Dari model yang diutarakan di atas bahwa birokrasi yang berkembang di Indonesia
adalah birokrasi yang terkesan lamban, lama, berbelit-belit, birokrasi pajang, pungutan
liar bahkan suap. Keadaan ini menyebabkan timbulnya penyimpangan – penyimpangan,
antaralain :
Maraknya tindak KKN.
Tingginya keterlibatan birokrasi dalam partai politik sehingga pelayanan terhadap
masyarakat tidak maksimal.
Pelayanan publik yang diskriminatif.
Penyalahgunaan wewenang.
Penggaburan antara pejabat karir dan non karir.
Mantan wakil menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi Eko Prasojo
mengungkapkan ada 7 realita kebobrokan birokrasi di Indonesia :
Hingga saat ini birokrasi di Indonesia umumnya bermuara pada penilaian bahwa
birokrasi di Indonesia tidak netral. Kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri,
apalagi melihat praktik sehari – hari dimana birokrasi terkait dengan lembaga
lainnya. Dalam realitanya, yang menggejala di Indonesia saat ini adalah praktek
buruk yang menyimpang dari teori idealismenya weber. Dalam prakteknya
muncul kesan yang menunjukkan seakan – akan para pejabat dibiarkan
menggunakan kedudukannya di birokrasi untuk kepentingan pribadi dan
kelompok. Hal ini dibuktikan dengan sistem birokrasi yang tidak efisien dan
bertele – tele.
3. Harapan untuk birokrasi masa depan
Dengan adanya kebijakan reformasi birokrasi yang telah disahkan dalam UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang aparatur sipil negara yang menegaskan bahwa aparatur negara bebas
dari intervensi partai politik. Dengan dicanangkan program reformasi birokrasi
diharapkan ada perubahan mind-set dalam pola pikir serta budaya kerja untuk melayani
publik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi salah satu tolak ukur dalam
upaya peningkatan pelayanan publik yang prima bagi seluruh masyarakat, kredibilitas
dan transparansi merupakan norma utama yang menjadi tuntutan publik atas
lembaga – lembaga pelayanan umum yang ada. Selain itu pengawasan menjadi elemen
penting dalam jalannya roda birokrasi pemerintahan dan demi terwujudnya good
governance. Pemerintah diharapkan terus melakukan evaluasi kinerja para birokratnya
agar pencapaian kinerja berdasarkan tugas serta fungsi itu sendiri bisa maksimal dalam
peningkatan pelayanan publik serta ada peran aktif masyarakat dalam bidang
pengawasan.