Anda di halaman 1dari 1

Cari Info Diskusi Dokter

Cari Alomedika

Sistem Skoring Vs Penilaian


Klinis Dalam Penegakan
Diagnosis Appendicitis

Oleh :
dr. Debtia Rahmah

Share to Social Media

Sistem skoring dan penilaian klinis (clinical


judgement) sering digunakan dalam
penegakkan diagnosis appendicitis. Keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing.

Appendicitis akut merupakan kasus


kegawatdaruratan bedah yang sering menjadi
penyebab nyeri abdomen regio kanan bawah.
Tindakan apendektomi seringkali perlu
dilakukan pada kasus ini. Akan tetapi dokter
terkadang ragu mendiagnosis appendicitis
terutama pada pasien wanita terkait adanya
kemungkinan kelainan ginekologi yang
menimbulkan gejala nyeri pada regio iliaka
dextra. [1-2]

Penegakan diagnosis secara cepat dapat


menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
Akan tetapi jika terjadi overdiagnosis,
apendektomi yang dikerjakan sia-sia. Oleh
karena itu perlu penegakan diagnosis yang
tepat dan sedini mungkin untuk mencegah
komplikasi appendicitis. Diagnosis appendicitis
ditegakkan berdasarkan penilaian klinis yang
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Penegakan diagnosis
juga dapat dibantu dengan menggunakan
sistem skoring.

Standar baku emas penegakan


diagnosis appendicitis yakni pemeriksaan
histopatologi yang tentunya baru dapat
dilakukan setelah tindakan pembedahan. [2]
Pemeriksaan radiologi berupa ultrasonografi
(USG) atau CT scan abdomen dapat
membantu memvisualisasi apendiks sehingga
dapat meningkatkan keakuratan diagnosis.[3]
Akan tetapi, sistem skoring menjadi pilihan
yang menarik karena mudah, tidak
menghabiskan biaya, serta tidak menyebabkan
paparan radiasi. Ketersediaan alat, tenaga ahli
serta biaya merupakan hambatan pemeriksaan
radiologi yang sering dialami di lapangan. Jika
penegakan diagnosis ditunda dengan alasan
penjadwalan pemeriksaan penunjang tentunya
operasi akan ikut tertunda. Perforasi
apendiks, abses apendiks, sepsis bahkan
kematian dapat terjadi akibat keterlambatan
penanganan.

Skor Alvarado merupakan salah satu sistem


skoring yang sering digunakan. Kini terdapat
sebuah sistem skor baru yakni skor Raja Isteri
Pengiran Anak Saleha Appendicitis (RIPASA)
yang diklaim lebih spesifik terhadap populasi
Asia.

Skor Alvarado

Skor ini diusulkan oleh Alfredo Alvarado


berdasarkan studi terhadap 305 pasien dengan
keluhan nyeri abdomen di salah satu center di
Philadelphia. Skor ini membantu menilai
secara dini kemungkinan appendicitis
berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan laboratorium. Skor ini terdiri atas
8 faktor prediktif dengan nilai maksimal 10. [4]

Tabel 1 Sistem Skoring Alvarado

Komponen Skor

Gejala

Migrasi nyeri ke kuadran kanan


1
bawah

Anoreksia 1

Mual atau muntah 1

Tanda

Nyeri tekan kuadran kanan bawah


(terutama pada area McBurney’s) 2

Nyeri lepas tekan (rebound


tenderness) 1

Peningkatan suhu oral ≥37,3 1

Laboratorium

Leukositosis >10.000/mm3
2

Pergeseran ke kiri hitung jenis


1
leukosit

Interpretasi skor Alvarado adalah sebagai


berikut :

5-6 : Kemungkinan appendicitis


(compatible)

7-8 : Kemungkinan besar appendicitis


(probable)

9-10 : Pasti appendicitis (very probable)

Pasien sebaiknya dilakukan tindakan


apendektomi jika skor ≥7. Jika skor 5-6
disarankan untuk observasi dan dilakukan
evaluasi ulang tiap empat atau enam jam.
Kemungkinan penyakit lain harus dipikirkan
jika skor <5.[4]

Skor RIPASA

Skor RIPASA dibuat berdasarkan studi terhadap


312 pasien yang menjalani apendektomi di
rumah sakit RIPAS, Brunei. Rendahya
sensitivitas skor Alvarado dalam menskrining
appendicitis pada populasi Asia menjadi alasan
pembuatan skor RIPASA. Komponen penilaian
pada sistem skoring RIPASA lebih banyak
dibanding skor Alvarado yakni meliputi
identitas, gejala, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang. [5]

Tabel 2 Skor RIPASA

Komponen Skor

Identitas pasien

Perempuan 0,5

Usia < 39,9 tahun 1

Usia > 40 tahun 0,5

Gejala

Nyeri kuadran kanan bawah 0,5

Migrasi nyeri ke kuadran kanan


0,5
bawah

Anoreksia 1

Mual dan muntah 1

Durasi gejala < 48 jam 1

Durasi gejala > 48 jam 0,5

Tanda

Nyeri tekan kuadran kanan bawah 1

Defans 2

Nyeri lepas tekan 1

Tanda Rovsing 2

Demam > 37o C <39o C


1

Pemeriksaan penunjang

Peningkatan leukosit 1

Analisis urin negatif* 1

Skor tambahan

Kartu tanda penduduk asing 1

*Analisis urin negatif yaitu tidak ditemukan


darah, neutrophil, atau bakteri pada spesimen
urin

Total skor RIPASA jika semua kriteria terpenuhi


yaitu 17,5. Berdasarkan perhitungan skor
tersebut, interpretasi dan rekomendasi
penatalaksanaan adalah sebagai berikut.

Skor < 5 : Kemungkinan diagnosis bukan


appendicitis. Observasi pasien lalu 1 atau 2
jam kemudian lakukan perhitungan skor
ulang. Jika skor meningkat,
penatalaksanaan mengikuti skor tersebut.
Akan tetapi jika skor berkurang pasien
boleh dipulangkan dan disarankan untuk
kontrol ke poliklinik.

Skor 5 – 7 : Kemungkinan kecil


appendicitis. Observasi dan lakukan
perhitungan skor ulang dalam 1 -2 jam
atau lakukan pemeriksaan USG. Jika skor
bertambah atau tetap, rawat inap untuk
observasi dan konsul ke spesialis bedah.

Skor 7,5 – 11,5 : Kemungkinan besar


appendicitis. Konsul ke spesialis bedah
untuk rawat inap dan lakukan perhitungan
skor ulang dalam 1-2 jam. Tindakan
apendektomi dilakukan jika skor tetap
tinggi. Pemeriksaan radiologi seperti USG
sebaiknya dilakukan pada pasien
perempuan untuk menyingkirkan
kemungkinan masalah ginekologi.

Skor > 12 : Pasti appendicitis. Segera


berikan antibiotik yang sesuai dan konsul
ke spesialis bedah untuk tindakan
apendektomi.[6]

Analisis statistik menunjukkan skor RIPASA >7,5


sangat sensitif dan spesifik dengan nilai
sensitivitas 97,5% dan spesifisitas 81,8%.[6]
Skor RIPASA divalidasi di sebuah rumah sakit
khusus bedah di Pakistan terhadap 267 pasien,
dilaporkan bahwa skor >7.5 menunjukkan
sensitifitas dan spesifisitas yang adekuat untuk
diagnosis appendicitis.[7]

Perbandingan antara Skor Alvarado dan


RIPASA

Perbandingan antara skor Alvarado dan skor


RIPASA dilakukan pada beberapa studi. Studi di
Meksiko menunjukkan skor RIPASA lebih
sensitif dan spesifik dibanding skor Alvarado.
[8]

Studi terhadap 105 pasien di salah satu rumah


sakit di India menunjukkan skor RIPASA
memiliki nilai sensitivitas lebih tinggi dibanding
skor Alvarado. Sedangkan skor Alvarado
memiliki nilai spesifitas yang lebih tinggi
dibanding RIPASA.[9]

Akan tetapi studi lain di India terhadap 206


pasien menunjukkan skor RIPASA lebih unggul
dibanding skor Alvarado. Skor RIPASA dengan
cut-off skor 7,5 lebih sensitif dan spesifik
dibanding skor Alvarado (sensitivitas 96,2% vs
58,9%; serta spesifistas 90,5% vs 85,7%). Skor
tersebut tampak sangat baik menskrining
pasien yang benar terbukti menderita
appendicitis. [10]

Perbandingan Antara Sistem Skor dan


Penilaian Klinis

Suatu studi kasus kontrol melaporkan bahwa


penilaian klinis lebih bisa diandalkan
dibandingkan skor Alvarado dalam
mendiagnosis appendicitis. Studi ini
melaporkan sensitivitas dan spesifisitas
penilaian klinis lebih baik dibandingkan skor
Alvarado, namun perbedaannya tidak berbeda
bermakna. Hasil uji statistik menunjukan skor
Alvarado over predicted diagnosis appendisitis
lebih banyak pada pasien perempuan. Akan
tetapi skor ini baik dalam memprediksi
apendisitis pada kelompok usia tua maupun
pasien dengan durasi gejala > 48 jam.[11]

Studi lain yang membandingkan modified


Alvarado score dengan penilaian klinis
melaporkan bahwa nilai skor Alvarado yang
rendah memiliki sensitivitas yang lebih buruk
dibandingkan penilaian klinis dalam
mengeksklusi appendicitis akut.[13]

Terkait pemeriksaan radiologi, suatu studi yang


membandingkan keakuratan antara sistem
skor Alvarado dengan pemeriksaan USG dan
CT scan melaporkan bahwa CT scan memiliki
akurasi terbaik yaitu sebesar 90%. Sedangkan
akurasi USG adalah 65.7%, dan skor Alvarado
adalah 57.7%. Namun perlu dicatat bahwa
studi ini memiliki berbagai keterbatasan, yaitu
jumlah subjek studi yang kecil, interpretasi
radiologis yang dibuat oleh radiolog yang
berbeda-beda, serta metode penelitian yang
berupa studi retrospektif. [12]

Studi kohort prospektif yang membandingkan


skor Alvarado, skor modified Alvarado, dan
skor RIPASA menyatakan bahwa kendati
sistem skor ini memiliki akurasi yang baik
untuk mendiagnosis ataupun mengeksklusi
appendicitis, sistem skoring ini tidak serta-
merta menghilangkan kebutuhan terhadap
pemeriksaan radiologi dalam penegakkan
diagnosis. Studi ini juga melaporkan bahwa
ketiga sistem skoring tidak memiliki performa
yang lebih baik dibandingkan penilaian klinis
dokter.[14]

Kesimpulan

Penilaian klinis tiap dokter bervariasi.


Keakuratan penilaian klinis sangat dipengaruhi
pengalaman. Pengalaman dokter umum
ataupun dokter bedah junior dengan dokter
bedah senior yang telah memiliki pengalaman
puluhan tahun tentunya dapat berbeda.
Namun, berbagai penelitian menunjukkan
bahwa penilaian klinis dan sistem skoring
memiliki akurasi yang hampir sama baiknya
dalam menegakkan dan mengeksklusi
diagnosis appendicitis.

Skor Alvarado memiliki sensitifitas 58,9% dan


spesifisitas 85,7%. Sedangkan skor RIPASA
yang dikembangkan di Brunei lebih relevan
bagi populasi di Indonesia karena sistem
skoring ini dikembangkan dalam populasi Asia,
serta divalidasi di Pakistan dengan sensitivitas
96,7% dan spesifisitas 93%. Walaupun begitu,
kedua sistem skoring ini tidak menunjukkan
kelebihan yang berbeda signifikan ketika
dibandingkan dengan penilaian klinis oleh
praktisi berpengalaman. Tapi perlu dicatat
bahwa skor RIPASA dapat berguna bagi praktisi
junior dalam mengeksklusi diagnosis
appendicitis.

Referensi !

Share to Social Media

ARTIKEL TERKAIT

Intubasi pada Pasien


Penurunan Kesadaran

Pemeriksaan
Appendicogram untuk
Diagnosis Appendisitis

Latihan Pernapasan
Diafragma dalam
Penanganan Penyakit
Refluks Gastroesofageal
(GERD)

Lebih Lanjut

DISKUSI TERKAIT

Live Webinar Alomedika- " 10 h

Perawatan Luka Akut pada


Setting Gawat Darurat. Sabtu
11 September 2021 (09.00 -
10.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini

ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan


topik, "Perawatan Luka Akut pada Setting Gawat
Darurat".Narasumber: dr. Adisaputra Ramadhinara,
CWSP,...

# 0 Balasan Lihat Detail

Live Webinar Alomedika- "2b

Diagnosis dan Penanganan


Pasien Kegawatdaruratan dan
Bedah selama Pandemi
COVID19. Sabtu 31 Juli 2021
(09.00 - 11.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini

ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan


topik, "Diagnosis dan Penanganan Pasien
Kegawatdaruratan dan Bedah selama Pandemi
COVID19".Narasumber: dr. SH...

# 1 Balasan Lihat Detail

Alvarado Score untuk "2b

Apendisitis - Bedah Ask the


Expert
Oleh: dr. Meva Nareza T

Alo, dr. Sonny SpBIzin bertanya apakah penggunaan


alvarado score untuk apendisitis masih bisa
dimanfaatkan Dok? Lalu apakah skoring ini dapat
digunakan untuk...
# 1 Balasan Lihat Detail

Lebih Lanjut

Tentang Kami

Advertise with us

Syarat dan Ketentuan Privasi Kontak Kami

© 2017 Alomedika.com All Rights Reserved.

Anda mungkin juga menyukai