Anda di halaman 1dari 4

TUGAS EVALUASI AKADEMIK

NAMA : NISA DALLILA FARAH


ANGKATAN : XLV
NDH : 24
KELOMPOK :3
JUDUL KASUS : MEMBANGUN EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK MELALUI
MALL PELAYANAN PUBLIK

1. Soal: Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan
persan setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Jawaban:
Kasus dan/atau masalah pokok: Penyedia pelayanan publik dirasa masih kurang
maksimal dalam melakukan tugasnya. Pada seminar evaluasi kualitas pelayanan publik
ditemukan beberapa masalah/ kekurangan yang terjadi di antaranya masih sedikit instansi
yang memberikan layanan yang berstandar operasional prosedur, dan adanya kejelasan;
Beberapa instansi penanggung jawab dan penyedia layanan belum mempunyai SOP berupa
alur dan prosedur yang jelas dalam menyediakan pelayanan; Aspek durasi waktu pemberian
layanan belum ada sehingga kurang efektif dan efisien serta dapat merugikan waktu
masyarakat; Dalam konteks pemberian pelayanan, seringkali ditemukan ketidakmampuan
petugas pemberi layanan disebabkan karena kurangnya kompetensi serta tidak sesuai dengan
pekerjaan (tupoksi) untuk menyediakan pelayanan yang baik; Penyedia layanan bersikap
kurang ramah, kurang sopan atau tidak jelas dalam berbicara, memberitahukan suatu
informasi dengan tidak ramah/santun; Minimnya sarana prasarana yang layak serta sesuai
kebutuhan konsumen, misalnya sarana khusus bagi difabel, ruang laktasi, antrian khusus
bagi lansia, dan sistem konektivitas jaringan komputer internet sehingga pada saat
pengurusan layanan yang membutuhkan koneksi server pusat, layanan tidak dapat diberikan
karena tidak ada koneksi jaringan.
Pada permasalahan di atas ASN diharuskan siap mengorbankan waktu, tenaga serta
pikiran untuk memperbaiki sistem tersebut demi memberikan pelayanan yang terbaik. ASN
bertanggung jawab penuh pada aspek penyedia pelayanan publik yang tak lain merupakan
peran ASN itu sendiri.

Aktor yang terlibat dan perannya:

1. Pemerintah pusat dan daerah berperan sebagai pemberi perizinan, kebijakan,


kewenangan.
2. Intansi penanggung jawab dan penyedia layanan berperan menetapkan SOP dan
menyiapkan SDM yang berkualitas.
3. Petugas pemberi layanan berperan sebagai pelaksana di lapangan yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat serta menghindari praktik KKN.

2. Soal: Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-
nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh
setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak
diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus

Jawaban:
A. Penerapan nilai-nilai dasar PNS(ANEKA) dan Pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dan NKRI ditunjukkan pada usaha pemerintah daerah yang berupaya
meningkatkan pelayanan serta berusaha menjadi yang terbaik. Walaupun belum
menunjukkan hasil yang signifikan dalam praktik nyata di lapangan. Berdasarkan
kasus diatas penerapan nilai dasar ASN masih belum maksimal, baik dari segi
ANEKA maupun dari sisi manajemen ASN, WOG, dan pelayanan publik. Terdapat
beberapa pelanggaran nilai-nilai ANEKA dalam kasus diatas, yaitu
1. Akuntabilitas:
Penanggung jawab dan penyedia layanan yang belum mempunyai SOP berupa
alur dan prosedur yang jelas.
2. Nasionalisme:
Masih ada penyedia layanan yang bersikap kurang ramah, kurang sopan atau tidak
jelas dalam berbicara, memberitahukan suatu informasi dengan tidak ramah/santun
( Melanggar nilai Sila ke 2 dalam Pancasila).
3. Etika publik:
Rendahnya kompetensi yang dimiliki petugas pelayanan publik serta kurang
sesuainya bidang yang diampu mengakibatkan pemberian layanan publik yang
kurang maksimal (Melanggar prinsip keahlian yang harus dikuasai). Masih ada
penyedia layanan yang bersikap kurang ramah, kurang sopan atau tidak jelas
dalam berbicara, memberitahukan suatu informasi dengan tidak ramah/santun
(Melanggar nilai kesopanan dan cara berkomunikasi secara komunikatif).
4. Komitmen Mutu:
Penyedia layanan belum menggunakan sarana prasarana yang layak serta sesuai
kebutuhan konsumen, misalnya sarana khusus bagi difabel, ruang laktasi, antrian
khusus bagi lansia, dan sistem konektivitas jaringan komputer, internet sehingga
pada saat pengurusan layanan yang membutuhkan koneksi server pusat, layanan
tidak dapat diberikan karena tidak ada koneksi jaringan. (Melanggar nilai tepat
guna dan efisien dalam melaksanakan pelayanan publik dan belum memenuhi
standar mutu pelayaanan).
5. Anti Korupsi:
Pemberian layanan tidak tepat waktu karena tidak adanya SOP yang jelas berkaitan
dengan pemberian layanan yang berakibat masyarakat rugi waktu, terkait masalah
perizinan bergantung pada dinas teknis sehingga terjadi kelambatan proses
(Pelanggaran dalam bentuk korupsi kedisiplinan dan ketepatan waktu memberikan
pelayanan), beberapa pemda belum mengikat perizinan dengan sertifikasi ISO
sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak transparan sehingga menjadi temuan
lembaga pengawasan (Kurangnya transparansi menjadi celah untuk oknum
melakukan kecurangan).
6. Managemen ASN:
Kurang transparansi dalam proses pemberian perizinan.
7. Pelayanan Publik:
Hilangnya kepercayaan masyarakat akibat dari buruknya pelayanan publik yang
diberikan oleh para oknum pemberi pelayanan.
8. WOG:
Kurangnya koordinasi dari pemangku kebijakan (administrator publik) dengan
instansi penanggung jawab dan penyedia layanan dalam penyusunan SOP, dimana
SOP ini akan dijadikan pedoman bagi petugas pemberi layanan dalam memberikan
layanan maksimal pada masyarakat.

B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang


kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus, yaitu
1. Masyarakat tidak mendapatkan pelayanan yang memadai, sesuai hak yang mereka
miliki.
2. Menurunkan tingkat kedisiplinan yang mengakibatkan kerugian waktu bagi
masyarakat.
3. Ketidaktersediannya SOP membuat masyarakat mengalami kebingungan dalam
mengurus perizinan dll yang melibatkan peran petugas pelayanan publik.
4. Memunginkan terjadinya tindak pidana korupsi, akibat kurangnya transparansi
dalam pelayanan publik.
5. Menurunnya kepercayaan masyarakat akibat pelayanan publik yang kurang
memuaskan.

3. Soal : Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks


deskripsi kasus

Jawaban:
Gagasan alternatif berdasarkan konteks deskripsi kasus, yaitu
1. Membuat SOP yang memuat prosedur yang jelas dan rinci dalam melaksanakan
pelayanan publik.
2. Menempatkan SDM sesuai kompetensi. apabila SDM memiliki latar belakang yang
berlawanan dengan tupoksi, baiknya dibina hingga memadai menjalankan tugas tersebut.
3. Menanamkan sikap sopan dan santun sebagai pelayan publik yang baik.
4. Melengkapi sarana dan prasarana yang layak sesuai dengan kebutuhan konsumen
5. Melakukan koordinasi yang baik antar pemangku kebijakan, untuk mengatasi kendala
atau masalah yang terjadi terkait dengan pelayanan publik.
6. Penggabungan sistem pelayanan publik terpusat pada satu server.
7. Memfungsikan Aparat penegak hukum dan KPK untuk mengawasi dan melakukan
proses hukum jika terdapat pelanggaran dalam proses perizinan yang dilakukan pemda
melalui sertifikat ISO.
8. Pengaplikasian Mal Pelayanan Publik sebagai the new public service yang memberikan
kemudahan perijinan, kecepatan pelayanan dan akhirnya mendorong kemudahan
berusaha, meningkatkan pertumbuhan industri mikro maupun ekonomi makro.

4. Soal : Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan


masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Jawaban:
Konsekuensi penerapan dari gagasan pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi
kasus, yaitu
1. Adanya sanksi tegas terhadap oknum-oknum yang melanggar SOP yang telah dibuat
sebagai acuan pemberian layanan publik.
2. Pemangku kebijakan harus menunjuk tim dan petugas pelayan publik yang kompeten
sesuai bidangnya dan harus menerapkan ANEKA dalam melaksanakan tugasnya.
3. Penerapan WOG dari berbagai pelayanan publik instansi pemerintah pusat, BUMN dan
kalau mungkin swasta.
4. Dalam hal pengadaan kelengkapan sarana dan sarana harus berdasarkan nilai-nilai
transparansi dan pengamalan nilai-nilai ANEKA.
5. Perlunya sosialisasi kepada masyarakat maupun administrator publik serta pelayan
publik mengenai Mall Pelayanan Publik sebagai the New Public Service.

Anda mungkin juga menyukai