Anda di halaman 1dari 3

erbatasan yang hasil akhirnya manusia mampu berproduksi lebih optimal selama umur

produktifnya tanpa harus mengorbankan keselamatan dan kesehatannya.

            Dengan semakin berkembangnya industri saat ini dimana sebagian besar dari aktivitas
fisik manusia dalam industri terjadi dalam kegiatan manual material handling, dengan kata lain
manusia lebih banyak melakukan pekerjaan secara manual dalam melakukan pemindahan barang
atau objek ditunjang lagi dengan posis kerja yang tidak sesuai dengan aspek ergonomis maka hal
ini dapat menyebabkan terjadinya cidera tubuh, sakit, dan cacat. Masalah dari kegiatan manual
material handling dikarenakan postur tubuh yang salah, repetitif (berulang-ulang), berat, dan
durasi yang terkait dengan pemindahan beban. Salah satu penyebab cedera atau keluhan
muskuloskeletal tersebut jika terdapat ketidakesuaian antara tuntutan tugas (task demand) dan
kemampuan pekerja (worker capability), sehingga sistem muskuloskeletal secara fisik
overexerted.

     B.  Tujuan

         Untuk meningkatkan keselamatan dan hygiene kerja, meningkatkan produktivitas kerja


sasaran dari ergonomic yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai prestasi kerja
yang tinggi dalam kondisi nyaman, aman dan tentram serta mengurangi kecelakaan kerja.

    C. Posisi Ergonomis Saat Bekerja.  

         1..Kerja dengan Posisi Duduk Didepan Komputer

       Pada posisi duduk, tekanan tulang belakang akan meningkat dibanding berdiri atau
berbaring, jika posisi duduk tidak benar. Tekanan posisi tidak duduk 100%, maka tekanan akan
meningkat menjadi 140% bila sikap duduk tegang dan kaku, dan tekanan akan meningkat
menjadi 190% apabila saat duduk dilakukan membungkuk kedepan. Oleh karena itu perlu sikap
duduk yang benar dapat relaksasi (tidak statis) (Nurmianto dalam Santoso, 2004).

           Sikap duduk yang benar yaitu sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada
dibelakang serta bokong menyentuh belakang kursi. Selain itu, duduklah dengan lutut tetap
setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan penyangga kaki) dan sebaiknya kedua tungkai
tidak saling menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung dan hindari duduk dengan
posisi yang sama lebih dari 20-30 menit. Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan pada kursi,
jaga bahu tetap rileks (Wasisto, 2005)

       Cara duduk di kendaraan dimana ada getaran dan dimana seseorang tidak siap untuk
mengubah sikap duduknya. Bangkit dan bergerak-gerak adalah sangat berpengaruh pada tulang-
tulang belakang. Oleh karena itu sikap duduk yang benar sangat diharapkan. Hal ini dapat
dicapai dalam situasi kantor jika kursi-kursinya disandari oleh seseorang, dan selanjutnya terjadi
perubahan dari lekukan ruas tulang belakang ke arah belakang. Dan yang pasti seseorang tidak
dapat melakukan hal ini pada saat mengendarai kendaraan.

          2. Kerja dengan posisi berdiri


       Ukuran tubuh yang penting dalam bekerja dengan posisi berdiri adalah tinggi badan berdiri,
tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, panjang lengan. Bekerja dengan posisi berdiri terus
menerus sangat mungkin akan mengakibatkan penumpukan darah dan beragai cairan tubuh pada
kaki dan ini akan membuat bertambahnya biola berbagai bentuk dan ukuran sepatu yang tidak
sesuai, seperti pembersih (clerks), dokter gigi, penjaga tiket, tukang cukur pasti memerlukan
sepatu ketika bekerja (Santoso, 2004).

            Apabila sepatu tidak pas maka sangat mungkin akan sobek dan terjadi bengkak pada jari
kaki, mata kaki, dan bagian sekitar telapak kaki. Sepatu yang baik adalah yang dapat manahan
kaki (tubuh) dan kaki tidak direpotkan untuk menahan sepatu, desain sepatu harus lebih longgar
dari ukuran telapak kaki dan apabila bagian sepatu dikaki terjadi penahanan yang kuat pada tali
sendi (ligaments) pergelangan kaki, dan itu terjadi dalam waktu yang lama, maka otot rangka
akan mudah mengalami kelelahan (Santoso, 2004). Untuk jenis pekerjaan ringan, letak tinggi
meja diatur sejajar dengan tinggi siku, dan untuk pekerjaan berat, letak tinggi meja diatur 10 cm
di bawah tinggi siku (Santoso, 2004).

          3. Posisi Ergonomis Mengangkat Beban

        Kegiatan mengangkat merupakan kegiatan yang sangat banyak ditemui baik di rumah
tangga, tempat kerja apalagi di pabrik atau tempat-tempat bongkar muat barang. Kegiatan
mengangkat merupakan kegiatan yang sering dilakukan, baik di lingkungan rumah tangga
maupun perkantoran. Untuk rumah tangga tentu frekuensi penggantian agak lama misalnya 2-3
hari sekali, sedangkan lingkungan kantor dengan karyawan yang cukup banyak frekuensi
berkisar 1-2 kali per hari.

          4. Posisi Ergonomis Saat menggunakan Ponsel

     Sebagian besar masyarakat sekarang telah menggantungkan hidupnya dengan smartphone,


tablet, ipad, laptop atau lebih biasa disebut dengan gadget. Keasyikan bermain gadjet ternyata
dapat menimbulkan efek negatif pada postur tulang belakang seseorang. Ahli bedah tulang di
Amerika Serika kini mulai memperhatikan kenaikan jumlah pasien yang mengalami sakit di
bagian leher dan punggung. Pengguna gadget biasanya menundukkan kepala mereka untuk
menatap layar, posisi gadget yang terlalu rendah menyebabkan posisi leher cenderung menunduk
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan spasme pada otot leher (Park et al., 2015). Keluhan
pada bagian otot-otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan
sampai berat. Jika otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama maka
dapat menyebabkan kerusakan pada otot, saraf, tendon, persendian, kartilago dan discus
intervetebra (Devi et al., 2017).

        Posisi tubuh saat menggunakan gadget juga mempengaruhi dalam kasus nyeri leher.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Park et al (2015), pengguna gadget biasanya
menundukkan kepala mereka untuk menatap layar, posisi gadget yang terlalu rendah
menyebabkan posisi leher cenderung menunduk dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
nyeri dan tegang pada otot leher.
    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Septiansyah (2014), penggunaan layar
komputer/laptop, menonton televisi atau bahkan gadget sebaiknya dibatasi maksimal 2 jam
sehari. Jarak pandang mata ke gadget juga harus diperhatikan. Jarak yang baik antara mata
dengan gadget adalah sekitar 30-40 cm.  Maka dari itu cara penggunakan Ponsel secara benar
yaitu :

Anda mungkin juga menyukai