Anda di halaman 1dari 17

EKSTRAKSI CAIR-CAIR DAN OPTIMASI FASE GERAK UNTUK KCV

Dosen Pengampu :
Fitria Kurniasari, M.Pharm., Apt

Oleh :
Teori/Kelompok : 3E/01
Muhammad Rachmadani ( 23175172A )
Rohmania ( 23175174A )
Renaldo ( 23175175A )
Agatha Ria Budiyana ( 23175178A )
Arum Arfianto ( 23175179A )
Rahma Fitria ( 23175180A )
Robbayani Shoghiro ( 23175182A )

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
EKSTRAKSI CAIR-CAIR DAN OPTIMASI FASE GERAK UNTUK KCV

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Melakukan pemisahan/fraksinasi ekstrak tanaman menggunakan ekstraksi cair-cair
2. Menentukan fase gerak yang cocok untuk pemisahan senyawa menggunakan metode
KLT

B. DASAR TEORI

Fraksinasi adalah proses pemisahan suatu kuantitas tertentu dari campuran (padat,
cair, terlarut, suspensi atau isotop) dibagi dalam beberapa jumlah kecil (fraksi) komposisi
perubahan menurut kelandaian. Pembagian atau pemisahan ini didasarkan pada bobot dari
tiap fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada paling dasar sedang fraksi yang lebih ringan
akan berada diatas. Fraksinasi bertingkat biasanya menggunakan pelarut organik seperti
eter, aseton, benzena, etanol, diklorometana, atau campuran pelarut tersebut. Asam lemak,
asam resin, lilin, tanin, dan zat warna adalah bahan yang penting dan dapat diekstraksi
dengan pelarut organik (Adijuwana dan Nur 1989).

Partisi Ekstraksi Cair – Cair

Ekstraksi cair - cair merupakan suatu metode ekstraksi yang menggunakan corong
pisah sehingga biasa juga disebut dengan ekstraksi corong pisah.Ekstraksi cair-cair (corong
pisah) merupakan pemisahan komponen kimia diantara dua fase pelarut yang tidak dapat
saling bercampur kata lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik, dan
pelarut air dimana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagiannya lagi larut
pada fase kedua. Kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan
sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase zat cair. Komponen
kimia akan terpisah ke dalam dua fasa tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan
perbandingan konsentrasi yang tetap. Prinsip yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-
cair adalah pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam dua larutan yang berbeda
fase dan tidak saling bercampur. Bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua larutan yang
saling bercampur, berlaku hukum mengenai konsen zat terlarut dalam kedua fase pada
kesetimbangan. Peristiwa ekstraksi cair-cair atau disebut ekstraksi saja adalah pemisahan
komponen suatu campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain. Sehingga disebut
juga ekstraksi cair atau ekstraksi pelarut (solvent extract). Prinsip kerjanya adalah
pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan (Sitti hal.102). Corong pisah adalah peralatan
laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-
komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas yang berbeda
yang tak tercampur. Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola,
mempunyai penyumbat di atasnya dan di bawahnya. Corong pemisah yang digunakan
dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca ataupun
teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 ml sampai 3 L. Dalam skala industri,
corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuge.Untuk memakai
corong ini, campuran dan dua fase pelarut dimasukkan kedalam corong dari atas dengan
corong keran ditutup. Corong ini kemudian ditutup dan digoyang dengan kuat untuk
membuat dua fase larutan tercampur. Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk
melepaskan tekanan uap yang berlebihan. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan
antara dua fase berlangsung. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase
larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong. Umunya salah satu fase berupa
larutan air dan yang lainnya berupa organic lipofilik seperti eter, MTBE, diklorometana,
kloroforom, ataupun etilasetat. Kebanyakan pelarut organik berada di atas fase air kecuali
pelarut yang memiliki atom dari unsur halogen. Pemisahan ini didasarkan pada tiap bobot
dari fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada pada bagian dasar sementara fraksi yang
lebih ringan akan berada di atas. Tujuannya untuk memisahkan golongan utama kandungan
yang satu dari kandungan yang lain. Senyawa yang bersifat polar akan masuk ke pelarut
polar dan senyawa non polar akan masuk ke pelarut non polar. Terjadinya proses
pemisahan dapat dengan cara : 1) Adsorpsi - Adsorpsi komponen atau senyawa diantara
permukaan padatan dengan cairan (solid liquid interface) - Agar terjadi pemisahan dengan
baik, maka komponen-komponen tersebut harus mempunyai afinitas yang berbeda terhadap
adsorben dan ada interaksi antara komponen dengan adsorben 2) Partisi - Fase diam dan
fase gerak berupa cairan yang tidak saling bercampur - Senyawa yang akan dipisahkan
akan berpartisi antara fase diam dan fase gerak. Karena fase diam memberikan daerah yang
sangat luas bagi fase gerak, maka pemisahan berlangsung lebih baik. Prinsip ekstraksi cair-
cair adalah dilakukan dengan cara pemisahan komponen kimia diantara 2 fase pelarut yang
tidak saling bercampur. Dimana sebagian komponen larut pada fase pertama, dan sebagian
larut pada fase kedua. Lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, dan
didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan. Yakni fase cair
dan komponen kimi yang terpisah.

Kromatografi

Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu.
Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu fasa tetap (stationary)
dan fasa gerak (mobile), pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa tersebut.
Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fasa tetap, yang
dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa tetap berupa zat padat maka cara tersebut
dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi.
Karena fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat macam sistem
kromatografi yaitu kromatografi serapan yang terdiri dari kromatografi lapis tipis dan
kromatografi penukar ion, kromatografi padat, kromatografi partisi dan kromatografi gas-
cair serta kromatografi kolom kapiler (Hostettmann, K., dkk., 1995).

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Beaker glass 6. Pipet volume


2. Erlenmeyer 7. Lampu UV
3. Corong pisah 8. Chamber dan pipa
4. Neraca analitik 9. Botol vial
5. Batang pengaduk

Bahan :

1. Ekstrak herba ciplukan 2. Etanol 96%


3. Aquadest 8. Asam format
4. N-heksana 9. Asam asetat glasial
5. Etil asetat 10. Methanol
6. Toluene 11. Lempeng KLT
7. Kloroform

D. CARA KERJA

1. EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Menimbang 10 g ekstrak dan masukkan ke dalam beker geloas, lalu


tambahkan sejumloah tertentu etanolo 96% secukupnya, tambahkan
dengan 75 ml aquadest

Masukkan larutan ke dalam corong pisah dan ekstraksi dengan 3 x


75 ml n-heksan

Memisahkan fase n-heksan dan kumpulokan

Ekstraksi reduksidengan 3 x 75 ml

Memisahkan fase etil asetat dan koumpulkan

Memisahkan fase air

Mengambil masing-masing sebanyak 0,1 ml filter fase n-heksan,


fase etil asetat, dan fase air, dan beri label

Mempekatkan selouruh fase n-heksan, etil asetat dan air


Menimbang masing-masing ketiga fraksi yang didapat

Menghitung rendemen dari fraksi n-heksan,etil asetat, dan air

Idealnya ekstraksi cair-cair ekstrak tidak meningglkan fraksi tidak


larut. Jika terbentuk fraksi tidak larut, keringkan fraksi tersebut
dengan oven 50̊ C

2. OPTIMASI FASE GERAK KROMATOGRAFI KOLOM DENGAN KLT

Menjenuhkan fase gerak pada chamber yang berisi campuran :


a. n-heksan : etil asetat (7:3)
b. toluen : etil asetat : kloroform (5:1:4)
c. etil asetat : asam format : asam asetat glasial : air
(8:0,5:0,5:1)
d. etil asetat : metanol : air (6:3:1)

Siapkan ekstrak herba ciplukan dari proses maserasi dan sokhlet


serta siapkan fraksi n-heksan, fase etil asetat, dan air

Mensiapkan lempeng KLT dengan ukuran 6x6 cm dan beri tanda


batas kira-kira 1 cm dari batas dan bawah plat dengan pensil

Totolkan ekstrak dan fraksi herba ciplukan pada garis batas bawah
plat KLT

Memasukkan lempeng KLT ke dalam chamber, kemudian amati


lempeng KLT hingga fase gerak mengelusi senyawa sampai batas
atas
Mengambil lempeng dan keringkan

Mengamati bercaknya pada visibel, lampu UV 254 nm, dan UV 366


nm

Jarak tempuh senyawa


Hitung RF ¿
Jarak tempug fase gerak

E. HASIL

1. Fraksinasi Ekstrak

Fraksi n-heksan Fraksi etil asetat Fraksi air


Bau : Aroma khas Bau : Aroma khas Bau : Aroma khas
Warna : Hijau sangat Warna : Hijau sangat Warna : Hijau sangat
Organoleptis tua tua tua
Bentuk : Ekstrak Bentuk : Ekstrak Bentuk : Ekstrak
kering
kering kering
Bobot Ekatrak
- 9,949 -
(g)
Bobot Fraksi
2,5276 1,5474 2,99
(g)
Eendemen
25,41% 15,56% 30,05%
Fraksi (%)

Fraksi tidak larut : tidak


Bobot fraksi tidak larut :-
Perhitungan :
1. Bobot fraksi n-heksan : 94,2400 – 91,7124 = 2,5276
2,5276
: x 100% = 25,41%
9,949
2. Bobot etil asetat : 93,2598 – 91,7124 = 1,5474
1,5474
: x 100% = 15,56%
9,949
3. Bobot fraksi air : 103,3145 – 100,324 = 2,99
2,99
: x 100% = 30,05%
9,949

2. Optimasi Fase Gerak


a. Perhitungan kebutuhan fase gerak
- N heksan : Etil Asetat  7 : 3
7
N heksan = x 8 ml = 5.6 ml
10
3
Etil Asetat = x 8 ml = 2.4 ml
10
- Toluene : Etil Asetat : Kloroform  5 : 1 : 4
5
Toluena = x 8 ml = 4 ml
10
1
Etil asetat = x 8 ml = 0.8 ml
10
4
Kloroform = x 8 ml = 3.2 ml
10
- Etil asetat : Asam Format : Asam Asetat Glasial : air  8 : 0.5 : 0.5 : 1
8
Etil asetat = x 8 ml = 6.4 ml
10
0.5
Asam format = x 8 ml = 0.4 ml
10
0.5
Asam asetat glasial = x 8 ml = 0.4 ml
10
1
Air = x 8 ml = 6.4 ml
10

b. Profil kromatogram
Fase gerak : n-heksan : etil asetat 7:3
Fase dian : silka
Pereaksi Pendeteksi:
sampel Kode RF Warna noda
bercako
visibelo UV 254 nm UV 366 pereaksi
nm
Fraksi a. 5 cm 1. 0,96 1. ungu 1. ungu
etil b1. 4,8 2. 0,9 - 2. tak 2. ungu
asetat b2. 4,5 3. 0,78 berwarna 3. ungu
b3. 3,9 3. tak
berwarna
Fraksi
air - - - - - -

Fraksi a. 5 cm 1. 0,92 1. tak 1. biru


n- b1. 4,6 2. 0,86 - berwarna 2. biru
heksan b2. 4,3 3. 0.76 2. tak 3. biru
b3. 3,8 berwarna
3. tak
berwarna
Fraksi 2. 5 1. 0,9 1. tak 1. ungu
ekstrak cm 2. 0,76 - berwarna 2. hijau
b1. 4,5 2. tak
b2. 3,8 berwarna

Keterangan gambar :
 Page RF = 0,2 – 0,8
 Bercak yang dihasilkan atau hasil dari elusi tidak bertumpuk
 Bercak atau elusi dihasilkan loebih banyak
Perhitungan Rf
- Etil asetat
a. 4.6 cm/5 cm = 0.92
b. 4.3 cm/5 cm = 0.86
c. 3.8 cm/5 cm = 0.76
- N heksan
a. 4.8 cm/5 cm = 0.96
b. 4.5 cm/5 cm = 0.9
c. 3.9 cm/5 cm = 0.78

- Ekstrak
a. 4.5 cm/5 cm = 0.9
b. 3.8 cm/5 cm = 0.76

Fase gerak : Toluen : Etil Asetat : Kloroform (5:1:4)


Fase dian : silika

Pereaksi Pendeteksi:
sampel Kode RF Warna noda
bercako
visibelo UV 254 nm UV 366 pereaksi
nm
Fraksi
air - - -

Fraksi a . 5 cm 1 . 0,5
etil b1 : 2,5 2 . 0,64 - -
asetat b2 : 3,2 3 . 0,75
b3 : 3,8
Fraksi a. 5 cm
n- b . 2,3 0,46 -
heksan
ekstrak a . 5 cm
b : 2,5 0,5 -

Perhitungan Rf :

 Fraksi Etil Asetat :

2,5
a) =0 ,5
5
3,2
b) 5
=0,64
3,8
c) 5
=0,75

 Fraksi n-heksan :

2,3
a) 5
=0,46

 Fraksi Ekstrak

2,5
a) 5
=0,5.

Fase gerak : Etil Asetat : Asam Format : Asam Asetat Glasial : Air
Fase diam : silika

Pereaksi Pendeteksi:
sampel Kode RF Warna noda
bercako
visibelo UV 254 nm UV 366 pereaksi
nm
Fraksi a . 5 cm 1 . 0,82
etil b1 : 4,1 2 . 0,92 - -
asetat b2 : 4,6
Fraksi a. 5 cm
n- b . 5 cm 1 -
heksan
Praksi a . 5 cm 1 . 0,88
ekstrak b1 : 4,4 2 . 0,96 -
b2 : 4,8 1.

Perhitungan Fase Gerak :

 Rf Ekstrak :

4,4 cm
a) 5 cm
=0,88
4,8
b) 5
=0,96
 Rf n- hensan

4
a) 5 =1

 Rf etil asetat

4,1 cm
a) 5 cm
=0,82

4,6 cm
b) 5 cm
=0,92

Fase gerak : Toluen : Etil Asetat : Metanol : Air (6 : 3 : 1)


Fase diam : silika

Pereaksi Pendeteksi:
sampel Kode RF Warna noda
bercako
visibelo UV 254 nm UV 366 pereaksi
nm
Fraksi a . 5 cm 1 . 0,2
air b1 : 1 2 . 0,8 -
b2 : 4 3 . 0,8
b3 : 5.3
Fraksi
etil - - - -
asetat
Fraksi a. 5 cm 1 . 0,2
n- b1 : 1 2 . 1,06 -
heksan b2 : 5.3
ekstrak a . 5 cm
1 . 0,2
b1 : 1 -
2 . 0,52
b2 : 2,6
3 . 1,1
b3 : 5,5

Perhitungan Rf :
Ektrak :
1
1) 5 =0,2
2,6
2) 5 =0,52
5,5
3) 5 =1,1

n-heksan :
1
1) 5 =0,2
2) −¿
5,3
3) 5 =1,6

Etil :
1
1) 5 =0,2
2) −¿
3) –
Air :
1
1) 5 =0,2
4
2) 5 =0,8
5,3
3) 5 =0,6

F. PEMBAHASAN

Ekstraksi adalah proses perpindahan suatu zat atau solute dari larutan asal atau
padatan ke dalam pelarut tertentu. Ekstraksi merupakan proses pemisahan berdasarkan
perbedaan kemampuan melarutnya komponen-komponen yang ada dalam campuran.
Secara garis besar ekstraksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekstraksi padat cair
(leaching) dan ekstraksi cair-cair (Perina, 2007). Ekstraksi secara umum dapat diartikan
sebagai suatu proses pemisahan solute C dari campurannya dengan diluen A, dengan
menggunakan sejumlah massa solvent B sebagai tenaga pemisah. Jika solute yang akan
dipisahkan terdapat dalam larutan homogeny, maka proses pemisahan tersebut dikenal
sebagai ekstraksi cair-cair (Dwi, 2009).

Kesempurnan ekstraksi dipengaruhi oleh pH, macam pelarut, jumlah volume pelarut,
jumlah ekstraksi. Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyiapan bahan yang akan
digunakan diantaranya selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling bercampur,
kerapatan, reaktivitas, titik didih. Ketika praktikum menggunakan corong pisah, beberapa
hal yang harus diperhatikan ialah corong hendaknya tidak diisi melebihi ¾ bagian,
penggojogan mula-mula pelan dan kelebihan tekanan dibebaskan melalui tangkai,
penggojogan kearah badan. Pencegahan terjadinya emulsi dengan menjenuhkan lapisan air
dengan NaCl, menambahkan tetes alcohol, mendiamkan beberapa saat. Adapun hasil
ekstraksi cair-cair yang didapatkan ialah, bobot fraksi n-heksan 25,41 %, bobot etil asetat
15,56%, bobot fraksi air sebesar 30,05%, dan tidak ditemukannya fraksi tidak larut.
Pada penentuan fase gerak kromatografi kolom tergantung polaritas dari sampel. Jika
senyawa sampel diketahui, dapat menggunakan protocol pemisahan yang sudah
dipublikasikan. Fase gerak Optimum adalah fase gerak n-heksan : etil asetat . karena harga
Rf-nya yang paling berurutan atau nilai Rfnya antara fraksi air, fraksi etil asetat dan
ekstrak yang saling mendekati. Penentuan fase gerak optimum dapat diketahui dari factor
range Rf yang berkisar antara 0,2-0.8. Bercak yang dihasilkan tidak tertumpuk dan
bercak/elusi yang dihasilkan lebih banyak.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstraksi cair-cair merupakan suatu metode pemisahan dimana suatu zat terdapat dalam
dua pelarut yang tidak saling bercampur. Faktor yang mempengaruhi kesempurnaan
ekstraksi adalah pH, pelarut, volume pelarut, dan jumlah ekstraksi yang dilakukan
2. Berdasarkan fase gerak kromatografi kolom dengan KLT didapat fase gerak optimum
yaitu n-heksan dan etil asetat karena dari hasil KLT nilai rf, bercak yang dihasilkan
memenuhi kriteria dibandingkan fase gerak lain yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA

Perina, I., Satiruiani, S., Soetaredjo, F. E.,& Hindarso, H. 2007. Ekstraksi Pektin Dari Berbagai
Macam Kulit Jeruk . Widya Teknik, 6(1), 1-10.

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2013. Farmakope Herbal Indonesia I. Edisi I. Suplemen I. Jakarta : kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2013. Farmakope Herbal Indonesia I. Edisi I. Suplemen III. Jakarta : kemenkes
RI.

Sudjadi. 1988. Metode pemisahan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai