Anda di halaman 1dari 10

EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG MANIS

DI KOTA PEKANBARU

HAMDAN YASID
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Jl. D.I. Panjaitan Km. 8 Rumbai Telp. (0761) 52439

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi saluran pemasaran jagung


manis yang terjadi di Kota Pekanbaru. Kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam
pemasaran komoditas jagung manis akan dikaji guna mendapatkan masukan bagi
perbaikan sistem pemasaran yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
informasi dan kejelasan mengenai efisiensi pemasaran jagung manis yang terjadi di Kota
Pekanbaru. Dengan demikian kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam
pemasaran jagung manis dapat diketahui untuk perbaikan sistem pemasaran yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemasaran jagung manis yang
digunakan sudah efisien. Hal ini tercermin dari persentase marjin, “farmers share”,
efisiensi pemasaran. Margin pemasaran terbesar diperoleh pedagang pengecer pada
saluran pemasaran II yaitu Rp 1.041,67 pertongkol dan margin pemasaran terkecil
diperoleh pedagang-pedagang besar pada saluran II dan III yaitu Rp 502,50 pertongkol.
Bila dilihat dari efisiensi pemasaran ketiga saluran, saluran I lebih efisien dibandingkan
saluran II dan III dimana efisiensi saluran I adalah Rp 20 persen.

Kata Kunci : efisiensi, pemasaran, jagung manis

PENDAHULUAN bertitik tumpu pada pengembangan


Sektor pertanian memberikan agribisnis komoditas unggulan pada setiap
kontribusi bagi ekonomi nasional dan wilayah.
semakin penting dengan terjadinya krisis Pangan merupakan komoditas
ekonomi. Dalam kaitan pembangunan ini strategis dalam ekonomi Riau karena
ke depan lebih diarahkan pada upaya masyarakat Riau banyak terlibat secara
mengembangkan potensi pertanian di ekonomi dalam usaha produksi,
perdesaan sehingga dimungkinkan pengolahan dan distribusi bahan pangan.
keragaman komoditas unggulan spesifik Selain itu pengeluaran untuk konsumsi
antar wilayah. Upaya mengembangkan rumah tangga masih didominasi dari bahan
komoditas unggulan dimungkinkan jika pangan. Namun masalah yang berkaitan
pelaksanaannya didasarkan pada cara dengan pangan masih terus terjadi seperti
pandang holistic memperhatikan seluruh tidak meratanya sentra produksi pangan,
anasir agribisnis sehingga isu strategi terbatasnya sarana dan prasarana
pemberdayaan ekonomi rakyat dan perhubungan serta usahatan pangan
pengembangan wilayah perdesaan sebagai sumber ekonomi rumah tangga

8 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008


yang banyak melibatkan petani dalam untuk perbaikan sisten pemasaran yang
tingkatan dan daya tawar yang beragam. ada serta langkah-langkah kebijak-
Riau sebagai provinsi terbesar sanaan yang perlu diambil dalam rangka
pendapatan daerahnya belum meningkatkan efisiensi dan efektifitas
menunjukkan kemajuan yang berarti pemasaran.
dalam aspek produksi bahan pangan,
malahan komoditas pangan tertentu METODE PENELITIAN
mengalami defisit yang semakin Penentuan Lokasi Penelitian
bertambah seperti jagung. Jagung sebagai Dalam penelitian ini lokasi
salah satu bahan pangan pokok dari tahun ditentukan secara purposive (sengaja).
ke tahun menunjukkan penurunan. Lokasi penelitian dilakukan di Kota
Pekanbaru. Pemilihan lokasi didasarkan
Perumusan Masalah atas beberapa pertimbangan, yaitu Kota
Jagung manis di Kota Pekanbaru Pekanbaru merupakan salah satu sentra
memiliki beberapa saluran pemasaran. produksi jagung manis di Provinsi Riau.
Perbedaan saluran pemasaran yang
dilalui ini menyebabkan pemberdayaan Teknik Penentuan Sampel
biaya, margin, keuntungan, bagian yang Penentuan analisis pasar dipilih
diterima petani dan efisiensi pemasaran. beberapa produsen jagung manis sebagai
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, sample secara sengaja (purposive). Petani
maka dapat dirumuskan permasalahan jagung manis yang diambil sebagai sample
dalam penelitian ini yaitu : bagaimanakah 29 orang menjual jagung manis ke
tingkat efisiensi saluran pemasaran jagung pedagang pengumpul dan yang menjual
manis yang terjadi di Kota Pekanbaru? ke pedagang besar. Sedangkan untuk
lembaga-lembaga pemasaran, terlebih
Tujuan Penelitian dahulu ditelusuri arus distribusi jagung
Tujuan dari penelitian ini adalah manis dari produsen kepada konsumen
untuk menganalisis efisiensi saluran akhir, dari penelusuran ini nantinya
pemasaran jagung manis yang terjadi di diketahui lembaga-lembaga yang terlibat
Kota Pekanbaru. Kendala dan perma- dalam proses pemasaran jagung manis
salahan yang dihadapi dalam pemasaran tersebut. Melalui penelusuran tersebut
komoditas jagung manis akan dikaji guna diambil pedagang yang terlibat dalam
mendapatkan masukan bagi perbaikan pemasaran jagung manis sebagai sample.
sistem pemasaran yang ada. Adapun pedagang yang diambil sebagai
sample adalah pedagang pengumpul 2
Kontribusi Penelitian orang, pedagang besar 2 orang, pedagang
Penelitian ini dilakukan untuk pengecer 9 orang (pedagang jagung
mendapatkan infornasi dan kejelasan bakar) dan supermarket.
mengenai efisiensi pemasaran jagung
manis yang terjadi di Kota Pekanbaru. Jenis dan Sunber Data
Dengan demikian kendala dan Pada analisis sistem pemasaran,
permasalahan yang dihadapi dalam data yang digunakan adalah data primer
pemasaran jagung manis dapat diketahui dan data sekunder. Data primer diperoleh

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008 9


melalui pembagian daftar pertanyaan Keuntungan pemasaran jagung
yang telah dipersiapkan dengan teknik manis dengan menggunakan rumus
wawancara lansung kepada produsen (Soekartawi, 1999) :
serta lembaga-lembaga pemasaran. ð = M – TB
Data-data ini kemudian diolah untuk dimana:
kepentingan analisis lebih lanjut. ð = keuntungan pemasaran (Rp/
Data sekunder pendukung data- tkl);
data primer di atas diperoleh dari instansi- M = margin pemasaran (Rp/tkl);
instansi terkait, hasil-hasil penelitian yang TB = total biaya pemasaran (Rp/tkl)
pernah dilakukan berkaitan dengan
penelitian pemasaran. Untuk menentukan besarnya
bagian harga petani (BP) dapat dihitung
Analisis Data dengan rumus sebagai berikut :
Untuk membandingkan efisiensi
pemasaran pada setiap saluran Hpi Hei - Mpi
pemasaran yang ada dengan melihat dari BP = atau BP =
margin pemasaran. Analisis margin Hei Hei
pemasaran berguna untuk mengetahui
komponen biaya dan keuntungan yang Efisiensi pemasaran jagung manis
diterima lembaga pemasaran. Secara dihitung dengan rumus menurut
matematis hubungan margin pemasaran Soekartawi (1999) :
dirumuskan sebagai berikut (Syaefuddin
dan Hanafiah, 1986) : TB
Ep = x 100%
Mpi = Hei – Hpi TNP
Dimana:
n n Ep = efisiensi pemasaran (%);
Mpi = Ó Ki + Ó bi TB = total biaya pemasaran (Rp/tkl);
i=1 i=1 TNP = total nilai produk (Rp/tkl).
Dimana : Jika: Eps < 1 sistem pemasaran efisien;
Mpi = Marjin pemasaran (Rp/tkl) Eps > 1 sistem pemasaran tidak efisien.
Hei = Harga ditingkat konsumen akhir
(Rp/tkl) ANALISIS PEMASARAN
Hpi = Harga ditingkat produsen (Rp/ Hasil pentabulasian data dianalisis
tkl) terhadap harga rata-rata, biaya rata-rata,
K i = Keuntungan lembaga pema- bagian yang diterima petani, margin
saran (Rp/tkl) pemasaran, keuntungan pemasaran yang
bi = Biaya pemasaran pada lembaga diambil lembaga pemasaran serta efisiensi
pemasaran pemasaran dari masing-masing saluran
I = 1,2,……….. pemasaran.

10 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008


a. Saluran Pemasaran I dengan harga Rp 1.350 per tongkol.
Pada saluran pemasaran I ini petani Biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran
produsen jagung manis menjual hasil produk tersebut adalah biaya transportasi,
produksinya kepada pedagang keranjang, sortasi, dan grading sejumlah
pengumpul seharga Rp 625,78 per Rp 185,42 per tongkol atau 37,08 persen.
tongkol atau 26,11 persen. Biaya Nilai margin dari pedagang pengumpul ini
pemasaran yang dikeluarkan petani pada adalah Rp 697,22 per tongkol atau 37,74
saluran pemasaran ini tidak ada. persen. Keuntungan yang diperoleh
Pedagang pengumpul menjual pedagang pengumpul adalah Rp 511,80
jagung manis kepada pedagang pengecer per tongkol atau 23,26 pers.

Table. Analisis pemasaran saluran I

No Uraian Jml (Rp/tkl) Persentase (%)


A Petani
Harga jual 652,78 26,11
Keuntungan 652,78 29,67
B Pedagang Pengumpul
Harga beli 652,78 14,49
Biaya 185,42 37,08
Keuntungan 511,80 23,26
Harga jual 1.350 54
Margin 697,22 37,74
C Pedagang pengecer Pedagang pengecer menjual jagung persen. Adapun total biaya dari saluran
Harga beli manis tersebut kepada konsumen seharga
1.350 pemasaran
54 I ini adalah Rp 500,02 per
Biaya Rp 2.500 per tongkol. Biaya pemasaran
314,60 62,92
tongkol dengan total keuntungan Rp
Keuntungan adalah biaya retribusi, 47,06
yang dikeluarkan 1.350,40 2.199,98 per tongkolnya dan total
Harga jual 2.500 100
Margin
bumbu, arang dan kemasan
1.150
sebanyak Rp 62,25 margin Rp 1.847,22. Kondisi ini
D Total biaya 314,60 per tongkolnya.
500,02Nilai margin dari menunjukkan bahwa total keuntungan
E Total keuntungan pedagang pengecer ini adalah Rp 1.150
2199,98 yang diperoleh pada saluran pemasaran
F Total margin per tongkol atau 62,25 persen.
1.847,22 I cukup besar karena harga jual jagung
G Efisiensi pemasaran 20
Keuntungan yang diperoleh manis pun cukup tinggi untuk lembaga
H Rasio II/C 4,39
pedagang-pedagang pengecer adalah pemasaran yang terlibat pada saluran
Rp 1.035,40 per tongkol atau 47,06 pemasaran I.

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008 11


b. Saluran pemasaran II Pedagang pengecer menjual jagung
Pada saluran pemasaran II ini manis tersebut kepada konsumen seharga
petani produsen jagung manis menjual Rp 2.166,67 per tongkol. Biaya
hasil produksinya kepada pedagang besar pemasaran yang dikeluarkan adalah biaya
seharga Rp 622,50 per tongkol atau transportasi, keranjang, retribusi, bumbu,
28,73 persen dari harga yang dibayarkan arang, dan kemasan sebanyak Rp 661,42
konsumen. Biaya pemasaran yang per tongkolnya atau 76,67 persen. Nilai
dikeluarkan petani pada saluran margin dari pedagang pengecer ini adalah
pemasaran ini tidak ada. Rp 1.041,67 per tongkol atau 67,46
Pedagang besar menjual jagung persen. Keuntungan yang diperoleh
manis kepada pedagang pengecer pedagang pengecer adalah Rp 463,58
dengan harga Rp 1.125 per tongkol. per tongkol atau 33,42 persen.
Biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran Total biaya dari saluran pemasaran
produk tersebut adalah biaya II ini adalah Rp 862,67 per tongkol
transportasi, keranjang, sortasi, grading, dengan total keuntungan Rp 1.387,33 per
ongkos muat, ongkos bongkar, simpan tongkolnya dan total margin Rp 1.544,17.
dan kemasan sejumlah Rp 201,25 per Kondisi ini menunjukkan bahwa total
tongkol atau 23,33 persen. Nilai margin keuntungan yang diperoleh pada saluran
dari pedagang besar ini adalah Rp 502,50 pemasaran II lebih rendah dibandingkan
per tongkol atau 32,54 persen. saluran pemasaran I karena harga jual
Keuntungan yang diperoleh pedagang jagung manis pun lebih rendah untuk
besar adalah Rp 301,25 per tongkol atau lembaga pemasaran yang terlibat pada
21,71 persen. saluran pemasaran II.

Tabel. Analisis Pemasaran Saluran II

12 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008


c. Saluran Pemasaran III terbesar diterima petani produsen adalah
Pada saluran pemasaran III ini saluran pemasaran III yaitu 75,63 persen.
petani produsen jagung manis menjual Sementara itu pada saluran pemasaran II
hasil produksinya kepada pedagang besar dan I bagian yang diterima produsen
seharga Rp 622,50 per tongkol atau adalah 43,22 persen dan 33,39 persen.
55,33 persen dari harga yang dibayarkan Dalam menangani sistem
konsumen. Biaya pemasaran yang pemasaran, pembiayaan merupakan hal
dikeluarkan petani pada saluran yang menentukan. Karena tinggi
pemasaran tidak ada. rendahnya biaya pemasaran akan
Pedagang besar menjual jagung mempengaruhi harga produksi ditingkat
manis kepada supermarket dengan Rp produsen dan konsumen akhir. Total biaya
1.125 per tongkol. Biaya yang pemasaran suatu barang atau produk bisa
dikeluarkan dalam pemasaran produk diukur dengan nilai margin yang terdiri dari
tersebut adalah biaya transportasi, biaya untuk menyalurkan barang atau
keranjang, sortasi, grading, ongkos muat, produk dan keuntungan yang diambil
ongkos bongkar, simpan dan kemasan lembaga pemasaran.
sejumlah Rp 301,88 per tongkol atau Lembaga pemasaran yang
26,83 persen. Nilai margin dari pedagang menjalankan fungsi-fungsi pemasaran
besar ini adalah Rp 502,50 per tongkol. selalu memerlukan biaya pemasaran.
Keuntungan yang diperoleh pedagang Petani dalam memasarkan komoditas
besar adalah Rp 200,62 per tongkol petani yang dihasilkan perlu biaya
atau 17,83 persen. pemasaran yang tidak sedikit. Apa lagi
Total biaya dari saluran pemasaran semakin berkembangnya pertanian dan
III ini adalah Rp 301,8 per tongkol semakin kompleknya sistem pemasaran
dengan total keuntungan Rp 823,12 per menyebabkan biaya pemasaran makin
tongkolnya dan total margin Rp 502,50. besar. Konsumen yang makin tinggi
Kondisi ini menunjukkan bahwa total tingkat pendapatannya menginginkan
keuntungan yang diperoleh pada saluran produk-produk yang makin banyak
pemasaran III lebih rendah dibandingkan macam ragamnya dan ini berarti proses
saluran I dan II karena harga jual jagung pengolahan yang makin komplek dan
manis pun lebih rendah untuk lembaga jasa-jasa sistem pemasaran yang makin
pemasaran yang terlibat pada saluran banyak. Oleh karena itu nilai produk
pemasaran III. pertanian yang sampai pada konsumen
Berdasarkan ketiga saluran sudah memperoleh nilai tambah yang
pemasaran diatas dapat dilihat bahwa relative makin besar dan persentase
keuntungan tertinggi yang diterima rupiah yang diterima petani menjadi kecil.
produsen adalah pada saluran pemasaran Berdasarkan analisis total biaya
I, kemudian saluran pemasaran II dan III. pemasaran yang dikeluarkan oleh
Keuntungan yang diterima produsen pada lembaga pemasaran pada masing-masing
masing-masing saluran pemasaran di atas lembaga pemasaran I, II, dan III adalah
adalah Rp 652,78 Rp 622,50 dan Rp Rp 500,02, Rp 862,67 dan Rp 301,88.
622,50. Jika dibandingkan dengan harga Total biaya pemasaran yang paling tinggi
yang dibayarkan konsumen maka bagian dari ketiga saluran pemasaran di atas

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008 13


No Uraian Jml (Rp/tkl) Persentase (%)
A Petani
Harga jual 622,50 55,33
Keuntungan 622,50 75,63
B Pedagang besar
Harga beli 622,50 55,33
Biaya 301,88 26,83
Keuntungan 200,62 17,83
Harga jual 1,125 100
Margin 502,50 100
C Total biaya 301,88
D Total keuntungan 823,12
E Total margin 502,50
F Efisiensi pemasaran 26,83
G Rasio II/C 2,73

adalah saluran pemasaran II. Hal ini pemasaran dapat dilakukan dengan cara
disebabkan karena jauhnya jarak antara : 1) memperpendek efisiensi operasional
produsen dan konsumen. Pernyataan ini dengan penggunaan teknologi baru dalam
sesuai dengan pendapat Soekartawi perlakuan fisik barang tiap fase
(1999) yang menyebutkan bahwa lokasi pemasaran, misalnya transportasi,
pengu-sahaan pertanian yang jauh dan penyimpanan, pengolahan; 2)
terpencil akan terkait pada semakin memperbaiki efisiensi ekonomi
besarnya biaya pemasaran yang pemasaran dilihat dari segi besarnya
diperlukan untuk menyampaikan produk usaha, pembiayaan; 3) merubah sistem
tersebut ke konsumen. pemasaran; dan 4) mengurangi pelayanan
Selain itu panjangnya saluran yang berlebihan.
pemasaran menyebabkan besarnya biaya Oleh karena itulah kegiatan
yang dikeluarkan serta adanya bagian pemasaran memerlukan biaya yang
yang dikeluarkan sebagai keuntungan secara keseluruhan merupakan biaya yang
pedagang. Hal tersebut cenderung tidak sedikit jumlahnya. Keadaan yang
memperkecil bagian yang diterima petani demikian ini jelas oleh pihak lembaga
dan memperbasar biaya yang dibayarkan pemasaran itu sendiri akan dilimpahkan
konsumen. kepada pihak lain, agar tidak menderita
Biaya-biaya yang dikeluarkan kerugian, misalnya dengan menaikkan
dalam pemasaran jagung manis secara harga persatuan komoditas kepada
keseluruhan akan mempengaruhi konsumen akhir atau menekan harga yang
besarnya selisih harga yang diterima terjadi ditingkat produsen, sehingga perlu
petani dengan tingkat harga yang dibayar diusahakan efisieinsi dalam kegiatan
konsumen akhir. Menurut Saefuddin pemasaran ini dengan cara mengurangi
(1981) untuk mengurangi biaya biaya pemasaran.

14 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008


Margin pemasaran merupakan Untuk memperlancar arus barang
selisih antara harga yang dibayar kepada dari produsen ke konsumen, maka salah
penjual dan harga yang dibayar oleh satu faktor yang mempengaruhinya adalah
pembeli. Margin pemasaran terbesar dari memilih saluran pemasaran yang tepat dan
ketiga lembaga pemasaran yang terlibat efisien. Setelah mengetahui margin
dalam kegiatan pemasaran jagung manis pemasaran maka akan dapat diketahui
ini terdapat pada pedagang pengecer efisiensi pemasaran dari saluran
saluran pemasaran II yaitu Rp 1.041,67 pemasaran I, II, dan saluran pemasaran
per tongkol dan yang terkecil pada III. Menurut Shepherd (1982) efisiensi
pedagang besar saluran II dan III yaitu Rp pemasaran dapat diketahui dari
502,50. Total margin pemasaran saluran I perbandingan antara total penjualan
lebih tinggi dari II dan III yaitu Rp dengan besarnya biaya pemasaran.
1.784,72. Rendahnya margin pemasaran Berdasarkan table diatas, terlihat bahwa
pada saluran III disebabkan pada saluran efisiensi pemasaran dari saluran
ini petani responden jagung manis tidak pemasaran yang ada di Kota Pekanbaru
melibatkan banyak lembaga pemasaran yang paling rendah adalah saluran
dalam hal ini pedagang. Pedagang yang pemasaran I. Keadaan ini menunjukkan
turut berperan dalam menjual hasil produksi saluran pemasaran I lebih efisien dari
petani jagung manis hanyalah pedagang saluran pemasaran II dan III.
besar, sehingga jarak perbedaan harga jual Efisiennya saluran pemasaran
antara petani responden dengan pedagang karena didasarkan pada hubungan antara
besar tidak terlalu jauh. biaya pemasaran dengan volume jagung
Hasil analisis pemasaran pada manis yang diusahakan. Hal ini sesuai
saluran I menunjukkan total keuntungan dengan pendapat Mubyarto (1995),
Rp 2.199,98 pertongkol dan harga yang suatu sistem pemasaran dikatakan efisien
dibayarkan konsumen kepada pedagang bila memenuhi syarat yaitu : 1) mampu
pengecer Rp 2.500 pertongkol. Total menyampaikan hasil-hasil dari petani
biaya pemasaran pada saluran I Rp 500,02 produsen jagung manis kepada konsumen
pertongkol. Pada saluran II total akhir dengan biaya yang semurah-
keuntungan Rp 862,67 pertongkol. Begitu murahnya, dan 2) mampu mengadakan
juga dengan saluran pemasaran III total pembagian keseluruhan harga yang
keuntungan Rp 823,12 pertongkol dan dibayar konsumen akhir kepada semua
harga yang dibayarkan konsumen kepada pihak yang ikut serta dalam kegiatan
pedagang besar Rp 1.125 per tongkol. produksi dan pemasaran tersebut.
Total biaya pemasaran pada saluran III Rp Berdasarkan rasio keuntungan dan biaya
301,88 pertongkol. Keuntungan terbesar pemasaran maka saluran pemasaran I
dari ketiga saluran pemasaran yang terlibat memberikan keuntungan terbesar yaitu
dalam pemasaran jagung manis ini diambil 4,39 artinya setiap satu rupiah yang
oleh saluran I dan yang terkecil pada dikeluarkan untuk pemasaran jagung
saluran pemasaran III. Besarnya manis akan diperoleh hasil sebesar Rp
keuntungan saluran pema-saran I karena 4,39. Sedangkan saluran pemasaran II
harga jual jagung manis pada saluran I lebih dan III berturut-turut sebesar 1,61 dan
besar dibandingkan II dan III. 2,73.

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008 15


Pada dasarnya efisien atau tidaknya pasar diperlukan informasi harga yang
suatu sistem pemasaran tidak hanya dapat benar dan dapat dipercaya. Informasi
dilihat dari segi nilai efisien dan harga berawal dari pedagang terus turun
demografinya saja, akan tetapi banyak hal sampai kepada petani. Apabila informasi
yang perlu dianalisis. Soekartawi (1993) harga dapat diketahui oleh petani, maka
mengatakan bahwa tidak ada satu pun dengan sendirinya petani berusaha
ketetapan baku untuk menyatakan saluran menjual komoditas yang dimilikinya
pemasaran itu efisien karena kompleknya sesuai dengan harga yang berlaku pasar.
variable-variabel dari sistem pemasaran Selain itu modal sangat dibutuh-kan
itu sendiri. Meskipun di atas dikatakan dalam pemasaran hasil jagung manis oleh
bahwa saluran pemasaran I lebih efisien lembaga pemasaran. Modal yang sangat
dari saluran II dan III akan tetapi bukan terbatas menjadi permasalahan bagi
berarti saluran pemasaran lain tidak baik, petani dan pedagang dalam melakukan
sebab saluran pemasaran ini juga memiliki usahatani dan pemasaran jagung manis.
peranan yang besar dalam Padahal untuk kedepan-nya prospek
mendistribusikan produk yang dihasilkan pengembangan jagung manis cukup baik
petani ke konsumen. dilihat dari segi permintaan yang cukup
banyak dan sulitnya memenuhi permintaan
PERMASALAHAN pasar tersebut.
Umumnya permasalahan yang Modal merupakan faktor produksi
dihadapi petani jagung manis adalah usahatani yang besar sekali pengaruhnya
kurangnya pengetahuan petani tentang terhadap pengembangan usahatani,
informasi harga jagung yang layak. Informasi karena umumnya petani sangat lemah
harga yang diperoleh petani respoden dan permodalannya. Apabila modal yang
pedagang sumbernya relative beragam dan biasa dipergunakan petani untuk usahatani
bukan informasi komersial. Petani dan pemasaran tidak ada atau terganggu
responden dan pedagang mengakses maka hal ini akan mengganggu
infornasi harga dari pasar dan sesama teman keseluruhan produksi yang sedang
petani dan pedagang. Tingkat harga yang berjalan.
terjadi pada petani produsen umumnya Kemampuan pedagang masuk
masih berdasarkan harga yang terjadi kedalam pasar apabila mampu
dipasaran. mengakses pasar dan memiliki modal
Informasi harga sangat dibutuhkan yang cukup. Bagi pedagang modal
petani jagung manis pada saat harus diperlukan untuk pembelian jagung manis
mengambil keputusan dalam menetapkan yang akan diperdagangkan sebelum
harga. Informasi harga sangat penting dan menerima uang atau pembayaran dari
sangat berpengaruh terhadap jenis barang konsumen. Modal tersebut juga
yang diproduksi serta jumlah barang yang diperlukan untuk pembelian bahan
diproduksi. Tanpa adanya informasi harga pengemasan, upah tenaga pada proses
petani cenderung memproduksi barang sortasi, pengemasan, dan pembayaran
terutama yang dibutuhkan untuk biaya pengangkutan ketempat
mencukupi kebutuhan sendiri, beserta pemasaran. Apabila pedagang memiliki
keluarganya. Untuk mengetahui keadaan kemampuan yang baik dalam mengakses

16 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008


pasar dan modal yang kuat maka mereka semakin tidak efisien pemasaran
juga cukup mudah memperoleh jagung tersebut.
manis dari produsen, pedagang. Apalagi
bila dihubungkan dengan permintaan SARAN
konsumen yang cukup tinggi. Adapun saran dari penelitian ini
adalah :
KESIMPULAN 1. Informasi harga perlu tersedia
Kesimpulan dari penelitian ini agar memudahkan petani dan
adalah : lembaga pemasaran menetapkan
1. Pemasaran jagung manis di Kota harga yang terjadi di pasar.
Pekanbaru terdiri dari tiga saluran. Pemerintah perlu memperhatikan
Ketiga saluran pemasaran tersebut, ketersediaan informasi pasar
saluran pemasaran II yang sehingga harga yang terjadi dipasaran
mengeluarkan biaya pemasaran berdasarkan harga yang sudah
terbesar yaitu Rp 862,67 pertongkol. diberlakukan.
Sedangkan saluran pemasaran I dan 2. Peran pemerintah sangat
II adalah Rp 500,02 pertongkol dan diperlukan dalam membantu petani
Rp 301,88 pertongkol. Saluran III dan pedagang dalam menyediakan
merupakan saluran dengan biaya modal untuk kegiatan usahatani dan
pemasaran terendah. Rendahnya pemasaran, sehingga permintaan
biaya pada saluran pemasaran III konsumen dapat dipenuhi. Selain itu
karena lembaga pemasaran yang jaringan pemasaran perlu diperluas
terlibat hanya pedagang besar. sehingga meningkatkan pendapatan
2. Margin pemasaran terbesar petani dan lembaga pemasaran.
diperoleh pedagang pengecer pada
saluran pemasaran II yaitu Rp DAFTAR PUSTAKA
1.041,67 pertongkol dan margin Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi
pemasaran terkecil diperoleh Pertanian. LP3ES, Jakarta.
pedagang besar pada saluran II dan Saefuddin, A.M. 1981. Tataniaga
III yaitu Rp 502,50 pertongkol. Pertanian. Institut Pertanian
3. Bila dilihat dari efisiensi pemasaran Bogor, Bogor.
ketiga saluran, saluran I lebih efisien Saefuddin, A.M dan Hanafiah. 1986.
dibandingkan saluran II dan III Tataniaga Hasil Perikanan. UI-
dimana efisiensi saluran I adalah 20 Press, Jakarta.
persen. Efisiennya saluran pemasaran Shepherd, G.S. 1982. Marketing Form
karena didasarkan pada hubungan Product, Economic Analysis.
antara biaya pemasaran dengan Seventh Edition, Iowa State
volume jagung manis yang University Press, Iowa.
diusahakan. Semakin besar nilai Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar
efisien maka semakin besar biaya Ekonomi Pertanian Teori dan
yang dikeluarkan dalam melakukan Aplikasi. PT. Raja Grafindo
kegiatan pemasaran sehingga Persada, Jakarta

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008 17

Anda mungkin juga menyukai