Kelompok 1:
1. Bintang Sukma Pertiwi (190810301129)
2. Citra Wahyu Ningsih (190810301150)
Jawaban:
Telaah Kasus Dalam kasus Ruislaag di atas, karena ketidakjelasan prosedur dan syaratsyarat
tukar guling asset, sehingga sangat rawan untuk diselewengkan.Seharusnya keputusan Tukar
Guling tidak hanya menjadi wewenang salah satu pejabat saja, melainkan melibatkan beberapa
pejabat sebagai pengendali dan control yang baik. Selain itu juga diperlukan sebuah aturan
baku oleh perusahaan mengenai tukar guling, sehingga kemungkinan penyelewengan menjadi
berkurang. Diperlukan juga control dari lembaga bersangkutan terhadap penelitian tim penilik
yang meneliti kelengkapan mengenai status asset, dokumen kelengkapan asset, sehingga tidak
ada manipulasi dari nilai asset tersebut serta proses tukar menukar. Walaupun menggunakan
jasa Appraisal, penilaian asset tetap juga tetap harus diawasi untuk mencegah kecurangan-
kecurangan.Dari kasus diatas dapat dibuktikan bahwa PT. ISN memiliki pengendalian intern
yang sangat buruk.Sehingga PT. ISN rawan dicurangi oleh rekananrekanan bisnisnya maupun
oleh oknumoknum pejabat perusahaan yang ingin mengambil keuntungan.Oleh karena itu hal
pertama yang harus dibenahi oleh PT. ISN adalah soal Pengendalian Internnya.
Jawaban:
Berikut ini beberapa solusi dan rekomendasi yang disarankan kepada PT KAI untuk
memperbaiki kondisi yang telah terjadi:
1. Apabila Dewan Komisaris ini merasa direksi tidak capable (mampu) memimpin
perusahaan, Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada pemegang saham untuk
mengganti direksi.
2. Diperlukannya kebijaksanaan (wisdom) dari Anggota Dewan Komisaris untuk
memilah - milah informasi apa saja yang merupakan private domain.
3. Komunikasi yang intens sangat diperlukan antara Auditor Eksternal dengan Komite
Audit.
4. Komite Audit sangat mengandalkan Internal Auditor dalam menjalankan tugasnya
untuk mengetahui berbagai hal yang terjadi dalam operasional perusahaan.
5. Komite Audit tidak memberikan second judge atas opini Auditor Eksternal, karena
opini sepenuhnya merupakan tanggung jawab Auditor Eksternal.
6. Harus ada upaya untuk membenarkan kesalahan tahuntahun lalu, karena konsistensi
yang salah tidak boleh dipertahankan.
7. Komite Audit tidak berbicara kepada publik karena esensinya Komite Audit adalah
organ Dewan Komisaris sehingga pendapat dan masukan Komite Audit harus
disampaikan kepada Dewan Komisaris. Apabila Dewan Komisaris tidak setuju dengan
Komite Audit, tetapi Komite Audit tetap pada pendiriannya, Komite Audit dapat
mencantumkan pendapatnya pada Laporan Komite Audit yang terdapat dalam laporan
tahunan perusahaan.
8. Manajemen menyusun laporan keuangan secara tepat waktu, akurat dan full disclosure.
9. Komite Audit dan Dewan Komisaris sebaiknya melakukan inisiatif untuk membangun
budaya pengawasan dalam perusahaan melalui proses internalisasi, sehingga
pengawasan merupakan bagian tidak terpisahkan dari setiap organ dan individu dalam
organisasi.
Jawaban:
1. Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan.
Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kontribusi
karyawan pada perusahaan. Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik
kepada karyawan sesuai dengan perkembangan teknologi yang berkembang. Pembinaan
ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian yang berbeda jadi
attitude ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawan diharapkan dapat
memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat memperkecil resiko terjadinya
penyimpangan dari karyawan itu sendiri.
2. Prosedur Otoritas Yang Wajar
a) Harus ada batas transaksi untuk masing - masing teller dan head teller
b) Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.
c) Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk apapun dari
nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.
d) Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen penting milik
nasabah.
3. Dokumen dan catatan yang cukup
a) Setiap setoran / penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan bukti setoran /
penarikan. Setiap bukti setoran / penarikan harus diberi cap identifikasi teller yang
memproses.
b) Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan bukti pendukung
seperti Daftar Mutasi Kas, Cash Register (daftar persediaan uang tunai berdasarkan
kopurs / masing – masing pecahan)
4. Kontrol fisik atas uang tunai dan catatan
a) Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang dilaporkan oleh
teller
b) Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller sebelum teller yang
bersangkutan cuti atau seteleh teller tersebut absen tanpa pemberitahuan.
c) Setiap selisih harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan pemimpin
cabang, diinvestigasi dan, dikoreksi.
d) Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus dibuatkan berita
acara selisih kas.
e) Area teller/ counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas ataupejabat
yang berwenang, tidak diperbolehkan masuk.
f) Tellerdilarangmembawatas, makanan, ataupunperlengkapanpribadi kecounterarea.
5. Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang independen
a) Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi - transaksi yang berasal dari
unit kas.
b) Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.
c) Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.