Makalah Sejarah Matematika
Makalah Sejarah Matematika
OLEH :
TANGERANG
2014
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2. PERMASALAHAN
a. Apa itu Ilmu Geometri ?
b. Bagaimana sejarah perkembangan Geometri ?
c. Apa perbedaan Geometri Euclid dan Non-Euclid ?
d. Siapakah Ilmuan yang berperan penting dalam perkembangan Ilmu Geometri ?
e. Apakah manfaat Geometri dalam kehidupan sehari – hari
1.3. TUJUAN
a. Mengetahui apa itu Ilmu Geometri
b. Mengetahui sejarah perkembangan Geometri
c. Mengetahui para ilmuan yang berperan penting dalam perkembangan ilmu Geometri
d. Mengetahui apa manfaat Ilmu Geometri dalam kehidupan sehari – hari.
1
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu;
1. Bagi Guru
Guru dapat menyampaikan sejarah geometri dengan jelas kepada siswa
Guru dapat memperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam
perkembangan geometri
Guru dapat memperluas pemahamannya.
2. Bagi Pembaca
Menambah pemahaman tentang sejarah perkembangan geometri
3. Bagi Penulis
Mengetahui asal-usul geometri dengan benar
Mengasah kemampuan penulis dalam membuat makalah.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang artinya bumi dan metro yang artinya
mengukur. Dari arti kata Geometri di atas maka beberapa ahli membuat definisi tentang apa
itu geometri ;
1. Menurut Novelisa Sondang bahwa “Geometri menjadi salah satu ilmu Matematika yang
diterapkan dalam dunia arsitektur; juga merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan
dengan bentuk, komposisi, dan proporsi.”
2. Menurut Muhamad Fakhri Aulia menyebutkan bahwa geometri dalam pengertian dasar
adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari pengukuran bumi dan proyeksinya dalam
sebuah bidang dua dimensi.
3. Alders (1961) menyatakan bahwa Geometri adalah salah satu cabang Matematika yang
mempelajari tentang titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya,
ukuran-ukurannya, dan hubungannya antara yang satu dengan yang lain.
Dari beberapa definisi Geometri di atas dapat disimpulkan bahwa Geometri adalah salah
satu cabang Matematika yang mempelajari tentang bentuk, ruang, komposisi beserta sifat-
sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungan antara yang satu dengan yang lain.
Contohnya seperti ketika kita mengamati sebuah benda berbentuk kubus dan kita
menghubungkannya dengan benda yang ada di sekitar kita.
3
2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN GEOMETRI
Paling tidak ada enam wilayah yang dapat dipandang sebagai ‟sumber‟ penyumbang
pengetahuan geometri, yaitu: Babilonia (4000 SM - 500 SM),Yunani (600 SM – 400 SM),
Mesir (5000 SM - 500 SM), Jasirah Arab (600 SM - 1500 AD), India (1500 SM - 200 SM),
dan Cina (100 SM - 1400). Tentu masih ada negara-negara penyumbang pengetahuan
geometri yang lain namun belum terekam dalam tradisi tulisan.
Geometri yang lahir dan berkembang di Babilonia merupakan sebuah hasil dari keinginan
dan harapan para pemimpin pemerintahan dan agama pada masa itu. Hal ini dimaksudkan
untuk bisa mendirikan berbagai bangunan yang kokoh dan besar dan juga harapan bagi para
raja agar dapat menguasai tanah untuk kepentingan pendapatan pajak.
Teknik-teknik geometri yang berkembang saat itu pada umumnya masih kasar dan
bersifat intuitif. Akan tetapi, cukup akurat dan dapat memenuhi kebutuhan perhitungan
berbagai fakta tentang teknik-teknik geometri saat itu. Hal tersebut termuat dalam Ahmes
Papirus yang ditulis lebih kurang lebih pada tahun 1650 SM dan ditemukan pada abad ke-9.
Peninggalan berupa tulisan ini merupakan bagian dari barang-barang yang tersimpan oleh
museum-museum di London dan New York. Dalam Papirus ini terdapat formula tentang
perhitungan luas daerah suatu persegi panjang, segitiga siku-siku, trapesium yang
mempunyai kaki tegak lurus dengan alasnya, serta formula tentang pendekatan perhitungan
luas daerah lingkaran. Orang-orang Mesir rupanya telah mengembangkan rumus-sumus ini
dalam kehidupan mereka untuk menghitung luas tanah garapannya.
Bangsa Mesir yang mendiami wilayah di sepanjang sungai Nil yang ternyata sangat
subur, sehingga pertanian berkembang dengan sangat pesat. Dengan perkembangan pertanian
yang pesat tersebut maka pemerintah memerlukan cara untuk membagi petak-petak sawah
dengan adil. Dengan demikian maka, geometri maju di sini karena menyajikan berbagai
bentuk polygon yang di sesuaikan dengan keadaan walayah di sepanjang sungai Nil itu.
Di Yunani, geometri mengalami masa ‟emas‟nya. Sekitar 2000 tahun yang lalu,
ditemukan teori yang kita kenal dewasa ini dengan nama teori aksiomatis. Teori berpikir
yang mendasarkan diri pada sesuatu yang paling dasar yang kebenarannya kita terima begitu
saja. Kebenaran semacam ini kita sebut kebenaran aksioma. Dari sebuah aksioma diturunkan
berbagai dalil baik dalil dasar maupun dalil turunan. Dari era ini, kita juga memperoleh
warisan buku geometri yang hingga kini belum terbantahkan, yaitu geometri Euclides.
4
Di awal perkembangan Islam, para pemimpin Islam menganjurkan agar menimba ilmu
sebanyak mungkin. Kita kenal belajarlah hingga ke negeri Cina. Dalam era itu, Islam
menyebar di Timur Tengah, Afrika Utara, Spanyol, Portugal, dan Persia. Para
matematikawan Islam menyumbang ilmu pada pengembangan aljabar, asronomi, dan
trigonometri. Trigonometri merupakan salah satu pendekatan untuk menyelesaian masalah
geometri secara aljabar dan kita mengenalnya menjadi geometri analitik.
Di wilayah timur, India dan Cina juga dikenal penyumbang pengetahuan matematika
yang handal. Di India, para matematikawan memiliki tugas untuk membuat berbagai
bangunan pembakaran untuk korban di altar. Salah satu syaratnya adalah bentuk boleh
(bahkan harus) berbeda tetapi luasnya harus sama. Misalnya, membuat pangunan
pembekaran yang terdiri atas lima tingkat dan setiap tingkat terdiri 200 bata. Di antara dua
tingkat yang berurutan tidak boleh ada susunan bata yang sama persis. Saat itulah muncul
ahli geometri di India. Tentu, bangunan itu juga dilengkapi dengan atap dan atap juga
merupakan bagian tugas matematikawan India. Di sinilah berkembang teori-teori geometri.
Seperti cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain.
Matematika (termasuk geometri) juga dikembangkan oleh para ilmuwan Cina sejak 2000
tahun sebelum Masehi (atau sekitar 4000 tahun yang lalu). Kalau di Eropa terdapat buku
„Unsur-unsur‟, geometri Euclides yang mampu menembus waktu 2000 tahun tanpa
tertandingi, di timur, Cina terdapat buku „Sembilan bab tentang matematika‟ yang dibuat
sekitar tahun 179 oleh Liu Hui. Buku ini memuat banyak masalah geometri, diantaranya
menghitung luas dan volume. Dalam buku itu juga mengupas hukum Pythagoras juga banyak
dibicarakan tentang polygon. Pada Zaman Pertengahan, Ahli matematik Muslim banyak
menyumbangkan mengenai perkembangan geometri, terutama geometri aljabar dan aljabar
geometri. Al- Mahani (1.853) mendapat idea menguraikan masalah geometri seperti
menyalin kubus kepada masalah dalam bentuk aljabar. Thabit ibn Qurra (dikenal sebagi
Thebit dalam Latin) (836 – 901) mengendali dengan pengendalian arimetikal yang diberikan
kepada ratio kuantitas geometri, dan menyumbangkan tentang pengembangan geomeri
analitik. Omar Khayyam (1048 -1131) menemukan penyelasaian geometri kepada persamaan
kubik, dan penyelidikan selanjutnya yang terbesar adalah kepada pengembangan geometri
bukan Euclid. Pada awal abad ke-17, terdapat dua perkembangan penting dalam geometri.
Yang pertama dan yang terpenting, adalah penciptaan geometri analitik atau geometri dengan
5
koordinat dan persamaan, oleh Rene Descartes (1596-1650) dan Pierre de Fermat (1601-
1665). Ini adalah awal yang di perlukan untuk perkembangan kalkulus. Perkembangan
geometrik kedua adalah penyelidikan secara sistematik dari geometri proyektif oleh Girard
Desargues (1591-1661). Geometri proyektif adalah penyelidikan geometri tanpa ukuran,
hanya dengan menyelidik bagaimana hubungan antara satu sama lain.
Dua perkembangan dalam geometri pada abad ke-19, mengubah cara yang telah
dipelajari sebelumnya. Ini merupakan penemuan Geometri bukan Euclid oleh Lobachevsky,
Bolyai dan Gauss dan dari formulasi simetri sebagai pertimbangan utama dalam Program
Erlangen dari Felix Klein (yang menyimpulkan geometri Euclid dan bukan Euclid). Dua dari
ahli geometri pada masa itu ialah Bernhard Riemann, bekerja secara analisis matematika, dan
Henri Poincaré, sebagai pengagas topologi algebraik dan teori geometrik dari sistem
dinamikal. Sebagai akibat dari perubahan besar ini dalam konsepsi geometri, konsep "ruang"
menjadi sesuatu yang kaya dan berbeda, dan latar belakang semula hanya teori yang
berlainan seperti analisis kompleks dan mekanik klasikal. Jenis tradisional geometri telah
dikenal pasti seperti dari ruang homogeneous, yaitu ruang itu mempunyai bekalan simetri
yang mencukupi, supaya dari poin ke poin mereka kelihatan sama.
2.3 PERBEDAAN GEOMETRI EUCLID DAN NON – EUCLID
a. Geometri Euclid
Geometri Euclid adalah pembelajaran geometri yang didasarkan pada definisi,
teorema/aksioma (titik, garis dan bidang) dan asumsi-asumsi dari seorang
matematikawan yunani (330 SM) yakni Euclid. Buku Euclid yang berjudul
“Element” adalah buku pertama yang membahas tentang geometri secara
sistemetis. Banyak penemuan-penemuan Euclid telah didahului oleh matematikawan
Yunani, tatapi penemuan itu tidak terstruktur dengan rapi seperti yang dilakukan Euclid.
Euclid membuat pola deduktif secara komprehensif untuk membentuk geometri.
Pendekatan dari Euclid terdiri dari pembuktian semua teorema dari aksioma-aksiomanya.
Pada buku Euclid dibedakan antara aksioma dan postulat. Postulat berlaku untuk sains
tertentu sedangkan aksioma berlaku umum. Contoh definisi yang dikemukakan
diantaranya “Suatu bidang adalah yang hanya mempunyai panjang dan lebar”. Definisi
ini mempunyai kelemahan yaitu perlu adanya penjelasan tentang panjang dan lebar,
untuk itu perlu didefinisikan panjang dan lebar. Masih banyak definisi yang dikemukakan
6
Euclid yang masih perlu adanya definisi baru. Euclid mengemukakan 5 aksioma dan 5
postulat.
Aksioma (berlaku umum) yang dikemukakan Euclid ada lima yaitu:
1. Benda-benda yang sama dengan benda yang sama, satu dengan yang lain juga sama
2. Jika suatu yang sama ditambah dengan suatu yang sama, jumlahnya sama.
3. Jika suatu yang sama dikurangi dengan suatu yang sama, sisanya sama.
4. Benda-benda yang berimpit satu sama lain, benda-benda tersebut sama.
5. Seluruhnya lebih besar dari bagiannya.
Postulat-postulat (berlaku khusus pada sains tertentu) yang dikemukakan Euclid ada lima
yaitu:
1. Melalui dua titik sebarang dapat dibuat garis lurus.
2. Ruas garis dapat diperpanjang secara kontinu menjadi garis lurus.
3. Melalui sebarang titik dan sebarang jarak dapat dilukis lingkaran.
4. Semua sudut siku-siku sama.
5. Jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut dalam
sepihak kurang dari dua sudut-siku-siku, kedua garis itu jika diperpanjang tak
terbatas, akan bertemu dipihak tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari dua
sudut siku-siku.
b. Geometri Non Euclid
Geometri Non-Euclides timbul muncul karena para ahli matematika berusaha
membuktikan kebenaran dari postulat yang kelima dari Euclid dengan mendasarkan
keempat postulat sebelumnya. Postulat kelima itu adalah Jika suatu garis lurus
memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut dalam sepihak kurang dari dua
sudut-siku-siku, kedua garis itu jika diperpanjang tak terbatas, akan bertemu dipihak
tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku.
Perbedaan penting antara geometri Euclidean dan non-Euclidean adalah sifat paralel
baris. Euclid „s kelima mendalilkan, yang paralel mendalilkan , setara dengan yang
Playfair postulat yang menyatakan bahwa, dalam bidang dua dimensi, untuk setiap garis
yang diketahui ℓ dan A titik, yang tidak pada ℓ, ada tepat satu garis melalui A yang tidak
berpotongan ℓ. Dalam geometri hiperbolik, sebaliknya, ada tak terhingga banyak baris
7
melalui A ℓ tidak berpotongan, sementara dalam geometri eliptik, setiap baris melalui A
memotong ℓ (lihat entri pada geometri hiperbolik, geometri berbentuk bulat panjang, dan
geometri mutlak).
8
Hasil kerja dan prinsip Theles jelas telah manandai awal dari sebuah era kemajuan
matematika yang mengembangkan pembuktian deduktif sebagai alasa logis yang dapat
diterima. Pembuktian deduktif diperlukan untuk menurunkan teorema dari postulat-
postulat. Selanjutnya untuk disusun suatu pernyataan baru yang logis.
9
5. Archimedes (287-212 SM)
Dia mengaplikasikan prinsip fisika dan matematika. Dan
juga menemukan perhitungan phi dalam menghitung luas
lingkaran. Ia adalah ahli matematika terbesar sepanjang
zaman dan di zaman kuno. Tiga karya Archimedes
membahas geometri bidang datar, yaitu pengukuran
lingkaran, kuadratur dari parabola dan spiral.
7. Thabit ibn Qurra (dikenal sebagi Thebit dalam Latin) (836 – 901)
Mengendalikan dengan pengendalian aritmetikal yang
diberikan ratio kepada kuantitas geometri, dan menyumbangkan
10
10. Pierre de Fermat (1601-1665) lahir tahun 1601 atau tahun 1607
bulan 8 Beaumont-de-Lomagne, France. Meninggal tahun 1665
bulan Januari 12 di Castres, France. Ia juga menciptakan
geometri analik, atau geometri dengan koordinat dan
persamaan.
11
14. Gauss (1777 - 1855)
Johann Carl Friedrich Gauss (30 April 1777 - 23 Februari
1855) adalah seorang matematika jerman yang memberikan
kontribusi signifikan terhadap berbagai bidang, termasuk teori
bilangan, aljabar, statistika, analisis, geometri diferensial,
geodesi, geofisika, elektrostatika, astronomi dan optik . Kadang-
kadang disebut sebagai Pangeran Matematikawan dan
"matematikawan terbesar sejak jaman dahulu", Gauss memiliki pengaruh yang luar biasa
di berbagai bidang matematika dan ilmu pengetahuan dan peringkat sebagai salah satu
Ilmuan sejarah yang paling berpengaruh dalam matematika.
15. Bernhard Riemann (1826 - 1866)
Karya inovatif Riemann diterbitkan sebagai dasar untuk apa
yang dikenal sebagai matematika modern dan daerah
penelitiannya termasuk analisis dan geometri. Karya-karya ini
akhirnya terbukti sangat berguna dalam teori geometri aljabar,
geometri Riemann dan bermacam – macam yang teori kompleks.
12
2.6 MANFAAT BELAJAR GEOMETRI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
(MINIMAL 5)
Salah satu cara yang dikembangkan guru untuk melatih kemampuan siswa adalah menyusun
tangram.
Selain tangram yang dapat mengembangkan kemampuan siswa, dalam geometri terdapat
juga bangun datar dan bangun ruang untuk melatih kamampuan siswa diantaranya :
a. Mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang menurut sifat, unsur, atau
kesebangunannya.
b. Melakukan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas, volume, dan satuan
pengukuran.
c. Menaksir ukuran (misal: panjang, luas, volume) dari benda atau bangun geometri.
d. Mengidentifikasi sifat garis dan sudut dalam pemecahan masalah
13
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang artinya bumi dan metro yang
artinya mengukur.
2. Paling tidak ada enam wilayah yang dapat dipandang sebagai ‟sumber‟
penyumbang pengetahuan geometri, yaitu: Babilonia (4000 SM - 500
SM),Yunani (600 SM – 400 SM), Mesir (5000 SM - 500 SM), Jasirah Arab (600
SM - 1500 AD), India (1500 SM - 200 SM), dan Cina (100 SM - 1400).
3. Terdapat beberapa tokoh yang berperan penting dalam perkembangan geometri
diantaranya : Thales dari Miletus (624-546 SM), Pythagoras (582-507SM),
Socrates (427-347SM), Ecluides (325-265 SM) yang menjadi Bapa dalam ilmu
geometri, Archimedes (287-212SM), Al-Mahani (1.853), Thabit ibn Qurra (836-
901), Omar Khayyam (1048-1131), Rene Descartes (1596-1650), Pierre de
Fermat (1601-1665), Girard Desargues (1591-1661), Lobachevsky (1792-1856),
Bolyai (1802-1860), Gauss (1777-1855), dan Bernhard Riemann (1826-1866).
4. Terdapat Perbedaan penting antara geometri Euclidean dan non-Euclidean adalah
sifat paralel baris. Euclid „s kelima mendalilkan, yang paralel mendalilkan , setara
dengan yang Playfair postulat yang menyatakan bahwa, dalam bidang dua
dimensi, untuk setiap garis yang diketahui ℓ dan A titik, yang tidak pada ℓ, ada
tepat satu garis melalui A yang tidak berpotongan ℓ. Dalam geometri hiperbolik,
sebaliknya, ada tak terhingga banyak baris melalui A ℓ tidak berpotongan,
sementara dalam geometri eliptik, setiap baris melalui A memotong ℓ (lihat entri
pada geometri hiperbolik, geometri berbentuk bulat panjang, dan geometri
mutlak).
5. Materi sekolah yang berkaitan dengan geometri adalah garis, titik bangun datar
dan bangun ruang
6. Manfaat geometri dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam. Salah satu
contohnya adalah dalam ilmu arsitektur yaitu untuk mendesain suatu bangunan
yang akan dikerjakan.
14
3.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dalam mencari sumber,
tentunya sumber dari buku-buku yang berkaitan dengan sejarah perkembangan geometri.
Jika mungkin diantara pembaca yang memiliki sumber yang lebih lengkap, maka saudara
boleh menambahan dan melengkapi makalah ini.
15
Daftar Pustaka
16