Anda di halaman 1dari 17

ETIKA PEMERINTAHAN

“PERILAKU MANUSIA DILIHAT DARI ASPEK INTELEGENSIA”

Dosen Pengajar :

1. Drs. TUERAH AUGUST MUSA RONNY GOSAL M.Si 2. Drs. ISMAIL RACHMAN M.Si

3. Drs. RIVO JOHANNES D SUMAMPOUW M.Si

Disusun Oleh :

1. Gabriel A.T Tirayoh (19081103083) 2. Indri Rompas (20081103037)

3. Preaty I. Sasia (19081103067) 4. Regina A. Medellu (19081103017)

5. Rivaldo Kalangi (17081103085) 6. Sara Inanosa (19081103099)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO
KATA PENGANTAR

Segala hormat dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,atas segala
rahmat dan kebijaksanaan yang diberikannya kepada kami sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku Manusia Dilihat Dari Aspek
Intelegensia” dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Etika Pemerintahan tepat
pada waktu yang diberikannya.

Saya pun ingin menguturkan rasa terima kasih dan hormat sebesar-besarnya kepada
juga kepada Drs. TUERAH AUGUST MUSA RONNY GOSAL M.Si,Drs. ISMAIL RACHMAN
M.Si dan Drs. RIVO JOHANNES D SUMAMPOUW M.Si selaku dosen pengajar dalam mata
kuliah Etika Pemerintahan di Universitas Sam Ratulangi Manado.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa kami belum sepenuhnya
hebat dan juga jauh dari istilah sempurna. Terlepas dari itu kapasitas kami disini masih
sebagai mahasiswa semester empat (4) dari program studi Ilmu Pemerintahan.

Oleh karena itu, segala bentuk saran maupun kritik sangat diterima dengan baik oleh
kami sehingga kedepannya kami akan menjadi lebih baik dan mumpuni dalam hal
penulisan maupun pengkajian materi. Kami berharap dengan nyata bahwa kiranya
Makalah ini akan bermanfaat bagi khalayak orang banyak dan juga terlebih khusus bagi
kalangan Mahasiswa.

|1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………..1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………..3

B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………...........4

C. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INTELEGENSIA……………………………………………………………………………………5

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSIA……………………………………….6

C. MODEL PENGUKURAN INTELEGENSIA……………………………………………………………………..8

D. PENDEKATAN TEORITIS MENGENAI INTELEGENSIA…………………………………………………9

E. TEORI DAN MODEL INTELEGENSIA…………………………………………………………………………..10

F. PERANAN INTELEGENSIA IQ DAN EQ DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR.11

G. PERAN INTELEGENSIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA……………………………………….....14

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA

|2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jika berbicara Intelegensi dalam diri seorang Manusia maka Intelegensi dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan yang ada dalam diri Manusia. Kemampuan
inteligensi merupakan kecakapan umum dan bersifat potensial. Kecakapan ini bisa
menjadi kecakapan nyata dengan adanya bantuan lingkungan. Meskipun
inteligensi sangat penting dalam pendidikan, rentang pemahaman tentang konsep
intelegensi sangat bervariasi. Akibatnya muncul perdebatan mengenai konsep
inteligensi dalam pelaksanaan pendidikan.

Etimologi kata Intelegensia sendiri berasal dari Bahasa Latin yaitu “intelligere”
yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut Stern
dan Claparde, intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara
mental terhadap situasi atau kondisi baru. Menurut K. Buhler, intelegensi adalah
perbuatan yang disertai dengan pemahaman dan pengertian.

Setiap individu manusia pasti memiliki yang namanya Intelegensia,intelegensia


bisa diukur dengan memakai istilah IQ dan EQ. IQ merupakan kecerdasan yang
dibawa oleh Manusia sejak lahir, sedangkan EQ adalah kecerdasan yang
berkembang seiring pertumbuhan psikis seorang manusia.

|3
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Intelegensia?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi intelegensia?

3. Bagaimana model pengukuran Intelegensia?

4. Bagaimana pendekatan teoritis mengenai Intelegensia?

5. Apa yang menjadi Teori dan model intelegensia?

6. Bagaimana peranan intelegensia iq dan eq dalam meningkatkan prestasi belajar?

7. Apa yang menjadi peran Intelegensia dalam kehidupan Manusia?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk lebih mengerti arti dari intelegensia

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensia

3. Untuk lebih paham bagaimana model pengukuran intelegensia

4. Untuk lebih mengerti apa yang menjadi pendekatan teoritis intelgensia

5. Untuk mengerti apa yang menjadi teori dan model intelegensia

6. Untuk lebih paham lagi peran intelegensia iq dan eq dalam proses belajar

7. Untuk lebih mengetahui lebih dalam peran intelegensia dalam kehidupan


manusia

|4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INTELEGENSIA

Inteligensi juga sering disebut dengan kecerdasan. Istilah inteligensi berasal


dari kata latin “intelligere” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu
sama lain. Definisi inteligensi sendiri cukup beragam. Para ahli mencoba
mendefinisikan Intelengensi sebagai berikut :

• Salah satu definisi dinyatakan oleh Stern yang menyebutkan


bahwa inteligensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru
dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya (Walgito, 1997).
• GD Stoddard (dalam Crow & Crow, 1984) menyatakan
bahwa inteligensi adalah kemampuan yang mengendalikan aktifitas-
aktifitas dengan ciri-ciri sukar, kompleks, abstrak, tepat, bertujuan, bernilai
sosial dan menampakkan adanya keaslian, serta kemampuan untuk
mempertahankan kegiatan-kegiatan seperti itu dalam kondisi yang
memerlukan energi dan berlawanan dengan kekuatan-kekuatan emosional.
• Terman (dalam Walgito, 1997) mendefinisikan inteligensi sebagai
kemampuan berpikir abstrak.
• Menurut David Wechsler, mengatakan bahwa intelegensi adalah kapasitas
untuk mengerti lingkungan dan kemampuan akal budi untuk mengatasi
tantangan-tantangannya.
|5
Kemudian pada kesempatan lain, David mengatakan bahwa kemampuan
untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSIA

Ada 4 faktor yang mempengaruhi intelegensia,antara lain :

1. Pengaruh Faktor Bawaan

Banyak penelitian menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu


keluarga, nilai dalam tes IQ mereka berkorelasi tinggi (± 0,50). Diantara kembar
korelasi sangat tinggi (± 0,90), sedang diantara individu-individu yang tidak
bersanak saudara korelasinya sangat rendah (± 0,20). Untuk anak-anak yang
diadopsi masih memiliki korelasi yang tinggi dengan ayah/ibu yang sesungguhnya
(antara + 0,40 sampai + 0,50). Sedangkan korelasi dengan orangtua angkatnya
sangat rendah (+ 0,10 sampai + 0,20). Kemudian, studi terhadap kembar yang
diasuh secara terpisah menunjukkan bahwa IQ mereka tetap berkorelasi sangat
tinggi. Ini menunjukkan bahwa meskipun lingkungan berpengaruh terhadap taraf
kecerdasan seseorang, tetapi banyak hal dalam kecerdasan itu yang tetap tidak
berubah.

2. Pengaruh Faktor Lingkungan

Intelegensi tidak dapat terlepas dari otak. Gizi yang dikonsumsi sangat
berpengaruh pada perkembangan otak. Oleh karena itu, terdapat hubungan
antara konsumsi makanan yang bergizi dengan intelegensi seseorang.

|6
Konsumsi makanan bergizi adalah salah satu pengaruh lingkungan yang amat
penting. Selain gizi, ada rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional
dari lingkungan juga memiliki peranan yang sangat penting. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa intelegensi bias menurun karena tidak ada bentuk
rangsangan tertentu dalam awal kehidupan individu. Dalam studi longitudinal,
Skeels dan Skodak menemukan bahwa anak-anak yang dididik dalam lingkungan
yang kaku, kurang perhatian, dan kurang dorongan lalu dipindahkan ke dalam
lingkungan yang hangat, penuh perhatian, rasa percaya dan dorongan,
menunjukkan peningkatan skor yang cukup berarti pada tes kecerdasan. Zajonc
dalam berbagai penelitian menemukan bahwa anak pertama biasanya memiliki
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dari adik-adiknya. Hal tersebut dikarenakan
anak pertama hanya dikelilingi oleh orang-orang dewasa untuk jangka waktu yang
cukup lama.

3. Stabilitas Intelegensi dan IQ

Intelegensi bukanlah IQ, intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang


kemampuan individu, sedangkan IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi
tertentu. Stabilitas intelegensi merujuk pada konsep yang umum tentang
kemampuan individu. Intelegensi sangat dipengaruhi oleh perkembangan organik
otak seseorang. Oleh karena itu, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan otak,
maka pada masa-masa pertumbuhan (± sampai usia 20 th) akan terjadi
peningkatan intelegensi. Setelah itu ada suatu masa-masa stabil, kemudian,
sejalan dengan kemunduran organik otak, akan terdapat kecenderungan
menurun.

|7
Sedangkan, stabilitas IQ tidak diukur semata-mata berdasarkan perubahan-
perubahan fisik (umur yang sebenarnya).

4. Kematangan

Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi dapat tumbuh dan berkembang. Tumbuh
serta berkembangnya intelegensi sebagian besar sejalan dengan bertambahnya
umur, perkembangan jasmani dan kemampuan lainnya yang sudah dicapai.

C. MODEL PENGUKURAN INTELEGENSIA

Menurut Cyril Burt, metode untuk mengukur inteligensi dapat dibagi ke dalam
dua kelompok besar yaitu menggunakan metode korelasional dan metode skala
umur. Metode korelasional dipelopori oleh Francis Galton sedangkan metode
skala umur oleh Alfred Binet. Francis Galton mendefinisikan inteligensi sebagai
kapasitas biologis untuk pencapaian intelektual. Dari definisi tersebut Galton
mengukur inteligensi dengan mengukur kecepatan mental dan ketajaman
pancaindra melalui respon terhadap stimulus dari lingkungan.

Berbeda dengan Galton, Alfred Binet mengajukan dua asumsi terhadap


inteligensi. Pertama, kemampuan mental berkembang dengan semakin
bertambahnya umur. Kedua, kecepatan manusia dalam meperoleh kompetensi
mental mempunyai karakteristik tersendiri dan bersifat konstan dengan
berlalunya waktu. Untuk mengukur kemampuan mental, Binet mewancarai guru
yang berpengalaman dan bertanya tentang masalah yang dapat dipecahkan anak
berumur 3, 4, 5 dst. Dari penelitian tersebut Binet memperkenalkan apa yang
disebut dengan usia mental.

|8
Pengukuran inteligensi ini berguna di dunia pendidikan. Sebagai contoh,
beberapa sekoah mensyaratkan siswa untuk memiliki IQ diatas rata-rata.Selain itu
pengukuran IQ berguna untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap
masalah-masalah pendidikan kontemporer.

D. PENDEKATAN TEORITIS MENGENAI INTELEGENSIA

Maloney dan Ward (1976) mengemukakakn empat pendekatan umum, yaitu :

1. Pendekatan Teori Belajar

Inti pendekatan ini mengenai masalah hakikat intelegensi terletak pada


pemahaman mengenai hukum-hukum dan prinsip umum yang dipergunakan
individu untuk memperoleh bentuk-bentuk perilaku baru.

2. Pendekatan Neurobiologis

Pendekatan ini beranggapan bahwa intelegensi memiliki dasar anatomis dan


biologis. Perilaku intelegensi menurut pendekatan ini dapat ditelusuri dasar-dasar
neuro-anatomis dan neuro-fisiologisnya.

3. Pendekatan Psikomotorik

Pendekatan ini beranggapan bahwa intelegensi merupakan suatu konstrak atau


sifat psikologis yang berbeda-beda kadarnya bagi setiap dua arah study, yaitu.

· Bersifat praktis yang menekankan pada pemecahan masalah

· Bersifat teoritis yang menekankan pada konsep dan penyusunan teori

|9
4. Pendekatan Teori Perkembangan

Dalam pendekatan ini, studi intelegensi dipusatkan pada masalah perkembangan


intelegensi secara kuantitatif dalam kaitannya dengan tahap-tahap
perkembangan biologis individu.

E. TEORI DAN MODEL INTELEGENSI

teori intelegensi dan modelnya beserta tokohnya masing-masing sebagai berikut:

1. Alfred Binet

mengatakan bahwa intelegensi bersifat monogenetik yaitu berkembang dari


suatu faktor satuan. Menurutnya intelegensi merupakan sisa tunggal dari
karekteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan
seseorang.

2. Edward Lee Thorndike

teori Thorndike menyatakan bahwa intelegensi terdiri dari berbagai kemampuan


spesifik yang ditampikan dalam wujud perilaku intelegensi.

3. Robert J. Sternberg

teori ini mentikberatkan pada kesatuan dari berbagai aspek intelegensi sehingga
teorinya teorinya lebih berorientasi pada proses. Teori ini disebut juga
dengan Teori Intelegensi Triarchic.

|10
Teori ini berusaha menjelaskan secara terpadu hubungan antara:

a) Intelegensi dan dunia internal seseorang

b) Intelegensi dan dunia eksternal seseorang

c) Intelegensi dan pengalaman

F. PERANAN INTELEGENSIA IQ DAN EQ DALAM MENINGKATKAN PRESTASI


BELAJAR

Konsep multiple intelligence yang dikemukakan Gardner memandang


kecerdasan manusia meliputi tujuh macam kecerdasan. Multiple intelligence
sebagai satu gagasan bahwa kecerdasan yang dimiliki manusia adalah beragam,
dan masing masing individu memiliki keunikan tidak sama satu dengan lainnya.
Dalam bidang pendidikan, multiple intelligence kini telah banyak dikembangkan
dari sejak kajian teoritis sampai pada berbagai praktek kegiatan pendidikan dan
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.

Kajian-kajian tentang pengembangan kemampuan peserta didik berdasarkan


multiple intelligence ini memberikan pengetahuan bagaimana sebenarnya hakikat
manusia dari sisi potensi, bakat dan kemampuannya dapat dikembangkan secara
optimal. Konsep multiple intelligence, bila dipahami dengan baik, akan membuat
semua pendidik memandang potensi anak lebih positif.

Konsep multiple intelligence ini juga mendorong guru untuk berpikir lebih
terbuka agar keluar dari paradigma tradisional yang beranggapan bahwa
kecerdasan hanya dilihat dari satu kemampuan intelektual atau kognitif saja.

|11
Guru yang memiliki wawasan multiple intelligence akan mampu merancang
kurikulum, mengembangkan metodologi pembelajaran, dan mengevaluasi hasil
belajar anak dengan lebih optimal. Terlebih lagi, para guru pun dapat menyiapkan
sebuah lingkungan yang menyenangkan dan memberdayakan di sekolah.

Multiple intelligence ini dalam kegiatan pembelajaran dapat diterapkan dalam


tiga bentuk utama yakni (Mardianto, 2012) :

a. Orientasi kurikulum Penerapan konsep multiple intelligence dalam kurikulum


memiliki dasar pemikiran sebagai berikut: (1) multiple intelligence berkenaan
dengan kemampuan peserta didik dalam melakukan sesuatu dalam berbagai
konteks; (2) multiple intelligence menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui
peserta didik untuk menjadi standart kompetensi; (3) multiple intelligence
merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang
dilakukan peserta didik setelah melalui proses pembelajaran; (4) Kehandalan
kemampuan peserta didik melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan
luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur; (5)
Penyusunan standart kompetensi, kompetensi dan hasil belajar hendaknya
didasarkan pada multiple intelligence yang ditetapkan secara proporsional, tidak
melulu hanya apsek kognitif atau spritual belaka tetapi seimbang dan tepat
sasaran.

b. Metodologi pengembangan pembelajaran Metodologi pembejaran dapat


dikembangkan berdasarkan konsep-konsep dari multiple intelligence.

|12
Beberapa contoh diantaranya: (a) penggunaan metode bercerita, merupakan
salah satu bentuk untuk mengembangkan intelligence lingusitic, dimana siswa
diajak menyenangi dan mencintai bahasa; (b) metode problem solving, siswa
dihadapkan pada masalah konkret dan diajak untuk memikirkan bersama,
mendiskusikan bersama, dan memecahkan masalah secara bersama-sama
sehingga metode ini dapat mengasah kecerdasan interpersonal; (c) metode
reflective thinking/critical thinking, siswa diajak untuk membuat catatan refleksi
atau tanggapan siswa secara pribadi atau berkelompok dihadapkan pada suatu
bahan (artikel, peristiwa, kasus, gambar, foto, dan lain sebagainya) sehingga cara
ini dapat mengembangkan kecerdasan bodily kenisthetic, juga interpersonal
inteligence.

c. Pengembangan Evaluasi Hasil Pembelajaran 1. Evaluasi dikembangkan dengan


prinsip untuk memberikan informasi kemajuan belajar siswa dalam berbagai
bidang intelligensi (multiple intelligence). Hal ini sudah harus tergambar sejak
dalam perencanaan pembelajaran pengembangan kegiatan pembelajaran. 2.
Bentuk evaluasi harus dikembangkan dengan berbagai macam yang dapat
mengakomodir kecerdasan yang sangat kompleks. Bentuk tes soal ujian harus
diiringi dengan tugas, nilai praktek dan nilai sehari hari sangat besar perannya
dalam penentuan keberhasilan belajar. 3. Proses penilaian berbasis kelas dan
berangkat dari potensi apa yang dimiliki anak, kemudian kecerdasan apa yang
tepat untuk dikembangkan pada dirinya. Artinya kompetensi yang ditetapkan oleh
guru dalam tujuan pembelajaran juga harus diiringi dengan pertimbangangan lain
dimana masing-masing anak memiliki keunikan yang khas.

|13
G. PERAN INTELEGENSIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Menurut Binet (Suryabrata, 2004), sifat hakikat inteligensi ada tiga macam,
yaitu:

1. Kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan (memperjuangkan)


tujuan tertentu. Semakin cerdas seseorang, akan makin cakaplah ia membuat
tujuan sendiri, tidak menunggu perintah. Semakin cerdas seseorang, maka dia
akan makin tetap pada tujuan itu, tidak mudah dibelokkan oleh orang lain dan
suasana lain.

2. Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud mencapai


tujuan. Semakin cerdas seseorang dia akan makin dapat menyesuaikan cara-cara
menghadapi sesuatu dengan semestinya dan makin dapat bersikap kritis.

3. Kemampuan untuk oto-kritik, yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri,


kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya. Semakin cerdas
seseorang semakin dapat ia belajar dari kesalahannya, kesalahan yang telah
dibuatnya tidak mudah di ulang lagi.

Dapat dijelasakan bahwa seseorang yang memiliki inteligensi yang tinggi


cenderung memiliki perbedaan dan kelebihan dalam menanggapi sesuatu
permasalahan demi mencapai tujuannya.

|14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Intelegensia yang mana etimologi katanya diartikan sebagai menghubungkan atau


menyatukan satu sama lain. Setiap individu di bumi ini memiliki yang namanya
Intelegensia dalam diri mereka,kemudian Intelegensia tersebut dibagi menjadi
istilah IQ dan EQ. Istilah ini digunakan sebagai indikator pendukung diberbagai hal
kemampuan seorang individu. Dalam meningkatkan prestasi belajar,seorang
tenaga pengajar mesti paham dengan benar yang namanya multiple
intelligence,agar nantinya murid bisa terarah dengan benar dan dibekali
pengetahuan yang nyata adanya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-inteligensi/14827/6

http://www.markijar.com/2018/12/pengertian-intelegensi-lengkap-ciri.html

https://www.kompasiana.com/irfanhalim/552ab95cf17e617b36d623e3/inteligen
si-definisi-pengukuran-dan-sebagai-alat-prediksi-pencapaian-akademik

http://yogieaffandi.blogspot.com/2011/09/teori-teori-dan-pendekatan-
pendekatan.htm

|15

Anda mungkin juga menyukai