Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH CASH TURNOVER, RECEIVABLE TURNOVER DAN

INVENTORY TURNOVER TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN


(Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012 - 2016)

Zainuri

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen


Universitas Muria Kudus

ABSTRACT

This study aims to test partial and simultan influence of Cash Turnover, Receivable
Turnover and Inventory Turnover on profitability in food and beverages companies listed on
Indonesia Stock Exchange (IDX) period 2012 – 2016. The sample were done with method of
purposive sampling. The analytical tool used to the test the effect of Cash Turnover,
Receivable Turnover and Inventory Turnover on profitability in food and beverages
companies on Indonesia Stock Exchange is multiple linear regression analysis with the help
of SPSS version 23.00. Based on the result of data analysis by using partial test (t test).
Cash Turnover has a non-significant negative effect on profitability. Receivable Turnover
has a non-significant and doesn’t effect on profitability, and Inventory Turnover has a non-
significant and doesn’t effect on profitability. Tested simultaneously Cash Turnover,
Receivable Turnover and Inventory Turnover to profitability don’t have significant effect on
profitability. The result of obtained the value of R square is 0.079, so the contribution of the
variable Cash Turnover, Receivable Turnover and Inventory Turnover is 7,9% while the rest
of 92,1% influenced or explain by other variables that are not include in this research
model. Profitability = 45,338 – 0,056 CTO + 0,552 RTO + 0,098 ITO

Keywords: Cash Turnover, Receivable Turnover, Inventory Turnover, Profitability.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Era globalisasi merupakan suatu era dimana kalangan dunia usaha dituntut lebih
efektif dalam menjalankan usahanya dalam persaingan yang semakin ketat. Setiap
perusahaan harus bisa mengelola perusahaannya dengan baik agar dapat bertahan dengan
baik daripada perusahaan-perusahaan lain. Indonesia merupakan suatu negara dengan
jumlah penduduk yang masuk dalam kategori padat, oleh karena itu kebutuhan akan
makanan dan minuman juga semakin besar. Kondisi seperti inilah yang menjadikan
perusahaan food and beverages menjadi sub sektor perusahaan manufaktur yang akan
memberikan banyak peluang untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan- perusahaan lain. Perusahaan food and beverages sangat
dibutuhkan masyarakat karena bergerak pada sektor industri makanan dan minuman serta
memiliki potensi pasar yang besar dari tahun ke tahun. Efisiensi penggunaan modal kerja
dapat dilihat dari tingkat perputaran komponen-komponen modal kerja, meliputi Cash
Turnover (Perputaran Kas), rasio untuk mengukur tingkat kecukupan kas atau modal kerja
perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan,
Receivable Turnover (Perputaran Piutang), rasio ini biasaya digunakan dalam hubungannya
dengan analisis terhadap modal kerja, karena memberikan ukuran tentang seberapa cepat
piutang perusahaan berputar menjadi kas, dan Inventory Turnover (Perputaran Persediaan),
rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini
berputar pada suatu periode. Hasil pengukuran dari komponen rasio ini akan
memperlihatkan bagaimana keadaan perusahaan saat ini, apakah sudah efisien atau belum
dalam menggunakan modal kerjanya, sehingga perusaahaan akan dapat memaksimalkan
kemampuannya dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Modal kerja yang efektif dan efisien dalam perputarannya akan dapat digunakan
untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan profit dan meningkatkan nilai
perusahaan. Modal kerja juga digunakan untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji
karyawan serta untuk biaya operasional lain bagi perusahaan. Hubungan antara
profitabilitas dan komponen modal kerja bagi pimpinan perusahaan, profitabilitas
merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya perusahaan yang dipimpin, sedangkan bagi
karyawan perusahaan semakin tinggi profit yang diperoleh oleh perusahaan, maka akan
semakin tinggi pula peluang untuk meningkatkan gaji karyawan. Profitabilitas yang tinggi
akan dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan secara maksimal.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan
(neraca, laporan laba rugi, ringkasan kinerja dan sejarah singkat dari perusahaan) dari
perusahaan food and beverages terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2016 yang
telah melaporkan secara rutin. Data tersebut diperoleh melalui media internet dengan
mengakses website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Populasi penelitian ini adalah
semua perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu yaitu pemilihan
sampel didasarkan pada kriteria - kriteria yang ditentukan, karakteristik perusahaan yang
akan dijadikan sebagai sampel adalah perusahaan pada industri food and beverages yang
menerbitkan atau mengumumkan laporan keuangan tahunan secara lengkap per 31
Desember dari tahun 2012 sampai tahun 2016, dengan hasil 14 perusahaan menjadi sampel
dalam penelitian ini. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini adalah metode dokumentasi dan metode studi kepustakaan. Data yang terkumpul
dilakukan pengolahan dengan menggunakan metode editing, tabulating dan proses
dengan program komputer SPSS. Analisis data yang digunakan adalah Analisis deskriptif
yaitu bagian dari statistika yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data
sehingga mudah dipahami (Hasan dalam Sella, Murni dan Maryam, 2015:1308).
Analisis Kuantitatif
Analisis Regresi Linear Berganda

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = Profitabilitas
a = Konstanta
b1,b2,b3 = Koefisien regresi
X1 = Cash Turnover
X2 = Receivable Turnover
X3 = Inventory Turnover
e = Variabel pengganggu
Uji hipotesis
Uji t (Uji Parsial)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali dalam Yeen, Ivonne dan
Djurwati, 2017:1445 ). Tingkat signifikansi yang digunakan suatu pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar (α = 0,05) Apabila tingkat signifikansi
(Sig t) lebih kecil daripada (α = 0,05), maka Hipotesisnya diterima. Jika t hitung > ttabel maka H0
ditolak. Jika thitung < t tabel maka H0 diterima.
Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat (Ghozali dalam Yeen, Ivonne dan Djurwati, 2017:1445). Signifikan atau tidaknya
pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen digunakan
batasan dan probabilitas sebesar 5% (α = 0,05). Jika Sig < α (0,05), maka H0 ditolak dan
H1 diterima. Jika Sig > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali dalam Yeen, Ivonne dan
Djurwati, 2017:1445. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.

PEMBAHASAN

Analisis Regresi Linear Berganda

Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Mo B Std. Beta t Sig.
del Error
1 (Constant) 45,338 42,169 1,075 ,308
Cash Turnover -0,056 ,077 -,227 -,725 ,485

Receivable
Turnover ,552 1,391 ,126 ,397 ,700

Inventory
Turnover ,098 ,387 ,081 ,254 ,805

Y = 45,338 – 0,056 X1 + 0,552 X2 + 0,098 X3


a = Konstanta sebesar 45,338 artinya jika variabel Cash Turnover (X1), Receivable
Turnover(X2)dan Inventory Turnover(X3)sama dengan nol, maka nilai profitabilitas (Y)
sebesar 45,338.
b1 = Koefisien regresi variabel Cash Turnover sebesar 0,056. Artinya adalah setiap
peningkatan 1 kali Cash Turnover maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar
0,056 kali dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap.
b2 = Koefisien regresi variabel Receivable Turnover sebesar 0,552. Artinya adalah setiap
peningkatan 1 kali Receivable Turnovermaka profitabilitas akan mengalami peningkatan
sebesar 0,552 kali dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap.
b3 = Koefisien regresi variabel Inventory Turnover sebesar 0,098. Artinya adalah setiap
peningkatan 1 kali Inventory Turnovermaka profitabilitas akan mengalami peningkatan
sebesar 0,098 kali dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap.

Hasil Pengujian Hipotesis


Uji Parsial (Uji t)
Uji t ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh Cash Turnover, Receivable
Turnover dan Inventory Turnover secara parsial terhadap Profitabilitas (Return On Asset).

Standardized
Coefficients
Unstandardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 45,338 42,169 1,075 ,308

Cash Turnover -0,056 ,077 -,227 -,725 ,485

Receivable
Turnover ,552 1,391 ,126 ,397 ,700

Inventory
Turnover ,098 ,387 ,081 ,254 ,805
Cash Turnover(X1)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa variabel
Cash Turnover (X1) memiliki tingkat signifikan sebesar 0,485 > 0,05, dan nilai t hitung untuk
variabel Cash Turnover (X1) -0,056 < ttabel -1,81246.
Dimana berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti secara parsial Cash Turnover (X1)
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Profitabilitas (Y).
Receivable Turnover (X2)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa variabel
Receivable Turnover (X2) memiliki tingkat signifikan sebesar 0,700 > 0,05 , dan nilai thitung
untuk variabel Receivable Turnover (X2) 0,397 < ttabel 1,81246. Dimana berarti H0 diterima
dan H1 ditolak. Berarti secara parsial Receivable Turnover (X2) tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap Profitabilitas (Y).
Inventory Turnover (X3)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa variabel
Inventory Turnover (X3) memiliki tingkat signifikan sebesar 0,805 > 0,05, dan nilai thitung
untuk variabel Inventory Turnover (X3) 0,254 < ttabel 1,81246. Dimana berarti H0 diterima
dan H1 ditolak. Berarti secara parsial Receivable Turnover (X3) tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap Profitabilitas (Y).
Uji F (Uji Simultan)
Uji Simultan (Uji F) digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan berpengaruh secara bersama- sama terhadap
variabel dependen atau terikat.
Hasil Uji Simultan
(Uji F)
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.

1 Regression 2758,750 3 919,583 ,284 ,836b


Residual 32362,577 10 3236,258
Total 35121,328 13

Sumber: Hasil Analisis Statistik SPSS Dari hasil analisis SPSS di atas,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai signifikansi yang dihasilkan pada tabel 4.10 diatas yaitu sebesar 0,836 > 0,05. Ini
menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Jadi secara simultan variabel –
variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Pengujian secara simultan X1, X2 dan X3 terhadap Y, diperoleh Fhitung sebesar 0,284 <
Ftabel 3,71. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel–variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) menjelaskan proporsi variasi dalam variabel dependen yang
dijelaskan oleh variabel independen secara bersama – sama.
Hasil Uji Koefisien Deteminasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,280a ,079 -,198 56,88812
Sumber: Hasil Analisis Statistik SPSS Berdasarkan tabel di atas, hasil
Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa presentase sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 7,9%. Sedangkan sisanya
92,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan atau tidak dibahas dalam
penelitian ini.
Pengaruh Variabel Independen (X) Terhadap Variabel Dependen (Y) Secara Parsial
Pengaruh Cash Turnover (X1) terhadap Profitabilitas/ ROA (Y)
Berdasarkan hasil pengujian Cash Turnover (X1) memiliki tingkat signifikan sebesar
0,485 > 0,05, dan nilai thitung untuk variabel Cash Turnover (X1) -0,725 < ttabel -1,81246.
Dimana berarti H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti secara parsial Cash Turnover (X1)
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas (Y). Artinya semakin pendek
jangka waktu dalam pemberian kebijakan penjualan secara kredit membuat Cash
Turnoversemakin cepat. Hal ini membuat perusahaan menjadi tidak mampu dalam
meningkatkan penjualan yang signifikan. Kondisi tersebut yang menjadi penyebab
profitabilitas perusahaan turun. Sebaliknya, apabila semakin lama jangka waktu yang
diberikan dalam kebijakan penjualan secara kredit membuat Cash Turnover semakin lambat.
Hal ini dikarenakan perusahaan lebih banyak menggunakan penjualan secara kredit dengan
jangka waktu lama bisa meningkatkan penjualan secara signifikan, sehingga kondisi tersebut
berdampak pada peningkatan profitabilitas. Adanya ketidaksignifikanan dari hasil
penelitian ini disebabkan oleh adanya perusahaan yang memiliki tingkat Cash Turnover
tinggi yang tidak diikuti dengan adanya peningkatan profitabilitas perusahaan tersebut.
Pengaruh ReceivableTurnover (X2) terhadap Profitabilitas/ ROA (Y)
Berdasarkan hasil pengujian variabel Receivable Turnover (X2) memiliki tingkat
signifikan sebesar 0,700 > 0,05, dan nilai thitung untuk variabel Receivable Turnover (X2)
0,397 < ttabel 1,81246. Dimana berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti secara parsial
Receivable Turnover (X2) tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (Y). Hal ini sejalan
dengan perputaran kas di mana semakin pendek jangka waktu dalam pemberian kebijakan
penjualan secara kredit membuat perputaran piutang semakin cepat. Hal ini membuat
perusahaan tidak mampu dalam meningkatkan penjualan yang signifikan. Kondisi tersebut
menyebabkan profitabilitas perusahaan turun. Hal ini berarti, bahwa makin cepat perusahaan
dalam mengumpulkan piutangnya maka semakin sedikit jumlah dana yang dikeluarkan untuk
mengurangi kerugian atas piutang tak tertagih. Sebaliknya, jika semakin lama jangka waktu
yang diberikan dalam kebijakan penjualan secara kredit membuat perputaran piutang semakin
lambat. Hal ini dikarenakan perusahaan lebih banyak menggunakan penjualan secara kredit
dengan jangka waktu lama bisa meningkatkan penjualan secara signifikan sehingga kondisi
tersebut berdampak pada peningkatan profitabilitas. Makin lambat perusahaan dalam
mengumpulkan piutangnya maka semakin banyak jumlah dana yang harus dikeluarkan untuk
menutupi kerugian akibat piutang tak tertagih. Adanya ketidaksignifikanan dari hasil
penelitian ini disebabkan oleh adanya perusahaan yang memiliki tingkat perputaran piutang
tinggi yang tidak diikuti dengan peningkatan profitabilitas dari perusahaan tersebut
Pengaruh Inventory Turnover (X3) terhadap Profitabilitas / ROA (Y)
Berdasarkan hasil pengujian variabel Inventory Turnover (X3) memiliki tingkat
signifikan sebesar 0,823 > 0,05, dan nilai thitung untuk variabel Inventory Turnover (X3)
0,229 < ttabel 1,81246. Dimana berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti secara parsial
Receivable Turnover (X3) tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (Y). Hasil analisis
regresi yang telah dilakukan menunjukkan, bahwa secara parsial perputaran persediaan
tidak berpengaruh Artinya bahwa semakin pendek jangka waktu dalam pemberian
kebijakan penjualan secara kredit membuat perputaran persediaan semakin cepat. Hal ini
bisa membuat perusahaan tidak mampu dalam meningkatkan penjualan secara signifikan.
Kondisi tersebut menyebabkan profitabilitas perusahaan turun.
Sebaliknya jika semakin lama jangka waktu yang diberikan dalam kebijakan
penjualan secara kredit membuat perputaran persediaan semakin lambat. Hal ini
dikarenakan jika perusahaan lebih banyak menggunakan penjualan secara kredit dengan
jangka waktu lama bisa meningkatkan penjualan secara signifikan, sehingga kondisi
tersebut berdampak pada peningkatan profitabilitas. Makin lambat perputaran persediaan
membuat kas yang diterima perusahaan rendah. Hal ini bisa menyebabkan perusahaan harus
menanggung biaya penyimpanan, biaya pemeliharaan, dan biaya perawatan barang
persediaan di gudang, serta mengurangi terjadinya kerugian atas kerusakan pada barang
persediaan. Adanya ketidaksignifikanan dari hasil penelitian disebabkan oleh adanya
perusahaan yang memiliki tingkat perputaran persediaan tinggi yang tidak diikuti dengan
peningkatan profitabilitas dari perusahaan tersebut.
Pengaruh Variabel Independen (X) Terhadap Variabel Dependen (Y) Secara Simultan
Hasil pengujian menyatakan bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan pada tabel
4.10 diatas yaitu sebesar 0,836 > 0,05. Ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.
Jadi secara simultan variabel – variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Pengujian secara simultan X1, X2 dan X3 terhadap Y, diperoleh Fhitung
sebesar 0,284 < Ftabel 3,71. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel–variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jadi variabel X1, X2 dan X3
tidak berpengaruh secara simultan dan tidak signifikan terhadap variabel Y.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Profitabilitas merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur berhasil atau tidaknya
suatu perusahaan beroperasi. Dalam hal ini Return On Asset (ROA) yang menjadi
rasio untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan.
2) Variabel Cash Turnover (X1) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Profitabilitas (Y).
3) Variabel Receivable Turnover (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas (Y).
4) Variabel Inventory Turnover (X3) tidak berpengaruh dan signifikan terhadap
Profitabilitas (Y).
5) Hasil pengujian menyatakan bahwa variabel independen (cash turnover, receivable
turnover dan inventory turnover)secara simultan tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
6) Koefisien Determinasi (R2) Menunjukkan bahwa presentase sumbangan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 7,9%.
Sedangkan sisanya 92,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
atau tidak dibahas dalam penelitian ini.
SARAN
1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel penelitian yang dapat
mempengaruhi profitabilitas perusahaan seperti, ukuran perusahaan dan tingkat
pertumbuhan, ratio working capital to total asset serta return on equity sehingga dapat
memperoleh hasil yang lebih baik.
2. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menambah jenis industri dan
menambah periode penelitian agar dapat memperoleh hasil yang lebih bervariasi lain agar
mencakup lebih banyak industri untuk mewakili sampel penelitian agar mendapatkan
hasil yang lebih baik.
3. Manajemen perusahaan diharapkan dapat mengelola modal kerjanya yang meliputi
Cash Turnover, Receivable Turnover dan Inventory Turnover dengan baik agar dapat
membantu meningkatkan profitabilitas perusahaan kedepannya sehingga akan membuat
kinerja perusahaan menjadi lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, K. (2002). Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Febrian Andre, N. S. (2017). Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Terhadap Profitabilitas
(Studi Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Selama Periode Tahun 2013-2015). Administrasi Bisnis Vol.50
No.6
Marjam, E. N., & N., M. V. (2017). Analisis Pengaruh Perputaran Modal
KerjaTerhadap profitabilitas Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
Periode 2011-2015. EMBA Vol.5 No.2, 5 No.2, 289-297.
Rahayu, E. A., & Susilowibowo, J. (2014).Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang
dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur.Ilmu
Manajemen Volume 2 No.4 .
Sapetu, Y., Saerang, I. S., & Soepeno, D. (2017). Pengaruh Manajemen Modal Kerja
Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Food And
Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015).EMBA,
1440-1451.
Surya, S., Ruliana, R., & Soetama, D. R. (2017). Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran
Persediaan Terhadap Profitabilitas.Jurnal Ilmu Akuntansi, 313-332.
Syafitri, R. A., & Wibowo, S. S. (2016). Pengaruh Komponen Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Akuntansi, Ekonomi
dan Manajemen Bisnis, 34-40.
Wijaya, L. V., & Tjun, L. T. (2017). Pengaruh Cash Turnover, Receivanle Turnover, dan
Inventory Turnover Terhadap Return On Asset Perusahaan Sektor Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015.Jurnal
Akuntansi, 74-82.

Anda mungkin juga menyukai