Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBELAJARAN FIKIH

Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI II

Dosen pengampu: Kun Fuaidah,M.Si

Disusun oleh :

1. Latifah Indriyani

2. Desti Rahmawati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALISEMBILAN SEMARANG (SETIA WS)

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Alkhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang telah memberikan rahmat,hidayah dan
inayahnya. Salah satunya adalah kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas
makalah Metodologi Pembelajaran PAI II dengan judul “Pembelajaran Fikih ” ini.

Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami menyampaikan terimakasih kepada Ibu
Kun Fuaidah,M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Pembelajaran PAI II.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca,kami menyadari bahwa makalah
ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan yang harus diperbaiki lagi.Namun penyusun masih
mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat menjadi acuan dalam penyusunan makalah
selanjutnya.

Wassallamu’alaikum Wr. Wb.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Pendidikan merupakan suatu alat untuk mencapain tujuan atau cita-cita seseorang.
Metode adalah cara untuk mempermudah dalam pencapaian suatu tujuan. Fiqih adalah ilmu yang
membahas tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan amal perbuatan berdasarkan dalil-dalil.
Dalam pelaksanaan pendidikan khususnya dalam suatu kegiatan belajar mengajar
pembelajaran fiqih baik di sekolah maupun di madrasah seorang guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran yang akan diberikan kepada anak didik atau siswa sering kali ditemui
bahwa guru tersebut mengalami kesulitan baik dalam memilih, menetapkan, serta menerapkan
metode tersebut kedalam proses belajar-mengajar.
            Untuk itu makalah ini akan membahas tentang metode pembelajaran fiqih, sehingga
nantinya proses pembelajaran tersebut dapat tercapai tujuan yang diinginkan. 

B. Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran fiqih?
2.      Apa saja prinsip-prinsip metode mengajar?
3.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan metode?
4.      Strategi dan Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran fiqih?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran Fiqih


Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti “cara atau jalan”. Secara istilah
metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik yang digunakan untuk memberikan
pelajaran kepada peserta didik.
Metode berarti “cara”, yakni cara mencapai sesuatu tujuan. Metode mengajar berarti cara
mencapai tujuan mengajar, yaitu tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai oleh murid dalam
kegiatan belajar. Tujuan belajar yang dimaksud ialah dalam bentuk perubahan tigkah laku yang
diharapkan terjadi pada diri murid setelah melakukan kegiatan belajar dari segi ini jelas bahwa
peranan metode mengajar sangat menentukan.
Pembelajaran adalah usaha untuk mencapai tujuan berupa kemampuan tertentu.
Pembelajaran juga merupakan usaha untuk terciptanya situasi belajar sehingga yang belajar
memperoleh atau meningkatkan kemampuannya.
Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran
kepada siswa dalam hubungan dengan siswa pasa saat berlangsungnya suatu pengajaran.
Fiqih (al-fiqhu) artinya faham atau tahu. Menurut istilah fiqih adalah ilmu yang
menerangkan hukum-hukum syari’at islam yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Fiqih
ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan atau membahas atau memuat hukum-hukum islam
yang bersumber pada Al-Qur’an, As-Sunah dan dalil-dalil syar’i yang lain.
Jadi, Metode pembelajaran fiqih adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam
menyampaikan materi atau yang berkenaan dengan pembelajaran fiqh islam kepada murid atau
peserta didik dengan menggunakan berbagai cara sehingga tujuan dari sebuah pendidikan dapat
tercapai secara efektif dan efesien.
B. Prinsip-prinsip Metode Mengajar
       Dalam memilih metode mengajar harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam melaksanakan
metode-metode tersebut. Prinsip-prinsip itu diantaranya individualitas, Integritas , motivasi, dan
lingkungan.
1.    Individualitas
       Individu adalah manusia yang memiliki pribadi atau jiwa sendiri. Pada umumnya penyebab
perbedaan antara individu satu dengan yang lainya di golongkan dalam dua faktor yaitu faktor
dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam telah ada sejak lahir kedunia, anak sudah
memiliki. kesanggupan berfikir, kemauan, perasaan, dan kesanggupan luhur yang dapat
menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Selanjutnya adalah faktor dari luar seperti pengaruh
keluarga, kesempatan belajar, metode mengajar, kurikulum, alam dan lain sebagainya.
2.    Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi peserta didik.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi aspek
afektif, dan psikomotorik.
3.    Motivasi
Belajar dan motivasi selalu mendapatkan perhatian khusus bagi mereka yang belajar dan
mengajar. Istilah motivasi banyak digunakan dari berbagai bidang dan situasi. Motivasi adalah
usaha yang disadari dari pihak guru untuk menimbulkan dorongan pada diri murid yang
menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar. Dengan demikian masalah-masalah yang
dihadapi guru adalah mempelajari bagaimana melaksanakan motivasi secara efektif. Motivasi
dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik (kesadaran belajar anak dari dirinya sendiri dan
ekstrinsik (belajar karena ingin mengharapkan sesuatu).

4.    Lingkungan
Mengajar adalah membimbing murid belajar atau membimbing pengalaman murid, jadi
seorang guru harus mengatur lingkungan sebaik-baiknya. Sehingga terciptalah syarat-syarat yang
baik dan menjauhkan pengaruh yang buruk.
Prinsip lingkungan dalam mengajar sangat menekankan kepada integrasi anak dengan
lingkungannya. Banyak hal yang dapat di pelajari dalam lingkungan anak, misal bahasa, keadaan
alam, cara hidup dan lain sebagainya. Pengajaran yang tidak menghiraukan prinsip lingkungan
ini akan menyebabkan anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma kehidupan
dimana ia berada.   
Ketika seorang guru terlebih khusus untuk guru mapel fiqih dalam menggunakan metode
diharuskan dengan memperhatikan ke-empat hal tersebut. Seorang guru memperhatikan dalam
hal individualitas yang meliputi tingkat usia dari peserta didiknya, tingkat intelegensi dan latar
belakang dari peserta didiknya. Misalnya saja untuk anak MTs kelas VII dapat menggunakan
metode cermah, tanya jawab dan diskusi kelas, karena mereka belum terlalu luas pemahamannya
dan masih memerlukan bantuan dari gurunya. Yang kedua yaitu seorang guru dalam
menggunakan metode tidak hanya memperhatikan seberapa jauh pemahaman siswanya, akan
tetapi perlu juga memperhatikan asperk perubahan yang akan ditunjukkan siswanya setelah guru
tersebut menggunakan metode tersebut, dan ketrampilan siswanya setelah mendapatkan metri
tersebut. Misalnya dengan menggunakan metode sosio drama ketika mempelajari bab wudlu,
selain siswa mendapatkan pemahaman yang lebih konkrit, ia juga akan trampil dan melakukan
wudlu yang sesuai dengan aturan syari’at islam. Semembari guru menjelaskan materi ketika
pembelajaran dilaksanakan ia juga harus memberikan motivasi-motivasi kepada perserta didikya
sehingga merekan menjadi tergugah semangtnya untuk mengikuti pelajaran. Namun apabila
dirasa hal tersebut masih kurang, seorang guru dapat memanggil peserta didik yang merasa
kesulitan belajar secara pribadi untuk diberikan pencerahan dan motivasi sehingga ia memiliki
semangat yang tinggi untuk belajar. Dan faktor penting lainnya yaitu harus memperhatikan dari
lingkungan dimana anak tersebut berada, maka dari itu seorang guru harus bisa merancang
lingkungan yang ada dikelas sehingga proses belajar mengajar tidak monoton, dan perancangan
lingkungan tersebut tentunya tidak melenceng dari keadaan lingkungan dari peserta didiknya.
Dengan memperhatikan ke-empat faktor tersebut, maka seorang gurur akan memilih metode
yang tentunya dapat berjalan dengan baik dan materi yang disampaikan kepada siswanya dapat
diterima dan dipahami dengan mudah. Sehingga tujuan dari pembelajaran saat itu dapat
terealisasikan dengan baik.
Jadi, prinsip-prinsip metode mengajar merupakan pedoman untuk memilih suatu metode,
agar metode tersebut bisa efektif ketika digunakan dalam suatu pembelajaran.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemilihan Metode
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode sebagai berikut :
a. Faktor manusia
Faktor manusia terdiri dari guru dan siswa. Pengetahuan seorang guru, pengalam
pembelajaran dan kepribadiannya merupakan faktor penting dalam pemilihan metode. Seorang
guru harus dapat membuat penilain yang rasional tentang kemampuan-kemampuan sendiri dan ia
harus berusaha menggunakan metode-metode yang memungkinkan tercapainya tujuan
instruksional. Yang kedua adalah siswa, siswa merupaka sorotan utama maka dari itu seorang
guru harus memperhitungkan siapa siswa atau peserta didik yang diajarnya. Hal yang harus
diperhatikan seorang guru dalam mengajar ialah tingkat intelektual dan latar belakang
pendidikan para peserta, umur dan pengalaman praktik peserta dan lingkungan sosial serta
budayanya.
Pemilihan suatu metode pembelajaran, harus menyesuaikan tingkatan jenjang
pendidikan siswa. Sebagai contoh, pemilihan metode pembelajaran untuk anak kelas satu SD
biasanya dengan metode belajar yang sederhana dan menyenangkan, karena tingkatan
berpikirnya masih kongkret. Misalnya saat membahas mengenai ‘saling berbagi’, guru harus
menunjukkan dan mengajak peserta didiknya untuk saling berbagi, dengan cara membagi
makanan maupun saling berbagi mainan dengan cara mempraktekannya. Berbeda pada metode
pembelajaran yang diterapkan pada anak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, misalnya
SMP dan SMA. Saat membahas mengenai ‘saling berbagi’ cukup dengan melakukan diskusi,
karena pada tahap ini mereka sudah memiliki kemampuan berpikir abstrak dan analitis.
b. Sasaran Pengajaran dan Latihan
Seorang tokoh taksonomi yang bernama Bloom menegaskan bahwa sasaran pengajaran ialah
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam menerapkan suatu metode pembelajaran seorang
guru harus mengarahkan pencapaian siswanya baik dalam ranah kognitif, afektif maupun
psikomotornya. Misalnya saja dalam pembelajaarn fiqih seorang guru dapat menggunakan
metode ceramah, dan diskusi dengan tujuan siswanya dapat memahami dengan mudah sehingga
paham tentang materi yang diberikan pada saat itu. Dengan diskusi siswa mengeksplor
pemahamannya dalam menganalisis suatau persoalan yang sedang dibicarakan. Untuk afektifnya
siswa dapat mengubah perilakunya menadi lebih baik ketika ia mengetahui manfaat dari
melakukan sholat, dan bahaya yang dapat dirasakan apabila ia meninggalkan sholat. Dengan
menggunakan metode simulasi maka akan memberikan ketrampilan bagi siswanya supaya dapat
terjun langsung dalam masyarakat minimal ketika ada sanak saudaranya yang meninggal dunia.
c. Bidang mata pelajaran
Tiap-tiap mata pelajaran mempunyai karakteristik tersendiri. Misal saja mengenai aspek-
aspek perilaku, komunikasi, kepemimpinan, motivasi dan lain sebagainya dapat menggunakan
metode diskusi, role playing dan lain sebagainya.

Pada bagian ini, hal yang perlu diperhatikan dalam materi pembelajaran adalah apa
materinya (what), seberapa banyak (how much), dan bagaimana tingkat kesulitan (how hard)
materi yang hendak dipelajari.
1)      What, apa materi yang hendak dipelajari.
Setiap mata pelajaran memiliki karakternya sendiri-sendiri, salah satunya bisa ditelusur
dari materi yang tercakup dalam mata pelajaran tersebut. Secara umum, materi (dalam hal ini
menunjuk pada content and substancy) antara mata pelajaran bidang ilmu alam dan bidang ilmu
sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang jelas. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat salah
satunya harus berbasis pada content dan substancy materi pembelajaran.
Misalnya dalam bidang ilmu alam, untuk mempelajari reaksi kimia dipilih
pendekatan inquiry. Agar menemukan jawaban sendiri, inquiry dilakukan dengan metode
eksperimen dengan melakukan percobaan di laboratorium untuk mengetahui suatu reaksi kimia
tertentu. Secara sederhana diilustrasilan dalam alur berikut ini: Mata pelajaran kimia  materi:
reaksi kimia  pendekatan: inquiry  metode: eksperimen  uji coba di laboratorium.
2)      How much, seberapa banyak materi yang hendak dipelajari.
Jumlah materi yang akan dipelajari menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam
menentukan metode pembelajaran yang akan dipakai. Metode pembelajaran yang dipilih harus
efektif, efisien, praktis dalam aplikasinya sehingga cakupan materi yang hendak dipelajari dapat
dengan tuntas diselesaikan. Dalam satu kali pertemuan, tidak jarang cakupan materi yang
dipelajari jumlahnya kecil maupun besar. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan
memudahkan guru dan peserta didik untuk menyelesaikan jumlah materi yang harus ditempuh.
3)      How hard, seberapa sulit materi yang hendak dipelajari.
Materi pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang berbeda-beda.
Materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menuntut langkah-langkah
analisis dalam tataran yang beragam. Analisis bisa hanya pada tataran dangkal, sedang, maupun
analisis secara mendalam. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat mampu memberikan
arahan praktis untuk mengatasi tingkat kesulitan suatu materi pembelajaran.
d. Faktor waktu dan sarana fisik
Tiap-tiap metode pembelajaran mempunyai waktu persiapan yang berbeda satu sama lain
misalnya metode eksperimen. Jangka waktu kursus merupakan prasyarat untuk menentukan
jenis-jenis yang dapat digunakan. Makin lama waktu kursus diselenggarakan, makin banyak
waktu yang tersedia bagi guru/pelatih untuk menggunakan metode. Jadwal kegiatan juga
memberi pengaruh dalam pemilihan metode. Sarana fisik, seperti jumlah ruang yang dapat
digunakan, tersedianya alat-alat audio visual, bahan-bahan lain yang berhubungan dengan alat-
alat eksperimen juga tidak kalah pentingnya dalam pemilihan metode. 
Dalam pemilihan metode, strategi dan media pembelajaran fiqih harus memperhatikan dari
faktor waktu apakah dalam menerapkan metode, strategi dan media memerlukan waktu yang
terlalu lama sehingga akan memperlambat proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai seorang
guru harus bisa memanfaatkan waktu yang telah diberikan dalam menerapkan metode, strategi
dan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran fiqih. Selain itu harus memperhatikan dari
faktor sarana fisik, apakah sekolahan menyediakan fasilitas yang diperlukan ketika
menggunakan metode, strategi dan media. Jika sekolahan tidak menyediakan maka tugas dari
seorang guru adalah berpikir sekreatif mungkin untuk menciptakan kondisi belajar yang nyaman
dan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Pemilihan metode pembelajaran pada kenyataannya dapat menciptakan suasana belajar
yang dinamis dan praktis dalam penggunaan waktu. Dalam gambaran yang sederhana, suatu
materi pembelajaran yang banyak dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif lebih cepat
dengan penggunaan metode cooperatif learning dengan berbagai variasi dan  pengembangannya.
Jadi, Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode adalah sebagai berikut: faktor
manusia, sasaran pengajaran dan pelatihan, bidang mata pelajaran, faktor waktu dan sarana fisik.
E. Strategi dan Metode  digunakan dalam pembelajaran fiqih
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembalajaran yang
berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun
tujuan dari strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar
yang dilakukan peserta didik.
Pemilihan strategi pembelajaran tidak terlepas dari kurikulum yang digunakan dan
karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik terutama terkait dengan pengalaman awal
dan pengetahuan peserta didik, minta peserta didik, gaya belajar peserta didik, dan
perkembangan peserta didik. Strategi pembelajaran juga dapat diklasifikasikan berdasarkan cara
komunikasi guru dengan peserta didik, yakni strategi tatap  muka dan pembelajaran jarak jauh.
Strategi pembelajaran sering disetarakan dengan metode pembelajaran karena keduanya
merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun macam-macam strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran Fiqih adalah
sebagai berikut :
1)        Strategi Ekspositoris
       Adalah strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada siswanya, dengan maksud agar siswanya memahami dan
menguasai pelajaran yang disampaikan. Dalam strategi ini, meteri pembelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Strategi pembelajaran ini sering dinamakan dengan pembelajaran langsung
karena berpusat pada guru.
       Dalam hal ini seorang guru aktif menyampaikan materi kepada siswanya secara terperinci.
Jenis strategi ini merupakan model lama yang sering digunakan para pendidik seperti halnya
pendidikan agama islam yang terkhusus pada pelajaran Fiqih. Metode yang efektif dan efisien
yang dapat digunakan dalam strategi ini adalah metode ceramah, karena metode tersebut lebih
mengedepankan transfer of knowlagde atau penyampaian materi secara langsung kepaada
peserta didik.
2)        Strategi Inquiry
Adalah suatu stategi pembelajaran yang lebih menekankan pada proses mencari dan
menemukan. Peran siswa dalam strategi ini yaitu mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran, sedangkan seorang guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
proses belajar bagi siswanya.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang lebih
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencarai dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu biasanya dapat dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dengan siswanya.
Metode yang dapat diterapkan dalam strategi ini adalah metode latihan(drill),metode
pemberian tugas.
3)         Strategi Contextual Teaching and Learning
Strategi pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan
untuk memberikan motivasi siswa agar memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya
dengan mengkaitkan materi tersebut dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru untuk mengaitkan antara
materi yang diajarkan siswa dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa untuk membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
Dengan demikian hasil dari pembelajaran tersebut diharapkan lebih bernakna bagi siswa.
Jika diterapkan dalam pembelajaran fiqih strategi tersebut bertujuan supaya seorang guru
dalam mengarahkan siswa dalam memahami, mangenal dan menghayati hukum islam supaya
siswa dapat terarahkan untuk senantiasa taat dan patuh kepada Allah sehingga dapat
meningkatkan keimanan kepada Allah.
Misalkan saja pada mata
pelajaran pendidikan ibadah shalat adalah terbentuknya peserta didik yang beriman dan
bertakwa kepada Allah swt, berbudi pekerti luhur (berakhlak mulia), memiliki pengetahuan yang
cukup tentang Islam terutama sumber-sumber ajaran dan sendi-sendi lainnya,
sehingga dapat dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai bidang ilmu atau mata
pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan
mata pelajaran tersebut.
4)        Strategi Pemecahan Masalah
Metode ini menyajikan pelajaran dengan cara mendorong siswa untuk mencari dan
memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. 
Metode problem solving  sangat potensial dalam memberikan pelatihan kepada siswa untuk
berpikir kreatif dalam rangka menghadapi masalah baik dalam masalah pribadi maupun dalam
masalah kelompok. Tugas seorang guru dalam strategi problem solving adalah memberikan
kasus atau masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan menyeluruh
dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk
mencapai keefektifan dan keefisiensian dalam kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Selain menggunakan beberapa strategi tersebut, hal lain yang perlu diperhatikan oleh
seorang guu adalah pemilihan metode yang tepat sesuai dengan kondisi, mata pelajaran dan
materi yang akan disampaikan. Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam pembelajran
fiqih, diantaranya:
1.      Metode Ceramah
Adalah cara penyampai materi pelajaran yang dilakukan secara lisan kepada peserta
didiknya. Menurut Zuhairini, metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan di mana
cara penyampaian materi pelajaran kepada siswanya dengan cara penuturan secara lisan. Peran
dari seorang murid di sini adalah sebagai pendengar, menerima pesan, memperhatikan dan
mencatat keterangan atau informasi yang diucapkan oleh gurunya.
2.      Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih untuk saling bertukar
informasi dan memecahkan masalah secara bersama-sama.
Sedangkan metode diskusi dalam suatu pembelajaran adalah sebuah cara yang dilakukan
dalam mempelajari bahan atau menyampaikan materi dengan jalan berdiskusi. Cara seperti itu
dapat dimaksudkan untuk merangsang pola pikir siswa supaya bisa berpikir secara kritis dan
mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan masalah. 
3.      Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah sebuah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada
peserta didik. Dalam hal ini seorang guru harus memberikan contoh terlebih dahulu setelah itu
baru diikuti oleh muridnya.
Metode ini dapat digunakan pada materi thaharah, shalat, mengurus jenazah, dan lain
sebagainya.

4.      Metode Simulasi
Metode simulasi adalah perbuatan yang hanya berpura-pura saja atau seolah-olah
melakukannya. Tujuan dari metode simulasi ini adalah untuk melatih ketrampilan tertentu, untuk
memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip dan untuk memecahkan masalah.
Metode ini dapat digunakan misalnya saja ketika sedang mempelajari materi haji dan umroh.
Siswa melakukan rukun-rukun yang ada ketika sedang melakukan haji dengan cara membuat
miniatur ka’bah, bukit shafa marwah, dan lain sebagainya.
5.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan
untuk bertanya. Dalam kegiatan melalui tanya jawab, guru dapat memberikan memberikan
kesempatan-kesempatan tersebut ketika sedang memulai pelajaran, ditengah-tengah pelajaran
dan diakhir pelajaran.
Selain menggunakan berbagai macam metode yang telah dipaparkan di atas, terdapat
metode lain yang berbasis dengan pembelajaran PAIKEM. Pembelajaran PAIKEM adalah salah
satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana cara pengorganisasian materi pembelajaran, menyampaiakn atau
menggunakan metode pembelajaran dan mengelola pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki
oleh ilmuan pembelajaran.
Pendekatan PAIKEM sebagai sebuah strategi pembelajaran, memiliki 5 kriteria yang bisa
dipaparkan sebagai berikut :
1.    Pembelajaran Aktif
Arti aktif yang dimaksud dalam strategi ini adalah memosisikan seorang guru sebagai
orang yang menciptakan suasan belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar,
sementara siswa sebagai peserta belajar harus aktif. Dengan pembelajaran yang aktif ini
diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga pada
akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.  
2.    Pembelajaran Inovatif
Yang dimaksud inovatif adalah dalam kegiatan pembelajaran terjadi hal-hal yang baru,
bukan saja oleh guru sebagai fasilitator belajar, tetapi siswa yang sedang belajar. Dalam strategi
pembelajaran yang inovatif, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada
buku akan tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok dan
relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula melalui aktivitas belajar
yang dibangun melalui strategi ini, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk memperdalam
hal-hal yang sedang ia pelajari. Dengan pembelajaran inovatif, siswa tidak akan buta akan
tekhnologi dan mereka bisa mengikuti perkembangan tekhnologi yang ada sekarang ini. Dengan
demikian pembelajaran diwarnai oleh hal-hal yang baru sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi.
3.    Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran yang kreatif ini menghendaki
guru untuk kreatif dan siswa mengembangkan kreatifitasnya. Kreativitas adalah kemampuan
untuk membuat atau menciptakan hal-hal baru atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi
dan unsur-unsur yang ada.
4.    Pembelajran Efektif
Pembelajaran efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan guru dengan
maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah diterapkan. Strategi pembelajaran yang efektif ini
menghendaki agar siswa yang belajar membawa sejumlah potensi yang dimilikinya lalu
mengembangkannya melalui kompetensi yang ditetapkan dan dalam waktu tertentu kompetensi
belajar dapat dicapai siswa dengan baik dan tuntas.
5.    Pembelajaran Menarik
Dalam menggunakan strategi yang menarik terletak pada bagaimana
memberikan pelayanan kepada siswa sebab posisi siswa yang diibaratkan dalam sebuah
perusahaan, maka siswa merupakan pelanggan yang perlu dilayani dengan baik. Untuk itu hal
yang perlu disiapkan oleh guru adalah:
a.       Media pembelajaran disiapkan dengan baik.
b.      Lingkungan belajar di-setting sesuai objek materi yang dipelajari.
c.       Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar, sehingga
siswa merasa tertatik karena sesuai dengan apa yang diinginkan.
d.      Siswa diperlakukan sebagai seorang yang perlu dilayani.
Dengan berpegang pada strategi pembelajaran yang berbasis PAIKEM, maka metode yang
dapat digunakan adalah:
1. Role Playing
Metode role playing atau bermain peran dilakukan dengan cara mengarahkan peserta
didik untuk menirukan aktivitas di luar atau mendramatisasikan situasi, ide, karakter
khusus. Guru menyusun dan menfasilitasi permainan peran kemudian ditindaklanjuti dengan
diskusi. Selama permainan peran berlangsung, peserta didik lain yang tidak turut bermain diberi
tugas mengamati, merangkum pesan tersembunyi dan mengevaluasi permainan peran.
2. Discovery Learning
Discovery learning merupakan strategi yang digunakan untuk memecahkan
masalah secara intensif di bawah pengawasan guru. Pada discovery, guru
membimbing peserta didik untuk menjawab atau memecahkan suatu masalah. Discovery
learning merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif
menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan
sendiri. Bruner (1996) menyarankan agar peserta didik belajar melalui keterlibatannya secara
aktif dengan konsep-konsep dan prinsip yang dapat menambah pengalaman dan mengarah pada
kegiatan eksperimen
3.      Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang penyampaiannya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Metode ini tepat digunakan pada kelas yang
kreatif. Metode ini sangat potensial untuk mengembangkan kemandirian peserta didik melalui
pemecahan masalah yang bermakna bagi kehidupan siswa.
4. Mind Map
Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan melatih
kemampuan menyajikan isi (content)  materi pelajaran dengan pemetaan pikiran (mind
mapping). Mind map dikembangkan oleh Tony Buzan sejak akhir tahun 1960-an sebagai cara
untuk mendorong peserta didik mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.
Iwan Sugiarto mengemukakan “pemetaan pikiran (mind mapping) adalah teknik meringkas
bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta
atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya”. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat
mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu
untuk memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind
mapping  berupa mind map. Mind map adalah suatu diagram yang digunakan untuk
merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan
disusun mengelilingi kata kunci ide utama
            Jadi, metode merupakan cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud,
atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan yang ditentukan.  

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Metode pembelajaran fiqih adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam
menyampaikan materi atau yang berkenaan dengan pembelajaran fiqh islam kepada murid atau
peserta didik dengan menggunakan berbagai cara sehingga tujuan dari sebuah pendidikan dapat
tercapai secara efektif dan efesien.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan seorang guru ketika menggunakan metode dalam suatu
pembelajaran adalah  individualitas, Integritas , motivasi, dan lingkungan. Dengan
memperhatikan hal tersebut maka seorang guru dpat menggunakan metode yang sesuai dengan
keadaan siswanya. Sehingga penggunaan metode tersebut dapat berjalan dengan efektif.
Selain itu, ketika memilih suatu metode diharuskan juga untuk memperhatikan faktor
manusia itu sendiri dalam hal ini adalah pendidik dan peserta didik, sasaran pengajaran dan
latihan, bidang mata pelajaran, dan faktor waktu dan sarana fisik.
Strategi dan metode yang tepat juga sangat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu
pembelajaran. Dalam hal ini strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran fiqih adalah
strategi ekspositori, inquiri, CTL dan pemecahan masalah. Selain itu metode yang dapat
digunakan untuk kelancaran pembelajaran fiqih adalah metode ceramah, metode diskusi, metode
demonstrasi, metode simulasi dan metode tanya jawab.
B.  Saran
Demikianlah makalah yang dapat disampaikan oleh kelompok kami. Untuk para pembaca
diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung:2013


Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam, TP, Jakarta :1985
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Inovatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem), TP, Depok:2010
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar,  CV. Pustaka Setia, Bandung:2011
Jamaluddin dkk, Pembelajaran Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung :2015
J.J. Hasibuan dan Moedjiono,  Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung:2009
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta : 2013
 

[1]  Jamaluddin dkk, Pembelajaran Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung :2015, hlm 30.


[2] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, CV. Pustaka Setia, Bandung:2011, hlm 80.
[3] Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, TP,
Jakarta :1985, hlm 60.
[4]  Jamaluddin dkk, Op. Cit., hlm 173-175
[5] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung:2013, hlm 6-7
[6] Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta : 2013, hlm 146-147
[7]  Hamdani, Ibid.,hlm 216-229
[8] Ridwan Abdullah Sani,Op.Cit.,243
[9] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,Ciputat Pers, Jakarta,2002,hlm 136
[10] M. Basyiruddin Usman,Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers,Jakarta,2001,hlm 34
[11] Armai Arief,Op.Cit.,hlm 145
[12],M. Basyiruddin Usman, Ibid.,hlm36
[13] Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ibid.,hlm 232
[14]J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,2009,hlm 27
[15] Armai Arief, Ibid., hlm 43
[16] Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, PT Bumi Aksara,
Bandung:2014, hlm 10-15
[17]Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Inovatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem), TP, Depok:2010, hlm 7.

Anda mungkin juga menyukai