Contoh Praanggapan
Contoh Praanggapan
NPM : A1A018091
Kelas :6C
Mata Kuliah : Pragmatik dan Retorika
Dosen Pengampu : Dra. Ngudining Rahayu, M.Hum.
Tugas
1. Presuposisi Eksistensial
Ada banyak praanggapan yang mungkin muncul dalam tuturan ada yang mencuri motor
Andi, tetapi tiga praanggapan di atas dapat mewakili tuturan tersebut.
Ada banyak praanggapan yang mungkin muncul dalam tuturan. Dalam tuturan Mobil Fahri
baru, tetapi dua pranggapan di atas yang dapat mewakili tuturan tersebut.
Contoh (1): Andi sepertinya demam dan tidak menyadari bahwa di luar sedang hujan deras
Pernyataan itu menjadi faktual krena telah disebutkan dalam tuturan. Penggunaan kata
‘mengetahui’, ‘sadar’, ‘mau’ adalah kata-kata yang menyatakan sesuatu yang diisyaratkan
sebagai sebuah fakta dari sebuah tuturan. Walaupun dalam sebuah tuturan tidak terdapat kata-
kata tersebut, kefatualan suatu tuturan yang muncul dalam praanggapan bisa dilihat dari
partisipan tutur, konteks situasi dan juga pengetahuan bersama.
Contoh (2): Kami menyesal mengatakan kepadanya.
4. Presuposisi Leksikal
Praanggapan tersebut muncul dengan adanya penggunaan kata ‘berhenti’ dan di PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja) yang menyatakan Andi pernah merokok dan bekerja
sebelumnya, namun sekarang sudah tidak lagi.
Praanggapan tersebut muncul dengan adanya penggunaan kata ‘mulai’ bahwa sebelumnya
tidak mengeluh namun sekarang mengeluh.
5. Presuposisi Struktural
Praanggapan yang menyatakan ‘sesuatu’ sebagai obyek yang dibicarakan dan dipahami oleh
penutur melalui struktur kalimat tanya yang menanyakan ‘apa’.
Praanggapan yang menyatakan ‘keberadaan’ sebagai bahan pembicaraan yang dipahami oleh
penutur melalui struktur kalimat tanya yang menanyakan kemana.
6. Presuposisi Konterfaktual
Contoh (1): Kalau hari ini Sinta datang, dia akan bertemu dengan Andi.
Dari contoh tuturan di atas, kita dapat melihat praanggapan yang muncul adalah:
Praanggapan tersebut muncul dari kontradiksi kalimat dengan adanya penggunaan kata
‘kalau’. Penggunaan kalau membuat praanggapan yang kontradiktif dari tuturan yang
disampaikan.
Praanggapan tersebut muncul dari kontradiksi kalimat dengan adanya penggunaan kata
‘kalau’. Penggunaan kalau membuat praanggapan yang kontradiktif dari tuturan yang
disampaikan.