Etika Pemerintahan Kelompok 8
Etika Pemerintahan Kelompok 8
Dosen Pengajar :
1. Drs. TUERAH AUGUST MUSA RONNY GOSAL M.Si 2. Drs. ISMAIL RACHMAN M.Si
Disusun Oleh :
MANADO
KATA PENGANTAR
Segala hormat dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,atas segala
rahmat dan kebijaksanaan yang diberikannya kepada kami sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku Manusia Dilihat Dari Aspek
Intelegensia” dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Etika Pemerintahan tepat
pada waktu yang diberikannya.
Saya pun ingin menguturkan rasa terima kasih dan hormat sebesar-besarnya kepada
juga kepada Drs. TUERAH AUGUST MUSA RONNY GOSAL M.Si,Drs. ISMAIL RACHMAN
M.Si dan Drs. RIVO JOHANNES D SUMAMPOUW M.Si selaku dosen pengajar dalam mata
kuliah Etika Pemerintahan di Universitas Sam Ratulangi Manado.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa kami belum sepenuhnya
hebat dan juga jauh dari istilah sempurna. Terlepas dari itu kapasitas kami disini masih
sebagai mahasiswa semester empat (4) dari program studi Ilmu Pemerintahan.
Oleh karena itu, segala bentuk saran maupun kritik sangat diterima dengan baik oleh
kami sehingga kedepannya kami akan menjadi lebih baik dan mumpuni dalam hal
penulisan maupun pengkajian materi. Kami berharap dengan nyata bahwa kiranya
Makalah ini akan bermanfaat bagi khalayak orang banyak dan juga terlebih khusus bagi
kalangan Mahasiswa.
|1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………..3
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………...........4
C. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INTELEGENSIA……………………………………………………………………………………5
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA
|2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jika berbicara Intelegensi dalam diri seorang Manusia maka Intelegensi dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan yang ada dalam diri Manusia. Kemampuan
inteligensi merupakan kecakapan umum dan bersifat potensial. Kecakapan ini bisa
menjadi kecakapan nyata dengan adanya bantuan lingkungan. Meskipun
inteligensi sangat penting dalam pendidikan, rentang pemahaman tentang konsep
intelegensi sangat bervariasi. Akibatnya muncul perdebatan mengenai konsep
inteligensi dalam pelaksanaan pendidikan.
Etimologi kata Intelegensia sendiri berasal dari Bahasa Latin yaitu “intelligere”
yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut Stern
dan Claparde, intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara
mental terhadap situasi atau kondisi baru. Menurut K. Buhler, intelegensi adalah
perbuatan yang disertai dengan pemahaman dan pengertian.
|3
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
6. Untuk lebih paham lagi peran intelegensia iq dan eq dalam proses belajar
|4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INTELEGENSIA
Intelegensi tidak dapat terlepas dari otak. Gizi yang dikonsumsi sangat
berpengaruh pada perkembangan otak. Oleh karena itu, terdapat hubungan
antara konsumsi makanan yang bergizi dengan intelegensi seseorang.
|6
Konsumsi makanan bergizi adalah salah satu pengaruh lingkungan yang amat
penting. Selain gizi, ada rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional
dari lingkungan juga memiliki peranan yang sangat penting. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa intelegensi bias menurun karena tidak ada bentuk
rangsangan tertentu dalam awal kehidupan individu. Dalam studi longitudinal,
Skeels dan Skodak menemukan bahwa anak-anak yang dididik dalam lingkungan
yang kaku, kurang perhatian, dan kurang dorongan lalu dipindahkan ke dalam
lingkungan yang hangat, penuh perhatian, rasa percaya dan dorongan,
menunjukkan peningkatan skor yang cukup berarti pada tes kecerdasan. Zajonc
dalam berbagai penelitian menemukan bahwa anak pertama biasanya memiliki
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dari adik-adiknya. Hal tersebut dikarenakan
anak pertama hanya dikelilingi oleh orang-orang dewasa untuk jangka waktu yang
cukup lama.
|7
Sedangkan, stabilitas IQ tidak diukur semata-mata berdasarkan perubahan-
perubahan fisik (umur yang sebenarnya).
4. Kematangan
Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi dapat tumbuh dan berkembang. Tumbuh
serta berkembangnya intelegensi sebagian besar sejalan dengan bertambahnya
umur, perkembangan jasmani dan kemampuan lainnya yang sudah dicapai.
Menurut Cyril Burt, metode untuk mengukur inteligensi dapat dibagi ke dalam
dua kelompok besar yaitu menggunakan metode korelasional dan metode skala
umur. Metode korelasional dipelopori oleh Francis Galton sedangkan metode
skala umur oleh Alfred Binet. Francis Galton mendefinisikan inteligensi sebagai
kapasitas biologis untuk pencapaian intelektual. Dari definisi tersebut Galton
mengukur inteligensi dengan mengukur kecepatan mental dan ketajaman
pancaindra melalui respon terhadap stimulus dari lingkungan.
|8
Pengukuran inteligensi ini berguna di dunia pendidikan. Sebagai contoh,
beberapa sekoah mensyaratkan siswa untuk memiliki IQ diatas rata-rata.Selain itu
pengukuran IQ berguna untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap
masalah-masalah pendidikan kontemporer.
2. Pendekatan Neurobiologis
3. Pendekatan Psikomotorik
|9
4. Pendekatan Teori Perkembangan
1. Alfred Binet
3. Robert J. Sternberg
teori ini mentikberatkan pada kesatuan dari berbagai aspek intelegensi sehingga
teorinya teorinya lebih berorientasi pada proses. Teori ini disebut juga
dengan Teori Intelegensi Triarchic.
|10
Teori ini berusaha menjelaskan secara terpadu hubungan antara:
Konsep multiple intelligence ini juga mendorong guru untuk berpikir lebih
terbuka agar keluar dari paradigma tradisional yang beranggapan bahwa
kecerdasan hanya dilihat dari satu kemampuan intelektual atau kognitif saja.
|11
Guru yang memiliki wawasan multiple intelligence akan mampu merancang
kurikulum, mengembangkan metodologi pembelajaran, dan mengevaluasi hasil
belajar anak dengan lebih optimal. Terlebih lagi, para guru pun dapat menyiapkan
sebuah lingkungan yang menyenangkan dan memberdayakan di sekolah.
|12
Beberapa contoh diantaranya: (a) penggunaan metode bercerita, merupakan
salah satu bentuk untuk mengembangkan intelligence lingusitic, dimana siswa
diajak menyenangi dan mencintai bahasa; (b) metode problem solving, siswa
dihadapkan pada masalah konkret dan diajak untuk memikirkan bersama,
mendiskusikan bersama, dan memecahkan masalah secara bersama-sama
sehingga metode ini dapat mengasah kecerdasan interpersonal; (c) metode
reflective thinking/critical thinking, siswa diajak untuk membuat catatan refleksi
atau tanggapan siswa secara pribadi atau berkelompok dihadapkan pada suatu
bahan (artikel, peristiwa, kasus, gambar, foto, dan lain sebagainya) sehingga cara
ini dapat mengembangkan kecerdasan bodily kenisthetic, juga interpersonal
inteligence.
|13
G. PERAN INTELEGENSIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Menurut Binet (Suryabrata, 2004), sifat hakikat inteligensi ada tiga macam,
yaitu:
|14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-inteligensi/14827/6
http://www.markijar.com/2018/12/pengertian-intelegensi-lengkap-ciri.html
https://www.kompasiana.com/irfanhalim/552ab95cf17e617b36d623e3/inteligen
si-definisi-pengukuran-dan-sebagai-alat-prediksi-pencapaian-akademik
http://yogieaffandi.blogspot.com/2011/09/teori-teori-dan-pendekatan-
pendekatan.htm
|15