Anda di halaman 1dari 6

1. Peraturan terkait etika profesi secara umum ditambah menjurus ke bidangnya.

Etika profesi ATLM pada dasarnya tidak berbeda dari etika profesi pada
umumnya, yaitu: Pertama memberikan pelayanan dengan penghargaan setinggi-
tingginya terhadap martabat manusia. Kedua, selalu meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, dan ketrampilan profesi sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
kesehatan. Ketiga, melindungi masyarakat dan profesinya sendiri dari sikap moral yang
kurang baik dan kemampuan profesional yang tidak kuat. Keempat, memberikan
konsultasi sesuai dengan kemampuan profesionalnya kepada teman seprofesi ataupun
kepada sejawat profesi lain dalam upaya memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya.
Kelima, menjamin rahasia pasien dengan memegang teguh rahasia mengenai data dan
identitas pasien.
Sedangkan hal-hal yang bersifat khusus bidang laboratorium klinik/medik di
samping peran profesi, ATLM memiliki sekaligus peran pengelolaan laboratorium dan
peran teknik analitik laboratorium, agar pelayanan profesi bermutu tinggi tetap dapat
diberikan.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh ATLM dan sebagian oleh dokter
spesialis patologi klinik. Peran teknis analitis ATLM itu meliputi pengelolaan sampel,
pelaksanaan pemeriksaan, dan pengolahan data laboratorium yang dihasilkan. Data
laboratorium akan digunakan oleh dokter spesialis patologi klinik dan dokter spesialis
patologi anatomi untuk memberikan informasi tentang keadaan pasien kepada dokter
klinik berdasarkan data pasien yang diperoleh dari dokter klinik. Dengan demikian
peran profesi perlu ditunjang oleh jalur komunikasi yang efektif dan konsultasi timbal
balik yang sistematis, antara ATLM, dokter spesialis patologi klinik, dokter spesialis
patologi anatomi dan dokter klinik yang merawat pasien.
Dalam mengamalkan peran profesi, seorang ATLM selayaknya bersikap dan
berperilaku yang baik, yaitu: (1) dalam hubungan dengan sesama ATLM dengan
menghindari persaingan yang tidak sehat, hubungan dengan dokter spesialis patologi
klinik; saling memberikan konsultasi/informasi dalam bidang profesi, teknik analitik,
dan pengelolaan; menerima pendelegasian tugas dan tanggung jawab, (2) dalam peran
sebagai pelaksana teknis analitis menempatkan diri pada kedudukan setaraf dengan
profesi lain, (3) dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium mengutamakan
kualitas dan memberikan pengetahuan serta pengalamannya secara maksimal, (4)
memberikan konsultasi demi pemanfaatan laboratorium secara efektif untuk mencegah
penggunaan pelayanan laboratorium secara tidak tepat dan berlebihan.
Agar seorang ATLM mampu melakukan peran dan tanggung jawab, baik
dalam pengelolaan, teknik, maupun profesi, sebagai upaya pemberian pelayanan
bermutu tinggi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, selayaknya secara terus-
menerus melakukan pengembangan profesi dirinya, dengan: (1) mengikuti per-
kembangan ilmu dan teknologi kesehatan pada umumnya dan keilmuan laboratorium
medik/klinik pada khususnya, dengan cara mengikuti pendidikan ATLM setingkat di
atasnya, pendidikan dan pelatihan, simposium, seminar, pertemuan ilmiah lainnya yang
berkaitan dengan profesinya, (2) turut serta dalam pengembangan ilmu ke laboratorium
medik/klinik melalui penelitian, (3) dalam memantau perkembangan ilmu dan
teknologi, wajib menapis dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan profesi dan
masyarakat, (4) menerapkan tambahan ilmu yang diperolehnya untuk meningkatkan
pelayanan profesional kepada masyarakat.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5607) Pengaturan terhadap ATLM yaitu tentang
nomenklatur penyebutan profesi ahli teknologi laboratorium medik sebagai tenaga
kesehatan pada kelompok tenaga teknik biomedika. Mengatur tentang tanggung jawab,
kewenangan, hak dan
kewajiban, peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan, sertifikasi, legislasi dan sertifikasi, pembinaan, pemantauan dan
pengawasan tenaga kesehatan serta perlindungan kepada tenaga kesehatan. Mengatur
pula ketentuan pidana apabila tenaga kesehatan melakukan praktik tidak berizin,
melakukan kelalaian, tidak teregritasi.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik. Pada peraturan ini
menjelaskan bahwa tenaga analis kesehatan dan tenaga teknis yang setingkat
mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1) Melaksanakan pengambilan dan penanganan bahan pemeriksaan laboratorium sesuai
standar pelayanan dan standar operasional prosedur
2) Melaksanakan kegiatan pemantapan mutu, pencatatan dan pelaporan
3) Melaksanakan kegiatan keamanan dan keselamatan kerja laboratorium
4) Melakukan konsultasi dengan penanggungawab teknis laboratorium atau tenaga
teknis lainnya.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
370/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan.
Berisi tentang pedoman bagi ahli teknologi laboratorium kesehatan (ATLM) dalam
melaksanakan tugas sebagai tenaga kesehatan dibidang pelayanan laboratorium
kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
364/Menkes/SK/III/2003 Tentang Laboratorium KesehatanLaboratorium kesehatan
adalah sarana kesehatan yang melaksanakanpengukuran, penetapan dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau factor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan tempat bekerja ATLM.
Referensi:
Buku etika profesi dan hukum kesehatan (Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medis)

2. Contoh kode etik dan pelanggaran kode etik


Kode Etik Ahli Teknik Lab Medik:
1. Tugas Pokok Analis Kesehatan
Analis Kesehatan bertugas melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi
bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, patologi anatomi
(histology, histopatologi, imunopatologi, histokimia), toksikologi, kimia lingkungan,
biologi dan fisika. Di dalam pelayanan laboratorium, Analis Kesehatan melakukan
pengujian/analisis terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari manusia yang tujuannya adalah menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan dan faktor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan atau
masyarakat.
2. Peran Analis Kesehatan
Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)
Kewajiban Terhadap Profesi

• Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga integritas


dan kejujuran serta dapat dipercaya.
• Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
• Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar
keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.

• Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.

Kewajiban Terhadap Pekerjaan

• Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur


• Amanah serta penuh integritas
• Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
• Penuh semangatdan pengabdian
• Kreatif dan tekun
• Menjaga harga diri dan jujur
• Melayani dengan penuh kerendahan hati

Kewajiban Terhadap Rekan

• Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku


• Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
• Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman
sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin
pelayanan tetap berkualitas tinggi.

Kewajiban Terhadap Pasien

• Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada

pasien / pemakai jasa secara profesional.


• Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta
hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
• Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk
mendapatkan hasil yang akurat

Kewajiban Terhadap Masyarakat

• Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya kepada


masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
• Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada
masyarakat.
• Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma
yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi
kepentingan masyarakat.

Langkah Menuju Profesional

• Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak kaku)

• Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)


• Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)

Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan

• Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat
menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiri
• Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera dan memuaskan
• Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang baik

terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)


• Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang
dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan
• Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)

Referensi:
DPW Patelki NTB.2015. Etika Profesi Atlm.
Online. http://dpwpatelkintb.blogspot.co.id/2015/12/etika-profesi-atlm.html . Diakses tanggal
7 Januari 2017.

Nama: indrianingsih mawardi


NIM: 191335300020

Anda mungkin juga menyukai