Anda di halaman 1dari 46

STIE IGI JAKARTA

MATA KULIAH : ILMU ALAMIAH DASAR


JURUSAN/SMESTER : MANAJEMEN/II
HARI/TANGGAL : JUMAT, 24 APRIL 2020
DOSEN : DR. MARGIYANTO,MM,MPD
PERTEMUAN KE : vii
POKOK BAHASAN : EVOLUSI

PENGERTIAN EVOLUSI

Evolusi adalah suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi


secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga
terbentuk spesies baru. Sedangkan, berdasarkan ilmu biologi, evolusi
merupakan cabang biologi yang mempelajari sejarah asal-usul makhluk
hidup dan keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang
lain. Evolusi biologi mencakup dua peristiwa, yaitu:

1. evolusi anorganik merupakan evolusi mengenai asal-usul makhluk hidup


yang ada di muka bumi, berdasarkan fakta dan penalaran teoritis;

2. evolusi organik (evolusi biologis) merupakan evolusi filogenetis, yaitu


mengenai asal-usul spesies dan hubungan kekerabatannya. 

II.2  TEORI EVOLUSI

Banyak penjelasan mengenai teori evolusi yang dikemukakan oleh


para ahli biologi, baik pada masa sebelum teori evolusi darwin maupun
pada masa sesudah teori evolusi Darwin. Teori-teori tersebut sebagai
berikut:

A.     Teori Evolusi Sebelum Darwin

Sejak abad ke-6 sebelum Masehi, banyak ahli yang telah berusaha
mengemukakan pendapatnya tentang asal usul berbagai jenis makhluk
hidup yang ada di dunia dan banyak ahli yang pendapatnya kemudian
menjadi fondasi dalam teori evolusi. Teori mengenai adanya evolusi yang
dikemukakan oleh para ahli sebelum munculnya teori evolusi adalah
sebagai berikut.
1. Teori Fixisme
Diyakini oleh para pemikir pada masa-masa terdahulu. Teori ini
meyakini adanya eaneka ragam spesies makhluk yang bersifat independen,
artinya manusia berasal dari manusia dan seluruh binatang yang lain juga
berasal dari spesies mereka masing-masing.

2. Teori Transformisme
Beranggapan bahwa penciptaan spesies-spesies yang ada sekarang
ini berasal dari makhluk dan spesies-spesies yang berbeda. Para ilmuwan
berkeyakinan bahwa teori evolusi alam natural paling tidak sesuai dengan
masa para filosof Yunani. Sebagai contoh, Heraclitus meyakini bahwa
segala sesuatu senantiasa mengalami proses dan evolusi. Jika manusia
memiliki bentuk seperti yang dapat kita lihat sekarang ini sejak dari
permulaan, niscaya ia tidak akan dapat bertahan hidup.
3. Teori Katastropisme
Merupakan paham tentang keanekaragaman makhluk hidup
dihasilkan oleh nenek moyang yang umum, dan muncul atau punahnya
makhluk hidup disebabkan oleh bencana alam. Teori ini dikenalkan oleh
George Cuvier (1796-1832), seorang ahli Palentologi (ilmu fosil). Alasan
Cuvier adalah karena ia mengamati stiap sedimen bebatuan kuno yang ia
temukan mengandung beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang berbeda.
Karena itu, ia berpikir bahwa sedimen mewakili tiap masa atau waktu
evolusi. Tiap sedimen yang mengandung jenis-jenis organisme hidup dan
mati karena bencana.Ia berkeyakinan bahwa makhluk hidup muncul
selama masa yang beranekaragam dalam tataran geologis. Teori ini dalam

Evolusi Page 2
ilmu geologi dikenal dengan nama Catastrophisme; yaitu evolusi besar di
permukaan bumi. Ia mengingkari jenis hubungan kefamilian antara
makhluk hidup yang hidup pada masa kini dengan makhluk hidup yang
pernah hidup.
4. Teori Kresionisme
Merupakan teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali
waktu kehidupan sekaligus lengkap, kemudian selesai dan taka da lagi
evolusi atau prubahan. Paham ini dianut berdasar keyakinan agama juga
berdasarkan keterangan Aristoteles (hidup pada masa 300 SM). Teori
Kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyatannya banyak spesies
yang hidupnya tidak sekaligus ada pada satu zaman. Misalnya, masa hidup
dinosaurus tidak bersamaan dengan masa hidup manusia.
5. Teori Gradualisme
Dikemukakan oleh ahli geologi Swedia bernama James Hutton
(1795). Paham tersebut menyatakan bahwa perubahan geologis
berlangsung pelan-pelan tetapi pasti. Teori ini tidak mampu dijelaskan
dengan mekanisme yang meyakinkan.
6. Teori Uiformitarianisme
Dinyatakan oleh Charles Lyell (1797-1875). Paham ini meyatakan
bahwa proses-proses geologis ternyata menuruti pola yang seragam
sehingga kecepata dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam kurun
waktu. Misalnya, terbentuknya gunung selalu diimbangi dengan erosi
gunung. Teori ini tidak dapat menjelaskan kejadian terbentuknya spesies.

B. Pencetus Teori Evolusi

1. Aristoteles (384 – 322 SM)

Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang


mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi

Evolusi Page 3
berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam dapat
mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana kebentuk
yang lebih kompleks.

2. Anaximander (500 SM)

Filsuf yunani ini sering disebut sebagai evolusionis pertama.


Anaximander memercayai bahwa manusia berevolusi dari makhluk
akuatik mirip ikan yang pindah ke darat.

3. Empedocles (495-435 SM)

Empedocles adalah seorang filsuf yunani yang menyatakan bahwa


kehidupan muncul dari lumpur dan tumbuhan kemudian berubah menjadi
hewan. Menurut Ia, makhluk-makhluk pertama memiliki bentuk seperti
monster. Bentuk-bentuk ini berubah dan makhluk-makhluk yang memiliki
bentuk paling baik bertahan hidup. Pemikiran empedocles ini adalah
bentuk dari seleksi alam yang merupakan mekanisme penting dalam
evolusi.

4. Georges louis leclarc de Buffon (1707-1788)

Adalah naturalis pertama di era modern yang mengembangkan konsep


mengenai bentuk-bentuk kehidupan berevolusi. Buffon berpendapat
bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar
diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi. Berdasarkan studi fosil,
naturalis berkebangsaan Perancis ini mengemukakan bahwa umur bumi
kemungkinan lebih tua dari 6000 tahun. Lebih lanjut, ia mengatakan
bahwa kemungkinan fosil merupakan bentuk purba dari spesies yang ada
sekarang.

5. Erasmus Darwin (1731-1802)

Evolusi Page 4
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Darwin.Ia menulis prosa
berjudul Zoonomia yang menentang teori evolusi versi Lamarck. Namun,
tulisannya ini dianggap kurang ilmiah. Teorinya adalah bahwa evolusi
terjadi karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan.

6. Sir Charles Lyell (1797-1875)

Lyell adalah seorang ahli geologi skotlandia yang berpendapat bahwa


permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu
yang lama. Pendapatnya ini bertentangan dengan pendapat kebanyakan
pada waktu itu yang menganggap bumi masih berusia muda. Lyell
menerbitkan teorinya dalam buku Principles Of Geology. Hasil karyanya
ini memengaruhi pemikiran Charles Darwin dan Lyell menjadi salah satu
pendukung Darwin di kemudian hari.

7. Jean Baptise de Lamarck (1744-1829)

Lamarck ialah seorang ahli biologi prancis yang menjelaskan evolusi


berdasarkan suatu gagasan bahwa perubahan pada suatu individu
disebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan; disebut teori
Lamarckisme.Dalam bukunya yang berjudul “Philoshopic”
Lamarck mengatakan sebagai berikut :
a. Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang
diwariskan    melalui proses adaptasi lingkungan.

b. Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.

c. Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar,


sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau
penyusutan, bahkan akan menghilang.

Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah.


Menurut Lamarck, pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena

Evolusi Page 5
makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha
untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka
semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang dan pada generasi
berikutnya akan lebih panjang lagi.

Hipotesis Lamarck diformulasikan sebelum era biologi modern.


Pada saat itu teori sel belum dikenal, dan diperlukan satu abad lagi
sebelum peran gen-gen dan kromosom diketahui. Jadi tidaklah
mengherankan bahwa suatu teori yang tidak dapat dipertahankan dalam
ilmu pengetahuan modern, diajukan pada waktu itu.

Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles


Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada
yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah
tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan
tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup,
sifat ini akan diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher
pendek akan mati dan perlahan- lahan mengalami kepunahan.

8. Charles Robert Darwin (1809-1882)

Darwin adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Teori Evolusi
Darwin tidak muncul begitu saja, namun berdasarkan hasil perjalanannya
dengan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos dan studi terhadap berbagai
disiplin ilmu.

a.      Pelayaran Darwin ke Kepulauan Galapagos

Pada tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS beagle untuk


memetakan jalur pelayaran.Saat berlayar dari Inggris menggunakan kapal
HMS Beagle, Darwin berusia 22 tahun (bulan Desember 1831). Tujuan
utama pelayaran tersebut adalah untuk memetakan pesisir pantai Amerika

Evolusi Page 6
Selatan yang masih belum jelas. Selama pelayaran ini, darwin banyak
mengumpulkan fosil,batuan, dan mengamati berbagai makhluk hidup
yang ia jumpai. Pada saat awak kapal sibuk memetakan pesisir pantai,
Darwin turun ke pantai, mengamati, dan mengoleksi ratusan spesimen
fauna dan flora Amerika Selatan yang beraneka ragam dan endemik.
Selain itu, saat kapal mengelilingi benua Amerika, Darwin mengamati
berbagai adaptasi tumbuhan dan hewan yang menempati hutan Brazil,
bentangan padang rumput di Argentina, daratan terpencil Tierra del
Fuego dekat Argentina dan pegunungan Andes.

Setelah mencatat flora dan fauna di berbagai wilayah Amerika Selatan,


Darwin menyimpulkan bahwa flora dan fauna di Amerika Selatan
mempunyai karakteristik khusus yang sangat berbeda dengan flora dan
fauna di Eropa. Darwin juga mengatakan bahwa flora dan fauna di daerah
beriklim sedang mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan spesies
yang hidup di wilayah tropis benua tersebut, dibandingkan spesies di
daerah beriklim sedang di Eropa.Fauna yang paling membingungkan
Darwin ditemukan diKepulauan Galapagos, yaitu kepulauan yang berada
di sebelah barat pesisir Amerika Selatan. Pada umumnya, spesies fauna di
Galapagos tidak ditemukan hidup di tempat lain, meskipun ada kesamaan
dengan hewan di Amerika Selatan. Setelah mengadakan pengamatan,
diantaranya Darwin menemukan 14 jenis burung finch di Galapagos.
Meskipun jenisjenis tersebut agak mirip, namun terlihat sebagai spesies
yang berbeda, yang menunjukkan hubungan dengan burung Finch yang
ada di Amerika Selatan.

Perbedaan utama burung finch, yaitu pada bentuk dan ukuran


paruhnya yang merupakan adaptasi terhadap makanan tertentu.
Kelompok pertama burung Finch yang hidup di tanah (Geospiza
magnirostris) mempunyai paruh yang besar yang teradaptasi untuk

Evolusi Page 7
memecahkan biji, kelompok kedua finch (Camarhynchus pallidus) yang
menggunakan suatu duri kaktus atau ranting kecil sebagai alat untuk
mengorek semut atau serangga lainnya, dan kelompok ketiga adalah
kelompok kecil finch (Camarhynchus parvulus) yang menggunakan
paruhnya.
Setelah kembali ke inggris, Darwin kembali memikirkan ide-idenya
tentang evolusi. Satu hal yang mengganggunya adalah evolusi seharusnya
terjadi dalam waktu yang lama, ratusan ribu hingga jutaan tahun. Padahal
pendapat yang populer di kalangan ahli geologi saat itu adalah bumi ini
baru berusiia 6000 tahun. Darwin menemukan jawabannya dalam buku
karangan Charles Lyell, Principles of Geology. Setelah mempelajari buku
tersebut, Darwin berkesimpulan bahwa:

1) deretan fosil yang terdapat di batuan muda berbeda dengan fosil pada
batuan yang lebih tua.

2) perbedaan itu disebabkan adanya perubahan secara perlahan-lahan.


Darwin juga mempelajari buku mengenai hubungan ekonomi dan
penduduk dunia di antaranya buku karangan Thomas R. Malthus (1766-
1834) yang berjudul An Essay on The Principle of Population, dimana
Malthus berpendapat bahwa kenaikan jumlah penduduk cenderung lebih
cepat daripada kenaikan produksi pangan. Oleh karena itu, timbul
masalah bagi manusia dalam menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan.

Sebelum Darwin mempublikasikan idenya tentang evolusi secara luas,


ia menerima karangan ilmiah dari Alfred Robert Wallace (1823-1913)
yang melakukan penelitian di malaya. Tulisan Wallace tersebut sesuai
bengan buah pikiran Darwin sehingga mereka memutuskan untuk
menerbitkan tulisan mereka bersama-sama pada tahun 1858. Buku
Darwin, The Original of Species, diterbitkan setahun setelah itu.

Evolusi Page 8
Setelah melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya
darwin mengemukakan teori evolusinya dalam bukunya yang berjudul On
The Origin of Species by Means of Natural Selection atau asal mula spesies
yang terjadi melalui seleksi alam. Buku ini diterbitkan pada tanggal 24
November 1859.

Buku darwin tersebut mengandung dua teori utama. Pertama, spesies-


spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di
masa lalu. Kedua, seleksi alam merupakan penyebab evolusi adaptif. Dua
teori utama darwin tersebut merupakan hasil observasi darwin sebagai
berikut.

- Observasi Ke-1. setiap spesies memunyai kemampuan fertilisasi yang


besar sehingga ukuran populasi akan meningkat secara eksponensial bila
setip individu yang dilahirkan berhasil melakukan reproduksi

- Observasi Ke-2. ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali untuk


fluktuasi musiman

- Observasi Ke-3. sumber daya alam terbatas

- Observasi Ke-4. individu-individu suatu populasi sangat berfariasi dalam


hal ciri-ciri tubuh, namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama.

- Observasi Ke-5. kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya.

II.3.  PERBANDINGAN TEORI EVOLUSI LAMARCK, WEISMANN,


DAN DARWIN

 a. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Darwin

Teori Evolusi Lamarck berisi dua gagasan utama, yaitu:

1. Gagasan use and disuse (digunakan dan tidak digunakan) bagian tubuh


yang digunakan secara intensif untuk menghadapi suatu lingkungan
Evolusi Page 9
tertentu akan menjadi besar dan kuat. Sementara itu, bagian tubuh yang
jarang digunakan akan mengalami kemunduran.

2. Sifat atau ciri-ciri dari lingkungan dapat diwariskan kepada


keturunannya.

Contoh teori ini adalah evolusi pada jerapah berleher panjang.


Menurut Lamarck, nenek moyang jerapah sebenarnya berleher pendek.
Jerapah yang berleher pendek menjulurkan lehernya untuk mencapai
makanannya pada daun-daun cabang pohon yang tinggi. Oleh karena itu,
leher jerapah menjadi panjang. Sifat leher jerapah yang panjang tersebut
akan diwariskan pada keturunannya. Dengan demikian, semua jerapah
berleher panjang. Sebaliknya, menurut Darwin, evolusi terjadi melalui
seleksi alam dengan adanya adaptasi makhluk hidup. Darwin berpendapat
bahwa nenek moyang jerapah terdiri atas jerapah yang berleher panjang
dan jerapah berleher pendek. Karena makanan jerapah adalah daun-
daunan di pohon yang tinggi, maka hanya jerapah berleher panjang yang
dapat menjangkaunya. Jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau
daun-daun di pohon yang tinggi tersebut sehingga kekurangan makanan
dan akhirnya mati.

c.       Teori Darwin Vs Teori Weismann

Sebenarnya, Weismann tidak menentang pandangan Darwin, tetapi


lebih menjelaskan pandangan Darwin mengenai seleksi alam. Weismann
berpendapat bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan
tidak akan diwariskan kepada keturunannya. Evolusi menyangkut
bagaimana pewarisan gengen melalui sel-sel kelamin, artinya evolusi
adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika. Sifat leher
panjang atau pendek jerapah dikendalikan oleh gen. Gen untuk leher
panjang bersifat dominan. Sedangkan, gen untuk leher pendek adalah

Evolusi Page 10
resesif. Karena jerapah berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungan, maka jerapah ini akan punah.

d.      Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Weismann

Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup beradaptasi terhadap


lingkungannya melalui perubahan pada organ tubuhnya. Kemudian, sifat
atau fungsi organ tersebut diwariskan kepada keturunannya. Menurut
Lamarck, nenek moyang menjangan tidak bertanduk. Namun,
dikarenakan sering mengadu kepala, maka tanduk tumbuh di kepala
menjangan. Teori Lamarck ditentang oleh Weismann. Weismann
berpendapat bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan
tidak diwariskan pada keturunannya. Weismann membuktikan teorinya
dengan mengawinkan dua ekor tikus yang masing-masing ekornya telah
dipotong. Kemudian, anak-anak yang sudah dewasa dipotong ekornya dan
dikawinkan dengan sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak tikus yang
berekor. Percobaan ini dilakukan hingga 21 generasi tikus dan hasilnya
tetap sama.

II.4.  MEKANISME EVOLUSI

Tidak ada makhluk hidup yang sama persis meskipun berada dalam
satu spesies. Keberadaan macam-macam karakteristik yang dimiliki
individu berperan sebagai pembeda antara individu yang satu dengan yang
lain. Sifat-sifat yang berbeda yang terdapat pada individu-individu dalam
satu spesies disebut variasi. Individu yang mengalami variasi disebut
varian. Jika satu spesies hidup pada suatu tempat yang berbeda dari asal-
usulnya, keturunan-keturunan berikutnya akan mengalami perubahan
sehingga spesies tersebut tidak sama dengan spesies dari asalusulnya,
dengan demikian muncul varian.

Evolusi Page 11
Sifat dan karakteristik yang dimiliki suatu individu ditentukan oleh
gen. Perubahan yang terjadi pada gen menyebabkan terjadinya perubahan
sifat pada individu.Mutasi gen adalah perubahan susunan kimia dari suatu
gen. Mutasi gen merupakan mekanisme evolusi yang sangat penting.
Pewarisan sifat dari induk ke generasi berikutnya terjadi melalui gamet
induk. Kenyataan itu menyebabkan setiap gamet mengandung beribu-ribu
gen, setiap individu menghasilkan beribu-ribu gamet, sehingga jumlah
generasi yang terjadi sedemikian banyak selama masih adanya spesies
tersebut.

Jadi, Evolusi pada makhluk hidup terjadi antara lain karena adanya:

1. Variasi genetik
Variasi genetik terjadi oleh sebab utama, yaitu:
 adanya mutasi gen

Mutasi gen menyebabkan terjadinya penyimpangan sifat-sifat individu


dari sifat yang normal. Terjadinya mutasi ini ada yang dipengaruhi oleh
faktor luar, dan ada juga yang dipengaruhi oleh faktor dalam
(rekombinasi gen-gen).Mutasi gen yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar
mempunyai 2 sifat, yaitu:

1.    Jarang terjadi, sebab tidak setiap rekombinasi gen menyebabkan


mutasi

2.    Kebanyakan tidak menguntungkan

Sekalipun demikian, mutasi ini tetap merupakan salah satu


mekanisme evolusi yang sangat penting, termasuk dalam hal
pembentukkan species baru dengan sifat-sifat yang lebih baik.Jadi jika
mutasi kita tinjau selama periode evolusi dari suatu species, maka tetap
akan mendapatkan angka mutasi yang besar.Hal ini terjadi karena:

Evolusi Page 12
1.    Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen

2.    Setiap individu mampu menghasilkan beribu-ribu bahkan berjuta-juta


gamet dalam satu generasi

3.    Jumlah generasi yang dihasilkan oleh suatu species selama kurun


waktu species itu ada banyak sekali.

Berdasarkan hal tersebut maka angka laju mutasi pada setiap


species dapat diketahui. Angka laju mutasi adalah angka yang
menunjukkan berapakah jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet
yang dihasilkan oleh satu individu dari suatu species.

Sebagai contoh data sebagai berikut:

~ Angka laju mutasi per gen = 1 : 100.000

~ Jumlah gen dalam satu individu yang mampu bermutasi = 1000

~ Perbandingan mutasi yang menguntungkan dengan mutasi yang


merugikan = 1 : 1000

~ Jumlah populasi setiap generasi = 200 juta

~ Jumlah generasi selama species itu ada = 5000

Pertanyaan yang muncul adalah berapakah kemungkinan terjadinya


mutasi yang menguntungkan selama species itu ada?

Jawab:

Jumlah mutasi gen yang menguntungkan yang mungkin terjadi adalah:

~ Pada satu individu:

= 1/100.000  x  1000  x  1/1000  = 1/100.000

~ Pada tiap generasi:


Evolusi Page 13
1/100.000  x   200.000.000  =  2000

~ Selama species itu ada (5000 generasi)

2000  x   5000  =  10.000.000

Jadi terbukti, sekalipun mutasi tersebut jarang terjadi dan mutasi yang
menguntungkan sangat kecil kemungkinannya, tetapi jika ditinjau selama
periode evolusi suatu species maka kemungkinan terjadinya mutasi yang
adaptif akan tetap besar.

Ada tiga fakta penting yang muncul pada peristiwa mutasi, yaitu:

1.    Mutasi muncul secara spontan dan tidak di arahkan oleh alam

2.    Mutasi dapat terjadi lagi pada mutan

3.    Mutasi pada umumnya merugikan organisme yang mengalaminya.

 Frekuensi Gen Dalam Populasi

Frekuensi gen adalah perbandingan antara gen yang satu dengan gen
lainnya di dalam suatu populsi. Misal suatu populasi mempunyai gen
dominan A dan  gen resesif a. Kedua gen tersebut sama-sama adaptif. 
Maka generasi yang bergenotif AA, Aa maupun aa mempunyai daya
fertilitas dan viabelitas yang sama.

Misalnya populsi tersebut dimulai dengan 50% AA jantan dan 50%  aa


betina, maka dalam generasi (F1) semua populasi bergenotif Aa.

Apabila dilakukan perkawinan F1 dengan F1 maka frekuensi genotif 


F2 adalah   =

25 AA  :  50 Aa  :  25 aa    atau   ¼  AA  :  ½  Aa  :  ¼ aa

Evolusi Page 14
Berdasarkan perhitungan tersebut maka frekuensi keseimbangan genotif
F2 adalah hasil kali frekuensi gen dari masing-masing induknya, yaitu  :

(A  +  a)(A  +  a)            =  AA  +  2 Aa  +  aa

A2 +  2 Aa  +  a2

Demikian pula pada generasi F3 tetap seperti pada F2 yaitu  1  :  2  : 


1. Jadi apabila setiap individu dari berbagai kesempatan melakukan
perkawinan yang sama dan berlangsung secara acak, serta setiap genotif
mempunyai variabilitas yang sama maka perbandingan antara genotif
yang satu denganyang lainnya dari generasi ke generasi adalah tetap sama.

Hukum Hardy-Weinberg

Hardy nama lengkapnya Godfrey Harold Hardy adalah seorang ahli


matematka Inggris dan Weinberg yang nama lengkapnya Wilhhelm
Weinberg adalah seorang dokter dari jerman. Mereka secara terpisah
menemukan hubungan matematika dari frekuensi gen dalam populasi,
yang kemudian dikenal sebagai Hukum Hardy-Weinberg. Frekuensi gen
dalam populasi adalah perbandingan alela gen tersebut dalam populasi.

Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gen dan genotip


dalam suatu populasi akan berada pada keadaan yang tetap atau konstan
(sama) dari generasi ke generasi apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1.    Genotip-genotip yang ada memiliki viabilitas (kemampuan hidup) dan


fertilitas (kesuburan) yang sama.

2.    Perkawinan antara genotip terjadi secara acak (random)

3.    Tidak ada mutasi dari gen satu ke gen yang lain atau sebaliknya

4.    Populasi harus cukup besar

Evolusi Page 15
5.    Tidak terjadi migrasi antar populasi

6.    Tidak terjadi seleksi alam

Apabila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan symbol p dan alelnya
dengan symbol q, maka secara matematika hukum tersebut dinyatakan
sebagai berikut:

p  +  q  =  1  atau sama dengan 100%

(p +  q)2  =  1  atau sama dengan 100%

P2 +  2pq  + q2  =  1 atau sama dengan 100%

Pp  +  2pq  +  qq  =  1 atau sama dengan 100%

Dimana:

pp  =  alela yang homozigot

pq  =  alela heterozigot

qq  =  alela homozigot resesif

 Perubahan Perbandingan Frekuensi Gen

Hukum hardy-weinber tidak selalu menghasilkan angka perbandingan


yang tetap dari generasi ke generasi. Ini berarti dalam populasi frekuensi
gen dapat mengalami perubahan.

Faktor yang menyebabkan perubahan frekuensi gen adalah :

1. Perkawinan acak
Akibat dari perkawinan acak ini, alel yang membawa sifat yang lebih
disukai akan menjadi lebih mudah dijumpai dalam populasi. Alel dengan
sifat yang tidak disukai akan menjadi berkurang dan mungkin akan hilang

Evolusi Page 16
dari populasi.Terjadinya mutasi pada satu atau beberapa gen akan
mengakibatkan adanya perubahan kesetimbangan gen-gen

2. Migrasi (emigrasi dan Imigrasi)

Migrasi menyebabkan frekuensi gen akan berubah. Individu yang


meninggalkan populasi (emigrasi), akan membawa alel keluar. Sebaliknya
individu yang masuk ke dalam populasi (imigrasi), akan membawa alel
yang berpotensi menjadi alel baru. Pergerakan alel antar populasi ini
disebut arus gen. Migrasi menyebabkan bertambahnya variasi sifat dalam
suatu populasi. Tidak adanya migrasi dapat menyebabkan perbedaan
frekuensi gen antar populasi. Spesies pada kedua populasi yang terpisah
saling terisolir. Melalui proses evolusi, maka akan terjadi perubahan
frekuensi gen pada kedua gen tersebut. Perubahan yang terjadi dapat
sama atau berbeda, tergantung pada keadaan lingkungan masing-masing.
Jika lingkungan berbeda, perubahan dapat mengarah pada terbentuknya
dua spesies yang berbeda.

Contoh:

Xylopa nobilis (kumbang) antara daerah manado dengan kepulauan


sangihe. Kumbang-kumbang di dua daerah tersebut menunjukkan
perbedaan genetika. Karena sesuatu hal, kumbang kayu di pulau sangihe
bermigrasi ke manado. Pada kumbang tersebut terjadi interhibridisasi
sehingga terjadi perubahan frekuensi gen pada generasi selanjutnya.

3. Hanyutan genetik
Perubahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah
dari populasi besar ini disebut hanyutan genetik. Salah satu sebab dari
hanyutan genetik adalah founder effect. Founder, yang dalam bahasa
Inggris berarti penemu atau pendiri mengacu pada sekelompok individu
yang menempati tempat baru dan membentuk koloni tersendiri. Koloni
Evolusi Page 17
baru ini dapat memiliki frekuensi alel yang bereda dengan populasi
induknya karena mereka menikah dengan sesama anggota koloninya.
Frekuensi gen akibat hanyutan genetik amat sulit diprediksi karena
bersifat acak. Bottleneck effect juga dapat menjadi salah satu penyebab
terjadinya hanyutan genetik. Hal ini terjadi jika banyak anggota populasi
yang mati dan sisanya saling kawin hingga jumlah populasinya kembali
seperti semula. Hanyutan genetik dapat berakibat buruk jika terjadi
penurunan variasi gen. Penurunan variasi gen menyebabkan suatu
populasi menjadi rentan terhadap kepunahan apabila terjadi perubahan
lingkungan atau gaya hidup.
4.    Rekombinasi

Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang menyebabkan


perubahan      frekuensi gen pada generasi berikutnya. Melalui perkawinan
silang, akan dihasilkan varietas baru. Varietas baru ini terjadi akibat
pembuahan atau penyerbukan dari individu lain sehingga terjadi
rekombinasi gen. Rekombinasi gen-gen yang disebabkan oleh perkawinan
silang merupakan dasar terjadinya evolusi, karena melalui rekombinasi
memungkinkan adanya variasi baru. Apabila varietas-varietas baru yang
terbentuk menempati daerah yang sangat berbeda dan tidak
memungkinkan terjadinya interhibridisasi, dua varietas baru tersebut
akan mengalami perubahan-perubahan yang pada akhirnya akan menjadi
dua spesies yang berbeda.

5.    Perubahan alam sekitar.

Perubahan alam sekitar dan adanya mekanisme isolasi dapat


menyebabkan populasi dari species terpisah, akhirnya berkembang
menjadi species-species baru.

Contoh:

Evolusi Page 18
~ Xylopa nobilis pulau sangihe dengan Xylocopa nobilis di menado

~ Burung finch di kepulauan Galapagos dengan burung Finch di daratan


Amerika Selatan

2.    Seleksi alam

Adanya perubahan lingkungan yang terjadi dari masa ke masa,


mengakibatkan individu-individu yang hidup pada masamasa tersebut
mengalami perubahan pula. Alam mengadakan seleksi terhadap makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang dapat
beradaptasi yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak,
sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah dan gagal
melangsungkan kehidupannya. Darwin menyadari hubungan penting
antara seleksi alam dan kemampuan organisme untuk ‘menghasilkan
keturunan secara berlebih’. Darwin menyadari bahwa kapasitas untuk
menghasilkan keturunan secara berlebih (over produksi) merupakan
karakteristik semua spesies. Dari banyak telur yang dihasilkan, anak yang
dilahirkan, dan biji yang disebarkan, hanya sekian persen yang
menuntaskan perkembangan mereka dan menghasilkan keturunan sendiri.
Sisanya dimakan, mati kelaparan, mati sakit, tidak kawin, atau tidak
mampu bertoleransi terhadap kondisi fisik lingkungan seperti kadar
garam atau suhu.

Sifat-sifat suatu organisme dapat memengaruhi tidak hanya


kinerjanya, namun juga sebaik apa keturunannya menghadapi tantangan
lingkungan. Misalnya suatu organisme mungkin memiliki satu sifat
warisan yang memberi keuntungan bagi keturunannya untuk meloloskan
diri dari predator, memperoleh makanan, atau bertoleransi terhadap
kondisi fisik. Oleh karena itu, seiring waktu, seleksi alam yang disebabkan
oleh faktor-faktor seperti predator, kekurangan makanan, atau kondisi

Evolusi Page 19
fisik yang tak bersahabat dan meningkatkan presentase sifat-sifat yang
menguntungkan di dalam populasi.

Seleksi alam berlangsung melalui interaksi antara orgaisme


individual dan lingkungannya, namun individu tidak berevolusi.
Sebenarnya, populasilah yang berevolusi seiring waktu. Seleksi alam dapat
memperbanyak atau mengurangi sifat-sifat warisan saja-sifat yang
diwariskan dari organisme pada keturunannya. Walaupun suatu
organisme mungkin termodifikasi semasa hidupnya, dan karakteristik yng
diperoleh dapat membantu organisme tersebut di lingkungannya, hanya
ada sedikit bukti bahwa sifat yang diperoleh semacam itu diwariskan pada
keturunan. Faktor lingkungan variasi menurut tempat dan waktu. Sifat
yang menguntungkan disuatu tempat atau waktu mungkin tak berguna-
atau bahkan mematikan-ditempat atau waktu lain. Seleksi alam selalu
bekerja, namun sifat mana yang menguntungkan bergantung pada konteks
alam.

Mata rantai terlemah dalam teori Darwin mengenai seleksi alam


adalah pengabaiannya akan mekanisme pewarisan. Tanpa adanya cukup
pemahaman mengenai hukum-hukum genetika. Darwin tak dapat
menjelaskan variasi-variasi yang muncul sebagai erkecualian dari
kecenderungan “yang mirip menghasilkan yang mirip”, walaupun variasi-
variasi tersebut yang penting sekali artinya bagi teorinya. Teori seleksi
alam bersandar pada tiga prinsip utama.

 Yang pertama, pada setiap generasi dihasikan anak-anak yang


luar biasa berlebih jumlahnya-lebih banyak daripada yang
dapat didukung oleh sumber-sumber yang terbatas (makanan,
air, tempat berteduh, pasangan kawin) di lingkungan.

Evolusi Page 20
 Yang kedua, terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam
populasi anak yang terlalu besar itu.
 Yang ketiga, terjadi kompetisi demi kesintasan, yang
menyebabkan varian-varian yang teradaptasi dengan lebih
baik terhadap lingkungan tertentu-lah yang akan berhasil dan
menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat-sifat adaptif
tersebut.

Seiring berlalunya waktu, sifat-sifat yang memberikan keadaptifan,


atau kelestarian (fitness) tersebut. Menjadi terakumulasi dalam populasi,
sedangkan sifat-sifat yang mengurangi pelestarian cenderung semakin
sedikit atau menghilang sama sekali. Aspek terakhir inilah-keberhasilan
reproduktif dari bentuk-bentuk yang lebih teradaptasi-yang diberi istilah
tepat seleksi alam (natural selection)      

II.5. SPESIASI

A. Pengertian spesiasi

Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda


dari spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural
dalam kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya
merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit,
secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan
pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu. Kecepatan
spesiasi maupun kepunahan sebagian tergantung pada ukuran kisaran
geografis dari suatu daerah. Daerah yang luas cenderung meningkatkan
kecepatan spesiasi dan menurunkan kecepatan kepunahan. Jenis yang
terdapat di daerah yang luas akan mengalami spesiasi lebih cepat,
sedangkan menurunnya luas area akan meningkatkan kepunahan suatu
jenis, jadi menurunkan jumlah jenis yang akan mengalami spesiasi.

Evolusi Page 21
(Widodo, 2007). Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan
oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika
(Campbell, 2003). Adapun proses spesiasi ini dapat berlangsung secara
cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun.

Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies


sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat,
dapat pula berlangsung lama hingga puluhan juta tahun. Setiap populasi
terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu spesies) dan menempati suatu
lokasi yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan
masing-masing mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan
baru. Dalam jangka waktu yang lama, populasi yang saling terpisah itu
masing-masing berkembang menjadi spesies baru sehingga tidak dapat lagi
mengadakan perkawinan yang menghasilkan keturunan fertil.
Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh adanya isolasi
geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika.

B. Syarat terjadinya spesiasi

1. Adanya perubahan lingkungan

Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan evolusi.


Contohnya, bencana alam dapat menyebabkan timbulnya kepunahan
massal di muka bumi. Bencana alam seperti glasiasi, vulkanisme, atau
akibat pergesaran benua, dan proses-proses lainnya menyebabkan
perubahan global yang menyebabkan timbulnya kepunahan missal di
muka bumi. Kepunahan massal akan menimbulkan relung-relung kosong
yang dalam waktu lama relung-relung tersebut baru terisi. Apabila tidak
ada relung yang kosong, tidak ada tempat bagi suatu spesies untuk
mengalami proses spesiasi.

2. Adanya relung (niche) yang kosong


Evolusi Page 22
Relung merupakan tempat hidup dan interaksi suatu organisme.
Suatu spesies selalu menempati relung tertentu. Suatu relung umumnya
hanya dapat ditempati oleh satu jenis spesies saja. Kepunahan massal akan
menimbulkan relung-relung kosong yang akan menyebabkan relung-
relung baru terisi kembali dalam jangka waktu yang panjang. Apabila
relung tersebut kosong (tidak ada organisme yang menempatinya), maka
akan ada banyak organisme yang berusaha menempati relung tersebut.

3. Adanya keanekaragaman suatu kelompok organisme

Selalu akan ada sejumlah organisme yang mencoba mengisi relung


yang kosong. Keberhasilan suatu organisme mengisi relung ditentukan
oleh seberapa besar kecocokan organisme tersebut dibandingkan dengan
persyaratan relung yang kosong.

C. Proses Spesiasi

1. Isolasi Geografi

Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam


proses spesiasi adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari
spesies yang sama masih dalam hubungan langsung maupun tidak
langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun berbagai populasi di
dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga
menyebabkan variasi intraspesies. Hal serupa juga dikemukakan oleh
Campbell dkk (2003) bahwa proses-proses geologis dapat memisahkan
suatu populasi menjadi dua atau lebih terisolasi. Suatu daerah pegunungan
bisa muncul dan secara perlahan-lahan memisahkan populasi organisme
yang hanya dapat menempati dataran rendah; suatu glasier yang yang
bergeser secara perlahan-lahan bisa membagi suatu populasi; atau suatu
danau besar bisa surut sampai terbentuk beberapa danau yang lebih kecil
dengan populasi yang sekarang menjadi terisolasi. Jika populasi yang
Evolusi Page 23
semula kontinyu dipisahkan oleh geografis sehingga terbentuk hambatan
bagi penyebaran spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi
bertukar susunan gennya dan evolusinya berlangsung secara sendiri-
sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, kedua populasi tersebut akan
makin berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan caranya
masing-masing (Widodo dkk, 2003).

Pada awalnya isolasi reproduksi muncul sebagai akibat adanya


faktor geografis, yang sebenarnya populasi tersebut masih memiliki
potensi untuk melakukan interbreeding dan masih dapat dikatakan sebagai
satu spesies. Kemudian kedua populasi tersebut menjadi begitu berbeda
secara genetis, sehinggagene flow yang efektif tidak akan berlangsung lagi
jika keduanya bercampur kembali. Jika titik pemisahan tersebut dapat
tercapai, maka kedua populasi telah menjadi dua spesies yang terpisah
(Widodo dkk, 2003). Isolasi geografi dari sistem populasi diprediksi akan
mengalami penyimpangan karena kedua sistem populasi yang terpisah itu
mempunyai frekuensi gen awal yang berbeda, terjadi mutasi, pengaruh
tekanan seleksi dari lingkungan yang berbeda, serta adanya pergeseran
susunan genetis (genetic drift), ini memunculkan peluang untuk
terbentuknya populasi kecil dengan membentuk koloni baru.

Suatu penghalang (barier) adalah keadaaan fisis ekologis yang


mencegah terjadinya perpindahan-perpindahan spesies tertentu melewati
batas ini dan suatu barier suatu spesies belum tentu merupakan barier
bagi spesies lain. Perubahan waktu yang terjadi pada isolasi geografis
menyebabkan terjadinya isolasi reproduktif sehingga menghasilkan dua
spesies yang berbeda.

a. Proses spesiasi Simpatri

Evolusi Page 24
Menurut Campbell, dkk (2003) dalam spesiasi simpatrik, spesies
baru muncul di dalam lingkungan hidup populasi tetua; isolasi genetik
berkembang dengan berbagai cara, tanpa adanya isolasi geografis. Model
spesiasi simpatrik meliputi spesiasi gradual dan spontan. Sebagian besar
model spesiasi simpatrik masih dalam kontroversi, kecuali pada model
spesiasi spontan dan spesiasi poliploidi yang terjadi pada tumbuhan.

Hugo de Vries menyatakan bahwa spesiasi simpatrik


dengan autopoliploidi yang terjadi pada tumbuhan bunga primrose
(Oenothera lamarckiana) yang merupakan suatu spesies diploid dengan 14
kromosom. Di mana suatu saat muncul varian baru yang tidak biasanya
diantara tumbuhan itu dan bersifat tetraploid dengan 28 kromosom.
Selanjutnya bahwa tumbuhan itu tidak mampu kawin dengan bunga
mawar diploid, spesies baru itu kemudian dinamai Oenothera gigas.
Mekanisme lain spesiasi adalah alopoliploidyaitu kontribusi dua spesies
yang berbeda terhadap suatu hibrid poliploid. Misalnya rumput Spartina
anglicayang berasal dari hibridisasi Spartina maritima dengan Spartina
alternaflora. Spesiasi simpatrik pada hewan contohnya
serangga Rhagoletis sp.

Model-model spesiasi simpatrik didasarkan pada seleksi terpecah


(distruptive selection), seperti ketika dua homozigot pada satu atau lebih
lokus teradaptasi dengan sumber yang berbeda dan hal itu merupakan
suatu multiple-niche polymorphism. Contohnya pada serangga herbivora
bergenotip AA dan A’A’ teradaptasi dengan spesies tumbuhan 1 dan 2,
dimana genotip AA’ tidak teradaptasi dengan baik. Masing-masing
homozigot ingin mempunyai fittes lebih tinggi jika
dilakukan mating secara assortativedengan genotip yang mirip dan tidak
menghasilkan keturunan heterozigot yang tidak fit. Assortative
matingmungkin dipertimbangkan adanya lokus B yang dapat

Evolusi Page 25
mempengaruhi perilaku kawin maupun mendorong serangga untuk
memilih inang spesifik, yang pada tempat tersebut dapat ditemukan
pasangan dan kemudian dapat bertelur. Jika BB dan Bb kawin hanya pada
inang 2, perbedaan dalam pemilihan inang dapat mendasari terjadinya
pengasingan/ isolasi reproduktif. Banyak dari serangga herbivora yang
merupakan spesies yang berkerabat dekat dibatasi oleh perbedaan inang,
terutama untuk pemenuhan kebutuhan makan, mating/kawin.

b. Proses spesiasi tidak Simpatri

Spesiasi tidak simpatri adalah proses spesiasi yang terdapat dalam


area geografi yang berbeda dibandingkan dengan area geografi suatu
spesies yang paling berkerabat. Spesiasi tidak simpatri dapat dibagi tiga,
yaitu spesiasi alopatri (spesiasi yang terjadi di daerah yang berjauhan atau
berlainan dari satu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya),
spesiasi parapatri (spesiasi terjadi di daerah yang bersebelahan dengan
daerah dari suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya),
spesiasi peripatri (spesiasi yang terjadi di daerah pinggir dari daerah suatu
spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya).

1) Spesiasi Alopatrik ( Allopatric Speciation)

Terjadinya spesiasi alopatrik banyak dibuktikan melalui studi


variasi geografi. Spesies yang beranekaragam secara geografis dari seluruh
karakter dapat menghalangi pertukaran gen antara spesies simpatrik.
Populasi yang terpisah secara geografis dapat terisolasi oleh kemandulan
atau perbedaan perilaku dibandingkan dengan populasi yang berdekatan.
Populasi yang terisolasi mungkin tidak dapat melakukan interbreeding jika
mereka bertemu, karena bentuknya sangat menyimpang (divergent) dan
kemudian masuk ke dalam simpatrik tetapi tidak terjadi interbreeding.
Evolusi Page 26
Spesiasi alopatrik merupakan mekanisme isolasi yang terjadi secara
gradual.

Contoh bukti perbedaan alopatrik misalnya hewan air tawar


menunjukkan keanekaragaman yang besar di daerah pegunungan yang
banyak terisolasi dengan sistem sungai. Pada suatu pulau suatu spesies
adalah homogen di atas rentang kontinen yang berbeda dalam hal
penampilan, ekologi dan perilaku. Contoh spesiasi alopatrik lainnya adalah
pembentukan spesies burung finch di Kepulauan Galapagos yang
dikemukakan oleh Darwin. Menurut Darwin dalam Stearns and Hoekstra
(2003) bahwa burung finch berasal dari satu nenek moyang burung yang
sama.

Spesiasi alopatrik juga dialami oleh tupai antelope di Grand Canyon.


Di mana pada tebing selatan hidup tupai antelope harris
(Ammospermophillus harris). Beberapa mil dari daerah itu pada sisi tebing
utara hidup tupai antelope berekor putih harris (Ammospermophillus
leucurus), yang berukuran sedikit lebih kecil dan memiliki ekor yang lebih
pendek dengan warna putih di bawah ekornya (Gambar 2.6.). Ternyata di
situ semua burung-burung dan organisme lain dapat dengan mudah
menyebar melewati ngarai ini, tetapi tidak dapat dilewati oleh kedua jenis
tupai ini.

2) Spesiasi parapatrik/ Semi geografik

Jika seleksi menyokong dua alel berbeda yang berdekatan atau


parapatrik, frekuensi sudah dapat ditetapkan. Dengan cukupnya seleksi
pada suatu lokus yang berkontribusi terhadap isolasi reproduktif, populasi
dapat membedakan kepada spesies yang terisolasi secara reproduktif.
Endler (1977) dalam Widodo dkk (2003) berargumen bahwa zona bastar
yang biasanya menandai untuk dapat terjadinya kontak sekunder

Evolusi Page 27
sebenarnya sudah muncul secara in situ (melalui perbedaan populasi
parapatrik dan spesies yang muncul juga parapatrik).

Spesiasi Parapatrik merupakan spesiasi yang terjadi karena adanya


variasi frekuensi kawin dalam suatu populasi yang menempati wilayah
yang sama. Pada model ini, spesies induk tinggal di habitat yang kontinu
tanpa ada isolasi geografi. Spesies baru terbentuk dari populasi yang
berdekatan. Suatu populasi yang berada di dalam wilayah tertentu harus
berusaha untuk beradaptasi dengan baik untuk menjamin kelangsungan
hidupnya, dan usaha itu dimulai dengan memperluas daerah ke daerah
lain yang masih berdekatan dengan daerah asalnya. Apabila di area yang
baru ini terjadi seleksi, maka perubahan gen akan terakumulasi dan dua
populasi akan berubah menjadi teradaptasikan dengan lingkungan
barunya. Jika kemudian mereka berubah menjadi spesies lain (spesies
yang berbeda), maka perbatasan ini akan diakui sebagai zona hibrid.
Dengan demikian, dua populasi tersebut akan terpisah, namun secara
geografis letaknya berdekatan sepanjang gradient lingkungan.

Di dalam spesiasi parapatrik tidak ada barier ekstrinsik yang


spesifik untuk gene flow. Populasi berlanjut, tetapi populasi tidak kawin
secara acak, individu lebih mudah kawin dengan tetangganya secara
geografis dari pada individu di dalam cakupan populasi yang berbeda.
Artinya bahwa individu lebih mungkin untuk kawin dengan tetangganya
daripada dengan individu yang ada dalam cakupan Di dalam gaya ini,
penyimpangan boleh terjadi oleh karena arus gen dikurangi di dalam
populasi dan bermacam-macam tekanan pemilihan ke seberang cakupan
populasi.

3) Spesiasi peripatrik

Evolusi Page 28
Spesiasi peripatrik : proses spesiasi yang terjadi di daerah pinggir
dari daerah suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya.
Suatu organisme memiliki kisaran toleransi tertentu, akibatnya jenis
tersebut akan menempati daerah tertentu. Semakin jauh dari pusat
penyebarannya, maka lingkungannya pun makin berbeda. Dengan
demikian spesies yang menempati daerah tersebut akan semakin berbeda
dengan spesies yang menempati pusat. Dengan demikian, interaksi antara
populasi tersebut dengan populasi satu spesiesnya menjadi sangat terbatas.

2. Isolasi Reproduksi

Pengaruh isolasi geografis dalam spesiasi dapat terjadi karena


adanya pencegahan gene flow antara dua sistem populasi yang berdekatan
akibat faktor ekstrinsik (geografis). Setelah kedua populasi berbeda terjadi
pengumpulan perbedaan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga
dapat menjadi mekanisme isolasi instrinsik. Isolasi instrinsik dapat
mencegah bercampurnya dua populasi atau mencegahinterbreeding jika
kedua populasi tersebut berkumpul kembali setelah batas pemisahan tidak
ada.

Spesiasi dimulai dengan terdapatnya penghambat luar yang


menjadikan kedua populasi menjadi sama sekali alopatrik (mempunyai
tempat yang berbeda) dan keadaan ini belum sempurna sampai populasi
mengalami proses instrinsik yang menjaga supaya supaya mereka tetap
alopatrik atau gene pool mereka tetap terpisah meskipun mereka dalam
keadaan simpatrik (mempunyai tempat yang sama).

Mekanisme isolasi intrinsik yang mungkin dapat timbul yaitu isolasi


sebelum perkawinan dan isolasi sesudah perkawinan.

a. Isolasi Sebelum Perkawinan (Pre-mating isolation/prezygotic barrier)

Evolusi Page 29
Isolasi sebelum perkawinan menghalangi perkawinan antara spesies
atau merintangi pembuahan telur jika anggota-anggota spesies yang
berbeda berusaha untuk saling mengawini. Isolasi ini terdiri dari:

1) Isolasi Ekologi (ecological)

Dua sistem yang mula-mula dipisahkan oleh penghambat luar


(eksternal barrier), suatu ketika mempunyai karakteristik yang khusus
untuk berbagai keadaan lingkungan meskipun penghambat luar tersebut
dihilangkan, keduanya tidak akan simpatrik. Setiap populasi tidak mampu
hidup pada tempat dimana populasi lain berada, mereka dapat mengalami
perubahan pada perbedaan-perbedaan genetik yang dapat tetap
memisahkan mereka. Setiap spesies beradaptasi dengan iklim setempat di
dalam batas-batas daerah sendiri dan iklim dari keduanya sangat berbeda,
sehingga setiap spesies tidak mungkin hidup di tempat spesies yang lain.
Jadi, disini terdapat perbedaan-perbedaan genetik yang mencegah gene
flow diantara spesies pada keadaan yang alami. Contohnya pada pohon
jenisPlatanus occidentalis yang terdapat di bagian timur Amerika Serikat
dan Platanus orientalis yang terdapat di timur Laut Tengah, kedua spesies
ini dapat disilangkan dan menghasilkan hibrid yang kuat dan fertil. Kedua
spesies ini terpisah tempat yang berbeda dan fertilisasi alami tidak
mungkin terjadi (Waluyo, 2005).

2) Isolasi Tingkah laku (Behavioral)

Tingkah laku berperan sangat penting dalam


hal courtship (percumbuan) dan perkawinan (mating). Tingkah laku juga
berperan pada perkawinan acak antar spesies yang berbeda sehingga
perkawinan mendapat hambatan oleh terjadinya inkompatibilitas
beberapa perilaku sebagai dasar bagi suksesnya perkawinan tersebut.
Contohnya pada hewan jantan spesies tertentu memiliki pola perilaku

Evolusi Page 30
yang spesifik dalam menarik, mendekati dan mengawini pasangannya.
Kegagalan perkawinan terjadi karena pasangan merasa asing dengan pola
perilaku yang ditunjukkan oleh pasangannya sehingga terjadi penolakan.
Selain sekuen perilaku yang spesifik seperti yang ditunjukkan oleh burung
bower di mana hewan jantan harus mempersiapkan pelaminan yang
penuh dengan aksesoris tertentu agar burung betina mau dikawini. Isolasi
perilaku sangat tergantung pada produksi dan penerimaan stimulus oleh
pasangan dari dua jenis kelamin yang berbeda. Jenis stimulus yang
dominan untuk mensukseskan perkawinan, stimulus tersebut diantaranya
adalah:

a) Stimulus visual: Bentuk, warna, dan karakter morfologi lain dapat


mempengaruhi stimulus visual. Beberapa hewan seperti kelompok ikan,
burung, dan insekta menunjukkan bahwa stimulus visual dominan
mempengaruhi ketertarikan pasangan seksualnya. Contohnya pada bebek
liar Amerika Serikat yang simpatrik mempunyai courtship display yang
baik dan disertai dengan warna yang mencolok pada bebek jantan.
Fungsinya adalah untuk memperkecil kesempatan bebek betina memilih
pasangan yang salah (Waluyo, 2005).

b) Stimulus adaptif: Bunyi nyanyian atau suara lain yang spesifik


berfungsi sebagai alat komunikasi antar jenis kelamin yang mengarah
pada proses terjadinya perkawinan intra maupun interspesies. Suara-
suara yang dikeluarkan oleh insekta, reptilia, burung, dan mamalia
banyak yang spesifik untuk tiap spesies.

c) Stimulus kimia/feromon: Parris (1999) menyatakan bahwa feromon


merupakan signal kimia yang bersifat intraspesifik yang penting dan
digunakan untuk menarik dan membedakan pasangannya, bahkan
feromon dapat bertindak sebagai tanda bahaya. Molekul ini spesifik pada

Evolusi Page 31
individu betina yang dapat merangsang individu jantan dan atau
sebaliknya sebagai molekul spesifik yang dihasilkan oleh individu betina
untuk menolak individu jantan. Misalnya pada Drosophila
melanogaster feromon mempunyai pengaruh pada tingkah laku
perkawinan, di mana dengan adanya feromon yang dilepaskan oleh
individu betina membuat individu jantan melakuakn aktivitas sebagai
wujud responnya terhadap adanya feromon tersebut.

3) Isolasi Sementara (temporal)

Dua spesies yang kawin pada waktu yang berbeda (hari, musim, atau
tahun), gametnya tidak akan pernah mencampur. Misalnya hewan singung
berbintik (Spilogale gracilis) yang sangat mirip dengan S. putorius ini tidak
akan saling mengawini karena S. gracilis kawin pada akhir musim panas
dan S. putorius kawin pada akhir musim dingin. Hal yang sama juga
terjadi pada 3 spesies dari genus anggrek Dendrobium yang hidup di
musim tropis basah yang sama tidak terhibridisasi, karena ketige spesies
ini berbunga pada hari yang berbeda.

4) Isolasi Mekanik (mechanical)

Apabila perbedaan struktural diantara dua populasi yang sangat


berdekatan menyebabkan terhalangnya perkawinan antar spesies, maka
diantara kedua populasi tersebut tidak terjadi gene flow(Waluyo, 2005).
Isolasi mekanik ditunjukkan oleh inkompatibilitas alat reproduksi antara
dua spesies yang berbeda sehingga pada saat terjadinya perkawinan salah
satu pasangannya menderita. Mekanisme ini sebagaimana terlihat pada
Molusca sub-famili Polygyrinae, struktur genetalianya menghalangi

Evolusi Page 32
terjadinya perkawinan spesies dalam sub-famili yang sama. Pada
tumbuhan isolasi ini terlihat pada tanaman sage hitam yang memiliki
bunga kecil yang hanya dapat diserbuki oelh lebah kecil. Berbeda dengan
tanaman sage putih yang memiliki struktur bunga yang besar yang hanya
dapat diserbuki oleh lebah yang besar.

5) Isolasi Gametis (gametic)

Isolasi gamet menghalangi terjadinya fertilisasi akibat susunan


kimiawi dan molekul yang berbeda antara dua sel gamet, seperti
spermatozoa yang mengalami kerusakan di daerah traktus genital organ
betina karena adanya reaksi antigenik, menjadi immobilitas, dan
mengalami kematian sebelum mencapai atau bertemu sel telur. Contohnya
pada persilangan Drosophila virilis dan D. americana, sperma segera
berhenti bergerak pada saat sampai pada alat kelamin betina, atau bila
tidak rusak maka sperma akan mengalami kematian. gambaran lain juga
yang terjadi pada ikan, di mana telur ikan yang dikeluarkan dari air tidak
akan dibuahi oleh sperma dari spesies lain karena selaput sel telurnya
mengandung protein tertentu yang hanya dapat mengikat molekul sel
sperma dari spesies yang sama.

b. Isolasi Setelah Perkawinan (Post-mating isolation/Postzigotic barrier)

Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum dari
spesies yang lain, maka barier postzigot akan mencegah zigot hibrida itu
untuk berkembang menjadi organisme dewasa yang bertahan hidup dan
fertil. Mekanisme ini dapat terjadi melalui:

1) Kematian zigot (zygotic mortality)

Evolusi Page 33
Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma spesies lain (zigot hibrid)
seringkali tidak mengalami perkembangan regular pada setiap stadianya,
sehingga zigot tersebut mengalami abnormalitas dan tidak mencapai
tahapan maturitas yang baik atau mengalami kematian pada stadia awal
perkembangannya. Di antara banyak spesies katak yang termasuk dalam
genus Rana, beberapa diantaranya hidup pada daerah dan habitat yang
sama, dan kadang-kadang mereka bisa berhibridisasi. Akan tetapi
keturunan yang dihasilkan umumnya tidak menyelesaikan
perkembangannya dan akan mengalami kematian.

2) Perusakan hibrid (hybrid breakdown)

Pada beberapa kasus ketika spesies berbeda melakuakn kawin


silang, keturunan hibrid generasi pertama dapat bertahan hidup dan fertil,
tetapi ketika hibrid tersebut kawin satu sama lain atau dengan spesies
induknya, keturunan generasi berikutnya akan menjadi lemah dan
mandul. Sebagai contoh, spesies kapas yang berbeda dapat menghasilkan
keturunan hibrid yang fertil, tetapi kerusakan terjadi pada generasi
berikutnya ketika keturunan hibrid itu mati pada saat berbentuk biji atau
tumbuh menjadi tumbuhan yang cacat dan lemah.

3) Sterilitas hibrid

Hibridisasi pada beberapa spesies dapat menghasilkan keturunan


yang sehat dan hidup normal akan tetapi hibrid tersebut mengalami
sterilitas. Terjadinya sterilitas ini disebabkan oleh inkompatibilitas genetik
yang nyata sehingga tidak dapat menurunkan keturunannya. Contoh
hibrid yang steril antara lain: mule (hibrid antara keledai dan kuda), cama
(hibrid antara onta dan ilama), tiglon (hibrid anatara macan dan singa),
zebroid (hibrid antara zebra dan kuda).

Evolusi Page 34
II.6. BUKTI-BUKTI TERJADINYA EVOLUSI

Evolusi  dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis dan
cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi telah
dipastikan secara menyeluruh dan lengkap, sebagaimana yang telah
dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang
tidak dapat disaksikan oleh mata. Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa
proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap
kenyataan yang ada. Kenyataan-kenyataan yang ada terus
diinterprestasikan oleh para ahli dan dijadikan bahan bukti evolusi.

Para ahli menggunakan bukti-bukti sebagai petunjuk evolusi dengan


tujuan akhir ingin mencari jawaban tentang fenomena alam, sebagaimana
yang terdapat dalam buku “On The Origin Species” karya Charles
Darwin. Sebenarnya rambu-rambu untuk mencari bukti telah ada dalam
buku Darwin, sedangkan petunjuk adalah rambu-rambu untuk
memperoleh bukti, dengan alasan bahwa pendekatan monodisipliner tidak
dapat dijangkau atau dilihat dan fosil bukti tidak dapat dipakai bukti dan
kurang kuat. Hal ini karena fosil merupakan benda mati yang sudah tidak
utuh dan lengkap, sehingga interpretasi para ahli sangat dituntut
ketajamannya. Apalagi perilaku organisme yang telah memfosil sulit sekali
diinterpretasi.

Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita


dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan/fakta yang ada di
sekitar kita. Walaupun dapat tidaknya kenyataan-kenyataan tersebut
dijadikan bahan bukti adanya evolusi tergantung dari interpretasi para
pakar yang bersangkutan.Beberapa petunjuk adanya evolusi, yaitu :

1. Peninggalan fosil di berbagai lapisan batuan bumi.


2. Anatomi perbandingan.

Evolusi Page 35
3. Adanya alat-alat tubuh yang tersisa.
4. Bukti biogeografi
5. Peristiwa domestikasi.
6. Perbandingan fisiologi.
7. Embriologi perbandingan.
8. Variasi antar individu dalam satu keturunan.
9. Perbandingan genetik.
10.Petunjuk secara biokimia.
11.Bukti molekuler.
Evolusi dapat diketahui dan dijelaskan melalui fakta sebagai petunjuk.
Ada beberapa fakta yang dapat digunakan sebagai petunjuk evolusi,
antara lain seperti berikut.

a. Anatomi perbandingan. 

Jika Anda membandingkan hewan mamalia satu dengan yang lain,


mungkin Anda akan berpikir, bahwa bagian-bagian tertentu pada tubuh
setiap spesimen disusun menurut pola dasar yang sama dan struktur yang
sama, menurut pola dasar yang sama pula. Dapat kita katakan bahwa
hanya ada satu cara terbaik dalam menyusun organ tersebut dan cara
itulah yang digunakan oleh Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. Organ-
organ fungsional pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sebagai berikut.

1. Homologi

Homologi adalah dua organ yang


mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda,
tetapi kedua organ tersebut memiliki bentuk
dasar yang sama. Perbandingan organ-organ
Evolusi Page 36
secara homologi dapat Anda lihat pada elemen kerangka yang sama
menyusun tungkai depan manusia, kucing, paus, kelelawar, dan semua
mamalia lain, meskipun tungkai tersebut mempunyai fungsi yang sangat
berbeda. Contohnya pada gambar disamping.

2. Analogi

Analogi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dasar yang


berbeda, tetapi akibat peristiwa evolusi konvergen menjadikan organ
tersebut mempunyai fungsi yang sama. Contohnya pada gambar dibawah :

b. embriologi perbandingan.

Embrio hewan-hewan dan manusia menunjukkan kecenderungan yang


hampir sama. Perhatikan Gambar,

1.         Sifat-sifat umum muncul sebelum sifat-sifat yang khusus.

2.         Perkembangan juga dimulai dari yang umum, kemudian baru


menuju perkembangan yang khusus.

Evolusi Page 37
3.         Bentuk embrio dari berbagai makhluk hidup hampir serupa, tetapi
pada tahap dewasa
menunjukkan perbedaan
yang nyata.

Keterangan:

1. Ikan
2. Salamander
3. Kura-kura darat
4. Ayam
5. Kelinci
6. Manusia

c. Fisiologi Perbandingan.

Pada umumnya ditemukan persamaan proses fisiologi antara


berbagai makhluk hidup, misalnya dalam hal sintesis protein,
proses metabolisme, respirasi, ekskresi, dan lain-lain.

d. Petunjuk dari alat tubuh yang tersisa (vestigial).

Organ vestigial merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang


memiliki fungsi penting pada leluhurnya,organ vestigial merupakan bukti
evolusi melalu seleksi alam. Pada morfologi beberapa hewan vertebrata
dan manusia dapat ditemukan adanya struktur vestigial, yaitu suatu
bentuk anatomi yang berkembang dan berfungsi sempurna dan akan
tereduksi. Alat-alat tubuh yang tersisa ini dianggap sebagai suatu
perjalanan dari evolusi makhluk hidup tersebut. Struktur vestigial antara
lain:

1.     umbai cacing, tulang ekor, buah dada pada pria;

Evolusi Page 38
2.     sisa-sisa kaki pada ular;

3.     sisa sayap pada burung yang tidak berfungsi untuk terbang seperti
burung pinguin, kasuari, dan burung onta.

4. paus masa kini tidak memiliki tungkai belakang tetapi memilki dua
sisa tulang pelvis dan kaki luhur daratnya yang berkaki empat

e.     Petunjuk palaentologi

Palaentologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fosil. Fosil adalah


sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu. Sisa-sisa tersebut dapat
berupa tulang, cangkang, gigi, jejak kaki, maupun bagian-bagian yang
lain.

Fosil-fosil dipelajari oleh para ilmuwan untuk dikaitkan dengan sejarah


evolusi makhluk hidup. Jadi, fosil adalah bukti terjadinya evolusi makhluk
hidup. Beberapa tokoh yang mempelajari tentang fosil adalah sebagai
berikut.

1. Leonardo da vinci. 

Da Vinci adalah seorang pelukis terkenal berkebangsaan Italia. Ia


berpendapat bahwa fosil merupakan bukti dari adanya makhluk hidup
dan kehidupan di masa lampau.

2. George cuvier. 

Cuvier adalah seorang ahli anatomi dari Perancis, yang mempunyai


gagasan bahwa makhluk hidup diciptakan khusus pada setiap zaman dan
pada setiap zaman tersebut diakhiri dengan makhluk hidup yang berbeda
dengan makhluk hidup pada lapisan bumi sebelumnya.

3. Charles darwin.

Evolusi Page 39
Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup yang terdapat pada
lapisan bumi yang tua akan mengadakan perubahan bentuk yang
disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda sehingga pada lapisan
bumi lebih muda ditemukan fosil yang berbeda dengan lapisan bumi yang
lebih tua.

Penemuan berbagai macam fosil biasanya berupa bagian-bagian


tubuh tertentu saja dan jarang ditemukan dalam keadaan yang utuh. Hal
itu disebabkan oleh faktor-faktor berikut.

1.     Bagian tubuh yang menyusun organisme lunak sehingga mudah


hancur dan jarang

      menjadi fosil.

2.     Terjadinya lipatan batuan bumi atau patahan bumi.

3.     Adanya pengaruh air, angin, dan bakteri.

Dari beberapa pendapat tokoh-tokoh evolusioner tersebut dapat ditarik


suatu kesimpulan bahwa pada masa lampau terdapat makhluk hidup yang
berbeda dengan makhluk hidup sekarang. Hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan di permukaan bumi secara
bertahap yang menyebabkan adanya perubahan
pula pada makhluk hidup untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. contohnya pada fosil
kuda yang terdapat pada gambar di samping.

Dari fosil yang telah ditemukan dapat


dijelaskan bahwa terdapat perubahan dan
perkembangan yang mengarah pada evolusi
bentuk dan fungsi antara lain:

Evolusi Page 40
1.     tubuh bertambah besar;

2.     kepala bagian depan semakin panjang;

3.     leher semakin panjang sehingga gerakannya semakin bebas;

4.     perubahan geraham depan dan geraham besar sehingga sangat sesuai
untuk makanan

      yang berupa rumput;

5.     anggota tubuh yang lain semakin bertambah panjang, sehingga sesuai
dengan gerakan

      untuk berlari cepat;

6.     jari kaki mereduksi dari lima menjadi satu, sehingga dapat
mendukung gerakan ketika

      berlari cepat.

Selain mengidentifikasi bentuk dan struktur fosil, pada penemuan fosil


dapat pula dilakukan penghitungan umur fosil. Penetapan umur fosil
dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.

1.     Cara langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur fosil itu
sendiri.

2.     Cara tidak langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan
bumi tempat fosil

      ditemukan.

f. Biogeografi
Penyebaran geografis spesies (biogeagrafi) adalah hal yang pertama
kali memberi ide akan adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau

Evolusi Page 41
memiliki banyak spesies tumbuhan dan hewan yang bersifat indigenous
(asli, tidak ditemukan di tempat lain) namunsangat erat hubungan
kekerabatannya dengan spesies di daratan utama terdekat atau di pulau-
pulau sekitarnya. Beberapa pertannyaan muncul. Kenapa dua pulau
denganlingkungan yang mirip di tempat yang berbeda di Bumi ini dihuni
bukan oleh spesies yang memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat,
tetapi oleh spesies yang secara taksonomi terkait dengan tumbuhan dan
hewan pada daratan yang terdekat, dimana lingkunganya sering kali
sangat berbeda? Kenapa hewan tropis Amerika Selatan lebih dekat
hubungannya dengan spesies gurun Amerika Selatan dibangdingkan
dengan spesies daerah tropis afrika? Kenapa Australia merupakan tempat
tinggal bagi begitu banyak mamalia berkantung (marshupial) tetapi
relative sedikit hewan berplasenta (eutheria), binatang yang
perkembangan embrionya diselesaikan dalam uterus? Sebenarnya, bukan
karena Australia tidak ramah terhadap mamalia berplasenta, pada tahun
terakhir ini, manusia telah memasukan kelinci ke Australia, dan populasi
kelinci meledak. Hypothesis yang berlaku adalah bahwa pauna Australia
yang unik itu berkembang dipulau benua Australia dalam keadaan
terisolasi dari tempat-tempat dimana nenek moyang mamalia berplasenta
hidup. Meskipun pula biogeografi seperti itu tidak sesuai jika setiap orang
membayangkan bahwa spesies ditempatkan satu persatu dalam ingkungan
yang sesuai, namun pola tersebut masuk akal dalam konteks sejarah
evolusi. Dalam pandangan evolusi, kita menemukan spesies modern
dimana mereka berada karenamereka berkembang dari nenek moyan
yang menempati dari daerah itu. Tinjaulahlah Armadillo, mamalia
berkulit keras yang hanya hidup di amerika. Sudut pandang evolusi
biogeografi meramalkan bahwa armadillo modern adalah turunan yang
termoifikasi dari spesies yang terlebih dahulu menempati benua tersebut,
dan ukti fosil menguatkan bahwa nenek moyang seperti itu memang benar

Evolusi Page 42
pernah ada. Contoh ini akan membawa kita kekeutamaan umum bukti
fosil sebagai catatan sejarah evolusi.

11.7. PANDANGAN BARU TENTANG EVOLUSI

Alam adalah arena perjuangan dan kompetisi yang mulai diterapkan


pada manusia. Sedangkan pada tumbuha aupun hewan, seleksi alam hanya
berlaku pada tumbuhan dan hewan yang cacat. Organisme yang kalah
hanya sebagian kecil, sementara yang lolos masih tetap banyak dan dapat
mempertahankan diri hingga saat ini. Sejak dikemukakan pertama kali
oleh Charles Darwin, teori evolusi telah mendapat tentangan dari berbagai
pihak. Pihak yang tidak setuju dengan pendapat Darwin mengemukakan
bahwa mahluk hidup tercipta dengan betuk yang ada seperti saat ini. Ini
disebut teori penciptaan dan berkembang menjadi teori-teori yang pada
intinya mendukung teori penciptaan (creationism). Salah satu teori
penciptaan adalah teori Intelligent Design. Menurut teori ini, semua
mahluk hidup dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencana
dan bukannya dengan ketidak sengajaan. Dewasa ini, terdapat
kecenderungan berkembangnya teori creationism dengan adanya fakta
dari hal-hal berikut ini:
2. Penemuan Model DNA oleh Watson dan Crick
Melekul DNA yang terdapat dalam sel hidup, mempunyai
kerumitan dan keteraturan. DNA mengandung basa-basa yang berurutan
yang terdiri dari adenine, timin, guanine, dan sitosin. Keteraturan dan
kerumitan mulekul DNA dalam menentukan urutan basa tidak akan
muncul secara kebetulan. Walaupun ada kerusakan atau perubahan yang

Evolusi Page 43
berupa mutasi, biasanya individu yang mengalami mutasi menjadi cacat
ataupun steril, sehingga tidak mungkin menurunkan keturunan. Dengan
kata lain, tidak mungkin suatu sel berubah menjadi mahluk hidup yang
lebih kompleks dan seleksi alam bukanlah pendorong terjadinya evolusi.
3. Hukum Penurunan Sifat Menurut Mendel
Gregor Johann Mendel (1822-1884) mengemukakan bahwa
penurunan sifat induk kepada keturunannya disebabkan oleh factor
penentu yang sekarang diketahui sebagai gen. komposisi gen ditentukan
separuh dari induk jantan (spermatozoa) dan separuh dari induk betina
(ovum). Penurunan sifat dari induk ke keturunan berjalan secara terus-
menerus dan teratur. Pembentukan sel kelamin terjadi melalui peristiwa
meiosis yang didahului oleh replikasi DNA pada waktu interfase, dan
dilanjutkan dengan terjadinya duplikasi kromosom pada profase 1.Dengan
demikian meteri genetik dari induk kepada keturunannya dijamin sama.

11.8. BEBERAPA SALAH PAHAM TENTANG EVOLUSI

 Evolusi tidaklah sebagaimana yang disangka banyak orang ,


menyatakan bahwa manusia berevolusi dengan kera’. Tetapi,
manusia dan kera yang ada sekarang mempunyai nenek moyang yang
sama. Pengertian moyang ini harus dipahami sebagai moyang secara
fisik, bukan spiritual, paling tidak hingga saat ini.
 Evolusi tidak berarti membuat mahluk hidup tambah bagus atau
tambah intelek. Contohnya, ular adalah hasil evolusi proses dari
semacam kadal yang tidak lagi memerlukan tangan dan kaki.
 Evolusi tidak mempunyai tujuan tertentu. Organisme adalah hasil
dari mutasi yang sukses, maupun gagal tergantung dari kondisi
lingkungan pada saat itu.

Evolusi Page 44
 Manusia tidak mempunyai tempat yang khusus di dalam pohon
evolusi . kita hanyalah salah satu cabang dari pohon itu.
 Evolusi tidak berhenti. Evolusi adalah proses basis dari biologi dan
terus berlangsung.
 Banyak yang bilang bahwa tidak ada bukti-bukti evolusi . evolusi
sudah banyak diobservasi di laboratorium maupun bukti-bukti fosil.

111.1 . Kesimpulan

Evolusi adalah suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi


secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga
terbentuk spesies baru. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan

Evolusi Page 45
terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi 3 proses utama:
variasi, reproduksi, dan seleksi. Evolusi didorong oleh 2 mekanisme utama,
yaitu seleksi alam dan variasi genetik. Seleksi alam merupakan sebuah
proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum
dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih
berkurang. Sedangkan veriasi genetik terjadi karna adanya mutasi,
rekombinasi dan lain sebagainya. Evolusi juga melibatkan proses spesiasi.
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari
spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural
dalam kerangka evolusi.

Bukti-bukti adanya proses evolusi dapad dilihat dari Peninggalan fosil


di berbagai lapisan batuan bumi,anatomi perbandingan,adanya alat-alat
tubuh yang tersisa,bukti biogeografi,perbandingan fisiologi,embriologi
perbandingan,variasi antar individu dalam satu keturunan,perbandingan
genetik,petunjuk secara biokimia, dan bukti molekuler. Pandangan baru
mengenai evolusi yaitu dari pihak yang tidak setuju dengan pendapat
Darwin mengemukakan bahwa mahluk hidup tercipta dengan betuk yang
ada seperti saat ini. Ini disebut teori penciptaan dan berkembang menjadi
teori-teori yang pada intinya mendukung teori penciptaan (creationism).

OLEH

DR. MARGIYANTO SUKAMTO,MM,MPD

Evolusi Page 46

Anda mungkin juga menyukai