Disusun oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik
jinak maupaun ganas yang tumbuh diotak, meningen dan tengkorak (Sylvia.A.
1995:1030). Tumor otak dapat disebabkan oleh bebrapa faktor yaitu herediter, sisa sisa
sel embrional, radiasi, virus, subtansi-subtansi karsiogenik. Tumor otak menyebaban
gangguan neurologis progesif. Gangguan neurologis ini disebabkan oleh adanya
gangguan fokal oleh tumor dan peningkatan tekanan intracranial. Gangguan fokal terjadi
bila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau invansi langsung pada
parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Tumor otak merupakan penyebabkan kematian yang kedua dari semua kasus kanker yang
terjadi pada pria berusia 20-39 tahun. Selama periode 2009-2013 terdapat 173 kasus. Dari
173 kasus secara keseluruhan diketahui bahwa wanita lebih banyak terkena tumor otak
dibanding pria dengan perbandingan 1,8:1. Selain itu diketahui bahwa meningioma
merupakan tumor terbanyak dengan 100 kasus dari 173 kasus (57,8%) diikiti oleh
astrositoma dengan 50 kasus (28,9%) dengan lokasi tumor otak terbanyak pada frontal
(30,1%).
Penatalaksanaan tumor otak dapat melalui terapi operasi jika obat-obatan antiedma otak
tidak dapat diberikan secara terus menerus, terapi konservatif yang meliputi radioterapi,
kemoterapi dan imunoterapi. Radioterapi dilakukan untuk menghancuran tumor dengan
dosis yang masih dapat diteleransi oleh jaringan normal yang ditembusnya. Kemoterapi
digunakan untuk tumor astrositoma, glioblastoma dan astrositoma anaplastik beserta
variannya. Imunoterapi digunakan jika terdapat gangguan fungsi imunologi tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tumor otak?
2. Apa klasifikasi dari tumor otak?
3. Apa etiologi dari tumor otak?
4. Apa patofisiologi Tumor otak ?
5. Apa Manifestasi Klinis Tumor Otak?
6. Apa pemeriksaan diagnostik Tumor Otak ?
7. Apa konsep Asuhan Keperawatan Tumor Otak?
C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui pengertian dari tumor otak?
2. Dapat Mengetahui Apa klasifikasi dari tumor otak?
3. Dapat Mengetahui Apa etiologi dari tumor otak?
4. Dapat Mengetahui Apa patofisiologi Tumor otak ?
5. Dapat Mengetahui Apa Manifestasi Klinis Tumor Otak?
6. Dapat Mengetahui Apa pemeriksaan diagnostik Tumor Otak ?
7. Dapat Mengetahui Apa konsep Asuhan Keperawatan Tumor Otak?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tumor Otak
Tumor otak adalah tumbuhnya sel abnormal pada otak. Banyak jenis tumor yang
berbeda-beda. Beberapa tumor otak bukan merupakan kanker (jinak) dan beberapa tumor
otak lainnya
D. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan progesif. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini
menekankan pentingnya anamesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya sebaiknya
dibicarakan dalam suatu perspektif waktu.
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan
fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakarinal.
Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi
langusng pada parenkin otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi
yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumna
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan cerebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan
kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan itak. Bebrapa tumor membentuk
kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan
neurologis fokal.
Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya
massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi
cerebrospinal.
E. Manifestasi Klinis
Tumor otak menyebabkan manifestasi klinis terbesar disebabkan oleh peningkatan
tekanan intrakranial serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang
mengganggu bagian spesifik dari otak.
Gejala yang umumnya timbul akibat peningkatan tekanan intrakranial adalah sakit
kepala, muntah dan papiledena. Nyeri kepala barangkali nyeri kepala merupakan gejala
yang paling sering dijumpai pada penderita otak. Nyeri dapat digambarkan bersifat
dalam, terus menerus, tumpul dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling hebat
pada waktu pagi hari dan menjadi lebih berat oleh aktivitas yang biasanya dapat
meningkatkan tekanan intacranial seperti membungkuk, batu, atau mengejan sewaktu
buang air besar (bab).
Nyeri kepala yang dihubungkan dengan tumor otak disebabkan oleh traksi dan
pergeseran struktur peka nyeri dalam rongga intracranial. Struktur ini termasuk arteri,
vena, sinus-sinus vena dan saraf otak. Muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pada
pusat muntah pada medulla oblongata akibat terjadinya peningkatan TIK. Muntah dapat
terjadi tanpa didahuluhi mual dan dapat proyektil. Papiledema disebabkanoleh statis vena
yang menimbulkan pembengkakan papiladaraf optikus. Bila terlihat pada pemeriksaan
funduskopi, hal ini mengisyaratkan peningkatan TIK. Menyertai papiladema dapat terjadi
gangguan penglihatan, termasuk pembesaran bintik mata dan amaurosis fugaks( saat
dimana penglihatan berkurang)gejala terlokalisasi tanda dan gejala lain dari tumor otak
cenderung mempunyai nilai lokasi dimanatumor tersebut yang dapat mengganggu
fungsidari bagian-bagian tersebut.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal
ketika penderita menunjukna gejala yang progesif atau tanda-tanda penyakit otak
yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala
tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang
akan memberikan gambaran modul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor danjuga marker tumor. Terapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan masa di otak yang
besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi
anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dan proses-proses infeksi.
4. Biopis stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Anginografi serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevalusai lobus temporal pada waktu kejang
G. Penatalaksanaan
Faktor-faktor prognostik sebagai pertimbangan penaalaksanaan
1. Usia
2. General Health
3. Ukuran tumor
4. Lokasi tumor
5. Jenis tumor
Penatalaksanaan tindakan terhadap tumor otak adalah paliatip dan melibatkan
penghilangan atau mengurangi simtomalogi serius. Pendekatan terapeutik ini mencakup
radiasi, yang menjadi dasar pengobatan, pembedahan(biasanya pada metastase
intracranial tunggal).kemoterapi
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksanaanya :
1. Surgery
2. Radiotherapy
Radiotherapy merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan proses
keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas terapi
pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan kombinasi
terapi dengan kemoterapi dan radioterapi.
3. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat digunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu atau
dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sel tumor
pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan ini
diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu yang
singkat, diikiti waktu istirahat dan pemulihan.
H. Konsep Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan
penanggung biaya.
(4) : Spontan
(2) : Dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku
jari)
(3) : Kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak
dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(5) : Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)
(3) : Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan
jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
4. Perkemihan B4 (bladder)
a. Kebersihan : bersih
b. Bentuk alat kelamin : normal
c. Uretra : normal
d. Produksi urin: normal
5. Pencernaan B5 (bowel)
a. Nafsu makan : menurun
b. Porsi makan : setengah
c. Mulut : bersih
d. Mukosa : lembap
6. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
a. Kemampuan pergerakan sendi : bebas
b. Kondisi tubuh: kelelahan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan
tekanan intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan medula
oblongata.
3. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
4. Resiko cedera berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap hipotensi
ortostatik
5. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada
ekspresi atau interpretasi.
6. Perubahan persepsi sensori perseptual berhubungan dengan kerusakan
traktus sensori dengan perubahan resepsi sensori, transmisi, dan integrasi
7. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan efek kemoterapi dan radioterapi
C. Intervensi
i. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri.
Tujuan : Perfusi jaringan membaik ditandai dengan tanda-tanda vital stabil.
Kriteria hasil :
a. Tekanan perfusi serebral >60mmHg, tekanan intrakranial <15mmHg, tekanan
arteri rata-rata 80-100mmHg
b. Menunjukkan tingkat kesadaran normal
c. Orientasi pasien baik
d. RR 16-20x/menit
e. Nyeri kepala berkurang atau tidak terjadi
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
iv. Resiko cedera berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap hipotensi ortostatik.
Tujuan : Diagnosa tidak menjadi masalah aktual
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
2. Menilai kemampuan
atau kalimat yang pendek. Jika tidak membaca yang benar yang juga
dapat menulis, mintalah pasien untuk merupakan bagian dari afasia sensorik
vi. Perubahan persepsi sensori perseptual berhubungan dengan kerusakan traktus sensori
dengan perubahan resepsi sensori, transmisi, dan integrasi.
Tujuan : Pasien mampu menetapkan dan menguji realitas serta
menyingkirkan kesalahan persepsi sensori.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
4. Pertahankan adanya
respons emosional berlebihan,
perubahan proses berpikir, misal :
disorientasi, berpikir kacau.
vii. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek
kemoterapi dan radioterapi.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan adekuat
Kriteria hasil :
a. Antropometri: berat badan tidak turun (stabil)
b. Biokimia: albumin normal dewasa (3,5-5,0) g/dl
Hb normal (laki-laki 13,5-18 g/dl, perempuan 12-16 g/dl)
c. Clinis: tidak tampak kurus, terdapat lipatan lemak, rambut tidak jarang dan merah
d. Diet: klien menghabiskan porsi makannya dan nafsu makan bertambah
Intervensi Rasional
6. Mengurangi mual
dan muntah untuk meningkatkan intake
makanan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc
atau sekitar 2% dari berat orang dewasa dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron.
Metabolisme otak digunakan kira-kira 18%dari total konsumsi oksigen oleh tubuh. Berat
otak hanya 2,5% dari berat badan sluruhnya tapi otak merupakan organ yang paling
banyak menerima darah dari jantung yaitu 20% dari seluruh darah yang mengalir ke
seluruh bagian tubuh (Lumantobing, 2001)
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik
jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.
Penyebab tumor hingga saat ini belum diketahui, tetapi sekarang telah diadakan
penelitian mengenai herediter, sisa0sisa embrional, radiasi, virus, subtansi-subtansi zat
karsinogenik, traumakepala. Penatalksannanya pasien dengan tumor otak dapat dilakukan
pembedahan,kemoterapi, dan radioterapi.
B. Saran
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan tumor otak secara holistik
didasari dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Baughman,Diace C dan Joann C . Hackley.2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Price,Sylvia A dan Lorrane M, Wilson.2006. patofisiologi Konsep Klins Proses Proses Penyakit
Vol 2. Jakarta : EGC
Judh,Mohamad.2011.Sistem Persarafan dalam asuhan keperawatan. Yogyakarta : Gosyen
Publishing