Anda di halaman 1dari 19

Kumpulan Soal Auditing

BAB 1. Audit Siklus Pendapatan


Auditing II (Kelas B
Dosen: Dr. Siti Maria Wardayati, M.Si, Ak.CA,CPA, CSRS,CRMO

Kelompok 1:
1. Bintang Sukma Pertiwi (190810301129)
2. Citra Wahyu Ningsih (190810301150)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2020/2021
Soal Pilihan Ganda
1. Sistem akuntansi tidak akan memposting transaksi penjualan ke jurnal penjualan tanpa
nomor bill of lading yang valid. Kontrol ini paling relevan dengan tujuan penjualan terkait
transaksi yang mana?
A. Akurasi
B. Kejadian
C. Kelengkapan
D. Posting dan ringkasan
Alasan:
Pengendalian internal kunci kedua untuk tujuan kejadian adalah "penjualan
didukung oleh dokumen pengiriman resmi dan pesanan pelanggan yang disetujui."
Pengujian pengendalian adalah untuk “memeriksa faktur penjualan untuk
mendukung bill of lading dan pesanan pelanggan.” Untuk pengujian ini, auditor
harus memulai dengan faktur penjualan dan memeriksa dokumen yang mendukung
faktur penjualan daripada sebaliknya. Jika auditor ditelusuri dari dokumen
pengiriman ke faktur penjualan, itu adalah tes kelengkapan.
2. Sistem akuntansi secara otomatis memperoleh harga satuan berdasarkan scan bar code
untuk barang dagangan yang dijual. Kontrol ini paling relevan dengan tujuan penjualan
terkait transaksi mana?
A. Akurasi
B. Kejadian
C. Kelengkapan
D. Posting dan ringkasan
Alasan:
Untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi pergerakan persediaan, saat ini banyak
perusahaan yang telah menggunakan barcode dengan penggunaan barcode label
yang ada pada persediaan dapat dengan mudahnya direkam saat persediaan keluar
dari gudang. Prsediaan harus dikemas dengan benar agar saat barang dikirimkan
tidak terjadi kerusakan pada barang tersebut setelah proses pengemasan persediaan
tersebut akan dikirim ke Departemen pengiriman.
3. Manakah dari pengendalian berikut yang paling efektif dalam mendeteksi kegagalan untuk
mencatat kas yang diterima dari pelanggan yang membayar pada rekening mereka?
A. Seorang akuntan merekonsiliasi setoran bank ke jurnal penerimaan kas
B. Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas diposting secara real-time ke file
induk piutang
C. Laporan bulanan dikirim ke pelanggan dan setiap perbedaan diselesaikan oleh
seseorang yang independen dari penanganan kas dan akuntansi
D. Penyetoran uang tunai yang diterima dilakukan setiap hari.
Alasan:
Laporan bulanan adalah dokumen yang dikirmkan melalui surat atau secara
elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukan saldo awal piutang usahanya,
jumlah dan tanggal setiap penjualan, pembayaran kas yang diterima, memo kredit
yang diterbitkan, dan saldo akhir yang jatuh tempo. Intinya, kegunaan dari laporan
bulanan sebagai salinan dari bagian file induk piutang usaha pelanggan.
4. Manakah dari pengendalian berikut yang paling mungkin efektif dalam mengimbangi
kecenderungan personel penjualan untuk memaksimalkan volume penjualan dengan
mengorbankan penghapusan piutang tak tertagih yang tinggi?
A. Karyawan yang bertanggung jawab untuk mengesahkan penjualan dan penghapusan
piutang tak tertagih ditolak aksesnya ke uang tunai
B. Karyawan yang terlibat dalam fungsi pemberian kredit dipisahkan dari fungsi
penjualan
C. Dokumen pengiriman dan faktur penjualan dicocokkan oleh pegawai yang tidak
berwenang untuk menghapus piutang tak tertagih
D. Catatan piutang usaha anak perusahaan direkonsiliasi ke rekening kontrol oleh seorang
karyawan yang independen dari otorisasi kredit.
Alasan:
karena pengecekkan kredit ditunjukkanuntuk mengatasi kecenderungan alami dari
para personil penjualan untukmengoptimalkan volume meskipun dengan beban
penghapusan piutang taktertagih yang tinggi. Personil yang bertanggung jawab
melakukanperbandingan internal harus independen dengan personil
yangmemasukkan data awal.
5. Seorang auditor sedang melakukan pengujian substantif atas transaksi penjualan. Satu
langkah adalah menelusuri sampel entri debet dari file induk piutang usaha kembali ke
faktur penjualan duplikat pendukung. Apa yang akan ditetapkan oleh auditor dengan
langkah ini?
A. Faktur penjualan mewakili penjualan yang ada
B. Semua penjualan telah dicatat
C. Semua faktur penjualan telah diposting dengan benar ke akun pelanggan
D. Entri debit dalam file induk piutang usaha didukung dengan benar oleh faktur
penjualan.
6. Prosedur audit mana yang paling efektif dalam menguji penjualan kredit untuk pernyataan
yang berlebihan?
A. Menelusuri sampel posting dari jurnal penjualan ke akun penjualan di buku besar.
B. Menjamin sampel penjualan yang tercatat dari jurnal penjualan ke dokumen
pengiriman
C. Siapkan umur piutang
D. Menelusuri sampel pesanan penjualan awal ke penjualan yang dicatat dalam jurnal
penjualan
Alasan:
Penjualan dimasukan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan.
Auditor dapat memvouching ayat jurnal tertentu dalam jurnal penjualan ke salinan
pengiriman dan dokumen pendukung lainnya yang terkait untuk memastikan bahwa
penjualan tersebut benar-benar terjadi.
7. Untuk menentukan apakah pengendalian internal relatif terhadap siklus pendapatan entitas
grosir beroperasi secara efektif dalam meminimalkan kegagalan untuk menyiapkan faktur
penjualan, auditor kemungkinan besar akan memilih sampel transaksi dari populasi yang
diwakili oleh...
A. File pesanan penjualan
B. File pesanan pelanggan
C. File dokumen pengiriman
D. File faktur penjualan.
Alasan:
Dokumen pengiriman Dokumen pengiriman disiapkan untuk memulai pengiriman
barang, yang menunjukkan deskripsi barang dagangan, jumlah yang dikirim, dan
data relevan lainnya. Perusahaan mengirimkan yang asli kepada pelanggan dan
menyimpan satu atau lebih salinan. Dokumen pengiriman berfungsi sebagai sinyal
untuk menagih pelanggan dan mungkin dalam bentuk elektronik atau kertas. Salah
satu jenis dokumen pengiriman adalah bill of lading, yang merupakan kontrak
tertulis antara pengangkut dan penjual tentang penerimaan dan pengiriman barang.
Seringkali, bill of lading hanya mencakup jumlah kotak atau pon yang dikirim, bukan
rincian lengkap kuantitas dan deskripsi.
8. Menelusuri dokumen pengiriman ke faktur penjualan memberikan bukti bahwa..
A. Pnjualan yang ditagihkan kepada pelanggan benar-benar dikirim
B. Pengiriman ke pelanggan ditagih dengan benar
C. Pengiriman ke pelanggan dicatat sebagai penjualan
D. Semua barang yang dipesan oleh pelanggan dikirim.
Alasan:
Ketika merancang prosedur audit untuk tujuan keterjadian dan kelengkapan, titik
awal untuk pengujian sangat penting. Sebagai contoh, jika auditor prihatin tentang
tujuan kejadian tetapi menguji ke arah yang salah (dari pengiriman dokumen ke
jurnal), ada kekurangan audit yang serius. Dalam pengujian untuk empat tujuan
audit terkait transaksi lainnya, arah pengujian biasanya tidak relevan. Misalnya,
keakuratan transaksi penjualan dapat diperiksa dengan menguji dari duplikat faktur
penjualan ke dokumen pengiriman atau sebaliknya.
9. Manakah dari prosedur berikut yang paling mungkin mewakili pengendalian internal yang
dirancang untuk mengurangi risiko kesalahan dalam proses penagihan?
A. Membandingkan total kontrol untuk dokumen pengiriman dengan total yang
sesuai untuk faktur penjualan
B. Mencocokkan dokumen penerimaan dengan pesanan penjualan yang disetujui sebelum
pembuatan faktur
C. Merekonsiliasi total kontrol untuk faktur penjualan dengan buku besar pembantu
piutang usaha
D. Mewajibkan pelanggan yang membeli secara kredit untuk disetujui oleh bagian kredit.
Alasan:
Secara berkala, auditor internal menelusuri sampel pesanan penjualan sepanjang
sistem ke jurnal dan buku besar, menguji prosedur dan jumlah dolar. Prosedur
termasuk membandingkan total kontrol dengan output, menghitung ulang faktur
dan jurnal refooting, dan menelusuri total ke file induk dan buku besar
10. Seorang auditor ingin menguji asersi kelengkapan untuk penjualan. Manakah dari tes audit
berikut yang kemungkinan besar akan mencapai tujuan ini?
A. Pilih sampel pengiriman yang terjadi selama tahun tersebut dan telusuri masing-
masing untuk dimasukkan dalam jurnal penjualan
B. Bandingkan perputaran piutang (penjualan kredit bersih/piutang bruto rata-rata) pada
tahun berjalan dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya
C. Gunakan analisis ukuran umum untuk membandingkan penjualan yang tercatat dengan
penjualan yang dicatat oleh perusahaan lain dalam industri yang sama
D. Pilih penjualan individu besar yang dicatat sepanjang tahun dan tinjau dokumentasi
pendukung
Alasan:
Asersi tentang kelengkapan (completeness) berhubungan dengan apakah semua
transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah
dicantumkan di dalamnya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa
seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan
keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca
telah mencakup semua kewajiban entitas.
11. Salah satu faktor yang mungkin memotivasi manajemen atas terjadinya salah saji dalam
asersi sikluspendapatan adalah…
A. Adanya order pelanggan secara langsung dilakukan oleh pelanggan atau melalui divisi
penjualan
B. Order penjualan yang menyajikan data dasar untuk proses internal oleh penjual tentang
order pelanggan.
C. Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai kepemilikan lancar atau tidak
lancar.
D. Dokumen pengiriman yang merupakan kontrak tertulis antara pengangkut barang
dengan penjual ataspenerimaan dan pengiriman barang yang keliru
Alasan :
Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus
pendapatan:
➢ Volume penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang tinggi.
➢ Penentuan waktu dan jumlah pendapatan seringkali bertentangan, seperti
dengan standar akuntansi.
➢ Mengklasifikasikan piutang sebagai hutang lancar atau tidak lancar karena sifat
penagihannya.
➢ Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan terhadap
misapropriasi.
➢ Transaksi penerimaan penjualan digunakan untuk menyembunyikan
penerimaan kas.
12. Pada tujuan audit spesifikasi, memverifikasi bahwa semua penjualan barang yang dikirim,
semua jasa yang diberikan, dan semua retur dan kompensasi untuk periode terkait, telah
tercermin dalam laporan keuangan, hal ini merupakan pernyataan yang termasuk dalam
asesrsi?
A. Right and obligations
B. Valuation or allocation
C. Completeness
D. Presentation and disclosure
Alasan :
a. Completeness (Kelengkapan)
➢ Menentukan bahwa semua jumlah yang dipinjam perusahaan pada tanggal
laporan posisi keuangan telah tercermin dalam piutang usaha.
➢ Memverifikasi bahwa semua penjualan barang yang dikirim, semua jasa yang
diberikan, dan semua retur dan kompensasi untuk periode terkait, telah
tercermin dalam laporan keuangan.
b. Rights and Obligations (Hak dan Kewajiban)
➢ Menentukan bahwa perusahaan memiliki hak legal untuk mencatat piutang
usaha yang dicatatnya. Akun pelanggan yang telah dijual atau telah
dipindahtangankan memang telah dikeluarkan dari saldo piutang usaha.
c. Valuation and Allocation (Penilaian dan alokasi)
➢ Menentukan bahwa saldo piutang usaha menyatakan nilai bersih yang dapat
direalisasikan.
➢ Memastikan bahwa alokasi atas akun piutang tak tertagih telah tepat.
d. Presentation and Disclosure (Penyajian dan Pengungkapan)
➢ Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang dilaporkan untuk periode
terkait, telah dijelaskan dengan benar dan dimasukkan dalam laporan
keuangan.
13. Dalam pengujian substantif yang mungkin untuk asersi piutang adalah menghitung rasio-
rasio, langkah initermasuk dalam kategori?
A. Prosedur awal
B. Prosedur analitis
C. Pengujian rincian transaksi
D. Penyajian dan pengungkapan
Alasan:
Pengujian Substansif Atas Piutang Usaha :
a. Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan usaha klien dan
melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang menjadi
sasaran lebih lanjut.
b. Prosedur analisis, yaitu melaksanakan prosedur analisis dengan mengembangkan
harapan tentang piutang usaha, menghitung rasio piutang dan penjualan serta
menganalisinya.
c. Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan transaksi
penjualan dan piutang, dan melaksanakan pengujian pisah batas.
d. Pengujian rincian saldo, yaitu mengkonfirmasikan piutang usaha.
e. Pengujian rincian saldo, estimasi akuntansi (penyisihan piutang)
f. Prosedur yang dibutuhkan penyajian dan pengungkapan yaitu
mengkonfirmasikan piutang dan membandingkan penyajian laporan dgn SAK.
14. Salah satu proses penjualan kredit yang terdiri dari fungsi penjualan kredit adalah?
A. Pemenuhan order penjualan
B. Order pelanggan
C. Order penjualan
D. Dokumen pengiriman
Alasan:
Fungsi dari sistem penjualan kredit adalah untuk menerima order dari pelanggan,
mengedit order dari pelanggan, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal
pengiriman barang. Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyerahkan barang atas
dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan.
15. Salah satu transaksi untuk penyesuaian penjualan adalah?
A. Persetujuan penjualan
B. Persetujuan kredit
C. Persetujuan diskon
D. Persetujuan
Alasan :
Transaksi penyesuaian penjualan meliputi pemberian potongan tunai, pemberian
retur penjualan & pengurangan harga serta penentuan piutang tak tertagih.
16. Mengkonfirmasikan piutang dan membandingkan penyajian laporan dengan SAK., dalam
pengujian substantif atas asersi piutang usaha kategori?
A. Prosedur awal
B. Prosedur analitis
C. Pengujian terinci atas saldo
D. Penyajian dan pengungkapan
Alasan:
Pengujian Substansif Atas Piutang Usaha :
a. Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan usaha klien dan
melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang menjadi
sasaran lebih lanjut.
b. Prosedur analisis, yaitu melaksanakan prosedur analisis dengan mengembangkan
harapan tentang piutang usaha, menghitung rasio piutang dan penjualan serta
menganalisinya.
c. Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan transaksi
penjualan dan piutang, dan melaksanakan pengujian pisah batas.
d. Pengujian rincian saldo, yaitu mengkonfirmasikan piutang usaha.
e. Pengujian rincian saldo, estimasi akuntansi (penyisihan piutang)
f. Prosedur yang dibutuhkan penyajian dan pengungkapan yaitu
mengkonfirmasikan piutang dan membandingkan penyajian laporan dgn SAK.
17. Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemerosesan penerimaan kas adalah?
A. Pesanan pelanggan
B. Pesanan penjualan
C. Dokumen pengiriman
D. Bukti penerimaan uang
Alasan :
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemerosesan penerimaan kas
yaitu bukti penerimaan uang (remittance advice), pendaftaran, lembar perhitungan
kas, ikhtisar kas harian, slip deposit yang disahkan, file transaksi penerimaan kas,
jurnal penerimaan kas.
18. Pada tujuan audit spesifikasi, memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihitung secara
akurat dan didasarkan pada harga terkini dengan jumlah yang benar. hal ini merupakan
pernyataan yang termasuk dalam asesrsi?
A. Right and obligations
B. Valuation or allocation
C. Accuracy
D. Presentation and disclosure
Alasan :
a. Accuracy (Akurasi)
➢ Memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihitung secara akurat dan
didasarkan pada harga terkini dengan jumlah yang benar.
➢ Memastikan bahwa buku pembantu piutang usaha, file Faktur Penjualan, dan
file Pemberitahuan Pengiriman Uang secara matematis benar dan sesuai
dengan akun terkait pada buku besar.
b. Rights and Obligations (Hak dan Kewajiban)
➢ Menentukan bahwa perusahaan memiliki hak legal untuk mencatat piutang
usaha yang dicatatnya. Akun pelanggan yang telah dijual atau telah
dipindahtangankan memang telah dikeluarkan dari saldo piutang usaha.
c. Valuation and Allocation (Penilaian dan alokasi)
➢ Menentukan bahwa saldo piutang usaha menyatakan nilai bersih yang dapat
direalisasikan.
➢ Memastikan bahwa alokasi atas akun piutang tak tertagih telah tepat.
d. Presentation and Disclosure (Penyajian dan Pengungkapan)
➢ Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang dilaporkan untuk periode
terkait, telah dijelaskan dengan benar dan dimasukkan dalam laporan
keuangan.
19. Dokumen atau catatan elektronik yang menunjukkan deskripsi dan jumlah barang yang
dijual, harga, biaya pengiriman, asuransi, persyaratan, dan data lain yang relevan adalah?
A. Dokumen pengiriman
B. Faktur penjualan
C. File transaksi penjualan
D. Jurnal penjualan
Alasan:
• Faktur penjualan adalah dokumen atau catatan elektronik yang menunjukkan
deskripsi dan jumlah barang yang dijual, harga, biaya pengiriman, asuransi,
persyaratan, dan data lain yang relevan.
• Dokumen pengiriman disiapkan untuk memulai pengiriman barang, yang
menunjukkan deskripsi barang dagangan, jumlah yang dikirim, dan data relevan
lainnya. Perusahaan mengirimkan yang asli kepada pelanggan dan menyimpan
satu atau lebih salinan.
• File transaksi penjualan adalah file yang mencakup semua transaksi penjualan
yang diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode, yang dapat berupa hari,
minggu, atau bulan.
• Jurnal atau Daftar Penjualan Ini adalah daftar atau laporan yang dihasilkan dari
file transaksi penjualan yang biasanya menyertakan nama pelanggan, tanggal,
jumlah, dan klasifikasi atau klasifikasi akun untuk setiap transaksi, seperti divisi
atau lini produk
20. Salah satu tujuan audit penerimaan kas adalah untuk meyakinkan bahwa?
A. Penjualan tunai mungkin tidak dicatat, hal ini disengaja dilakukan dalam rangka
pencurian kas
B. Posisi kas pada tanggal neraca benar-benar ada dan merupakan milik perusahaan
C. Penerimaan mungkin dimasukkan ke akun pelanggan yang salah
D. Beberapa penerimaan mungkin tidak dicatat
Alasan :
Tujuan audit kas dan setara kas antara lain:
a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
b. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di laporan posisi
keuangan (neraca) per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) betul betul ada
dan dimiliki oleh perusahaan (existence).
c. Untuk memeriksa apakah semua transaski betul-betul terjadi dan tidak ada
transaksi fiktif (occurance);
d. Untuk memeriksa apakah transaksi sudah dicatat secara akurat dan pada waktu
yang tepat dalam buku penerimaan kas dan pengeluaran kas sehingga tidak ada
transaksi yang dihilangkan (completeness), tidak ada kesalahan perhitungan
matematis, tidak salah posting dalam buku penerimaan kas dan pengeluaran kas
, klasifikasi (accuracy, posting, and summarization, and classification.), dan tidak
terjadi pergeseran waktu pencatatan (timing);
e. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan
setara kas.
f. Untuk memeriksa sendainya ada saldo kas/setara kas dalam valuta asing
g. Untuk memeriksa apakah penyajiannya di laporan posisi keuangan (neraca)
sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia berdasarkan
SAK/ETAP/IFRS

SOAL STUDI KASUS

KASUS 1: Contoh kasus FraudPT. Industri Sandang Nusantara (ISN)


Pada Desember 2006 Indonesia Corruptin Watch (ICW) melaporkan kasus dugaan korupsi ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam ruislaag (tukar guling) antara asset PT. Industri
Sandang Nusantara (ISN), sebuah BUMN yang bergerak di bidang tekstil, dengan asset PT.
GDC, sebuah perusahaan swasta. Dalam ruislaag tersebut PT. ISN menukarkan tanah seluas
178.497 meter persegi di kawasan Senayan dengan Tanah seluas 47 hektar beserta Pabrik dan
mesin di karawang. Berdasarkan hasil temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) semester
II Tahun Anggaran 1998/1999, menyatakan ruislaag itu berpotensi merugikan keuangan
Negara sebesar Rp. 121,628 miliar. Kerugian itu terdiri dari kekurangan luas bangunan pabrik
dan mesin milik PT. GDC senilai Rp. 63,954 miliar, berdasarkan penilaian aktiva tetap oleh
PT. Sucofindo pada 1999; penyusutan nilai asset pabrik milik PT. GDC senilai Rp. 31,546
miliar; dan kelebihan perhitungan harga tanah senilai Rp. 0,127 miliar. Selain itu juga
ditemukan bahwa terdapat nilai saham yang belum dibayarkan oleh PT. GDC sebesar Rp. 26
miliar.

Jawaban:
Telaah Kasus Dalam kasus Ruislaag di atas, karena ketidakjelasan prosedur dan syaratsyarat
tukar guling asset, sehingga sangat rawan untuk diselewengkan.Seharusnya keputusan Tukar
Guling tidak hanya menjadi wewenang salah satu pejabat saja, melainkan melibatkan beberapa
pejabat sebagai pengendali dan control yang baik. Selain itu juga diperlukan sebuah aturan
baku oleh perusahaan mengenai tukar guling, sehingga kemungkinan penyelewengan menjadi
berkurang. Diperlukan juga control dari lembaga bersangkutan terhadap penelitian tim penilik
yang meneliti kelengkapan mengenai status asset, dokumen kelengkapan asset, sehingga tidak
ada manipulasi dari nilai asset tersebut serta proses tukar menukar. Walaupun menggunakan
jasa Appraisal, penilaian asset tetap juga tetap harus diawasi untuk mencegah kecurangan-
kecurangan.Dari kasus diatas dapat dibuktikan bahwa PT. ISN memiliki pengendalian intern
yang sangat buruk.Sehingga PT. ISN rawan dicurangi oleh rekananrekanan bisnisnya maupun
oleh oknumoknum pejabat perusahaan yang ingin mengambil keuntungan.Oleh karena itu hal
pertama yang harus dibenahi oleh PT. ISN adalah soal Pengendalian Internnya.

KASUS 2: Kasus Audit Umum PT KAI


Menerapkan proses GCG (Good Corporate Governance) dalam suatu perusahaan Pembedahan
kasuskasus yang telah terjadi di perusahaan atas proses pengawasan yang efektif akan menjadi
pembelajaran yang menarik dan kiranya dapat kita hindari apabila kita dihadapkan pada situasi
yang sama. bukan suatu proses yang mudah. Diperlukan konsistensi, komitmen, dan
pemahaman yang jelas dari seluruh stakeholders perusahaan mengenai bagaimana seharusnya
proses tersebut dijalankan. Namun, dari kasuskasus yang terjadi di BUMN ataupun Perusahaan
Publik dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa penerapan proses GCG belum dipahami dan
diterapkan sepenuhnya. Salah satu contohnya adalah kasus audit umum yang dialami oleh PT.
Kereta Api Indonesia (PT. KAI). Kasus ini menunjukkan bagaimana proses tata kelola yang
dijalankan dalam suatu perusahaan dan bagaimana peran dari tiaptiap organ pengawas dalam
memastikan penyajian laporan keuangan tidak salah saji dan mampu menggambarkan keadaan
keuangan perusahaan yang sebenarnya. Kasus PT. KAI berawal dari perbedaan pandangan
antara Manajemen dan Komisaris, khususnya Ketua Komite Audit dimana Komisaris menolak
menyetujui dan menandatangani laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal.
Komisaris meminta untuk dilakukan audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan secara
transparan dan sesuai dengan fakta yang ada. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya
kasus PT. KAI adalah rumitnya laporan keuangan PT. KAI. Perbedaan pandangan antara
manajemen dan komisaris tersebut bersumber pada perbedaan mengenai:
1. Masalah piutang PPN. Piutang PPN per 31 Desember 2005 senilai Rp. 95,2 milyar,
menurut Komite Audit harus dicadangkan penghapusannya pada tahun 2005 karena
diragukan kolektibilitasnya, tetapi tidak dilakukan oleh manajemen dan tidak dikoreksi
oleh auditor.
2. Masalah Beban Ditangguhkan yang berasal dari penurunan nilai persediaan. Saldo
beban yang ditangguhkan per 31 Desember 2005 sebesar Rp. 6 milyar yang merupakan
penurunan nilai persediaan tahun 2002 yang belum diamortisasi, menurut Komite Audit
harus dibebankan sekaligus pada tahun 2005 sebagai beban usaha.
3. Masalah persediaan dalam perjalanan. Berkaitan dengan pengalihan persediaan suku
cadang Rp. 1,4 milyar yang dialihkan dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya di
lingkungan PT. KAI yang belum selesai proses akuntansinya per 31 Desember 2005,
menurut Komite Audit seharusnya telah menjadi beban tahun 2005.
4. Masalah uang muka gaji. Biaya dibayar dimuka sebesar Rp. 28 milyar yang merupakan
gaji Januari 2006 dan seharusnya dibayar tanggal 1 Januari 2006 tetapi telah dibayar
per 31 Desember 2005 diperlakukan sebagai uang muka biaya gaji, yang menurut
Komite Audit harus dibebankan pada tahun 2005.
5. Masalah Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYDBS) dan
Penyertaan Modal Negara (PMN). BPYDBS sebesar Rp. 674,5 milyar dan PMN
sebesar Rp. 70 milyar yang dalam laporan audit digolongkan sebagai pos tersendiri di
bawah hutang jangka panjang, menurut Komite Audit harus direklasifikasi menjadi
kelompok ekuitas dalam neraca tahun buku 2005.
Beberapa hal yang direfentifikasi turut berperan dalam masalah pada laporan keuangan PT.
KAI Indonesia:
1. Auditor internal tidak berperan aktif dalam proses audit, yang berperan hanya auditor
Eksternal.
2. Komite audit tidak ikut serta dalam proses penunjukkan auditor sehingga tidak terlibat
proses audit.
3. Manajemen (tidak termasuk auditor eksternal) tidak melaporkan kepada komite audit
dan komite audit tidak menanyakannya.
4. Adanya ketidakyakinan manajemen akan laporan keuangan yang telah disusun,
sehingga ketika komite audit mempertanyakan manajemen merasa tidak yakin.
Terlepas dari pihak mana yang benar, permasalahan ini tentunya didasari oleh tidak
berjalannya fungsi check and balances yang merupakan fungsi substantif dalam
perusahaan. Yang terpenting adalah mengidentifikasi kelemahan yang ada sehingga
dapat dilakukan penyempurnaan untuk menghindari munculnya permasalahan yang
sama di masa yang akan datang.

Jawaban:
Berikut ini beberapa solusi dan rekomendasi yang disarankan kepada PT KAI untuk
memperbaiki kondisi yang telah terjadi:
1. Apabila Dewan Komisaris ini merasa direksi tidak capable (mampu) memimpin
perusahaan, Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada pemegang saham untuk
mengganti direksi.
2. Diperlukannya kebijaksanaan (wisdom) dari Anggota Dewan Komisaris untuk
memilah - milah informasi apa saja yang merupakan private domain.
3. Komunikasi yang intens sangat diperlukan antara Auditor Eksternal dengan Komite
Audit.
4. Komite Audit sangat mengandalkan Internal Auditor dalam menjalankan tugasnya
untuk mengetahui berbagai hal yang terjadi dalam operasional perusahaan.
5. Komite Audit tidak memberikan second judge atas opini Auditor Eksternal, karena
opini sepenuhnya merupakan tanggung jawab Auditor Eksternal.
6. Harus ada upaya untuk membenarkan kesalahan tahuntahun lalu, karena konsistensi
yang salah tidak boleh dipertahankan.
7. Komite Audit tidak berbicara kepada publik karena esensinya Komite Audit adalah
organ Dewan Komisaris sehingga pendapat dan masukan Komite Audit harus
disampaikan kepada Dewan Komisaris. Apabila Dewan Komisaris tidak setuju dengan
Komite Audit, tetapi Komite Audit tetap pada pendiriannya, Komite Audit dapat
mencantumkan pendapatnya pada Laporan Komite Audit yang terdapat dalam laporan
tahunan perusahaan.
8. Manajemen menyusun laporan keuangan secara tepat waktu, akurat dan full disclosure.
9. Komite Audit dan Dewan Komisaris sebaiknya melakukan inisiatif untuk membangun
budaya pengawasan dalam perusahaan melalui proses internalisasi, sehingga
pengawasan merupakan bagian tidak terpisahkan dari setiap organ dan individu dalam
organisasi.

KASUS 3: Laporan Fiktif Kas Bank BRI Unit Tapung Raya


Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia terbukti
melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan. Perbuatan
tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang
pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI Unit Tapung.
Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo neraca dengan
kastidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahu iadanya
transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRIUnit
Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukanMasril,
namun tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.Kapolres Kampar AKBP MZ Muttaqien
yang dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan sebagai tersangka dan
ditahan di sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa laporan
pembukuan.Kasusini dilaporkan oleh Sudarman (KepalaBRICabangBangkinangdanRustian

Jawaban:
1. Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan.
Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kontribusi
karyawan pada perusahaan. Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik
kepada karyawan sesuai dengan perkembangan teknologi yang berkembang. Pembinaan
ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian yang berbeda jadi
attitude ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawan diharapkan dapat
memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat memperkecil resiko terjadinya
penyimpangan dari karyawan itu sendiri.
2. Prosedur Otoritas Yang Wajar
a) Harus ada batas transaksi untuk masing - masing teller dan head teller
b) Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.
c) Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk apapun dari
nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.
d) Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen penting milik
nasabah.
3. Dokumen dan catatan yang cukup
a) Setiap setoran / penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan bukti setoran /
penarikan. Setiap bukti setoran / penarikan harus diberi cap identifikasi teller yang
memproses.
b) Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan bukti pendukung
seperti Daftar Mutasi Kas, Cash Register (daftar persediaan uang tunai berdasarkan
kopurs / masing – masing pecahan)
4. Kontrol fisik atas uang tunai dan catatan
a) Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang dilaporkan oleh
teller
b) Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller sebelum teller yang
bersangkutan cuti atau seteleh teller tersebut absen tanpa pemberitahuan.
c) Setiap selisih harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan pemimpin
cabang, diinvestigasi dan, dikoreksi.
d) Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus dibuatkan berita
acara selisih kas.
e) Area teller/ counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas ataupejabat
yang berwenang, tidak diperbolehkan masuk.
f) Tellerdilarangmembawatas, makanan, ataupunperlengkapanpribadi kecounterarea.
5. Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang independen
a) Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi - transaksi yang berasal dari
unit kas.
b) Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.
c) Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.

KASUS 4 : Audit Operasional Store di Perusahaan Retail


Jika anda sedang melaksanakan Audit Operasional Storedi perusahaan retail, aspek2 apa saja
yang perlu diaudit?Perlu kita ingat bahwaaudit operasional, atau kadang disebut juga audit
manajerial, tujuan utamanya adalah untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi operasi. Untuk
itu, ketika kita mengaudit Store untuk perusahaan retail ini, kita harus mengerti betul
(memastikan) apafungsi utama dari Store tsb.Apakah dia hanya berfungsi menyimpan barang
atau dia juga bertanggung-jawab untukmengatur jumlah stock. Kita tidak bisa menyatakan
bahwa fungsi Store efektif jika kita tdk tahu persis apa fungsi utamanya. Sedangkan untuk
menyatakan operasional Store efisien atau tidakinternal auditor bisa melakukan pembandingan
berapa biaya yg ditetapkan untuk operasionalStore tsb dengan biaya aktualnya.Para pembaca
yg budiman, pada umumnya, Store selain bertanggung-jawab untukmenyimpan Stock, dia juga
bertugas untuk mengatur jumlah stock. Berapa stock minimum, stockmaksimum, dan terutama
untuk menghindari kekosongan Stock ketika barang tsb dibutuhkan.Selain itu, pelayanannya
juga harus cepat, dan system pengendalian intern-nya juga harus bisamemastikan bahwa
barang yang disimpan di Store aman dan tidak mengalami penurunan mutu
Jawaban :
Dengan demikian ketika melakukan audit Storeaspek yg harus diperhatikan antara lain:
a. System Pengendalian Intern(SPI). SPI umumnya mencakup empat aspek: yakni
Strukturorganisasi yg memisahkan fungsi pelaksanaan dari fungsi pencatatan dan
penyimpanan, systemotorisasi dan prosedur pencatatan yg mampu menjamin keamanan
assets, praktek yg sehat ygdilaksanakan secara konsisten dan karyawan yg cakap dan jujur.
Anda harus pelajari keempatfaktor tsb.
b. Aspek Operasional. Yang saya maksud di sini adalah apakah operasional Store mampu
menjamin ketersediaan stockketika dibutuhkan, Supply Chain yg simple dan cepat, kualitas
barang yg terjaga, dan dengan biaya penyelenggarakan store yg rendah. Dalam hal ini
auditor internal juga perlu mengevaluasiInventory Turnover, rata-rata kebutuhan stock
harian, mingguan, bulanan, dsb, guna menilai apakah Reorder-point terlalu tinggi sehingga
menimbulkan penimbunan stock terlalu banyak yg berakibat pada investasi yg terlalu besar
pada inventory, atau sebaliknya terlalu rendah sehinggaada potensi resiko Iddle Stock? Ini
terkait pula dengan kemungkinan adanya stock Slow Moving atau bahkan Non Moving
Items
c. Aspek managerial. Kalau dari hasil audit / evaluasi menunjukkan adanya minimum stock
yg berlebihan, atauterdapat Stock Slow Moving /Non-moving yg cukup signifikan /
materiil, ditemukan adanyastock yg rusak atau mengalami penurunan kualitas, atau ada
potensi Iddle Stock dan juga seringterjadi kekosongan Stock, biaya penyelenggaraan
penyimpanan stock yg melebihi "Kriteria" /ketetapan organisasi, dsb, makaauditor
internalharus melakukan evaluasi terhadap aspekmanajerial, meliputi Planning,
Organizing, Actuating, Directing, Controlling, dan juga SystemImprovement-nya. Kalau
dari proses manajemen tsb ternyata banyak ditemukan kelemahan,maka selanjutnya perlu
dievaluasi kompetensi SDM, terutama pimpinan. Apakah dia memilikikompetensi
memangku jabatan di posisi itu.

KASUS 5 : PT. Industri Sandang Nusantara (ISN)


Pada Desember 2006 Indonesia Corruptin Watch (ICW) melaporkan kasus dugaan korupsi ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam ruislaag (tukar guling) antara asset PT. Industri
Sandang Nusantara (ISN), sebuah BUMN yang bergerak di bidang tekstil, dengan asset PT.
GDC, sebuah perusahaan swasta. Dalam ruislaag tersebut PT. ISN menukarkan tanah seluas
178.497 meter persegi di kawasan Senayan dengan Tanah seluas 47 hektar beserta Pabrik dan
mesin di karawang.
Berdasarkan hasil temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) semester II Tahun Anggaran
1998/1999, menyatakan ruislaag itu berpotensi merugikan keuangan Negara sebesar Rp.
121,628 miliar. Kerugian itu terdiri dari kekurangan luas bangunan pabrik dan mesin milik PT.
GDC senilai Rp. 63,954 miliar, berdasarkan penilaian aktiva tetap oleh PT. Sucofindo pada
1999; penyusutan nilai asset pabrik milik PT. GDC senilai Rp. 31,546 miliar; dan kelebihan
perhitungan harga tanah senilai Rp. 0,127 miliar. Selain itu juga ditemukan bahwa terdapat
nilai saham yang belum dibayarkan oleh PT. GDC sebesar Rp. 26 miliar.
Jawaban :
Dalam kasus Ruislaag di atas, karena ketidakjelasan prosedur dan syarat-syarat tukar guling
asset, sehingga sangat rawan untuk diselewengkan. Seharusnya keputusan Tukar Guling tidak
hanya menjadi wewenang salah satu pejabat saja, melainkan melibatkan beberapa pejabat
sebagai pengendali dan control yang baik. Selain itu juga diperlukan sebuah aturan baku oleh
perusahaan mengenai tukar guling, sehingga kemungkinan penyelewengan menjadi berkurang.
Diperlukan juga control dari lembaga bersangkutan terhadap penelitian tim penilik yang
meneliti kelengkapan mengenai status asset, dokumen kelengkapan asset, sehingga tidak ada
manipulasi dari nilai asset tersebut serta proses tukar menukar. Walaupun menggunakan jasa
Appraisal, penilaian asset tetap juga tetap harus diawasi untuk mencegah kecurangan-
kecurangan. Dari kasus diatas dapat dibuktikan bahwa PT. ISN memiliki pengendalian intern
yang sangat buruk. Sehingga PT. ISN rawan dicurangi oleh rekanan-rekanan bisnisnya maupun
oleh oknum-oknum pejabat perusahaan yang ingin mengambil keuntungan. Oleh karena itu hal
pertama yang harus dibenahi oleh PT. ISN adalah soal Pengendalian Internnya.

Anda mungkin juga menyukai