Anda di halaman 1dari 19

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

MAKALAH

Dibuat dan disusun untuk tugas terstruktur dalam mata kuliah Profesi Keguruan

Oleh : Kelompok 4

1. Pebi Mayori NIM 1910206003


2. Reza Uni Yulistina NIM 1910206005

Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Wisnarni, M.Pd.I

MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
T.A 2021/1443 H

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Atas kelimpahan rahmat dan
karunia-Nya yang begitu besar, sehingga saya dapat menyelesaikan “ Makalah “ ini
tepat pada waktu yang telah ditentukan. saya sadar bahwa tulisan ini jauh dari kata
sempurna.

Untuk itu saya selalu membuka diri akan kritik dan saran yang membangun
bagi pembaca untuk melengkapi makalah ini. saya berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat sedikit mewujudkan
pengetahuan di dalam lembaran ini.

Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu selaku dosen
mata kuliah “profesi keguruan” yang telah memberikan saya kesempatan untuk
menyampaikan makalah ini. Suatu kebanggaan bagi saya yang telah diberi
kepercayaan oleh dosen pengampu untuk menjelasakan hal tersebut.

Maka dari itu, saya sebagai pihak yang diberi tugas, mencoba memaparkan
beberapa ilmu yang saya ambil dari beberapa sumber, dalam bentuk makalah yang
akan saya presentasikan ini. Sekian dari saya mohon maaf jika terdapat kesalahan
baik dari segi penulisan maupun dalam redaksi. Kritik dan saran sangat saya
harapkan.

Kerinci, 06 september 2021

penulis

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................................iv
B. Rumusan masalah...........................................................................................iv
C. Tujuan pembahasan ........................................................................................v
BAB II PEMBAHASAN
A. Keterampilan membuka dan menutup ...........................................................1
B. Keterampilan menjelaskan dan bertanya ......................................................2
C. Keterampilan memberi penguatan dan memvariasi .......................................5
D. Keterampilan mengelola kelas dan membimbing diskusi kelompok kecil ....7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................vi
B. Saran ...............................................................................................................vii
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................viii

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa factor-
faktor penunjang misalnya, kurikulum pendidikan yang ideqal, sarana
prasarana yang memadai di setiap sekolah dan yang penting ialah factor
pendidik dan kinerja guru. Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam
berlangsungnya suatu pendidikan dan kinerja guru dalam proses pembelajaran
dapat juga mempengaruhi perkembangan pendidikan.
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh factor kemampuan, motivasi
dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau
lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam
mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan dasar
mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru.
Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola
kegiatanpembelajaran secara efektif. Keterampilan dasar mengajar ini perlu
dikuasai oleh semua guru.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan membahasa
mengenai keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan dapat memahami
dan memiliki kemampuan untuk menerapkan keterampilan dasar mengajar
tersebut secara utuh dan terintegrasi dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Keterampilan membuka dan menutup?
2. Bagaimana Keterampilan menjelaskan dan bertanya?
3. Bagaimana Keterampilan memberi penguatan dan memvariasi?
4. Bagaimana Keterampilan mengelola kelas dan membimbing diskusi
kelompok kecil?

iv
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui Keterampilan membuka dan menutup
2. Untuk mengetahui Keterampilan menjelaskan dan bertanya
3. Untuk mengetahui Keterampilan memberi penguatan dan memvariasi
4. Untuk mengetahui Keterampilan mengelola kelas dan membimbing diskusi
kelompok kecil

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
1. Keterampilan membuka pelajaran
Membuka pelajaran (set induction) diartikan dengan perbuatan guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar
terpusat kepada apa yang akan dipelajari.1
Kegiatan membuka pelajran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal
jam pelajaran saja, tetapi juga awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang
diberikan selama jam pelajaran itu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
mengemukakan tujuan yang akan di capai, menarik perhatian siswa,
memberiak acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah
dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajarinya.2
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi :
a. Menarik perhatian siswa, antara lain dengan : Gaya mengajar guru,
penggunaan alat bantu pelajaran, pola interaksi yang bervariasi
b. Menimbulkan motivasi dengan cara : disertai kehangatan dan kenatusiasan,
menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan,
memperhatikan minat siswa.
c. Memberikan acuan melalui berbagai usaha seperti : mengemukakan tujuan
dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,
mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan.
d. Membuat kaitan atau hubungan di antar materi-materi yang akan dipelajari
dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.3
2. Keterampilan menutup pelajaran

1
Hasibuan, dkk, 1986, “Proses Belajar Mengajar”, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), hal 73.
2
Uzer usman, 1995, “Menjadi Guru Professional”, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), hal 91.
3
Uzer usman, Ibid, hal 92

1
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan
inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang
apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan
tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.4
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah :
a. Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran
dan membuat ringkasan.
b. Mengavaluasi. Bentuk evaluasi yang dapat dilakukan guru antara lain :
mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain,
mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, memberikan soal-soal tertulis.5
Dari apa yang telah diuraikan terbukti bahwa membuka dan menutup
pelajaran bukanlah urutan kegiatan yang bersifat rutin (dari ke itu saja),
melainkan merupakan suatu perbuatan guru yang perlu dirancanakan secara
sistematis dan rasional.
B. Keterampilan menjelaskan dan bertanya.
1. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi
secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya
hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab akibat,
definisi dengan memberikan contoh atau dengan sesuatu yang belum
diketahui.6
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menjelaskan yaitu, pertama
penjelasan dapat diberikan diawal, di tengah atau di akhir jam pertemuan.
Kedua, penjelasan dapat diselingi Tanya jawab. Ketiga, penjelasan harus
relevan dengan tujuan pelajaran. Keempat, penjelasan dapat diberikan bila ada
pertanyaan dari siswa atau direncanakan oleh guru. Kelima, materi penjelasan

4
Hasibuan, Loc Cit, hal 73
5
Uzer usman, Op Cit, hal 93
6
Uzer usman,Op Cit, hal 88.

2
harus bermakna bagi siswa. Keenam, penjelasan harus sesuai dengan latar
belakang dan kemampuan siswa.7
Adapun komponen-komponen keterampilan menjelaskan yaitu :
a. Merencanakan
Perencanaan penjelasan berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan.
Isi pesan (materi) meliputi penganalisaan masalah secara kelseluruhan,
penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan
dengan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang
telah ditentukan. Adapun penerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-
hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan
seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang social, bakat, minat
serta lingkungan belajar anak.8
b. Penyajian suatu penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
1) Kejelasan. Kejelasan tujuan, kejelasan bahasa, dan proses penjelasan
(presentasi) merupakan kunci dalam memberikan penjelasan.
2) Penggunaan contoh dan ilustrasi. Hal ini dapat mempermudah siswa
dalam memahami materi yang abstrak. Sebaiknya gunakan contoh dan
ilustrasi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
3) Pemberian tekanan, dengan memusatkan perhatian siswa ke masalah
pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting.
4) Pengunaan balikan. Hal ini digunakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa. Balikan diperoleh dengan memperhatikan tingkah
laku, memberikan kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan guru
dan dengan meminta pendapat siswa mengenai penjelasan tersebut
bersifat bermakna atau tidak.

7
Hasibuan, Op Cit, hal 70
8
Uzer usman, Op Cit, hal 90.

3
2. Keterampilan bertanya
Dalam proses belajar mengajar, keterampilan bertanya sangat penting
dikuasai oleh seorang guru, untuk memancing jawaban, komentar, dan
pemahaman dari murid-murid. Dengan memberikan pertanyaan, murid-murid
dipaksa untuk berpikir. Dengan kata lain bertanya merupakan stimulus yang
efektif dalam mendorong kemampuan berpikir.
Jenis-jenis pertanyaan yang baik menurut maksudnya dan menurut
taksonomi bloom yaitu :
a. Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya
1) Pertanyaan pemintaan, yaitu pertanyaan yang mengharapkan agar siswa
mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh :
dapatkah kalian tenang agar suara bapak/ibu dapat didengar oleh kalian?
2) Pertanyaan retoris, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban,
tetapi dijawab oleh guru sendiri.
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yaitu pertanyaan yang diajukan
untuk memberikan arah kepada murid dalam proses berpikirnya.
4) Pertanyaan menggali, yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong
murid untuk lebih mendalami jawaban terhadap pertanyaan pertama.9
b. Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom yaitu
1) Pertanyaan pengetahuan atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa,
diamna, kapan, siapa dan sebutkan.
2) Pertanyaan pemahaman, yaitu pertayaan yang menghendaki jawaban
dengan menggunakan pahaman atau bahasa sendiri.
3) Pertanyaan penerapan, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban
untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya.contoh :
berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat anda berikan?

9
Uzer usman, Op Cit, hal 75

4
4) Pertanyaan sintesis, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang
benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid untuk
membuat presiksi, memecahkan masalah, serta mencari komunikasi.
Contoh : apa yang terjadi bila musim kemarau tiba?
5) Pertanyaan evaluasi, yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban denga
cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang
ditampilkan.10

Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar yaitu sebagai berikut.


a. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
b. Pemberian acuan dengan memberikan informasi yang relevan dengan
pertanyaan sebelum bertanya.
c. Pemindahan giliran, yaitu meminta siswa yang berbeda untuk menjawab
pertanyaan yang sama.
d. Penyebaran pertanyaan dengan cara melemparkan pertanyaan yang berbeda-
beda kepada seluruh kelas, sehinnga semua siswa mendapat giliran.
e. Pemberian waktu berfikir, memberikan waktu beberapa detik agar siswa dapat
berpikir/menganalisi pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut.
f. Pemberian tuntutan, bila terdapat siswa yang tidak mampu atau salah dalam
menjawab pertanyaan. Maka guru akan memberikan tuntutan terhadapat siswa
tersebut agar dapat menemukan jawaban yang benar sendiri.

C. Keterampilan memberi penguatan dan mengadakan variasi.


1. Keterampilan memberi penguatan
Reinforcement ialah respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari
siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.11 Penguatan
dapat dalam bentuk verbal maupun nonverbal, tindakan tersebut dilakukan

10
Uzer usman, Op Cit, hal 76
11
Buchari alma, dkk, 2008, “ Guru Profesional”, (Bandung : Alfabeta), hal 30

5
untuk membersarkan hati siswa agar lebih giat berpartisipasi dalam interaksi
belajar-mengajar.
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses
belajar siswa dan bertujuan meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran,
merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan kegiatan
belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.12
Penguatan dibagi menjadi 2 jenis yaitu penguatan verbal dan penguatan
nonverbal.
a. Penguatan verbal biasanya diungkapkan atau di utarakan dengan
mengguanakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya.
b. Sedangkan penguatan nonverbal berupa : penguatan gestural (mimic wajah
atau anggota badan), penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan,
penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa symbol
atau benda.13
Apabila terdapat siswa yang tidak dapat memberikan jawaban yang benar
atau sebagian saja yang benar, maka guru hendaknya tidak menyalahkan
siswa tersebut.
2. Keterampilan mengadakan variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehinnga
dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan,
antusiasme, serta penuh partisipasi.14
Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi yaitu :
a. Variasi dalam cara mengajar guru, berupa : penggunaan variasi suara,
pemusatan perhatian siswa, kesenyapan atau selingan diam, mengadakan

12
Uzer usman, Op Cit, hal 81
13
Uzer usman, Ibid
14
Uzer usaman, Op Cit, hal 84

6
kontak pandang dan gerak, gerakan badan mimic dan pergantian posisi guru di
dalam kelas dan gerak guru.
b. Variasi dalam pengguanaan media dan alat pengajaran, berupa : variasi alat
atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat
di dengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba,
dimanipulasi dan digerakkan (motoric) dan, variasi alat atau bahan yang dapat
di dengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids).15
c. Variasi pola mengajar dan kegiatan siswa, berupa :
1) pola telling (menggurui) yaitu guru bertindak sebagai otokrat, siswa bersikap
pasif, kegiatan berlangsung instruktif
2) pola memimpin (leading) yaitu guru mengajar dengan cara otokrat dan
democrat, siswa bersikap aktif, dan ada kegiatan balikan (feedback) antar guru
dan siswa.
3) Pola mengarahkan (directing) yaitu guru mengajar dengan cara democrat,
siswa berperan aktif, dan ada kegiatan feedback antar guru dan siswa serta
antar siswa dengan siswa yang lainnya.
4) pola supervise (supervising) yaitu guru mengajar dengan democrat, siswa
berperan aktif, dan kegiatan dilakukan dengan cara berkelompok.
Pemilihan pola mengajar dilakukan atas pertimbangan tujuan pengajaran,
karakteristik bahan yang akan diajarkan, alokasi waktu, karakteristik siswa,
dan kemampuan guru itu sendiri.16 Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa
keterampilan variasi memiliki sifat yang lebih luas dari pada keterampilan
penguatan.

D. Keterampilan mengelola kelas dan membimbing diskusi kelompok kecil.


1. Keterampilan mengelola kelas

15
Uzer usman, Op Cit, hal 85
16
Buchari, Op Cit, hal 97

7
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar-mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal
dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran, juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.17
Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas yaitu :
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif) yaitu meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1) Menunjukan sikap tanngap, Kesan tanngapan ini dapat ditunjukkan dengan
memandang secara saksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan, dan
memberikan reaksi yang menimbulkan gangguan atau ketidakacuhan siswa
seperti teguran.
2) Memberi perhatian, pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu
memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu
yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu visual
dan verbal.
3) Memusatkan perhatian kelompok, perbuatan ini penting untuk
mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat
dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa dan menuntut tanggung jawab
siswa.
4) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas,
5) Menegur, dengan memberikan teguran verbal, aspun syarat teguran verbal
yaitu : tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang menggangu, Menghindari

17
Uzer usman, Op Cit, hal 97

8
peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan, Menghindari
ocehan yang berkepanjangan.
6) Memberikan penguatan : pemberian penguatan dapat dilakukan kepada
siswa yang mengganggu dengan memberikan teguran dan dapat dilakukan
kepada siswa yang bertingkah laku baik dan menjadikannya sebagai contoh.
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal.
1) Memodifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku
siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan memodifikasi tingkah
laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara
sistematis.
2) Pengelolaan kelompok. Guru dapat menggunakan pemecahan masalah
kelompok dengan cara memperlancar tugas dan memelihara kegiatan
kelompok.
3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Guru harus mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan
ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan
pemecahan dan mengendalikan tingkah laku tersebut.

2. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil


Keterampilan diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur
dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif
yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil
keputusan atau memecahkan suatu masalah.18
Komponen keterampilan diskusi kelompok kecil, yaitu :
a. Pemusatan perhatian, pemusatan perhatian dapat dikerjakan dengan cara :
1) Merumuskan tujuan atau topic diskusi

18
Hasibuan, Op Cit, hal 88

9
2) Menyatakan masalah-masalah yang spesifik dan menegaskan kembali
bila terjadi penyimpangan
3) Menandai dengan cermat pembicaraan yang tidak relevan yang akan
menimbang dari tujuan diskusi
4) Membuat rangkuman sementara atau transisional sebelum melanjutkan
kepada masalah berikutnya
b. Memperjelas permasalahan, permasalahan dapat dijelaskan dengan cara :
1) Memparaprase atau merangkum ide-ide siswa
2) Melacak komentar siswa
3) Menguraikan atau memperluas pandangan siswa dengan cara
memberikan informasi tambahan
c. Menganalisis permasalahan, analisis pandangan siswa berkaitan erat dengan
usaha guru memperjelas permasalahan. Maksudnya agar kelompok tetap
berada dalam suasana partisipasi dan konstruktif.
d. Meningkatkan urunan (sumbangan) pikiran siswa, kemampuan guru dalam
meningkatkan urunan pendapat siswa sangat penting dalam usaha
mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis. Beberapa cara yang
dapat dilakukan guru adalah :
1) Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa
2) Memberikan contoh-contoh verbal maupun non-verbal
3) Menghangatkan dan memancing suasana dengan mengajukan pertanyaan
yang mengundang perbedaan pendapat
4) Memberikan dukungan terhadap urunan pendapat siswa
e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, beberapa usaha yang dapat
dilakukan oleh guru antara lain :
1) Memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang kurang
berpartisipasi
2) Mencegah kegaduhan, menghindarkan pembicaraan serentak
3) Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan

10
4) Mendorong siswa untuk memberikan komentar terhadap pendapat teman
f. Menutup diskusi, keterampilan menutup diskusi dapat diidentifikasikan
sebagai :
1) Membuat rangkuman secara jelas dan singakt tentang butir-butir yang
penting
2) Memberitahukan langkah tindak lanjut hasil diskusi
3) Mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi19

19
Hasibuan, Op Cit, hal 90

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Membuka pelajaran (set induction) diartikan dengan perbuatan guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar
terpusat kepada apa yang akan dipelajari.
2. Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan
inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang
apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan
tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
3. Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara
lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya
hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab akibat,
definisi dengan memberikan contoh atau dengan sesuatu yang belum
diketahui.
4. Dalam proses belajar mengajar, keterampilan bertanya sangat penting dikuasai
oleh seorang guru, untuk memancing jawaban, komentar, dan pemahaman
dari murid-murid.
5. Reinforcement ialah respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari
siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.
6. Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehinnga
dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan,
antusiasme, serta penuh partisipasi.
7. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar-mengajar.
8. Keterampilan diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan
melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang

vi
optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil
keputusan atau memecahkan suatu masalah.

B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, untuk itu kritik dan saran sangat penting penulis
harapkan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat tersusun menjadi
lebih baik.

vii
DAFTAR PUSTAKA

Uzer usman, 1995, “Menjadi Guru Professional”, (Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya)

Hasibuan, dkk, 1986, “Proses Belajar Mengajar”, (Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya)

Buchari alma, dkk, 2008, “ Guru Profesional”, (Bandung : Alfabeta)

viii

Anda mungkin juga menyukai