POJK+48-POJK.03-2020+Perubahan POJK 11-POJK.03-2020 Stimulus Covid-19+FAQ
POJK+48-POJK.03-2020+Perubahan POJK 11-POJK.03-2020 Stimulus Covid-19+FAQ
Peraturan ini diterbitkan sebagai langkah antisipatif dan lanjutan untuk mendorong optimalisasi
kinerja perbankan, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi
dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan menghindari terjadinya moral hazard.
TARGET
LEMBAGA JASA
KEUANGAN BUK BUS UUS BPR BPRS
Memiliki pedoman untuk menetapkan debitur terkena Mempertimbangkan ketahanan modal dengan
dampak penyebaran COVID-19 memperhitungkan tambahan cadangan untuk
mengantisipasi potensi penurunan kualitas
kredit/pembiayaan restrukturisasi dalam hal akan
Melakukan penilaian terhadap debitur yang mampu
membagikan dividen/tantiem
terus bertahan dan memiliki prospek usaha sehingga
dapat diberikan restrukturisasi sesuai POJK ini Melakukan uji ketahanan secara berkala terhadap
potensi penurunan kualitas kredit/pembiayaan
Membentuk cadangan untuk debitur yang dinilai tidak
restrukturisasi dan dampaknya terhadap likuiditas dan
mampu bertahan setelah dilakukan restrukturisasi
permodalan bank
BUK yang termasuk dalam kelompok BUKU 3, BUKU 4, dan bank asing dapat menyesuaikan batas bawah
pemenuhan liquidity coverage ratio dan net stable funding ratio dari 100% menjadi 85% sampai dengan
tanggal 31 Maret 2022
BUK atau BUS dapat menyediakan dana pendidikan kurang dari 5% dari anggaran pengeluaran sumber
daya manusia untuk tahun 2020 dan 2021
BUK, BUS, atau UUS dapat menetapkan kualitas agunan yang diambil alih yang diperoleh sampai dengan
tanggal 31 Maret 2020 berdasarkan kualitas agunan yang diambil alih posisi akhir bulan Maret 2020
BUK atau BUS yang termasuk dalam kelompok BUKU 3 dan BUKU 4 dapat tidak memenuhi capital
conservation buffer sebesar 2,5% dari aset tertimbang menurut risiko
PELAPORAN
1
KRONOLOGI KEBIJAKAN OJK DALAM MERESPON COVID-19 2
Kasus paparan COVID-19 terus • Sebagai langkah antisipatif untuk Sejalan dengan rencana Pemerintah untuk
bertambah. Berdasarkan data per tanggal membantu debitur terdampak COVID-19 menangani dampak COVID-19 secara
10 November 2020, terdapat 444 ribu kasus yang masih memiliki prospek usaha multiyears, yang tercermin dalam
positif COVID-19 di Indonesia. namun memerlukan waktu lebih panjang penetapan defisit APBN yang dapat
untuk bisa kembali normal. melampaui 3% sampai dengan akhir tahun
Dalam hal vaksin telah tersedia, dampak 2022.
COVID-19 kemungkinan juga masih belum • Langkah ini juga untuk membantu
(sesuai UU No.2 Tahun 2020 tentang Kebijakan
dapat selesai segera, mengingat perbankan dalam menata kinerja Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
kemungkinan perlunya pentahapan untuk keuangannya terutama dari sisi mitigasi untuk Penanganan Pandemi COVID-19)
distribusi vaksin tersebut. risiko kredit.
dalam hal COVID-19 terus berlanjut dan POJK Stimulus COVID-19 tidak diperpanjang maka terdapat potensi KENAIKAN NPL dan CKPN yang
dapat berdampak pada MODAL dan SOLVABILITAS Bank
KETENTUAN UMUM DAN CAKUPAN PENGATURAN 4
KEBIJAKAN
Bank dapat menerapkan kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi yang meliputi:
a. Kebijakan bagi debitur yang terkena dampak penyebaran COVID-19 termasuk debitur Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
b. Kebijakan bagi BUK, BUS, atau UUS sebagai dampak penyebaran COVID-19.
Kebijakan pada huruf b meliputi kebijakan likuiditas dan permodalan, dan Bank harus memperoleh persetujuan OJK
dalam menerapkan kebijakan dimaksud.
Kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi berlaku sampai dengan 31 Maret 2022
KEBIJAKAN UNTUK DEBITUR TERKENA DAMPAK COVID-19
5
DEFINISI DEBITUR
Debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban pada Bank
karena debitur atau usaha debitur terdampak dari penyebaran COVID-19 baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
Perseorangan Korporasi UMKM
Debitur COVID-19 ….
Contoh penyesuaian mekanisme persetujuan kredit atau pembiayaan yang direstrukturisasi:
anggota direksi dapat memberikan principle approval terhadap kredit/pembiayaan dan debitur yang
ditetapkan sesuai kriteria dalam POJK ini dan mendelegasikan kewenangan kepada pejabat pada level
tertentu untuk memberikan persetujuan/keputusan restrukturisasi;
persetujuan tetap dilakukan oleh pihak yang lebih tinggi dari pemutus kredit/pembiayaan, namun dapat
dilakukan secara kolektif setelah menetapkan kriteria debitur yang layak mendapatkan fasilitas restrukturisasi
berdasarkan POJK ini; atau
mekanisme lain sesuai dengan kondisi teknis yang dihadapi bank, dengan tetap menerapkan prinsip
objektivitas, independensi, menghindari benturan kepentingan, dan kewajaran.
PENILAIAN ATAS DEBITUR YANG DIRESTRUKTURISASI
8
TIDAK YA YA TIDAK
01 • Bank dengan LCR dan NSFR kurang dari 100% pada 31 Maret 2022 harus menyusun rencana tindak untuk
mengembalikan pemenuhan LCR dan NSFR menjadi 100% dan disampaikan secara luring kepada Pengawas
Bank paling lambat pada tanggal 30 April 2022.
02
• Dana Pendidikan SDM untuk tahun 2020 dan tahun 2021 dapat kurang dari 5% anggaran biaya SDM.
• (BUK atau BUS dapat tidak melakukan perubahan rencana bisnis dalam hal terjadi perubahan rencana
penyediaan dana pendidikan sepanjang telah mendapatkan persetujuan OJK.
03 Penilaian Kualitas AYDA yang diperoleh sampai dengan tanggal 31 Maret 2020 dapat dihentikan sementara. Bank
menggunakan kualitas AYDA posisi 31 Maret 2020 dalam perhitungan Penyisihan Penilaian Kualitas Aset.
04
Relaksasi Capital Conservation Buffer (CCB) - BUK/BUS
Peniadaan sementara kewajiban pemenuhan CCB sebesar 2.5% ATMR.
10
PELAPORAN
Laporan Triwulanan
01 a. Laporan kredit/pembiayaan yang mendapatkan relaksasi penilaian 1 pilar.
b. Laporan kredit/pembiayaan restrukturisasi yang memuat detail per debitur.
Patuh Pantau
Perbankan diharapkan dapat Melakukan pemantauan
mematuhi dan melaksanakan secara berkala pada kinerja
kebijakan yang telah debitur dan juga stakeholders.
dikeluarkan OJK.
Lapor
Proaktif Menyampaikan laporan dan/
Diharapkan perbankan dapat atau publikasi secara berkala
proaktif dalam mengidentifikasi kepada OJK dan/ atau
debitur yang terdampak COVID-19. masyarakat.
stay home
stay safe
TERIMA KASIH
13
Laporan Rekapitulasi Stimulus Kredit atau Pembiayaan Restrukturisasi
Diisi antara lain dalam hal terdapat perbedaan informasi yang dilaporkan
pada SLIK dengan laporan realisasi restrukturisasi posisi.
RINGKASAN
Umum
diperbolehkan kurang dari atau melewati tanggal 31 Maret 2022 (batas masa
berlaku POJK Perubahan POJK Stimulus COVID-19).
Dalam hal jangka waktu perjanjian restrukturisasi kredit/pembiayaan kurang
dari tanggal 31 Maret 2022, maka penetapan kualitas sebagai Lancar hanya
berlaku s.d akhir jangka waktu perjanjian restrukturisasi. Sementara itu,
dalam hal jangka waktu perjanjian restrukturisasi kredit/pembiayaan melewati
tanggal 31 Maret 2022, maka penetapan kualitas sebagai Lancar hanya berlaku
s.d. tanggal 31 Maret 2022. Penetapan kualitas sebagai Lancar tersebut berlaku
sepanjang bank menilai bahwa debitur merupakan debitur yang terdampak
COVID-19 dan mampu bertahan hingga akhir periode stimulus. Selanjutnya,
penilaian kualitas mengacu pada POJK Kualitas Aset.
Mekanisme Pelaporan
10. Bagaimana pelaporan dalam SLIK untuk debitur yang berdasarkan hasil
penilaian bank tidak mampu bertahan dari dampak COVID-19 setelah
dilakukan restrukturisasi kredit/pembiayaan sesuai POJK ini?
Dalam hal debitur dinilai tidak mampu bertahan dari dampak COVID-19, maka
penilaian kualitas mengacu pada POJK tentang Kualitas Aset dan bank
membentuk cadangan yang memadai. Adapun restrukturisasi yang
sebelumnya telah diberikan merupakan restrukturisasi terhadap debitur
terdampak COVID-19. Oleh karena itu, bank tetap melaporkan kredit/
pembiayaan dimaksud dalam SLIK dengan kolom Kode Sifat Kredit atau
Pembiayaan diisi “1 = Kredit atau Pembiayaan yang Direstrukturisasi” serta
menambahkan Keterangan “COVID19”. Perlakuan tersebut berlaku sampai
kredit/pembiayaan lunas atau bank melakukan restrukturisasi kembali
terhadap debitur yang tidak mampu bertahan tersebut (restrukturisasi biasa
sesuai POJK tentang Kualitas Aset).
17. Apakah relaksasi penilaian kualitas kualitas agunan yang diambil alih
(AYDA) berlaku untuk seluruh AYDA yang dimiliki bank umum?
Tidak, relaksasi dimaksud hanya untuk AYDA yang diambil alih sampai dengan
31 Maret 2020 dan telah tercatat pada laporan posisi keuangan bank pada
tanggal 31 Maret 2020. Untuk penilaian kualitas AYDA yang diambil alih
setelah 31 Maret 2020 mengacu pada POJK mengenai kualitas aset bank
umum.
18. Bagaimana bila bank umum tidak dapat memenuhi Capital Conservation
Buffer setelah 31 Maret 2022?
bank umum akan dikenakan sanksi sesuai POJK tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum.
A. Umum
1. Apa latar belakang penerbitan POJK Perubahan POJK Stimulus COVID-19?
Latar belakang penerbitan POJK ini adalah sebagai langkah antisipatif dan
lanjutan terhadap potensi penurunan kinerja dan kapasitas debitur serta
peningkatan risiko kredit dan risiko likuiditas BPR seiring dengan
perkembangan penyebaran coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang masih
berlanjut secara global maupun domestik. Kebijakan ini diharapkan dapat
mendorong optimalisasi kinerja perbankan, menjaga stabilitas sistem
keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap menerapkan
prinsip kehati-hatian dan menghindari terjadinya moral hazard.
Meski diapresiasi sebagai kebijakan perintis yang membantu dalam meredam
dampak finansial dari COVID-19 dan menjaga stabilitas sektor jasa keuangan,
kebijakan ini dapat menimbulkan bom waktu apabila dampak COVID-19 terus
berkepanjangan dan debitur restrukturisasi tidak dapat pulih. Untuk itu,
selain dukungan kebijakan pendamping seperti subsidi bunga dan penjaminan
pemerintah, ketahanan likuditas dan permodalan BPR juga menjadi kunci
keberhasilan kebijakan pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu, BPR
diharapkan secara proaktif memantau kinerja debitur dan segera membentuk
pencadangan yang memadai apabila terdapat indikasi penurunan kualitas
debitur restrukturisasi, serta secara berkala melakukan uji ketahanan
terhadap likuiditas dan permodalan BPR.
7. Dalam hal terdapat BPR yang tetap menetapkan kualitas kredit debitur
yang terkena dampak COVID-19 dengan plafon Rp 8 miliar didasarkan
pada prospek usaha, kinerja debitur, dan kemampuan membayar, apakah
BPR tersebut melanggar POJK Stimulus COVID-19 dan POJK Perubahan
POJK Stimulus COVID-19?
Tidak, BPR tidak melanggar POJK dimaksud karena dalam rangka penerapan
manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian, BPR tetap diperkenankan
menetapkan kualitas kredit debitur dimaksud didasarkan pada ketiga pilar
sebagaimana POJK KAP PPAP BPR.
8. Apakah BPR tetap dapat memberikan kredit baru kepada debitur yang
terkena dampak penyebaran COVID-19? Bagaimana mekanisme penetapan
kualitas kredit baru tersebut?
BPR tetap dapat memberikan kredit baru kepada debitur yang terkena dampak
penyebaran COVID-19. Adapun penetapan kualitas kredit baru tersebut
dilakukan terpisah dari kualitas kredit yang telah diberikan sebelum debitur
terkena dampak penyebaran COVID-19, baik dari aspek penetapan golongan
kualitasnya, maupun dasar penetapannya. Dengan demikian, untuk kredit
baru yang diberikan setelah debitur terkena dampak COVID-19, kualitas dapat
hanya didasarkan pada ketepatan pembayaran untuk plafon paling banyak Rp
10 miliar yang hanya dihitung atas kredit yang baru (terpisah dari plafon
fasilitas existing).
Contoh: Debitur A dan B memiliki fasilitas sebagai berikut:
11. Terhadap debitur sebagaimana dijelaskan pada angka 10, apakah BPR
boleh tetap menggunakan kualitas kredit debitur tersebut sebagaimana
kualitas kredit debitur sebelum terdampak COVID-19 (misalnya tetap
Lancar atau tetap DPK), selama periode proses pengajuan restrukturisasi?
Dalam hal BPR akan menggunakan kualitas kredit debitur sebelum terdampak
COVID-19 sambil menunggu antrian persetujuan restrukturisasi untuk debitur
tersebut sesuai POJK Stimulus COVID-19 dan POJK Perubahan POJK
Stimulus COVID-19, harus dipastikan bahwa BPR telah melakukan
assessment sehingga dapat dipastikan debitur tersebut sudah memenuhi
kriteria untuk dilakukan restrukturisasi sesuai POJK Stimulus COVID-19 dan
POJK Perubahan POJK Stimulus COVID-19 dan kredit tersebut memang akan
dilakukan restrukturisasi dalam periode yang dekat.
12. Apakah kredit yang telah direstrukturisasi sesuai POJK Stimulus COVID-
19 dan POJK Perubahan POJK Stimulus COVID-19 tetap dapat ditetapkan
berkualitas Lancar sampai dengan 31 Maret 2022?
Kredit yang telah direstrukturisasi tetap dapat ditetapkan berkualitas Lancar
hingga jangka waktu perjanjian restrukturisasi berakhir atau 31 Maret 2022
(batas waktu yang lebih dahulu tercapai).
Secara umum, tidak terdapat pembatasan jangka waktu perjanjian
restrukturisasi kredit sebagai dampak COVID-19. Dengan demikian, jangka
waktu perjanjian restrukturisasi kredit diperbolehkan kurang dari atau
melewati tanggal 31 Maret 2022 (batas masa berlaku POJK Perubahan POJK
Stimulus COVID-19).
Dalam hal jangka waktu perjanjian restrukturisasi kredit kurang dari tanggal
31 Maret 2022, maka penetapan kualitas sebagai Lancar hanya berlaku s/d
akhir jangka waktu perjanjian restrukturisasi. Sementara itu, dalam hal jangka
waktu perjanjian restrukturisasi kredit melewati tanggal 31 Maret 2022, maka
penetapan kualitas sebagai Lancar hanya berlaku s/d tanggal 31 Maret 2022.
Penetapan kualitas sebagai Lancar tersebut berlaku sepanjang BPR menilai
bahwa debitur merupakan debitur yang terdampak COVID-19 dan mampu
bertahan hingga akhir periode stimulus. Selanjutnya, penilaian kualitas
mengacu pada POJK KAP PPAP BPR.
13. Bagaimana perlakuan bagi debitur yang berdasarkan hasil penilaian BPR
tidak mampu bertahan dari dampak COVID-19 setelah dilakukan
restrukturisasi kredit sesuai POJK ini?
BPR melakukan penyesuaian kualitas kredit debitur yang setelah dilakukan
restrukturisasi kredit dinilai tidak mampu bertahan dari dampak COVID-19,
dan menyesuaikan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif
(PPAP) mengacu pada POJK KAP PPAP BPR.
17. Dalam hal debitur yang terkena dampak COVID-19 memiliki beberapa
fasilitas, bagaimana penetapan kualitas kredit yang direstrukturisasi
untuk debitur dimaksud?
Kualitas seluruh kredit debitur terkena dampak COVID-19 yang
direstrukturisasi dengan menggunakan POJK Stimulus COVID-19 dan POJK
Perubahan POJK Stimulus COVID-19 dapat ditetapkan Lancar.
Contoh: Debitur C yang telah ditetapkan sebagai debitur yang terkena dampak
COVID-19 memiliki fasilitas sebagai berikut:
20. Dalam hal terdapat kredit dengan sumber pembayaran adalah gaji debitur
namun karena adanya dampak COVID-19 terdapat pengurangan atau
pemotongan penghasilan lainnya (misalnya tunjangan hari raya dan bonus
lainnya), apakah debitur dimaksud eligible untuk mendapatkan relaksasi
restrukturisasi berdasarkan POJK Stimulus COVID-19 dan POJK
Perubahan POJK Stimulus COVID-19?
BPR perlu memperhatikan keterbatasan kapasitas BPR dalam menyerap risiko
yang timbul sebagai dampak COVID-19 dan dengan mempertimbangkan
pengelolaan risiko, restrukturisasi hanya untuk debitur yang benar-benar
terdampak sehingga BPR tidak mengalami kesulitan likuiditas ke depannya.
Untuk kondisi sebagaimana dijelaskan di atas, dalam hal sumber pembayaran
kredit adalah gaji tetap yang tidak terdapat pengurangan atau pemotongan,
BPR tetap dapat memberikan restrukturisasi kepada debitur tersebut dengan
mengacu kepada POJK KAP PPAP BPR.
21. Sesuai dengan POJK Stimulus COVID-19 dan POJK Perubahan POJK
Stimulus COVID-19, BPR diharuskan memiliki pedoman terkait debitur
yang terkena dampak COVID-19. Dalam hal terdapat debitur terkena
dampak COVID-19 akan tetapi tidak masuk kriteria internal BPR, apakah
debitur dapat direstrukturisasi dengan menggunakan POJK KAP PPAP
BPR?
Pedoman internal merupakan panduan bagi BPR untuk melakukan
restrukturisasi berdasarkan POJK Stimulus COVID-19 dan POJK Perubahan
POJK Stimulus COVID-19 sehingga terdapat kejelasan dan kesamaan
perlakuan di internal BPR dalam melakukan restrukturisasi. Pedoman
restrukturisasi BPR harus disusun sejalan dengan pengaturan di POJK
Stimulus COVID-19 dan POJK Perubahan POJK Stimulus COVID-19, yang
antara lain mencukup kriteria debitur yang eligible untuk mendapatkan
restrukturisasi COVID-19. Dengan demikian, BPR dapat menetapkan debitur
yang eligible untuk mendapat restrukturisasi sesuai pedoman internal BPR.
Terhadap debitur tersebut, BPR dapat melakukan restrukturisasi sesuai
dengan POJK KAP PPAP BPR.
27. Apabila terdapat kredit dengan plafon lebih dari Rp 5 miliar dan kurang
dari Rp 10 miliar yang direstrukturisasi berdasarkan POJK Stimulus
COVID-19, apakah kredit tersebut dilaporkan dalam laporan kredit
berdasarkan ketepatan pembayaran dan laporan kredit yang
direstrukturisasi?
Pada prinsipnya, seluruh kredit yang direstrukturisasi berdasarkan POJK
Stimulus COVID-19 dan POJK Perubahan POJK Stimulus COVID-19
dilaporkan dalam Laporan Stimulus Kredit dan Pembiayaan Restrukturisasi,
karena tidak terdapat batasan syarat plafon kredit yang dapat direstrukturisasi
berdasarkan POJK Stimulus COVID-19 dan POJK Perubahan POJK Stimulus
COVID-19.
28. Dalam hal BPR melakukan restrukturisasi atas kredit debitur yang
terdampak COVID-19 dan ditetapkan kualitas Lancar, bagaimana
perlakuan pendapatan bunga yang akan diterima terhadap kredit yang
direstrukturisasi yang ditetapkan Lancar sampai dengan 31 Maret 2022
namun terdapat tunggakan angsuran?
BPR dapat melakukan pengakuan pendapatan bunga akrual selama-lamanya 3
bulan atau sesuai dengan periode pembayaran bunga kontraktual yang baru
sesuai perjanjian restrukturisasi mengingat kualitas kredit hasil
restrukturisasi ini dikategorikan Lancar. Setelah itu, BPR harus melakukan
assessment atas realisasi pembayaran tersebut, dan segera menghentikan
akrual bunga dan/atau pokok dalam hal debitur wanprestasi dan BPR
memperkirakan bahwa kinerja debitur tidak akan membaik.
35. Bagaimana pelaporan dalam SLIK untuk debitur yang berdasarkan hasil
penilaian BPR tidak mampu bertahan dari dampak COVID-19 setelah
dilakukan restrukturisasi kredit sesuai POJK Stimulus COVID-19 dan
POJK Perubahan POJK Stimulus COVID-19?
Dalam hal debitur dinilai tidak mampu bertahan dari dampak COVID-19, maka
penilaian kualitas mengacu pada POJK KAP PPAP BPR membentuk cadangan
yang memadai. Adapun restrukturisasi yang sebelumnya telah diberikan
merupakan restrukturisasi terhadap debitur terdampak COVID-19. Oleh
karena itu, BPR tetap melaporkan kredit dimaksud dalam SLIK dengan kolom
Kode Sifat Kredit atau Pembiayaan diisi “1 = Kredit atau Pembiayaan yang
Direstrukturisasi” serta menambahkan Keterangan “COVID19”. Perlakuan
tersebut berlaku sampai kredit lunas atau sampai BPR melakukan
restrukturisasi kembali terhadap debitur yang tidak mampu bertahan tersebut
(restrukturisasi biasa sesuai POJK KAP PPAP BPR).
36. Apakah BPR dapat menetapkan kualitas kredit restrukturisasi
sebagaimana dimaksud POJK Stimulus COVID-19 dan POJK Perubahan
POJK Stimulus COVID-19 dengan kolektibilitas selain Lancar?
Dalam hal BPR bermaksud melakukan pendekatan yang lebih konservatif,
maka BPR dapat menetapkan kualitas debitur restrukturisasi COVID-19 selain
Lancar. BPR tetap dapat melaporkan kredit dimaksud dalam SLIK dengan
menambahkan keterangan “COVID19”.
d. Pelaporan
1) Penambahan Laporan Rekapitulasi Stimulus Kredit atau Pembiayaan
Restrukturisasi yang disampaikan secara bulanan sejak posisi data
akhir bulan November 2020.
2) Pelaporan kredit/pembiayaan yang direstrukturisasi COVID-19 dalam
Sistem Layanan Informasi Keuangan dengan menambahkan keterangan
“COVID19”.