchar 256

3. Tabel Ciri

Tabel 4.21 Database Ciri

Nama Tipe Ukuran Keterangan


id_ciri Varchar 16 Primary Key
nama_ciri Varchar 256

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


102

4. Tabel Relasi

Tabel 4.22 Database Relasi

Nama Tipe Ukuran Keterangan


id_relasi Varchar 16 Primary Key
id_tangguh Varchar 256 Foreign Key
id_ciri Varchar 256 Foreign Key

Tahap Perancangan Interface


Penulis menggunakan software Balsamiq Mockup 3 untuk
merancang interface sistem pakar ini

1. Halaman Utama Sistem

gambar 4.20 Desain Halaman Utama Sistem

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


103

2. Halaman Login

gambar 4.21 Desain Halaman Login

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


104

3. Halaman Utama Admin

4. Halaman Data Tangguh

gambar 4.22 Desain Halaman Data Tangguh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


105

5. Halaman Data Ciri

gambar 4.23 Desain Halaman Data Ciri

6. Halaman Data Relasi

gambar 4.24 Desain Halaman Data Ciri

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


106

7. Halaman Tambah Data Tangguh, Ciri dan Relasi

gambar 4.25 Desain Halaman Tambah Data Tangguh

gambar 4.26 Desain Halaman Tambah Data Ciri

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


107

gambar 4.27 Desain Halaman Tambah Data Relasi

8. Halaman Edit Data Tangguh Tangguh, Ciri dan Relasi

gambar 4.28 Desain Halaman Edit Data Tangguh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


108

gambar 4.29 Desain Halaman Edit Data Ciri

gambar 4.30 Desain Halaman Edit Data Relasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


109

9. Halaman identifikasi dan hasil

gambar 4.31Desain Halaman Identifikasi

gambar 4.32 Desain Halaman Hasil

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


110

Pengkodean
Pada tahap ini, penulis melakukan pengkodean terhadap rancangan
sistem dan rancangan interface yang telah dibuat. Dalam pengkodean penulis
menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework CodeIgniter untuk
pembuatan sistem, dan MySQL untuk pembuatan database. Berikut hasil
penerapan source code metode Naïve Bayes pada sistem ini:

gambar 4.33 Sourcecode Menentukan Nilai N,m,x,

Pada tahap ini merupakan proses menentukan nilai N, m, x, setiap class


dan P(vj) pada naïve bayes. $id_ciri merupakan ciri yang dipilihi oleh user
pada halaman identifikasi.

gambar 4.34 Sourcecode Menentukan Nilai nc

Selanjutnya merupakan proses untuk menentukan nilai nc. sistem akan


mengecek satu persatu tangguh yang terdapat pada database kemudian sistem
akan memastikan apakah ciri pada $id_ciri dimiliki oleh tangguh tersebut atau

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


111

jika ada !empty(tidak kosong) maka nc akan bernilai satu jika tidak makan nc
akan bernilai 0 dan begitu seterusnya hingga ciri pada $id_ciri selesai.

gambar 4.35 Sourcecode Perhitungan Probabilitas

Setelah mendapatkan nilai nc, maka akan di lakukan proses


perhitungan probabilitas masing-masing class terhadap tangguh dengan kaidah
P(ai|vj) pada naive bayes.

gambar 4.36 Sourcecode perhitungan Akhir

Setelah melakukan perhitungan probabilitas selesai maka akan di


simpan pada $pfinal kemudian hasilnya akan di kalikan kembali dengan nilai
$pvj

4.3 Implementasi

Perangkat Keras (Hardware)

Dalam pembuatan sistem ini penulis menggunakan perangkat keras yaitu


satu buah laptop dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Sistem operasi Windows 10 Pro.

2. Processor Intel® Core™ i5-6200U CPU @ 2.30GHz (4CPUs), ~


2.40GHz.

3. Memori RAM 4 GB.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


112

Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang penulis gunakan dalam pembuatan sistem ini,


yaitu:

1. Visual Studio Code.

2. XAMPP

3. Google Chrome

Pengujian Sistem

Pada tahap ini sangat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah sistem
ini berjalan dengan baik atau tidak. Untuk sistem ini penulis menggunakan
metode blackbox testing dan Uji Akurasi Sistem dalam pengujiannya.

1. Blackbox Testing

Selanjutnya penulis melakukan pengujian sistem menggunakan


blackbox testing. Tahapan pengujian ini dilakukan dengan menjalankan
seluruh program yang telah dibuat. Tujuannya yaitu untuk memastikan
bahwa sistem yang dibuat telah sesuai dan berjalan dengan baik, serta
dapat digunakan oleh user.
2. Uji Akurasi Sistem

Pengujian aplikasi dilakukan untuk mengetahui seberapa akurat


aplikasi yang dibuat. Pengujian dilakukan dengan membandingkan ciri
yang terdapat pada buku dengan hasil identifikasi oleh sistem yang
penulis buat dan kemudian akan dihitung persentase nilai keakuratan
aplikasi.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


113

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengujian Sistem

Hasil Pengujian Blackbox Testing

Untuk memastikan sistem yang dibuat telah sesuai, penulis melakukan


blackbox testing kepada bapak Andi Azis pada Senin, 25 November 2019. Tahap
pengujian atau testing dilakukan untuk memastikan apakah aplikasi telah
berjalan dengan baik dan dapat digunakan oleh pengguna aktor atau tidak,
pengujian yang dilakukan dengan cara menjalankan secara menyeluruh program
yang telah dibuat, apakah sistem mampu merespon dengan baik sehingga output
yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan user, berikut adalah hasil dari
pengujian blackbox yang telah dilakukan.

1. Hasil Pengujian Menu Login

Tabel 5.1 Hasil Pengujian Menu Login

No. Skenario Pengujian Hasil Yang Diharapkan Status


1. Admin memilih menu Sistem menampilkan Berhasil
login halaman login
2. Admin mengisi field Sistem akan Berhasil
username dan menampilkan halaman
password, kemudian utama admin apabila field
menekan tombol login yang dimasukkan sudah
sesuai dengan data yang
terdapat di dalam
database
3. Admin menekan link Sistem menampilkan Berhasil
ke halaman utama halaman utama

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


114

2. Hasil Pengujian Menu Kelola Tangguh

Tabel 5.2 Hasil Pengujian Kelola Tangguh

No. Skenario Pengujian Hasil Yang Diharapkan Status


1. Admin memilih menu Sistem menampilkan Berhasil
kelola tangguh halaman kelola tangguh
2. Admin menekan Sistem menampilkan Berhasil
tombol tambah data halaman tambah data
tangguh pada halaman tangguh
kelola data tangguh
3. Admin mengisi form Sistem menyimpan data Berhasil
tambah data tangguh, ke database, dan
kemudian menekan menampilkan kembali
tombol save halaman kelola data
tangguh
4. Admin menekan Sistem kembali Berhasil
tombol close pada menampilkan halaman
halaman tambah data kelola data tangguh
tangguh
5. Admin menekan Sistem menampilkan Berhasil
tombol edit pada halaman edit data
halaman kelola data tangguh
tangguh
6. Admin mengubah data Sistem menyimpan data Berhasil
pada tangguh yang baru ke dalam database,
dirasa perlu dan menampilkan
perubahan, dan kembali halaman kelola
menekan tombol data tangguh
simpan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


115

7. Admin menekan Sistem menghapus data Berhasil


tombol delete pada dari database, dan
halaman kelola data kembali ke halaman
tangguh kelola data tangguh

3. Hasil Pengujian Menu Kelola Ciri

Tabel 5.3Hasil Pengujian Kelola Ciri

No. Skenario Pengujian Hasil Yang Diharapkan Status


1. Admin memilih menu Sistem menampilkan Berhasil
kelola ciri halaman kelola ciri
2. Admin menekan Sistem menampilkan Berhasil
tombol tambah data halaman tambah data ciri
Ciri pada halaman
kelola data Ciri
3. Admin mengisi form Sistem menyimpan data Berhasil
tambah data Ciri, ke database, dan
kemudian menekan menampilkan kembali
tombol save halaman kelola data Ciri
4. Admin menekan Sistem kembali Berhasil
tombol close pada menampilkan halaman
halaman tambah data kelola data Ciri
Ciri
5. Admin menekan Sistem menampilkan Berhasil
tombol edit pada halaman edit data Ciri
halaman kelola data
Ciri
6. Admin mengubah data Sistem menyimpan data Berhasil
pada Ciri yang dirasa baru ke dalam database,
perlu perubahan, dan dan menampilkan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


116

menekan tombol kembali halaman kelola


simpan data Ciri
7. Admin menekan Sistem menghapus data Berhasil
tombol delete pada dari database, dan
halaman kelola data kembali ke halaman
Ciri kelola data Ciri

4. Hasil Pengujian Menu Kelola Relasi

Tabel 5.4 Hasil Pengujian Kelola Relasi

No. Skenario Pengujian Hasil Yang Diharapkan Status


1. Admin memilih menu Sistem menampilkan Berhasil
kelola relasi halaman kelola relasi
2. Admin menekan Sistem menampilkan Berhasil
tombol tambah data halaman tambah data
Relasi pada halaman relasi
kelola data Relasi
3. Admin mengisi form Sistem menyimpan data Berhasil
tambah data Relasi, ke database, dan
kemudian menekan menampilkan kembali
tombol save halaman kelola data
Relasi
4. Admin menekan Sistem kembali Berhasil
tombol close pada menampilkan halaman
halaman tambah data kelola data Relasi
Relasi
5. Admin menekan Sistem menampilkan Berhasil
tombol edit pada halaman edit data Relasi
halaman kelola data
Relasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


117

6. Admin mengubah data Sistem menyimpan data Berhasil


pada Relasi yang baru ke dalam database,
dirasa perlu dan menampilkan
perubahan, dan kembali halaman kelola
menekan tombol data Relasi
simpan
7. Admin menekan Sistem menghapus data Berhasil
tombol delete pada dari database, dan
halaman kelola data kembali ke halaman
Relasi kelola data Relasi

5. Hasil Pengujian Menu Identifikasi Tangguh

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Identifikasi Tangguh

No. Skenario Pengujian Hasil Yang Diharapkan Status


1. User memilih menu Sistem menampilkan Berhasil
identifikasi tangguh halaman identifikasi
tangguh
2. User mengisi mengisi Sistem melakukan proses Berhasil
checkbox ciri tangguh perhitungan, dan
pada tiap bagian, dan menampilkan hasil
menekan tombol perhitungan
submit
3. User menekan tombol Sistem mengkosongkan Berhasil
reset pada halaman kembali checkbox yang
identifikasi tangguh sudang terisi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


118

6. Hasil Pengujian Menu Logout

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Logout

No. Skenario Pengujian Hasil Yang Diharapkan Status


1. Admin memilih menu Sistem menampilkan Berhasil
logout halaman login

Pengujian Akurasi Sistem

Pengujian akurasi digunakan untuk mengetahui performa pada sistem


pakar identifikasi tangguh keris dengan metode naive bayes. Data yang diuji
berupa 11 data tangguh dan 59 data ciri. Pengujian akurasi dengan mencocokkan
secara manual hasil identifikasi dari sistem pakar dengan identifikasi dari pakar.
Pada penelitian ini penulis menggunakan 2 buah buku yaitu “Menangguh
Keris/Pusaka” karya Drs. Sumar Purnomo dan “Keris Dalam Perspektif
Keilmuan” dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Badan
Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata sebagai acuan dalam pengujian, buku tersebut sudah
divalidasi oleh bapak Andi Azis selaku pakar keris. Berikut merupakan hasil
pengujian akurasi pada sistem identifikasi tangguh keris.

1. Pengujian akurasi sistem buku “Menangguh Keris/Pusaka”

Tabel 5.7 Pengujian Akurasi Sistem Menangguh Keris/Pusaka

No. Ciri Hasil Hasil Status


Identifikasi Identifikasi
Pakar Sistem
1. • Ganja ambatok Pajajaran Pajajaran Sesuai
mangkurep
• Gandhik miring

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


119

• Gandhik Panjang
• Sogokan tidak
terlalu Panjang
• Sogokan seimbang
• Besi sedikit putih
• Besi tidak rata
• Pamor nggajih
2. • Gandhik pendek Majapahit Majapahit Sesuai
• Gandhik miring
• Ganja sebit rontal
• Ganja wilut
• Sogokan pendek
• Sogokan luwes
• Besi padat
• Besi halus
• Besi hitam
kebiruan
• Luk agak kasar
• Luk renggang
• Pamor jelas
• Pamor mrambut
3. • Ganja sabit rontal Sedayu Sedayu Sesuai
• Ganja Panjang
• Besi suram
• Luk serasi
• Luk tidak terlalu
renggang
• Luk tidak terlalu
bergelombang

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


120

• Pamor mrambut
4. • Sogokan pendek Tuban Tuban Sesuai
• Besi Kering
• Besi kadar baja
banyak
• Luk renggang
• Pamor mubyar
• Pamor padat
• Pamor halus
5. • Sogokan pendek Demak Demak Sesuai
• Sogokan tidak
dalam
• Besi terlihat basah
• Pamor
mengambang
• Pamor suram
6. • Besi matang Madura Madura Sesuai
• Pamor nggajih Sepuh Sepuh
• Luk tidak rata
• Luk bagian atas
rapi
• Luk bagian bawah
renggang
7. • Ganja Sebitrontal Mataram Mataram Sesuai
• Ganja Panjang
• Gandhik Panjang
• Sogokan Panjang
• Sogokan luwes

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


121

• Besi hitam
kebiruan
• Luk teratur
• Pamor mubyar
• Pamor megkilat
8. • Ganja Panjang Pajang Pajang Sesuai
• Gandhik Panjang
• Sogokan Panjang
luwes
• Besi kurang
matang
• Luk agak besar
9. • Ganja Sebit rontal Kartasura Kartasura Sesuai
• Besi kurang padat
• Besi agak putih
• Luk kekar
• Pamor mubyar
• Pamor banyak
warna putih
10. • Ganja sebit rontal Surakarta Surakarta Sesuai
• Ganja tungkakan
landung
11. • Ganja sebitrontal Yogyakarta Yogyakarta Sesuai
• Gandhik sedang

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


Nilai akurasi = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑥 100%
11
= 11 𝑥 100% = 100%

Berdasarkan hasil dari pengujian akurasi dari 11 data tangguh dengan


ciri pada buku “Menangguh keris/pusaka” memiliki akurasi sebesar 100%.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


122

2. Pengujian akurasi sistem “Keris Dalam Perspektif Keilmuan”

Tabel 5.8 Pengujian Akurasi Sistem Keris Dalam Perspektif Keilmuan

No. Ciri Hasil Hasil Status


Identifikasi Identifikasi
Pakar Sistem
1. • Ganja ambatok Pajajaran Pajajaran Sesuai
mangkuep
• Gandhik miring
• Gandhik Panjang
• Pamor nggajih
• Besi suram
• Besi kurang
matang
2. • Ganja sebitrontal Majapahit Majapahit Sesuai
• Gandhik Pendek
• Gandhik miring
• Sogokan pendek
• Sogokan luwes
• Pamor lembut
• Pamor halus
• Pamor mengkilat
• Besi padat
3. • Ganja sabit rontal Sedayu Sedayu Sesuai
• Gandhik pendek
• Gandhik miring
• Sogokan tidak
Panjang terkesan
luwes
• Pamor mengkilat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


123

• Pamor cemerlang
• Pamor halus
• Pamor lembut
• Pamor mrambut
4. • Ganja ambatok Tuban Tuban Sesuai
mangkurep
• Gandhik pendek
• Gandhik melintang
• Sogokan tidak
terlalu Panjang
5. • Ganja sebitrontal Demak Majapahit Tidak
• Gandhik Pendek Sesuai
• Gandhik miring
• Sogokan pendek
• Sogokan luwes
• Pamor lembut
• Pamor halus
• Pamor mengkilat
• Besi padat
6. • Ganja sebitrontal Madura Majapahit Tidak
• Gandhik Pendek Sepuh Sesuai
• Gandhik miring
• Sogokan pendek
• Sogokan luwes
• Pamor halus
• Pamor lembut
• Pamor cemerlang
• Pamor nggajih
• Besi padat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


124

7. • Ganja Sebitrontal Mataram Mataram Sesuai


• Ganja Panjang
• Sogokan Panjang
terkesan luwes
• Pamor cemerlang
8. • Ganja sebitrontal Pajang Pajang Sesuai
• Gandhik besar
• Gandhik miring
• Sogokan Panjang
terkesan luwes
• Pamor cemerlang
• Besi kurang
matang
9. • Ganja Sebit rontal Kartasura Kartasura Sesuai
• Pamor banyak
warna putih
• Pamor cemerlang
• Pamor
mengambang
10. • Ganja sebit rontal Surakarta Yogyakarta Tidak
• Pamor berwarna Sesuai
abu-abu
• Pamor terasa tajam
• Besi murni
11. • Ganja sebitrontal Yogyakarta Yogyakarta Sesuai
• Ganja ramping
• Pamor berwarna
abu-abu
• Pamor terasa tajam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


125

• Besinya murni

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


Nilai akurasi = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑥 100%
8
= 11 𝑥 100% = 72,72%

Berdasarkan hasil dari pengujian akurasi dari 11 data tangguh dengan


ciri pada buku “Keris Dalam Perspektif Keilmuan” memiliki akurasi sebesar
72,7% kesalahan dari sistem pada kasus uji nomor 5, 6 dan 10 dengan hasil
identifikasi yaitu tangguh 5 dan 6 majapahit dan 10 yogyakarta. Kesalahan hasil
identifikasi sistem pakar dapat disebabkan karena nilai kemunculan tangguh
majapahit dan yogyakarta pada database lebih besar dibandingkan dengan
tangguh demak, madura dan surakarta. Nilai munculnya suatu ciri pada ketiga
tangguh memiliki selisih yang sedikit dan ciri menurut buku “Keris Dalam
Perspektif Keilmuan” yang dimiliki oleh tangguh demak dan madura mirip
dengan tangguh majapahit dan tangguh surakarta mirip dengan tangguh
yogyakarta.

3. Pengujian Akurasi Sistem Menggunakan Keris


No. Ciri Hasil Hasil Status
Identifikasi Identifikasi
Pakar Sistem
1. • Besi Kering Pajajaran Pajajaran Sesuai
• Besi Tidak Rata
• Pamor Nggajih
2. • Besi Kering Majapahit Majapahit Sesuai
• Besi Halus
• Gandhik Miring
• Ganja Sebitrontal
• Luk Renggang
3. • Besi hitam Sedayu Majapahit Tidak
kebiruan Sesuai

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


126

• Besi basah
• Pamor mrambut
• Ganja Sebitrontal
4. • Besi kadar baja Tuban Tuban Sesuai
banyak
• Gandhik pendek
• Ganja ambatok
mangkurep
• Luk renggang
5. • Besi suram Demak Sedayu Tidak
• Gandhik Besar Sesuai
• Pamor nggajih
• Ganja sebitrontal
6. • Besi Matang Madura Madura Sesuai
• Gandhik pendek Sepuh Sepuh
• Pamor nggajih
• Pamor cemerlang
• Ganja sebitrontal
• Sogokan luwes
7. • Besi hitam Mataram Mataram Sesuai
kebiruan
• Pamor mubyar
• Ganja sebit rontal
8. • Besi Suram Pajang Pajang Sesuai
• Besi Kurang
Matang
• Pamor banyak
berwarna putih
• Ganja sebitrontal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


127

• Luk agak besar


9. • Besi Kasar Kartasura Pajajaran Tidak
• Gandhik besar Sesuai
10. • Gandhik Panjang Surakarta Mataram Tidak
• Pamor terasa tajam Sesuai
• Ganja sebit rontal
11. • Besi kering Yogyakarta Yogyakarta Sesuai
• Ganja Sebitrontal
• Gandhik sedang

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


Nilai akurasi = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑥 100%
7
= 11 𝑥 100% = 63,63%

Berdasarkan hasil dari pengujian akurasi dari 11 data tangguh


menggunakan 11 buah keris memiliki akurasi sebesar 63,6% kesalahan dari
sistem pada kasus uji nomor 3, 5, 9 dan 10. Kesalahan hasil identifikasi sistem
pakar dapat disebabkan karena nilai kemunculan tangguh tersebut memiliki nilai
yang lebih rendah. Nilai munculnya suatu ciri pada ke empat tangguh memiliki
selisih yang sedikit.

Jadi rata-rata akurasi dari ketiga buah pengujian yaitu:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑑𝑢𝑎


Nilai akurasi = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛
100+72,72+63,63
= 𝑥 100% = 78,78%
3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


128

5.2 Hasil Tampilan User Interface

Desain Interface Halaman Awal

gambar 5.1 Desain Halaman Awal

Pada gambar 5.1 merupakan tampilan halaman awal sistem. Pada


halaman ini terdapat menu login untuk admin masuk ke dalam sistem dan user
dapat langsung melakukan pengidentifikasian keris tanpa harus melakukan login

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


129

Desain Interface Login

gambar 5.2 Desain Halaman Login

Pada gambar 5.2 merupakan tampilan halaman login. Pada tampilan


tersebut terdapat field yang harus diisi yaitu username dan password.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


130

Desain Interface Halaman Utama Admin

gambar 5.3 Desain Halaman Utama Admin

Pada gambar 5.3 merupakan tampilan utama halaman admin, pada


halaman ini terdapat menu untuk mengatur kelola tangguh, ciri, relasi dan menu
untuk melakukan identifikasi

Desain Interface Kelola Tangguh

gambar 5.4 Desain Halaman Kelola Tangguh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


131

gambar 5.5 Desain Halaman Tambah Data Tangguh

gambar 5.6 Desain Halaman Edit Data Tangguh

Pada menu ini terdapat halaman tambah data tangguh, edit data tangguh
dan hapus data tangguh.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


132

Desain Interface Kelola Ciri

gambar 5.7Desain Halaman Kelola Ciri

gambar 5.8 Desain Halaman Tambah Data Ciri

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


133

gambar 5.9 Desain Halaman Edit Data Ciri

Gambar diatas merupakan menu kelola data ciri, pada menu ini terdapat
halaman tambah data ciri, edit data ciri dan hapus data ciri.

Desain Interface Kelola Relasi

gambar 5.10 Desaian Halaman Kelola Relasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


134

gambar 5.11 Desain Halaman Tambah Data Relasi

gambar 5.12 Desain Halaman Edit Data Relasi

Gambar diatas merupakan menu kelola data relasi, pada menu ini
terdapat halaman tambah data relasi, edit data relasi dan hapus data relasi.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


135

Desain Interface Halaman Identifikasi

gambar 5.13 Desain Halaman Identifikasi

Pada gambar 5.13 merupakan tampilan halaman identifikasi keris. Pada


halaman tersebut user dapat melakukan pengidentifikasian dengan memilih
Checkbox yang telah disediakan dan menekan tombol submit, maka akan
menghasilkan output hasil pengidentifikasian.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


136

Desain Interface Halaman Hasil

gambar 5.14 Desain Halaman Hasil

Pada gambar 5.14 merupakan halaman hasil identifikasi tangguh. Pada


halaman hasil identifikasi diberikan dua kemungkinan tangguh lainnya karena
seperti yang disebutkan pada latar belakang bahwa menangguh bukan ilmu
yang pasti jadi diberikan kemungkinan lainnya selain kemungkinan pertama.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB 6
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem pakar identifikasi tangguh keris menggunakan metode naïve
bayes dapat melakukan proses pengidentifikasian tangguh. Hal itu sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakukan penulis dengan pakar bahwa sistem yang dibangun dapat
membantu proses pengidentifikasian dan hasil yang dikeluarkan telah sesuai dengan
tangguh yang disediakan.

Pengidentifikasian melalui metode naïve bayes dapat melakukan identifikasian


tangguh keris dengan 11 tangguh dan 54 ciri, sistem pakar ini telah sesuai untuk
pengidentifikasian tangguh keris. Berdasarkan hasil pengujian blackbox dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem yang dibuat mempunyai kinerja yang dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan kebutuhan fungsional. Hal ini berdasarkan pengujian blackbox
yang telah dilakukan bahwa seluruh fungsional dapat berjalan dengan baik pengujian
blackbox mendapatkan nilai sebesar 100%. sedangkan pengujian akurasi
menggunakan dua buah buku dan keris didapatkan nilai akurasi sebesar 78,78%

6.2 Saran

Penulis menyadari dalam melakukan penelitian masih memiliki kekurangan. Oleh


karena itu, penulis menyarankan untuk mengembangkan penelitian tersebut, antara
lain:

1. Penelitian dilakukan menggunakan metode lain untuk sistem pakar.


2. Sistem dapat dikembangkan ke dalam aplikasi mobile
3. Penelitian dilakukan dengan menambahkan jumlah tangguh dan ciri
4. Penginputan ciri dapat dilakukan menggunakan gambar.

137
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, F., Hakim, E., Hidayat, N., & Dewi, R. K. (2018). Sistem Pakar Diagnosis
Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan ( THT ) Menggunakan Metode Naive
Bayes Berbasis Android, 2(4).

Anhar, S. (2010). Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak (1st ed.).
Jakarta: mediakita.

Ardiansyah, O. R. (2015). PENERAPAN PERFORMANCE GRAPHIC INFORMASI


SISTEM (GIS) SEBAGAI MODEL MONITORING SISTEM PENJUALAN PADA
PRASINDO UTAMA MANDIRI. STMIK RAHARJA. Retrieved from
https://widuri.raharja.info/index.php/SI1122469709

Arifin, M. (2006). Keris Jawa. Jakarta: Hajied Pustaka.

Aswati, S., & Siagian, Y. (2016). Model Rapid Application Development Dalam
Rancang Bangun Sistem Informasi Pemasaran Rumah ( Studi Kasus : Perum
Perumnas Cabang Medan. Sesindo, 317–324.

Chalifa, C., Nisa, H. H., & Andang, K. (2019). SISTEM PAKAR UNTUK
MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA KUCING MENGGUNAKAN METODE
NAÏVE BAYES, 11(1), 18–24.

Djiwandono, P. I. (2015). Meneliti itu Tidak Sulit: Metodologi Penelitian Sosial dan
Pendidikan Bahasa (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.

Endrawati, E. (2015). Posisi Keris Pada Masyarakat Jogja Modern, Vol.7, 137–151.

Enterprise, J. (2016). Pemrograman Bootstrap untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

Hayadi, B. H. (2018). Sistem Pakar (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.

Hayadi, B. H., & Rukun, K. (2016). WHAT IS EXPERT SYSTEM. Yogyakarta:


Deepublish.

138
139

Herlawati, P. P. W. (2011). Menggunakan UML. bandung: Informatika Bandung.

Huda, M. (2019). Algoritma Data Mining: Analisis Data Dengan Komputer.


bisakimia.

Kendall, K. E., & Kendall, J. E. (2012). Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta:
Index.

Komarudin, M. (2016). Pengujian Perangkat Lunak Metode Black-Box Berbasis


Equivalence Partitions Pada Aplikasi Sistem Informasi Sekolah. Mikrotik, 6(1).
Retrieved from https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/mikrotik/article/view/303

Kusrini. (2006). Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi (1st ed.). Yogyakarta: ANDI.

Misbahuddin, & Hasan, I. (2013). Analisis Data Penelitian dengan Statistik (2nd ed.).
Jakarta: Bumi Aksara.

Muslihudin, M., & Oktafianto. (2016). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Menggunakan Model Terstruktur dan UML. (A. Pramesta, Ed.) (1st ed.).
Yogyakarta: Andi.

Nugroho, A. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode


USDP. (O. HS, Ed.) (1st ed.). Yogyakarta: ANDI.

Pamungkas, C. A. (2017). Dasar Pemrograman Web dengan PHP (1st ed.).


Yogyakarta: Deepublish.

Pamungkas, R. (2007). Mengenal Keris: senjata “magis” masyarakat Jawa.


Yogyakarta: Penerbit NARASI.

Pariwisata, R. K. K. dan. (2011). Keris Dalam Perspektif Keilmuan. (W. Wijayanto,


Ed.). Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan.

Puspa, M. A. (2018). SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HIPERTENSI


MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES PADA RSUD ALOE SABOE
KOTA GORONTALO, 10, 166–174.

Ramadhan, P. S., & S.pane, U. F. (2018). Mengenal Metode Sistem Pakar. Ponorogo:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


140

Uwais Inspirasi Indonesia.

Said, R. (2016). ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KERIS


JAWA ( Kajian Tentang Nilai Pendidikan Karakter pada Pamor , Luk , dan
Dhapur Keris Jawa Berdasarkan Makna Simbolik ), 1–11.

Sihotang, H. T. (2014). SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT


KOLESTEROL PADA REMAJA DENGAN METODE CERTAINTY
FACTOR ( CF ) BERBASIS WEB, 15(1), 16–23.

Simbong, M., Wahyudi, O., Hendra, D. N., Semedi, N. S., & Wicaksana, I. W. S.
(2008). MEMBANDINGKAN MODEL-MODEL PENGEMBANGAN
DATABASE, (Kommit), 20–21.

Siregar, A. M., & Puspabhuana, A. (2017). DATA MINING: Pengolahan Data


Menjadi Informasi dengan RapidMiner. Surakarta: Kekata Publisher.

Sukamto, & Shalahuddin. (2013). Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan


Berorientasi Objek. Bandung: Informatika Bandung.

Suntoro, J. (2019). Data Mining: Algoritma dan Implementasi dengan Pemrograman


PHP. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Supono. (2018). Pemrograman Web dengan Menggunakan PHP dan Framework


Codeigniter (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.

Supono, & Putratama, V. (2016). Pemrograman Web dengan Menggunakan PHP dan
Framework Codeigniter (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.

Tjandra, S., & Pickerling, C. (2015). Aplikasi Metode-Metode Software Testing Pada
Configuration , Compatibility Dan Usability Perangkat Lunak. IDeaTech, 367–
374.

Wibowo, A., Indriasari, T. D., & Anindito, K. (2013). PERANCANGAN


VISUALISASI KERIS 3D DENGAN LAYANAN AUGMENTED REALITY,
2013(semnasIF), 1–8.

Wicaksono, S. R. (2017). Rekayasa Perangkat Lunak. Seribu Bintang.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


141

LAMPIRAN
Lampiran 1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


142

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


143

Lampiran 2

WAWANCARA

Waktu : 09.15
Hari/Tanggal : Minggu, 28 juli 2019
Tempat : Museum Pusaka Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Narasumber : M. Andi Azis
Jabatan : Kasi Umum

1. Menurut Pakar, apakah keris itu? Dan bagaimana kondisinya saat ini?
Tujuan : Untuk mengetahui kondisi keris saat ini
Jawab : Senjata warisan budaya nusantara yang sudah diakui oleh
dunia, dilihat dari fisiknya terdapat banyak ilmu seperti ilmu tempa, ilmu
ukir dan sebagainya dilihat dari fungsinya keris mengalami banyak
perubahan dari zaman ke zaman, kalau dulu keris bisa untuk membunuh,
kemudian bisa juga menambah kepercayaan diri seseorang karena
dianggap memiliki isi kalau sekarang hanya sebagi benda antik saja.
2. Dalam penelitian ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA
KERIS JAWA ( Kajian Tentang Nilai Pendidikan Karakter pada Pamor ,
Luk , dan Dhapur Keris Jawa Berdasarkan Makna Simbolik ) (Said, 2016)
menyatakan bahwa

Banyaknya cerita dan mitos-mitos yang ada dimasyarakat Jawa


terhadap keris menjadikan keris sebagai benda yang bersifat magis.
Sebagian besar masyarakat Jawa menganggap keris memiliki kekuatan
atau kesaktian yang dilebihlebihkan, bahkan tak sedikit yang mengatakan
terdapat jin atau makhluk gaib yang bersemayam di dalam keris. Sehingga
dalam masyarakat terdapat beberapa orang bahkan sedikit yang
mengetahui sisi lain dari keris. Mitos-mitos akan keris seolah telah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


144

menenggelamkan esensi yang sesungguhnya dari keris itu sendiri, yakni


produk budaya yang didalamnya terdapat makna simbolikik yang memuat
pesan pembelajaran kehidupan

Menurut pakar, bagaimana pendapat pakar mengenai masyarakat yang


beranggapan bahwa keris merupakan benda yang mistis?

Tujuan : untuk mengetahui pandangan pakar mengenai masyarakat


yang menganggap keris sebagai benda misitis dan solusinya

Jawab : sebenernya kalau berbicara mistis ya itu tergantung


kepercayaan masing-masing tapi kalau saya pribadi sih belum pernah
merasakan jadi keris hanya benda fisik saja tetapi keris memang sudah
dianggap memiliki sifat magis sejak dari dulu dan terus berlanjut hingga
kini, itu pun karena pola pikir masyarakat yang telah tergiring oleh televisi
dan social media. Setiap yang berhubungan dengan keris pasti berkaitan
dengan dukun atau hal-hal yang berbau mistis lainnya

3. Menurut pakar, apakah Tangguh keris itu?


Tujuan : untuk mengetahui makna Tangguh keris
Jawab : Tangguh merupakan perkiraan zaman pembuatan keris atau
kapan keris itu dibuat
4. Mengutip dari laman web “Keris Pusaka Jawa Nguri-Nguri Budaya
Leluhur” Tangguh arti harfiahnya adalah perkiraan atau taksiran. Dalam
dunia perkerisan maksudnya adalah perkiraan zaman pembuatan bilah
keris, perkiraan tempat pembuatan, atau gaya pembuatannya. Walaupun
sebuah perkiraan, tidak sembarang orang bisa menentukan tangguh keris.
Untuk itu ia perlu belajar dari seorang ahli tangguh, dan mengamati secara
cermat ribuan bilah keris. Ia juga harus memiliki photographic memory
yang kuat.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


145

Apa tanggapan pakar menegenai pernyataan tersebut?


Tujuan : untuk mengetahui pendapat pakar mengenai tingkat kesulitan
menentukan Tangguh keris
Jawab : menentukan tangguh keris memang cukup sulit dilakukan
karena menentukan Tangguh keris bukan ilmu yang saklek seperti dalam
menentukan dhapur keris sehingga dalam penentuan Tangguh keris pada
setiap pakar dapat berbeda karena pada beberapa zaman memiliki ciri
Tangguh yang cukup mirip misal ada seseorang yang datang dan beratanya
ke museum pusaka (di museum ada jasa pembuatan sertifikat keris)
jawaban saya dengan yang lain bisa berbeda. Tetapi tidak apa asal tidak
terlalu jauh zamannya dan dapat di diskusikan dalam penetuan Tangguh
keris ini.
5. Menurut pakar, apakah dampak yang terjadi jika masyarakat kurang
mengetahui dan berminat dalam mempelajari dan membudayakan keris?
Tujuan : untuk mengetahui dampak yang terjadi jika masyarakat kurang
mengetahui dan berminat dalam mempelajari dan membudayakan keris
Jawab : kalau dari museum pusaka ini sendiri bisa ditutup museum ini,
yang lebih buruknya dapat di claim bangsa lain.
6. Menurut pakar, bagaimana cara melestarikan budaya keris dimasa kini?
Tujuan : mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan masyarakat
dalam melestarikan keris, menurut sudut pandang pakar
7. Menurut pakar, bagaimana cara meningkatkan minat masyarakat dalam
mempelajari keris?
Tujuan : mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan masyarakat
dalam meningkatkan minat masyarakat, menurut sudut pandang pakar
8. Menurut pakar, apakah dengan saya membuat aplikasi ini dapat membantu
dan meningkatkan minat masyarakat dalam mempelajari dan mengetahui
keris?
Tujuan : pendapat pakar mengenai pembuatan aplikasi ini
Jawab : ya,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


146

9. Apakah ada saran yang ingin pakar berikan dalam pembuatan aplikasi ini?
Tujuan : mengetahui fitur-fitur yang di inginkan pakar dalam
pembuatan aplikasi
Jawab : kalau bisa nanti hasilnya di sertakan dengan gambar atau saat
penginputannya menggunakan gambar

Jakarta, 28 juli 2019

( M. Andi azis )

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


147

Lampiran 3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


148

Lampiran 4
WAWANCARA

Waktu : 11.00
Hari/Tanggal : Minggu, 28 juli 2019
Tempat : Museum Pusaka Taman Mini Indonesia Indah(TMII)
Narasumber : Alhamdi
Jabatan : Pengunjung Museum Pusaka/ Kolektor

1. Apakah Anda memiliki minat/ketertarikan terhadap keris?


Tujuan : Untuk memperoleh narasumber yang tepat yaitu peminat keris
Jawab : iya, saya cukup tertarik, makanya saya cukup sering ke sini untuk
sekedar melihat-melihat dan terkadang mencuci(keris)
2. Apakah Anda mengetahui mengenai Tangguh pada keris?
Tujuan:untuk memberoleh informasi tentang tingkat pengetahuan narasumber
mengenai Tangguh keris
Jawab : iya sedikit banyak saya tau
3. Apakah Anda mengetahui mengenai ricikan/bagian pada sebuah keris?
Tujuan: Untuk mengetahui apakah seorang peminat keris dapat mengenali
ricikan dari sebuah keris
Jawab : iya, tau.
4. Apakah Anda dapat menangguh sebuah keris?
Tujuan: untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan menangguh
narasumber
Jawab : wah kalau itu saya pribadi sih belum bisa, karena menangguh itu sulit
memang untuk dilakukan kalau hanya melihat terkadang saya bisa melihat
secara kasarnya dari (model dan bentuknya) itupun masih suka salah, tetapi
untuk mengetahui asli atau tidaknya saya tidak bisa makanya musti dibawa
yang ngerti untuk memastikan.
5. Bagaimana kesulitan dalam menangguh keris?

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


149

Tujuan: untuk mengetahui pendapat narasumber mengenai tingkat kesulitan


menentukan tangguh keris
Jawab :
6. Apa pendapat anda mengenai aplikasi yang dapat menentukan Tangguh sebuah
keris?
Tujuan: untuk mengetahui pendapat narasumber mengenai aplikasi identifikasi
Tangguh keris
Jawab : saya belum pernah dengar sih, tapi itu kalau memang bisa dibuat
bagus sekali itu. Susah memang dalam menentukan tangguh
7. Apa saran anda terhadap aplikasi tersebut?
Tujuan: mengetahui fitur-fitur yang diinginkan narasumber dalam pembuatan
aplikasi

Jakarta, 28 juli 2019

( )

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


150

Lampiran 5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


151

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


152

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


153

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


154

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


155

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai