Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN SAMPAH DAPUR SEBAGAI MIKROORGANISME LOKAL (MOL)

UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN PUPUK KIMIA DI DESA SERAYU


LARANGAN KABUPATEN PURBALINGGA

Dwi Nur Asiyah1, Dicky Willian R.2, Nurul Alma Kusumaratih3, Devy Nur Sa’diah4

Jurusan Bahasa Inggris,Fakultas Bahasa dan Seni1, Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial2, Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik3, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik 4

Universitas Negeri Semarang

Email : dwinurasiyah@gmail.com1, dicky.willian@gmail.com2,


nurulalmakusumaratih@students.unnes.ac.id3, devynursadiah@student.ac.id4

ABSTRAK

Pupuk kimia yang dipakai secara terus menerus sangat berbahaya dan mengakibatkan efek
negative seperti menurunnya kandungan bahan organik tanah, rentannya tanah terhadap erosi,
menurunnya permeabilitas tanah, menurunnya populasi mikroba tanah, dan lain sebagainya.
Mikroorganisme local (mol) dianggap sebagai teknologi alternative pengganti pupuk kimia yang
mengandung bahan alami dan tidak merusak lingkungan. Peneliti menemukan cara membuat
mikroorganisme local (mol) dari bahan limbah dapur yang mudah dalam pembuatannya dan sangat efektif
dalam membantu petani dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia bagi masyarakat desa Serayu
Larangan Kabupaten Purbalingga

Kata kunci : Miroorganisme local, pupuk kimia, limbah dapur

PENDAHULUAN digunakan, kandungan organik seperti zat hara


Hampir semua petani lebih memilih dan mineral akan semakin berkurang. Hal ini akan
pupuk kimia karena mudahnya bahan untuk berdampak pada perolehan hasil panen yang juga
didapat, tanaman yang diberi pupuk kimia dinilai akan menurun (Palupi,2015)
lebih cepat proses tumbuhnya bila dibandingkan Sampah dapur seperti sayur-sayuran dan
dengan menggunakan pupuk organik. Namun, buah-buahan merupakan bahan buangan yang
penggunaan pupuk kimia secara terus menerus biasanya dibuang secara open dumping tanpa
tentu tidak baik, penggunaan pupuk kimia secara pengelolaan lebih lanjut sehingga akan
intensif dan masiv dapat merusak sistem tanah meninggalkan gangguan lingkungan dan bau tidak
yang akan kehilangan bahan organiknya. sedap. Begitu pula masyarakat di Desa Serayu
Misalnya, semakin banyak pupuk kimia Larangan Kabupaten Purbalingga, sampah dapur
seperti buah dan sayur langsung dibuang begitu dan rasio C/N 33,56. Data akhir dengan hasil
saja tanpa dimanfaatkan atau diolah terlebih optimal diperoleh pada hari ke 25 dengan
dahulu. Mikroorganisme Lokal dipilih sebagai komposisi EM4 350 ml yaitu unsur N 1 %, P
teknologi alternative untuk mengganti pupuk 1,98 %, K 0,85% dan rasio C/N 30 %, total solid
kimia. Pupuk organik jenis ini tergolong pupuk 34,78 %, Chemical Demand Oxygen (COD)
yang mudah dibuat dan tidak terlalu mahal. 2386 mg/L, biogas 13 ml dan pH 5,55
Bahkan bahan-bahan yang dibutuhkan ada Berdasarkan uraian di atas pembuatan
disekitar kita. MOL (Mikrooorganisme Lokal) pupuk dari limbah sayur dan buah-buahan
dapat diartikan sebagai cairan hasil fermentasi sebagai pupuk alternatif pengganti pupuk kimia
yang didalamnya terkandung mikroorganisme sangat cocok dikembangkan. Selain bahan
hasil dari produksi bahan-bahan alami yang bakunya melimpah juga sangat ekonomis karena
tersedia di sekitar kita. Larutan MOL tidak memerlukan banyak biaya serta melihat
mengandung unsur hara mikro dan makro yang kandungan rasio C/N yang terdapat pada limbah
didalamnya juga terdapat bakteri yang dapat dapur seperti sampah buah dan sayur sehingga
berfungsi sebagai perombak bahan organik. Salah peneliti berkesimpulan untuk melakukan
satu mengapa MOL dibuat adalah biaya produksi penelitian terhadap sampah dapur seperti sayur
yang murah dan pembuatannya yang terbilang dan buah untuk menjadi salah satu bahan baku
mudah pembuatan pupuk cair organik. Pupuk cair
Beberapa peneliti telah melakukan cara organik dapat mengurangi ketergantungan petani
untuk mendapatkan pupuk organik dengan pada pupuk kimia serta dapat memanfaatkan
bahan baku yang berbeda-beda. Riansyah dan limbah dapur yang ada di Desa Serayu Larangan
Wesen (2010) pemanfaatan lindi sampah sebagai Kabupaten Purbalingga. Pada penelitian ini
pupuk cair. Penelitian dilakukan dengan diharapkan untuk mengetahui salah satu cara
memvariasikan penambahan daun lamtoro terbaik dalam pembuatan pupuk limbah dapur
dengan variabel tetap: lindi 20 L, aquades 35 L dan tape sebagai bahan utamanya. Kedua bahan
dan abu tempurung kelapa 2 kg, didapatkan tersebut sangat mudah didapat, dan relatif irit
pokok permasalahan meliputi, lindi dalam biaya
pembuatan pupuk cair yang paling baik terdapat
BAHAYA PUPUK KIMIA
pada reaktor dengan penambahan 7 kg daun
lamtoro dan 6 kg bunga dengan waktu 21hari Dalam kegiatan pertanian, pupuk
didapatkan rasio C/N. Sarjono dkk., (2013) menjadi salah satu hal yang sangat diperlukan
pembuatan pupuk cair dan biogas dari campuran oleh para petani. Secara umum pupuk dibagi
limbah sayuran. Data awal yang diperoleh dari menjadi dua jenis yaitu pupuk organic dan
penelitian ini berupa kadar air 88,78 %, pH 7,68, pupuk anorganik. Pupuk organik adalah Pupuk
yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup menyimpan air dan cepat menjadi asam, pada
atau makhluk hidup yang telah mati, meliputi akhirnya akan menurunkan produktivitas
kotoran, sampah, kompos, dan berbagai produk tanaman. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki
limbah lainnya (Samekto, 2008). Sedangkan oleh para petani mengenai hal tersebut, membuat
pupuk anorganik adalah pupuk yang bukan penggunaan pupuk kimia masih terus dilakukan.
berasal dari makhluk hidup dan merupakan Pemberian pupuk dengan tidak tepat dosis sering
pupuk buatan manusia yang mengandung bahan- dilakukan petani sehingga dampak yang
bahan kimia (Samekto, 2008). Sebagian besar ditimbulkan adalah dihasilkannnya residu zat-zat
petani lebih memilih pupuk kimia untuk kimia dari pupuk yang diberikan sehingga dalam
tanaman mereka. Padahal pada kenyataanya jangka waktu yang lama menyebabkan
penggunaan pupuk kimia secara berlebihan kerusanan atau kekritisan pada lahan (Mira
banyak memberikan dampak negative Herawati Soekamto, Ahmad Fahrizal, 2019 ).
Dalam jurnalnya Herdiyanto, D. dan
Setiawan, A. (2015) menyatakan bahwa
PENGERTIAN MIKROORGANISME
“Pemakaian pupuk anorganik dalam jumlah
LOKAL (MOL)
berlebihan dan pengolahan tanah secara intensif
dapat merusak kualitas tanah”. Kerusakan Menurut Kurniawan (2018) MOL
lingkungan menjadi hal yang perlu diperhatikan merupakan sekumpulan dari mikroorganisme
dalam penggunaan pupuk kimia yang berlebihan yang dibudidayakan yang memiliki kegunaan
ini. Akibat pemakaian pupuk anorganik dalam sebagai pengomposan organic. Larutan MOL
jumlah di atas takaran yang digunakan selama merupakan larutan yang berasal dari hasil
ini sudah mulai memberikan dampak lingkungan sebuah fermentasi bahan dasar dari sumber daya
yang negatif, seperti menurunnya kandungan yang tersedia seperti hewan maupun tumbuhan,
bahan organik tanah, rentannya tanah terhadap sehingga larutan MOL mengandung unsur hara
erosi, menurunnya permeabilitas tanah, makrro dan mikro serta mengandung bakteri
menurunnya populasi mikroba tanah, dan yang berfungsi sebagai perombak dari bahan
sebagainya. organic pada tanah, dan sebagai agens yang
Parman (2007) menyatakan dampak dari mengendalikan penyakit tanaman dan hama
penggunaan pupuk anorganik menghasilkan serta sebagai perangsang pertumbukan daari
peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tanaman.
tinggi. Namun penggunaan pupuk anorganik Sedangkan menurut Hadi (2019) MOL
dalam jangka yang relatif lama umumnya adalah kumpulan dari mikroorganisme yang
berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah “diternakan” berguna seperti konsep “zero
menjadi cepat mengeras, kurang mampu waste” untuk ”starter” membuat kompos
organic yang mengandung Lactobacillus sp,.
Azotobaecter sp,. Ragi, jamur pengurai dan
bakteri fotositetik yang memiliki fungsi sebagai
pengurai senyawa organic.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
MOL merupakan larutan dari hasil suatu
fermentasi dari bahan dasar yang berasal dari Bahan yang disiapkan :

berbagai sumber daya yang sudah tersedia 1. Botol minuman ukuran 1,5 liter. Untuk

seperti pemanfaatan dari limbah rumah tangga pembuatan partai besar bisa menggunakan

ataupun tanaman sekitar. Larutan dari MOL ember atau drim bekas.

mengandung unsur hara makro dan mikro serta 2. Air cucian beras

bakteri yang berfungsi sebagai perombak bahan 3. Gula merah

organik, dan sebagai agent pengendali hama 4. Limbah sayur. Misalnya sayur yang sudah

ataupun penyakit tanaman serta sebagai busuk, batang daun yang tidak dimasak atau

perangsang pertumbuhan dari tanaman, oleh cangkang telur

karena itu larutan MOL digunakan sebagai


Langkah-langkah membuat MOL
pupuk hayati, decomposer serta sebagai pertisida
Limbah Dapur :
organic
1. Potong dan cincang sayuran. Semakin kecil

CARA PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ukuran sayuran, akan semakin cepat proses

MIKROORGANISME LOKAL fermentasinya

Pada artikel kali ini, penulis akan 2. Masukkan potongan sayur ke dalam botol.
membagikan bagaimana cara membuat MOL 3. Larutkan gula merah dengan air cucian

dengan limbah dapur dan tape sebagai bahan beras

utamanya. Kedua bahan tersebut sangat mudah 4. Masukan air cucian beras yang sudah

didapat, dan relatif irit biaya. Pertama adalah dicampurkan dengan gula merah ke dalam

MOL Limbah Dapur. MOL ini cocok sekali botol minuman yang berisi potongan sayur.

dengan para ibu rumah tangga yang gemar 5. Tutup botol hingga menimbulkan gas

memasak dan tentunya suka dengan dunia didalamnya. Buka dan tutup setiap hari

pertanian. Limbah dapur yang dimaksud adalah botol tersebut untuk mengontrol proses

sisa-sisa makanan atau sayuran yang sudah tidak fermentasi MOL

digunakan lagi. 6. Tunggu 5 hingga 6 hari sampai proses

.1 MOL Limbah Dapur fermentasi berjalan dengan baik.


4.2 MOL Tape berhasilnya proses fermentasi MOL. Gula merah
digunakan sebagai makanan mikroorganisme
yang tumbuh didalam botol.

Cara penggunaan MOL ini adalah dengan


cara mencampurkannya pada air untuk
menyiram tanaman. Cairan MOL ini diharapkan
dapat mengembalikan unsur hara dan mineral

Bahan yang disiapkan : yang ada di dalam tanah, sehingga tanaman akan

1. Botol minuman ukuran 1,5 liter. Untuk dapat menyerapnya untuk proses pertumbuhan.

pembuatan partai besar bisa menggunakan Perbandingan mol dengan dengan air adalah 1:5.

ember atau drim bekas. Satu liter MOL dicampurkan dengan 5 liter air,

2. Air kemudian dilanjutkan menyiramkan pada

3. Gula merah tanaman. MOL ini sangat cocok digunakan pada

4. Tape tanaman sayur dan buah, karena memicu


pertumbuhan tanaman sehingga menjadi

Langkah-langkah membuat MOL Tape : bertambah ukurannya.

1. Potong Tape menjadi ukuran yang lebih KESIMPULAN


kecil. Semakin kecil Tape akan
mempercepat proses fermentasinya Pupuk kimia sangat berbahaya jika dipakai

2. Masukkan potongan Tape ke dalam botol. secara terus menerus seperti menurunnya

3. Larutkan gula merah dengan air kandungan bahan organik tanah, rentannya tanah

4. Masukan air gula ke dalam botol minuman. terhadap erosi, menurunnya permeabilitas tanah,

Langkah ke 5 dan 6 sama dengan langah- menurunnya populasi mikroba tanah, dan lain

langkah pembuatan MOL Limbah Dapur. sebagainya. Mikroorganisme local (mol)


dianggap sebagai teknologi alternative pengganti
Proses fermentasi MOL dikatakan berhasil pupuk kimia yang mengandung bahan alami dan
ketika terdapat gas didalam botol. Pengecekan tidak merusak lingkungan. Peneliti menemukan
secara berkala dengan cara membuka tutup botol cara membuat mikroorganisme local (mol) dari
setiap hari dimaksudkan untuk membuang gas bahan limbah dapur yang mudah dalam
hasil fermentasi. Karena ketika gas semakin pembuatannya dan sangat efektif dalam
terkumpul, dapat memicu botol meletup. Bau membantu petani dalam mengurangi
yang dihasilkan dari proses fermentasi agak penggunaan pupuk kimia bagi masyarakat desa
kurang sedap, namun in juga merupakan faktor Serayu Larangan Kabupaten Purbalingga
DAFTAR PUSTAKA Hadi, R. A. (2019). Pemanfaatan MOL
(mikroorganisme lokal) dari Materi yang
Herdiyanto, D. d. (2015). Upaya peningkatan Tersedia di Sekitar Lingkungan. Jurnal
kualitas tanah melalui sosialisasi pupuk Agrosience, 9(1), 93–104.
https://jurnal.unsur.ac.id/agroscience/a
hayati, pupuk organik, dan olah tanah
rticle/view/637
konservasi di Desa Sukamanah dan
Desa Nanggerang Kecamatan Handoko, O. S., & Si, M. (2009). KEAJAIBAN
Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN
Jurnal Aplikasi Iptek untuk Masyarakat TEKNOLOGI PERBANYAKANNYA.
Fakultas Pertanian Universitas Kurniawan, A. (2018). Mol Production ( Local
Padjadjaran, 4 (1): 47-53. Microorganisms ) With Organic
Ingredients Utilization Around Produksi
Palupi, N. P. (2015). 2015. RAGAM Mol ( Mikroorganisme Lokal ) Dengan
MIKROORGANISME LOKAL SEBAGAI Pemanfaatan. Jurnal Hexagro, 2(2), 36–
DEKOMPOSTER RUMPUT GAJAH 44.
(Pennisetum purpureum). ZIRAA’AH https://doi.org/10.36423/hexagro.v2i2.
Fakultas Pertanian Universitas 130
Mulawarman Samarinda Volume 40 Mursalim, I., Mustami, M. K., & Ali, A. (2018).
Nomor 2, Halaman 124. PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK
ORGANIK MIKROORGANISME LOKAL
Riansyah Erwin,Wesen Putu. (2010). MEDIA NASI, BATANG PISANG, DAN
Pemanfaatan Lindi Sampah sebagai IKAN TONGKOL TERHADAP
Pupuk Cair. Jurnal Ilmiah Teknik PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI
Lingkungan Vol. 4 Universitas (Brassica juncea). Jurnal Biotek, 6(1), 32.
https://doi.org/10.24252/jb.v6i1.5127
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur, 1-4. Nugroho, M. B. (2013). RAGAM LARUTAN
MIKROORGANISME LOKAL SEBAGAI
Samekto, R. (2008). Pemupukan. Yogyakarta: PT DEKOMPOSTER RUMPUT GAJAH
Citra Aji Paratama. (Pennisetum purpureum). Journal of
Chemical Information and Modeling,
Sarjono, S. S. (2013). Pembuatan Pupuk Cair dan 53(9), 1689–1699.
campuran Limbah Sayuran. Jurnal https://doi.org/10.1017/CBO97811074
Teknik Kimia Universitas Medan 15324.004
Sumatra Utara.

Anda mungkin juga menyukai