“CORPORATE GOVERNANCE”
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Corporate Governance” dengan tepat waktu.
Makalah ini adalah tugas yang penulis tujukan kepada Bapak selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Etika Bisnis dan Corporate Governance.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memenuhi kewajiban tugas di mata
kuliah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya
dan informasinya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) berkembang pesat di
dunia selama masyarakat umum secara intuitif merasa penting dan harus hadir di dunia bisnis
untuk meningkatkan pembangunan ekonomi. Karena bahkan para ahli kelas dunia yang terlibat
dalam topik tata kelola perusahaan yang baik memiliki begitu banyak konsep dan definisi tata
kelola perusahaan yang baik dalam arti luas, yaitu masyarakat nasional dan internasional.
Untuk membahas lebih lanjut berdasar latar belakang, penulis akan merumuskan
masalah dalam bentuk pertanyaan. Rumusan masalah ini dibuat agar pembahasan lebih terarah
nantinya. Berikut rumusan masalah dari makalah ini.
Tujuan dari makalah ini berkaitan dengan rumusan masalah di atas. Pembahasan ini
dilakukan agar pertanyaan pada rumusan masalah terjawab. Berikut tujuan permasalahan dari
makalah ini.
1
1.3.2. Menjelaskan tujuan dari Corporate Governance
1.3.3. Mendeskripsikan ruang lingkup Corporate Governance
1.3.4. Menjelaskan alasan diperlukannya Corporate Governance
1.3.5. Menjelaskan manfaat Good Corporate Governance
1.3.6. Mendeskripsikan prinsip Good Corporate Governance
1.3.7. Menjelaskan implementasi Good Corporate Governance dalam suatu
perusahaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Sochib (dalam Damanik, 2021:244) Corporate Governance atau tata kelola
perusahaan adalah sistem yang digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan
bisnis perusahaan. Good Corporate Governance juga mengandung pemahaman tentang aturan
mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab di antara pihak-pihak atau pemain kunci yang
berpartisipasi dan memiliki kepentingan yang berbeda dalam perusahaan. Good Corporate
Governance adalah metode yang digunakan untuk mengatur hubungan antara berbagai pihak
yang berkepentingan (stakeholders) sehingga kesalahan yang signifikan dapat diperbaiki atau
diminimalkan. Mekanisme Good Corporate Governance adalah alat yang digunakan oleh
manajemen untuk meningkatkan kontrol dan transparansi informasi tentang operasi perusahaan
sehingga pengguna (misalnya investor) menjadi lebih percaya diri tentang dana investasi yang
mereka berikan (Arlita dalam Damanik, 2021:244).
3
2.2.7. Mendorong dan mendukung pengembangan usaha, pengelolaan sumber daya
perusahaan dan pengelolaan risiko secara lebih efektif sehingga dapat peningkatkan
nilai perusahaan.
2.3. Ruang Lingkup Pedoman Good Corporate Governance
Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia memuat prinsip dasar dan
pedoman pokok pelaksanaan Good Corporate Governance yang merupakan standar minimal
yang mencakup:
2.3.1. Peran negara, dunia usaha dan masyarakat dalam menciptakan situasi kondusif
pertanggungjawaban Direksi
2.3.8. Pemangku kepentingan yang meliputi karyawan, mitra bisnis dan masyarakat
Menurut (Astuti dalam Piput Dwi jayanti, 2015) Semakin berkembangnya era
demokrasi dan birokrasi pada saat ini maka semakin banyak tuntutan publik agar tercipta
adanya transparansi dan akuntabilitas, agar kepercayaan tetap solid maka diciptakan suatu
kondisi yang transparan dan dapat dipertanggungjawakan, kondisi ini disebut Good Corporate
4
Governance. Isu Corporate Governance dilatarbelakangi karena adanya theory agency yang
menyatakan bahwa permasalahan muncul ketika kepemimpinan perusahaan terpisah dari
pemiliknya sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara pemilik dengan pengelola.
Konflik tersebut dapat diminimalkan dengan mekanisme yang mampu mensejajarkan
kepentingan pemegang saham dengan kepentingan manajemen, mekanisme tersebut dikenal
sebagai Good Corporate Governance (GCG). Good Corporate Governance merupakan salah
satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang.
sekaligus memenangkan persaingan bisnis global.
Menurut (Adi Suharna & Fifi Swandari, 2016) Krisis ekonomi yang terjadi pada waktu
belakangan ini adalah krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat akibat kerugian di pasar
perumahan (subprime mortgage) pada tahun 2008 dimana berdampak global kepada negara
negara di Eropa maupun Asia. Indonesia juga tak dapat lepas dari dampak krisis ekonomi
global. Hal ini memberikan sentiment negatif bagi pasar keuangan Indonesia yang tercermin
dari turunnya IHSG hingga level 1100 yang secara simultan menekan nilai tukar rupiah
melewati batas psikologis Rp 9.500 per USS. Adanya tekanan bagi ekspor nasioal dan investor
asing serta adanya ketidakpastian terhadap harga komoditas yang akan berpengand terhadap
prospek inflasi. Akibat krisis ekonomi global tahun 2008 telah menciptakan kepanikan investor
dan kekhawatiran keamanan investasi mereka. Ketidakyakinan investor atas tata kelola
perusahaan dimana mereka berinvestasi telah memucu terjadinyashort selling dan profit taking.
Aksi profit taking yang terjadi saat kepanikan krisis global tahun 2008 menjadi salah satu
contoh adanya asimetri informasi yang muncul dalam kerangka konflik keagenan akibat
adanya perbedaan kepentingan. Konflik keagenan ini dapat diatasi dengan melakukan tata
kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
5
perusahaan yang baik. Selain aspek fundamental dan teknis perusahaan, GCG perusahaan juga
terbukti menjadi salah satu pertimbangan para pelaku pasar saat akan mengalokasikan dananya
di saham suatu perusahaan. GCG atau tata kelola perusahaan yang baik akan berpengaruh pada
kinerja perusahaan, termasuk efisiensi biaya dan memberikan rasa aman kepada investor.
Tjager dalam Jayanti (2015) mengatakan bahwa paling tidak ada lima alasan mengapa
penerapan GCG diperlukan dalam sebuah perusahaan, yaitu:
o Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh McKinsey & Company menunjukan
bahwa para investor institusional lebih menaruh kepercayaan terhadap perusahaan-
perusahaan di Asia yang telah menerapkan Good Corporate Governance (GCG).
o Berdasarkan berbagai analisis, temyata ada indikasi keterkaitan antara terjadinya krisis
financial dan krisis berkepanjangan di Asia dengan lemahnya tata kelola perusahaan.
o Internasionalisasi pasar-termasuk liberalisme para financial dan pasar modal menuntut
perusahaan untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG).
o Kalaupun Good Corporate Governance (GCG) bukan obat mujarab untuk keluar dari
krisis, sistem ini dapat menjadi dasar bagi berkembangnya sistem nilai baru yang lebih
sesuai dengan lengkap bisnis yang kini telah banyak berubah.
o Secara teontis, praktik Good Corporate Governance (GCG) dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
2.5. Manfaat Good Corporate Governance
o Dengan penerapan good corporate governance perusahaan dapat meminimalkan agency
cost, yaitu biaya yang timbul sebagai akibat dari pendelegasian kewenangan kepada
manajemen, termasuk biaya penggunaan sumber daya perusahaan oleh manajemen
6
untuk kepentingan pribadi maupun dalam rangka pengawasan terhadap perilaku
manajemen itu sendiri.
o Perusahaan dapat meminimalkan cost of capital, yaitu biaya modal yang harus
ditanggung bila perusahaan mengajukan pinjaman kepada kreditur.
o Dengan good corporate governance proses pengambilan keputusan akan berlangsung
secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal, dan dapat
meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang lebih sehat.
o Good corporate governance dapat diminimalkannya tindakan penyalahgunaan
wewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan.
o Peningkatan kepercayaan investor kepada perusahaan akan dapat memu- dahkan
perusahaan mengakses tambahan dana yang diperlukan untuk berbagai keperluan
perusahaan, terutama untuk tujuan ekspansi.
o Meningkatkan kepercayaan para stakeholders kepada perusahaan, sehingga citra positif
perusahaan akan naik. Hal ini dapat menekan biaya (cost) yang timbul sebagai akibat
tuntutan para stakeholders kepada perusahaan.
o Meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan.
2.6. Prinsip Good Corporate Governance
2.6.1. Fairness (Kewajaran/Keadilan)
7
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan pe- rusahaan terlaksana secara
efektif.
OECD menyatakan bahwa prinsip tanggung jawab ini menekankan pada adanya
sistem yang jelas untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada
shareholder dan stakeholder. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang hendak dicapai
dalam good corporate governance dapat direalisasikan, yaitu untuk mengakomodasikan
kepentingan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti masyarakat,
pemerintah, asosiasi bisnis, dan sebagainya.
2.6.5. Independensi
Prinsip ini dapat dijadikan sebagai aktualisasi diri untuk organisasi atau
perusahaan agar dapat berdiri sendiri dan memiliki daya saing dengan lingkungan
bisnisnya. Dalam hal ini, organisasi/ perusahaan harus memiliki tata kelola yang efektif
dan efisien serta mampu melakukannya sendiri tanpa ada dominasi atau intervensi dari
pihak lain, serta mampu dalam menggunakan dan memanfaatkan nilai-nilai (values)
yang ada pada organisasi perusahaan untuk dapat dijadikan unique point di antara
organisasi dan perusahaan lainnya, sehingga mampu bersaing dalam bidang bisnis
tersebut.
Good Corporate Governance (GCG) menurut Bank Dunia adalah aturan, standar dan
organisasi di bidang ekonomi yang mengatur perilaku pemilik perusahaan, direktur dan
manajemen serta perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta pertanggungjawabannya
kepada investor (pemegang saham dan kreditur). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia
mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum dengan menggunakan pendekatan risiko
(RBBR), maka penialain GCG dikelompokkan dalam suatu governance system yang terdiri
dari 3 aspek:
8
outcame yang sesuai dengan harapan stakeholder bank. Yang termasuk struktur tata
kelola bank adalah Komisaris, Direksi, Komite dan satan kerja pada bank. Yang
termasuk infrastruktur tata kelola bank antara lain kebijakan dan prosedur bank, sistem
informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi.
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) menjadi penting bagi bank syari’ah
seiring dengan tumbuh dan berkembangnya bank syari’ah karena terkait dengan berbagai
resiko kerugian yang jika tidak diperhatikan akan merusak citra bank syari’ah dan bisa
menjerumuskan bank syari’ah pada kehancuran. Oleh karena itu pertumbuhan bank syari’ah
perlu diiringi dengan pencegahan dari berbagai resiko kerugian, baik kerugian finansial
maupun resiko reputasi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
GCG merupakan tema yang memiliki banyak aspek. Salah satu isu utama menyangkut
pertanyaan tentang tanggung jawab dan tanggung jawab mandat, khususnya penerapan
pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan
pemegang saham. Poros penting lainnya adalah efisiensi ekonomi yang menetapkan bahwa
sistem tata kelola perusahaan berorientasi pada optimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan
kuat pada kesejahteraan pemegang saham. Ada juga aspek lain yang tunduk pada tata kelola
perusahaan, seperti perspektif pemangku kepentingan, yang membutuhkan peningkatan
perhatian dan akuntabilitas kepada pihak selain pemegang saham, seperti karyawan, atau
lingkungan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, S. (2020). Implementasi Good Corporate Governance (GCG) pada Bank Umum
Syari’ah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2014-2018) Sri. An-
Nisbah: Jurnal Perbankan Syariah, 1(1), 1–24. http://ejournal.iaiskjmalang.ac.id
https://bri.co.id/good-corporate-governance
11