Anda di halaman 1dari 9

BAB III

LEMBAGA KEUANGAN

3.1 Pengertian Lembaga Keuangan


Perusahaan merupakan kombinasi dan berbagai sumber daya
ekonomi (resources) seperti alam, tenaga kerja, modal, dan manajemen
(managerial skill) dalam memproduksi barang dan jasa untuk mencapai
tujuan tertentu. Berbagai tujuan perusahaan antara lain: untuk
memperoleh keuntungan maksimal, menjamin kelangsungan hidup
perusahaan, memenuhi kebutuhan masyarakat, menciptakan
kesempatan kerja, dan beberapa ahli manajemen keuangan
mengemukakan tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai
perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
Secara umum perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
pertama perusahaan keuangan (financial enterprise) dan kedua,
perusahaan bukan keuangan (nonfinancial enterprise). Perusahaan bukan
keuangan merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan
produk berupa barang misalnya: mobil, baja, komputer dan atau
perusahaan yang menyediakan jasa-jasa non keuangan misalnya:
transportasi dan pembuatan program komputer. Sedangkan perusahaan
keuangan, umumnya lebih dikenal dengan istilah lembaga keuangan
(financial institution), yaitu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa yang
berkaitan dengan keuangan.
Jasa keuangan adalah suatu istilah yang digunakan untuk
merujuk jasa yang disediakan oleh industri keuangan. Jasa keuangan
juga digunakan untuk merujuk pada organisasi yang menangani
pengelolaan dana. Bank, bank investasi, perusahaan asuransi,
perusahaan kartu kredit, perusahaan pembiayaan konsumen, dan
sekuritas adalah contoh-contoh perusahaan dalam industri ini yang
menyediakan berbagai jasa yang terkait dengan uang dan investasi. Jasa
keuangan adalah industri dengan pendapatan terbesar di dunia; pada
tahun 2004, industri ini mewakili 20% kapitalisasi pasar.
Lembaga keuangan (financial institution) dapat didefinisikan
sebagai suatu badan usaha yang aset utamanya berbentuk aset
keuangan (financial assets) maupun tagihan-tagihan (claims) yang dapat

14
berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan pinjaman (loans), daripada
berupa aktiva riil misalnya bangunan, perlengkapan (equipment) dan
bahan baku (Rose & Frasser, 1988: 4)
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-
Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua
badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik
uang dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali ke
masyarakat. Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah
atau menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan
(finacial market). Lembaga keuangan juga menawarkan bermacam-macam
jasa keuangan mulai dan perlindungan asuransi, menjual program
pensiun sampai dengan penyimpanan barang-barang berharga dan
penyediaan suatu mekanisme untuk pembayaran dana dan transfer
dana.
Proses transfer dana yang terjadi antara pihak yang kelebihan
dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit)
pada umumnya sangat memerlukan perantara atau mediator lembaga
keuangan. Proses intermediasi tersebut memberikan dua manfaat utama,
yaitu:
 Pertama, memberikan kesempatan kepada pihak surplus unit untuk
menanamkan dananya dan memperoleh keuntungan, sehingga
membantu memobilisasi dana supaya tidak menganggur.
 Kedua, proses tersebut akan memindahkan risiko dari penabung. Dari
surplus unit kepada lembaga keuangan dan kepada pemakai dana
(deficit unit). Jadi keberadaan lembaga keuangan tersebut
dimaksudkan agar proses alokasi dan transfer dana dari pihak surplus
unit kepada pihak deficit unit bisa berjalan lebih efisien.
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku
lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana
pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari
pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk
perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris), Credit union,
pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana
pensiun, pegadaian dan bisnis serupa. Di Indonesia lembaga keuangan
ini dibagi kedalam dua (2) kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan

15
lembaga keuangan nonbank (asuransi, pegadaian, perusahaan sekuritas,
lembaga pembiayaan, dll).
3.2 Fungsi Lembaga keuangan
Secara umum fungsi lembaga keuangan ini adalah menyediakan
jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar uang yang
bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada
perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga
keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam
perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam
bentuk tabungan, sehingga resiko dari para investor ini beralih pada
lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam
bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan. Ini adalah
merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk
menghasilkan pendapatan.
Fabozzi (1994) memberikan beberapa fungsi dari lembaga
keuangan, yaitu:
1. Transformasi atau perpindahan aset keuangan melalui pasar, yaitu
perpindahan dana dari pihak yang mengalami kelebihan dana (surplus)
kepada pihak yang mengalami kekurangan dana (deficit). Hal ini
merupakan fungsi yang di lakukan oleh perantara keuangan (financial
intermediaries) yang ini merupakan peranan penting dari lembaga
keuangan. Pelayanan jasa dilakukan oleh bank, perusahaan asuransi,
dana pensiun dan perusahaan pembiayaan.
2. Perdagangan aset keuangan atas nama pelanggan, pelayanan jasa
yang dilakukan oleh pialang (hi-oker) untuk membeli atau menjual
sekuritas atas perintah pelanggannya.
3. Perdagangan aset keuangan untuk kepentingan perusahaan sendiri,
pelayanan jasa yang dilakukan oleh perusahaan efek (dealer) untuk
membeli alan menjual sekuritas untuk kepentingan perusahaan
sendiri.
4. Membantu pembuatan aset keuangan untuk pelanggan, dan menjual
aset keuangan tersebut kepada pelaku pasar lainnya. Pelayanan jasa
yang dilakukan oleh perusahaan penjamin dalam emisi saham.
5. Menyediaan konsultasi investasi kepada pelaku pasar yang lain.
6. Mengelola portofolio para pelaku pasar lain.
3.3 Peranan Lembaga Keuangan
16
Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-
kegiatan di bidang keuangan mempunyai peranan sebagai berikut:
1. Pengalihan aset (assets Transmutation)
2. Likuiditas (liquidity)
3. Alokasi pendapatan (income allocation)
4. Transaksi (transaction)

3.3.1 Pengalihan Aset (Asset Transfer)


Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji—janji
untuk membayar” atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak
lain dengan jangka waktu yang diatur sesuai dengan kebutuhan
peminjam. Dana pembiayaan asset tersebut diperoleh dari tabungan
masyarakat. Dengan demikian lembaga keuangan sebenarnya hanyalah
mengalihkan atau memindahkan kewajiban peminjam menjadi suatu
aset dengan suatu jangka waktu jatuh tempo sesuai keinginan
penabung. Proses pengalihan kewajiban menjadi suatu aset disebut
transmutasi kekayaan atau asset transimutation.

3.3.2 Likuiditas (liquidity)


Likuitiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh
uang tunai pada saat dibutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli
sektor usaha dan rumah tangga terutama dimaksudkan untuk tujuan
likuiditas. Sekuritas sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat
deposito yang diterbitkan bank umum memberikan tingkat keamanan
dan likuiditas yang tinggi, di samping tambahan pendapatan.

3.3.3 Realokasi Pendapatan (Income reallocation)


Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu memiliki
penghasilan yang memadai dan menyadari bahwa di masa datang
mereka akan pensiun sehingga pendapatannya jelas akan berkurang.
Untuk menghadapi masa yang akan datang tersebut mereka
menyisihkan atau inerealokasikan pendapatannya untuk persiapan di
masa yang akan datang. Untuk melakukan hal tersebut pada
prinsipnya mereka dapat saja membeli atau menyimpan barang
misalnya : tanah, rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas
sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan, misalnya program
tahungan, deposito, program pensiun, polis asuransi atau saham-
17
saham adalah jauh lebih balk jika dihandingkan dengan alteniatif
pertama.

3.3.4 Transaksi (transaction)


Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi
keuangan misalnya rekening giro, tabungan, (deposito dan sehagainya,
nicrupakan hagian dan sistem pembayaran. Giro atau rekening
tabungan tertentu yang ditawarkan bank pada prinsipnya dapat
berfungsi sebagai narig. Produk-produk tabungan tersebut dibeli oleh
rumah tangga dan unit usaha untuk rnernperrnudah mereka
melakukan penukaran barang dan jasa. Dalam ha! tertentu, unit
ekonomi membeli sekuritas sekunder (misalnya giro) untuk
mempermudah penyelesaian transaksi keuangannya sehari-hari.
Dengan demikian lembaga keuangan berperan sebagai lembaga
perantara keuangan yang nienyediakan jasa-jasa untuk mepermudah
transaksi moneter.

3.4 Faktor-Faktor Yang Mendorong Peningkatan Peranan Lembaga


Keuangan
Ada beberapa faktor yang mendorong peningkatan peranan
lembaga keuangan (Rose & Frasser, 1988: 13), yaitu:
1) Besarnya peningkatan pendapatan masyarakat kelas menengah
Keluarga dan individu dengan pendapatan yang cukup terutama dari
kalangan menengah memiliki sejumlah bagian pendapatan untuk
ditabung setiap tahunnya. Lembaga keuangan menyediakan sarana
atau saham yang menguntungkan untuk tabungan mereka.
2) Pesatnya perkembangan industri dan teknologi: Lembaga keuangan
telah memperlihatkan dan memiliki kemampuan untuk memenuhi
semua kebutuhan modal dan dana sektor industri yang biasanya
dalam jumlah besar yang bersumber dan para penabung.
3) Besarnya denominasi instrumen keuangan menyebabkan sulitnya
penabung kecil memperoleh akses. Ada beberapa jenis surat berharga
yang menarik dan pinjaman di pasar uang tidak dapat dimasuki atau
diperoleh penabung kecil akibat denominasinya yang demikian besar.
Namun demikian dengan menghimpun dana dari banyak penabung,

18
lembaga keuangan dapat memberikan kesempatan bagi penabung kecil
untuk memperoleh instrumen keuangan yang menarik tersebut.
4) Skala ekonomi dan ruang lingkup dalam produksi dan distribusi jasa-
jasa keuangan Dengan mengkombinasikan sumber-sumber dalam
memproduksi berbagai jenis jasa-jasa keuangan dalam jumlah besar,
maka biaya jasa per unit dapat ditekan serendah mungkin, yang
memberikan lembaga keuangan suatu keunggulan kompetitif
(competitif advantage) terhadap pihak-pihak lain yang menawarkan jasa
keuangan.
5) Lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas yang unik, mengurangi
biaya likuiditas bagi nasahahnya. Ketidakpastian arus kas unit usaha
perusahaan dan individu-individu, akan membahayakan kondisi
mereka bila tidak dalam keadaan likuid saat kas sangat dibutuhkan,
sehingga dapat dikenakan denda (penalty cost). Untuk inernenuhi
kebutuhan tersebut lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas,
misalnya deposito.
6) Keuntungan jangka panjang Lembaga keuangan dapat memperoleh
sumber dana atau meminjam uang dan penabung dengan tingkat
bunga yang relatif lebih rendah kemudian meminjamkannya dengan
tingkat bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang Iebih panjang
kepada nasabah debitur, Keuntungan atau spread antara biaya dana di
satu pihak dan tingkat bunga kredit cenderung bergerak bersamaan,
naik atau turun.
7) Resiko yang lebih kecil: Pengawasan dan pengaturan pemerintah dan
adanya program asuransi menyebabkan risiko atas simpanan pada
lembaga keuangan menjadi lebih kecil dari investasi lain.

3.5 Jenis-Jenis Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan terdiri dari dua jenis, yakni lembaga keuangan
Bank dan lembaga keuangan non bank. Berikut penjelasan lengkapnya.

3.5.1 Lembaga Keuangan Bank


Lembaga sejenis ini terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakya. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan
No. 23 Tahun 1998 jenis bank di Indonesia terdapat dua yaitu bank
Umum dan Bank Prekreditan Rakyat.

19
1. Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia dijalankan atau dipegang oleh Bank
Indonesia. Yang tujuan pentingnya dari Bank Indonesia sebagai
bank sentral adalah untuk meraih dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Untuk meraih tujuan itu, maka bank sentral memiliki tugas
untuk menentukan dan menjalankan sebuah kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem devisa dan juga
mengatur serta mengawasi Bank. Bank sentral juga merupakan
salah satu pelaku dalam Pasar Valuta Asing.
2. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan layanan jasa
dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan pada Bank Perkreditan
Rakyat merupakan bank yang mendapatkan simpanan hanya
dalam bentuk deposito berjangka atau berupa lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
3. Bank Perkreditan Rakyat
BPR atau lembag keuangan Bank yang memperoleh simpanan
hanya berupa deposito berjangka, tabungan atau bentuk lainnya
disamakan dan menyalkurkan dananya sebagai usaha BPR. BPR ini
merupakan bank khusus yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat kecil di suatu wilayah kecamatan atau pedesaan. BPR
bersumber dari Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank
Pegawai dan Bank lainnya yang selanjutnya disatukan menjadi
Bank Perkreditan Rakyat.

3.5.2 Lembaga Keuangan Bukan Bank


Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) berdasarkan Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998 adalah sebuah badan usaha yang
menjalankan suatu aktivitas pada bidang keuangan, yang menghimpun
dana dengan menerbitkan kertas berharga dan menyalurkannya untuk
membayar investasi perusahaan.
Lembaga ini berdiri pada tahun 1973 yang menurut Keputusan
Menteri Keuangan No. Kep 38/MK/1972 yang mengeluarkan bahwa
lembaga-lembaga ini dapat melakukan usaha-usaha yakni berikut ini:
a. Menghimpun dana dengan jalan menerbitkan surat sementara
b. Memberikan suatu kredit berjangka menengah

20
c. Membuat suatu penyertaan modal yang bersifat sementara
d. Melakukan tindakan sebagai perantara dari perusahaan Indonesia
dan badan hukum pemerintah
e. Melakukan tindakan sebagai perantara dalam memperoleh peserta
atau kampanye
f. Sebagai perantara untuk memperoleh suatu tenaga ahli dan
memberikan nasihat-nasihat sesuai keahlian
g. Menjalankan usaha lain pada bidang keuangan.
Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Non Bank
Adapun jenis atau macam dari lembaga keuangan non bank adalah
sebagai berikut:
1. Pasar Modal.
Pasar Modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan
transaksi antara pencari dana dengan para penanam modal, dengan
instrumen utama saham dan obligasi.
2. Pasar Uang yaitu pasar tempat memperoleh dana dan investasi dana.
3. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah sebuah lembaga keuangan bukan
bank berupa suatu koperasi yang aktivitasnya pada bidang
perkreditan yaitu untuk menerima simpanan uang dan untuk
meminjamkan modal kepada anggotanya.
4. Perum Pegadaian
Perum pegadaian adalah suatu lembaga keuangan bukan bank yang
berbentuk perusahaan yang dimiliki pemerintah, yang bidang
usahanya adalah melayani kepentingan umum yang memerlukan
pinjaman uang berupa modal kecil dan jaminan dalam bentuk barang
yang mempunyai nilai jual atau ada harganya.
5. Perusahaan Sewa guna usaha lebih ditekankan kepada pembiayaan
barangbarang modal yang diinginkan oleh nasabahnya.
6. Perusahaan Anjak Piutang
Perusahaan Anjak Piutang merupakan yang usahanya adalah
mengambil alih pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara
mengambil kredit bermasalah.
7. Perusahaan Modal Ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaan-
perusahaanyang usahanya mengandung resiko tinggi.
8. Perusahaan Asuransi
21
Perusahaan asuransi merupakan suatu perusahaan yang memberi
jaminan atau pertanggungan terhadap nasabah yang mendapatkan
suatu kerugian sesuai dengan surat perjanjian (polis). Apabila terjadi
sebuah kejadian yang menjadikan sebuah kerugian. Misalnya adalah
kebakaran, kecelakaan, meninggal dunia dan lain sebagainya. Uang
pertanggungan yang dibayarkan oleh nasabah dinamakan dengan
Premi.
9. Dana Pensiun
Dana pensiun merupakan suatu perusahaan yang diperoleh melalui
suatu pemotongan gaji karyawan/pegawai setiap bulan selama
seseorang tersebut masih bekerja dan aktif, dana itu akan
dikembalikan jika pegawai yang bersangkutan telah pensiun. Dengan
terdapatnya suatu lembaga yang mengelola dana pensiun itu, maka
karyawan yang telah tidak aktif bekerja lagi karena telah mencapai
usaha tertentu bisa memenuhi suatu kebutuhan uang dari dana
pensiun. Perusahaan yang mengelola dana pensiun adalah PT. Taspen
(Tabungan Asuransi Pensiunan).

22

Anda mungkin juga menyukai