id
TUGAS AKHIR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Di susun oleh :
WAWAN HENDRIYANTO
NIM : I 8707026
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dikerjakan oleh :
WAWAN HENDRIYANTO
NIM : I 8707026
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
Dikerjakan oleh :
WAWAN HENDRIYANTO
NIM : I 8707026
Disahkan, Disahkan
Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Program D-III Teknik
Fakultas Teknik UNS Jurusan Teknik Sipil FT UNS
Mengetahui,
a. n. Dekan
Pembantu Dekan I
Fakultas Teknik UNS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Dalam hidup kita harus mencari TEKEN, kemudian kita harus TEKUN, dan pada
akhirnya kita akan TEKAN,
Hari kemaren adalah sejarah, hari ini adalah anugerah dan hari esuk adalah
misteri,
Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang,
tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda
tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu,
iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan semua ini kepada ALLAH S.W.T. yang telah memberikan
kemudahan dan jalan-Nya, sehingga semua ini dapat tercapai dengan lancar dan
baik.
Kepada orang yang penulis cintai yaitu kedua orang tuaku, tanpa bantuan moril dan
materielnya terutama doa, bantuan, spirit dan dorongan semangat yang mereka
berikan, semua ini tidak akan tercapai. Maaf, hanya ini yang mampu penulis berikan
dan atas segala nasehat, penulis akan mengingatnya dan selalu berusaha untuk
menjadi yang paling baik.
Kepada seseorang yang spesial yaitu Cicik Rosita Dewi yang selalu memberikan
bantuan dan semangat serta menyuport penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis sampaikan terima kasih dan hanya ini yang
mampu penulis berikan.
Kepada Bapak Andaryadi selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah membantu
memperoleh data dengan cara bimbingan dan pengarahan yang sabar dan tidak
membatasi informasi yang diberikan.
Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama pembuatan Tugas Akhir ini,
sehingga Tugas Akhir dapat berjalan dengan lancar dan baik. Penulis sampaikan
terima kasih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Kecepatan dalam sebuah komunikasi menjadi salah satu tuntutan yang harus
dilakukan oleh penyedia layananan komunikasi, disamping begitu banyaknya
persaingan yang dilakukan oleh penyedia layanan telekomunikasi. Bandwith yang
besar menjadi salah satu cara alternatif yang efektif dalam menjawab tuntutan
tersebut. Pemasangan jaringan fiber optic menjadi solusi yang cukup baik dalam
peningkatan bandwith pada sebuah penyedia layanan telekomunikasi. Dengan
bandwith yang besar, redaman transmisi yang kecil, dan tidak terpengaruh oleh
gelombang elektromagnetik menjadi salah satu nilai plus dalam pemasangannya.
Dalam laporan Tugas Akhir ini data yang digunakan dalam penulisan adalah data
yang berasal dari PT. Telkom, Gladak, Surakarta. Data tersebut berupa jenis-jenis
material, alat-alat yang digunakan dan pekerjaan dalam pemasangan fiber optic.
Disamping data-data dari PT. Telkom, survey ke tempat lokasi di STO Kartasura
yang terletak di Jalan Diponegoro, menjadi salah satu data penunjang yang cukup
dalam pengolahan data untuk dibuat menjadi study pustaka. Adapun obyek yang
disurvey yaitu areal galian yang terletak di sekitar STO Kartasura.
Dari data-data yang ditemukan dan diolah menghasilkan beberapa jenis macam
pekerjaan dalam pemasangan fiber optic di Jalur Ungaran-Kartasura, kendala-
kendala juga ikut ditemukan dalam pemasangan fiber optic. Akhirnya analisis
anggaran biaya pemasangan fiber optic jalur Ungaran-Kartasura dapat dihitung
yang didapat dari biaya total penggalian dan timbunan sebesar Rp.582.750.000
ditambahkan dengan biaya total pemasangan fiber optic sebesar Rp.15.553.787.937
hingga menjadi biaya akhir dari seluruh pekerjaan menjadi Rp.16.136.537.937,-.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
In This final report of the data used in the writing of data is derived from PT.
Telkom, Gladak, Surakarta. The data of the types of material, equipment used and
work in the installation of fiber optic cable. In addition to data from PT. Telkom,
the survey at a location in the STO Kartasura located at JalanDiponegoro, one of
sufficient supporting data in the data processing to be made into literature study.
As for the objects surveyed the excavation area is located around the STO
Kartasura.
From the data found and processed produce several types of jobs in the
installation of fiber-optic cables in the Gaza UngaranKartasura, constraints also
found in the installation of fiber optic cable. Finally, analysis of the budget cost of
installing fiber optic lines can be calculated Ungaran-Kartasura obtained from the
total cost of excavation and embankment for Rp.582.750.000 added to the total
cost for installation of fiber optic Rp.15.553.787.937 until a final cost of the entire
work to Rp. 16,136,537,937, -.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Tugas Akhir ini diberikan kepada Mahasiswa Teknik Sipil UNS dengan maksud
agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami teori-teori mata kuliah yang
diberikan oleh dosen. Tidak semua teori yang diterima di bangku kuliah dapat
diterapkan di lapangan. Dengan Tugas Akhir, mahasiswa diharapkan
mendapatkan wawasan tentang penerapan Teknik Sipil di lapangan. Tugas Akhir
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada
program D III Teknik Sipil Jurusan Sipil Infrastruktur Perkotaan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Selama mengerjakan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Widi Hartono, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Bapak Andaryadi
selaku Pembimbing Tugas Akhir di TELKOM Surakarta, semua pihak yang telah
membantu terselesainya Tugas Akhir dan laporan Tugas Akhir ini.
Penyusun
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING........................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
MOTTO .............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Batasan Masalah.......................................................................... 2
D. Tujuan ......................................................................................... 2
E. Manfaat ....................................................................................... 2
F. Metode Penulisan......................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 4
2.1. Sejarah Perkembangan Fiber Optic............................................. 4
2.2. Pengertian Fiber Optic ................................................................ 6
2.3. Jenis Fiber Optic ......................................................................... 8
2.4. Kelebihan dan Kelemahan Kabel Fiber Optic ............................ 10
2.5. Karakteristik Kabel Fiber Optic.................................................. 10
2.6. Persyaratan yang Dibutuhkan oleh Fiber Optic .......................... 11
2.7. Prinsip dan Mode Perambatan Cahaya dalam Fiber Optic ......... 11
2.7.1. Mode Perambatan Cahaya ............................................... 11
2.7.2. Prinsip Perambatan Cahaya ............................................. 11
2.8. Cara Kerja Fiber Optic................................................................ 13
viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi telekomunikasi sekarang ini mengalami kemajuan sangat
cepat. Ini diakibatkan adanya permintaan dan peningkatan kebutuhan akan
informasi, yang terus memacu para pengembang memberikan suatu sistem yang
handal dan efisien, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dalam arti bahwa
sistem tersebut dapat menyalurkan informasi ke manapun juga tanpa
membutuhkan waktu yang lama.
Sehubungan dengan hal ini, dalam Tugas Akhir ini hanya akan membahas
Pemasangan Jaringan Distribusi Fiber opticnya saja karena keterkaitannya
dengan infrastruktur perkotaan. Khususnya dalam jalur dan wilayah Ungaran –
Kartasura, Suatu jaringan yang menggunakan fiber optic sebagai media transmisi
tidak terlepas dari perangkat terminal fiber optic yang memungkinkan untuk
mengontrol jaringan yang menggunakan fiber optic. Di sini terjadi fungsi yang
amat penting, yaitu pengubahan sinyal elektrik menjadi sinyal optik dan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
sebaliknya sinyal optik menjadi sinyal elektrik agar hubungan antar sentral dapat
berlangsung secara continue.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang di atas adalah:
1. Bagaimana cara pemasangan jaringan fiber optic jalur Ungaran- Kartasura ?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam pemasangan jaringan fiber optic?
3. Bagaimana analisis anggaran biaya untuk pemasangan jaringan fiber optic
jalur Ungaran – Kartasura ?
C. BATASAN MASALAH
Dalam tugas akhir ini agar masalah tidak terlalu melebar dan menjauh maka perlu
dilakukan antar batasan wilayah adalah sebagai berikut:
1. Studi kasus dilakukan di jalur Ungaran – Kartasura.
2. Pemasangan hanya sampai dengan jaringan distribusi ke STO (Sentra
Telepon Otomatis)
3. Melakukan pengujian pemasangan jaringan distribusi FO (Fiber Optic) ke
user dan biaya yang diperlukan.
D. TUJUAN
Tujuan dari tugas akhir ini adalah:
1. Mengetahui cara pemasangan jaringan fiber optic jalur Ungaran – Kartasura.
2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pemasangan jaringan fiber optic di
jalur Ungaran - Kartasura.
3. Menganalisis harga perencanaan pemasangan jaringan distribusi fiber optic
jalur Ungaran– Kartasura.
E. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan muncul dari tugas akhir ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
F. METODE
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:
1. Metode Interview
Melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait
untuk memperoleh data yang diinginkan.
2. Metode Studi Observasi
Dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
obyek yang akan dipelajari.
3. Metode Studi Pustaka
Dilakukan dengan cara membaca buku penunjang untuk melengkapi
pengetahuan teoritis maupun praktis kemudian membandingkannya dengan
kenyataan di lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
dispersi, sehingga soliton tidak melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini
sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil
bahkan dapat diabaikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
a. Core ( inti)
x Terbuat dari bahan kuarsa (silika) dengan kualitas sangat tinggi.
x Merupakan bagian utama dari fiber optic karena perambatan cahaya
sebenarnya terjadi pada bagian ini.
x Memiliki diameter 10 mm – 50 mm, ukuran core sangat mempengaruhi
karakteristik fiber Optic.
b. Cladding
x Terbuat dari bahan gelas dengan index bias < index bias core.
x Merupakan selubung daripada core.
x Memiliki diameter antara 5 - 250µm (micrometer).
x Hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi
perambatan cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis).
c. Jaket (Coating)
x Terbuat dari bahan plastik
x Berfungsi untuk melindungi fiber optic dari kerusakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
d) Crush
Crush atau tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak/patah,
sehingga dapat menaikkan optical loss
e) Impact
Impact adalah beban dengan berat tertentu yang dijatuhkan dan mengenai
kabel fiber optic. Berat beban yang berlebihan dapat mengakibatkan serat
retak/patah, sehingga dapat menaikkan optical loss
f) Cable Torsion
Torsi yang diberikan kepada kabel dapat merusak selubung kabel dan serat
g) Beratnya ringan sehingga dapat dipasang langsung dalam span yang panjang
h) Diameter kecil sehingga memungkinkan beberapa kabel terdapat dalam satu
duct (menggunakan sub duct)
i) Mudah retak karena terbuat dari gelas/silika, oleh karena itu harus
diperhatikan bending radius dan tensile strength
a. Single-mode fibers
Transmisi data melalui single mode hanya menggunakan satu lintasan cahaya
yang merambat melalui serat. Metode semacam ini dapat menghindarkan ketidak
akuratan yang dapat terjadi dalam penyaluran data Mempunyai inti yang kecil
(berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser
inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
Berdasarkan penempatan kabel fiber optic terdiri dari 2 jenis, antara lain :
a. Jenis pipa longgar (loose tube)
Fiber optic ditempatkan di dalam pipa longgar (loose tube) yang terbuat dari
bahan PBTP (Polybutylene Terepthalete) serta berisi jelly. Saat ini sebuah kabel
fiber optic maksimum mempunyai 8 loosetube dan masing-masing loosetube
berisi 12 serat optik.
b. Jenis alur (slot)
Serat optik ditempatkan pada alur (slot) di dalam silinder yang terbuat dari
bahan PE (Polyethylene). Pada saat ini telah dibuat di Jepang kabel jenis slot
dengan kapasitas 1000 serat dan 3000 serat.
Sedangkan sesuai dengan konstruksi kabel fiber optic dibedakan menjadi 3 jenis
antara lain :
a. Kabel udara (Unarmoured / Aerial Cable)
b. Kabel Tanah (Armoured / Buried Cable)
c. Kabel duct (Duct / Indoor Cable)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
coating
3
cladding
2
1 core
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
Keterangan :
1 : Sinar merambat lurus sepanjang sumbu serat tanpa mengalami refleksi
reaksi.
2 : Sinar mengalami refleksi reaksi karena memiliki sudut datang yang lebih
besar dari sudut kritis dan akan merambat sepanjang serat melalui pantulan-
pantulan.
3 : Sinar akan mengalami reaksi dan tidak akan dirambatkan sepanjang serat
karena memiliki sudut datang lebih kecil dari sudut kritis.
Konsep perambatan cahaya di dalam fiber optic, dapat ditinjau dengan dua
pendekatan/teori yaitu optik geometric dimana cahaya dipandang sebagai sinar
yang memenuhi hukum-hukum geometrik cahaya (pemantulan dan pembiasan)
dan optik fisis dimana cahaya dipandang sebagai gelombang elektro-magnetik
(teori mode). (Gusti A,”Perancngan dan Realisasi Switch Mekanik Rotari Untuk
Penggujian Serat Optik”)
Tinjauan Optik Geometrik memberikan gambaran yang jelas dari
perambatan cahaya sepanjang fiber optic. Dua tipe sinar dapat merambat
sepanjang fiber optic yaitu sinar meridian dimana sinar merambat memotong
sumbu fiber optic dan skew ray dimana sinar merambat tidak melalui sumbu fiber
optic. Sinar –sinar Meridian dapat diklasifikasikan menjadi bound dan unbound
rays. Bound rays di dalam serat optik disebabkan oleh pemantulan sempurna,
dimana agar peristiwa ini terjadi maka sinar yang memasuki serat harus
memotong perbatasan inti kulit dengan sudut lebih besar dari sudut kritis,
sehingga sinar dapat merambat sepanjang fiber optic.
Tinjauan optik fisis pendekatan cahaya sebagai sinar hanya menerangkan
bagaimana arah dari sebuah gelombang datar merambat di dalam sebuah serat
namun tidak meninjau sifat lain dari gelombang datar yaitu interferensi, dimana
gelombang datar saling berinterferensi sepanjang perambatan, sehingga hanya
tipe-tipe gelombang datar tertentu saja yang dapat merambat sepanjang serat.
Maka diperlukan tinjauan optik fisis yaitu memandang cahaya sebagai gelombang
elektromagnetik yang disebut teori mode.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
panjang gelombang =
dimana ;
c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa = 3.108 m/det.
f = frekuensicahaya.
n = indeks bias medium.
cahaya itu hingga sampai ke tujuan. Tetapi cara itu jelas tidak efektif. Apalagi jika
sasaran yang dituju memiliki lintasan yang rumit, seperti di bawah tanah atau
lubang yang kecil. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu sistem yang
bekerja seperti pantulan cermin di atas tetapi memiliki efisiensi tinggi. Sistem
pemantulan inilah yang merupakan prinsip dasar fiber optic. Cahaya dalam kabel
fiber optic merambat melewati inti dengan pantulan (memantul dari dinding
pembungkus) yang tetap. Prinsip ini disebut total pantulan internal. Karena
pembungkus tidak menyerap cahaya dari inti maka cahaya dapat melintasi jarak
yang sangat jauh. (Anonim, 2000, Kabel Serat Optik, Standard Operation
Prosedure dan Standard Maintenance Procedure)
Walaupun begitu, terdapat beberapa cahaya yang mengalami kerugian
(loss) ketika merambat dalam serat. Hal tersebut disebabkan karena pengotoran
atau ketidakmurnian kaca dan panjang gelombang cahaya yang ditransmisikan.
Sebagai contoh, cahaya dengan panjang gelombang 850 nm mempunyai kerugian
60% - 80% per km. (1300 nm = 50% - 60% per km, 1550 nm lebih besar dari 50%
per km). Beberapa serat optik premium memperlihatkan kerugian yang sangat
sedikit, lebih kecil dari 10% per km untuk panjang gelombang 1550 nm.
Sinar dalam fiber optic berjalan melalui inti dengan secara memantul dari
cladding, dan hal ini disebut total internal reflection, karena cladding sama sekali
tidak menyerap sinar dari inti. Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian kaca
sinyal cahaya akan terdegradasi, ketahanan sinyal tergantung pada kemurnian
kaca dan panjang gelombang sinyal.
2.9. Struktur Fiber Optic dan Perambatan Cahaya pada Fiber Optic
Struktur Dasar Sebuah Fiber Optic
Gambar 2.5 di atas merupakan struktur dasar dari sebuah fiber optic yang
terdiri dari 3 bagian : core (inti), cladding (kulit), dan coating (mantel) atau buffer
(pelindung). Inti adalah sebuah batang silinder terbuat dari bahan dielektrik
(bahan silika ( ). Inti di selubungi oleh lapisan material, disebut kulit, yang
terbuat dari bahan dielektrik (silika tanpa atau sedikit doping), kulit memiliki jari-
jari sekitar 125 – ȝPLQGHNVELDV-nya n2, besarnya sedikit lebih rendah dari
n1. (Anonim, 1999, Penyambungan Kabel Serat Optik, DIVLAT PT.
Telekomunikasi Indonesia)
Walaupun cahaya merambat sepanjang inti fiber optic tanpa lapisan
material kulit, namun kulit memiliki beberapa fungsi :
¾ Mengurangi cahaya yang loss dari inti ke udara sekitar.
¾ Mengurangi loss hamburan pada permukaan inti.
¾ Melindungi fiber optic dari kontaminasi penyerapan permukaan.
¾ Menambah kekuatan mekanis.
Untuk pelindungan tambahan, kulit dibungkus oleh lapisan tambahan (terbuat dari
plastik jenis tertentu) yaitu mantel atau buffer untuk melindungi fiber optic dari
kerusakan fisik. Buffer bersifat elastis, mencegah abrasi dan mencegah loss
hamburan akibat microbends.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
2. Mengolah Data
Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah
mengolah data tersebut. Pada tahap mengolah atau menganalisis data dilakukan
dengan menghitung data yang ada dengan rumus yang sesuai.
Hasil dari suatu pengolahan data digunakan kembali sebagai data untuk
menganalisis yang lainnya dan berlanjut seterusnya sampai mendapatkan hasil
akhir tentang pemasangan fiber optic tersebut. Adapun urutan dalam analisis data
dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 3.1 dibawah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Mulai
Pengumpulan Data:
1. Peta Jalur Pemasangan Fiber Optic
2. Data Material dan Pekerjaan Galian
3. Analisis Rencana Anggaran Biaya
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
Kabel fiber optic yang dipakai terdiri dari tiga jenis yaitu:
x Kabel Udara (Unmoured Cable)
x Kabel Tanah (Armoured Cable)
x Kabel Duct (Duct Cable)
Pada laporan Tugas Akhir ini hanya akan dibahas tentang instalasi kabel fiber
optic jenis kabel duct (duct/indoor cable).
Panjang rute kabel Ungaran-Kartosuro 66,6 km, terbagi menjadi 14 OTB (Optical
Terminal Box), antara lain STO Ungaran - STO Bawen dengan jarak 8,6 km
terdiri dari 6 titik sambung, masing-masing titik sambung berjarak 2 km dan
terdiri dari 3 OTB, dari STO Bawen - STO Salatiga dengan jarak 16,1 km terdiri
dari 10 titik sambung dan terdiri dari 4 OTB, dari STO Salatiga - STO Boyolali
dengan jarak 27,2 km terdiri dari 15 titik sambung dan terdiri dari 4 OTB, dan
dari STO Boyolali - STO Kartosuro dengan jarak 14,7 km terdiri dari 9 titik
sambung dan terdapat 3 OTB. Masing-masing menggunakan kabel duct dengan
kapasitas kabel FO 48 core.
Steel Messenger
MDPF Sheath
Al Tape
1 Water Blocking
6 2 Flooding gel
Central Strength member
5 3
PE Sheath
4 Peripheral strain element (option)
Gambar 4.2 Kabel Fiber Optic Bawah Tanah, Duct dan Udara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
4.2.1. Galian
a. Bentuk dan spesifikasi galian
Bentuk penampang galian yang disarankan berupa segiempat (galian tegak
lurus permukaan) dengan lebar seminimum mungkin yang masih memenuhi
kebutuhan pemasangan utilitas dan atau yang masih memenuhi kebutuhan
pemadatan timbunan, dapat dilihat pada gambar terlampir dan 4.7 dibawah.
Syarat-syarat galian untuk penanaman kabel duct adalah:
1. Kedalaman galian 1,5 m
2. Jarak antar handhole adalah 2 km
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
INSTALLATION STANDARD
FOR DUCT CABLE
b. Turap sementara
Apabila tanah galian mudah Iongsor diharuskan memasang turap sementara
sebagai pencegah Iongsor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Jika rute tersebut melewati jembatan jalan raya, digunakan pipa galvanis
sebagai pelindung mekanisme pada saat pembangunan jembatan kabel yang
penempatannya disesuaikan dengan kondisi jembatan jalan raya tersebut biasanya
dipasang pada bibir jembatan jalan raya (jempatan temple / Self support), atau
bisa juga dipasang tiang pada masing-masing ujung jembatan. Dalam hal ini
berarti kabel FO duct diudarakan menggunakan tiang penyangga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
b. Pemasangan / penarikan sub duct ada baiknya bila dilakukan oleh tenaga
manusia agar tidak terjadi rentan kabel / tegangan kabel yang berlebihan
yang mengakibatkan rusaknya kabel / patah. Bila menggunakan winch,
tegangan tarik harus terus diawasi melalui pengukur tegangan yang
umumnya terpasang pada winch truck.
c. Tegangan dan speed tarik sub duct harus lebih rendah dari spesifikasi
teknis yang berlaku.
d. Hindari penarikan yang dapat menyebabkan sub duct cacat / rusak, misal
yaitu penarikan yang dilakukan secara paksa, karena dapat merusak serat
bagian dalam.
e. Tegangan dan kecepatan tarik yang diizinkan pada waktu pemasangan
adalah sebagai berikut:
- Tegangan tarik maksimal: 200 kg
- Pull speed maksimal: 20 m/min
Adapun cara pemasangan sub duct sebelum penarikan kabel fiber optic antara
lain:
a. Meletakkan sub duct
b. Menghubungkan tali penarik dengan sub duct. Ikat tali penarik dengan sub
duct dengan alat anti pulir (swivel)
c. Hubungkan tali penarik dengan winch
d. Bila penarikan sub duct telah selesai, harus ditunggu selama 1-2 jam
sebelum sub duct dipotong karena sub duct akan mengkerut
e. Ujung sub duct dikukuhkan dengan klem sub duct, kemudian sumbat
dengan plug karet.
f. Pada lubang titik sambung, sub duct diikat dengan kabel briket, sementara
pada titik menikung harus disangga dengan sepatu untuk mencegah
terjadinya puliran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Sistem kerja OTDR dengan cara memancarkan pulsa-pulsa cahaya dari sebuah
sumber dioda laser kedalam serat optik, sebagian sinyal dikembalikan kedalam
OTDR. Sinyal diarahkan memalui coupler ke Detektor Optic dimana sinyal
tersebut diubah menjadi sinyal listrik dan ditampilkan pada layar CRT. OTDR
mengukur sinyal balik terhadap waktu, waktu tempuh dikalikan dengan kecepatan
cahaya dalam fiber optic digunakan untuk menghitung jarak atau I = V x t.
Tampilan OTDR menggambarkan daya relatif dari sinyal balik terhadap jarak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Hal-hal yang perlu dihindakan dari peralatan tersebut agar dapat bekerja
dengan baik adalah sebagai berikut:
a. Getaran dari luar yang tak beraturan (spontan / goncangan / hentakan).
b. Hindarkan dari debu atau hal-hal yang mengakibatkan perangkat tersebut
kotor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
base dan lapis permukaan, minimum sama dengan jenis mutu perkerasan lama.
Untuk menyederhanakan pelaksanaan pada galian skala kecil (lebar galian < 1 in)
lapis perkerasan dapat menggunakan Aspal beton campuran dingin atau panas
dengan ketebalan ekivalen terhadap perkerasan lama.
masing-masing berbeda sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini
mengakibatkan terhambatnya pekerjaan untuk sementara waktu.
Setelah surat perijinan selesai oleh masing-masing kabupaten barulah pekerjaan
pemasangan dapat dilanjutkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
b. Jembatan Beton
Bila dipasang pada jembatan beton tidak boleh melakukan pembobokan
baik pada gelagarnya maupun pada bangunan bawahnya. Pemasangan klem-klem
pengikat atau penggantung dapat dilakukan dengan melubangi (bor) sesuai
dengan petunjuk Pembina Jalan. Bila lubang-lubang bor pada beton jembatan
dibuat maka lubang-lubang tersebut harua ditutup kembali dengan bahan
sekurang-kurangnya sesuai dengan kualitas bahan semula.
c. Jembatan Kayu
Bila dipasang pada jembatan kayu hanya menggunakan klem-klem
penjepit, tidak boleh melakukan pekerjaan las atau melubangi bagian jembatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
4.3.6. Pencurian
Kabel FO saat ini merupakan kebel yang relative mahal harganya,
sehingga terkadang ditemukan kabel yang hilang akibat pencurian. Kabel yang
belum terpasang instalasinya secara penuh dapat saja dibajak / dicuri dengan cara
dipotong dengan gergaji. Dengan hal yang demikian, dalam pemasangan kabel
FO sempat berhenti untuk beberapa hari akibat hilangnya kabel tersebut.
= Rp. 40.000 x 3
= Rp. 120.000,-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 5
RINGKASAN
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
commit to user