Anda di halaman 1dari 8

Program GERMAS “Melakukan Aktivitas Fisik” Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit

Hipertensi
Evelyn Nady Damanti
IIK Surya Mitra Husada Indonesia
evelynnady@gmail.com

Abstrak
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan upaya promotif dan preventif guna
meningkatkan pola hidup sehat di masyarakat. GERMAS adalah sebuah Gerakan yang
bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan
perilaku masyarakat yang kurang sehat. Langkah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yaitu
melakukan aktivitas fisik, makan buah dan sayur, tidak merokok, tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol, melakukan cek Kesehatan secara berkala, menjaga kebersihan
lingkungan, dan menggunakan jamban. Hipertensi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi yaitu aktivitas fisik.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah meningkatnya tekanan darah pada dinding rongga
di mana darah itu berada. Tekanan darah tinggi (Hipertensi) adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Hiper artinya berlebihan, Tensi artinya tekanan. Jadi hipertensi
adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas
normal.

1. Latar Belakang produktifitas sumber daya manusia,


bahkan kualitas generasi bangsa
Saat ini Indonesia berada dalam fase
(Kemenkes, 2017). Data periode 1990-
transisi epidemiologis yang mengakibatkan
2015 menunjukkan bahwa, kematian
pergeseran pola penyakit dari infeksi
akibat PTM meningkat dari 37% menjadi
menjadi penyakit tidak menular (Stefhany,
57%. Di sisi lain, kematian akibat
2012). WHO dalam Nawi dkk (2006)
penyakit menular menurun dari 56%
mengatakan terjadinya transisi
menjadi 38%. Berdasarkan hasil
epidemiologi ini disebabkan terjadinya
rekapitulasi data kasus baru PTM yang
perubahan sosial ekonomi penduduk,
dilaporkan secara keseluruhan pada
lingkungan dan perubahan struktur
tahun 2015 adalah 603.840 kasus.
penduduk, dimana masyarakat telah
Penyebab utama dari beban penyakit
mengadopsi dan berpraktek gaya hidup
tahun 2016 yaitu penyakit menular
tidak sehat. Hipertensi atau yang sering
(30%), penyakit tidak menular (30%),
disebut darah tinggi merupakan salah satu
cidera (13%). Angka kesakitan dan
penyakit tidak menular yang merupakan
kematian serta permintaan pelayanan
masalah di Indonesia (Rahajeng &
kesehatan (pengobatan) diperkirakan akan
Tuminah, 2009). Penyakit tidak menular
terus meningkat. Hal ini didorong oleh
seperti hipertensi, stroke, penyakit
perubahan pola hidup masyarakat yang
jantung koroner, kanker dandiabetes
cenderung tidak aktif secara fisik
justru menduduki peringkat tertinggi.
(contohnya banyak menghabiskan
Meningkatnya PTM dapat menurunkan
waktudengan menonton TV), konsumsi yaitu melakukan aktifitas fisik,
buah dan sayur yang rendah (banyak mengkonsumsi buah dan sayur dan
makan makanan olahan, siap saji, tinggi memeriksakan kesehatan secara rutin
gula, garam, dll), kurangnya kepedulian (Kemenkes, 2017).
dalam memeriksakan atau mendeteksi
dini penyakit (Kuswenda,2017). Derajat
kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 2. Kasus/Masalah
perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, 2.1.Bagaimana upaya meningkatkan
dan keturunan. Perilaku dan Lingkungan aktivitas fisik untuk pencegahan
memegang peran lebih dari 75% dari penyakit Hipertensi?
kondisi derajat kesehatan masyarakat dan
sejumlah faktor risiko perilaku Kesehatan 3. Tinjauan Pustaka
yang terjadi, yakni penduduk kurang 3.1.Penyakit Tidak Menular (PTM)
aktivitas fisik (26,1%), kurang konsumsi
buah dan sayur (93,5%) (Utomo, 2017). Penyakit tidak menular (PTM)
Seperti diketahui saat ini, pola makan merupakan salah satu atau masalah
buruk, asupan gizi tidak seimbang, kesehatan dunia dan Indonesia yang
kurang aktivitas fisik, kurangnya sampai saat ini masih menjadi
kepedulian dalam memeriksakan perhatian dalam dunia kesehatan
kesehatan secara rutin, telah melekat karena merupakan salah satu
pada sebagian besar keseharian penyebab dari kematian. Penyakit
masyarakat. Hal ini sebenarnya perlu tidak menular (PTM), juga dikenal
diwaspadai karena kejadian terburuk sebagai penyakit kronis, tidak
yang dapat mengancam jiwa umumnya ditularkan dari orang ke orang,
dipicu oleh perilaku-perilaku buruk mereka memiliki durasi yang
tersebut. Kemenkes mengembangkan panjang dan pada umumnya
program Indonesia Sehat Gerakan berkembang secara lambat.
Masyarakat Hidup Sehat melalui Penyakit Tidak Menular adalah
pendekatan keluarga (Gustina, 2017). sekelompok penyakit yang bersifat
Gerakan masyarakat hidup sehat kronis, tidak menular, dimana
(GERMAS) merupakan suatu tindakan diagnosis dan terapinya pada
sistematis dan terencana yang dilakukan umumnya lama dan mahal. PTM
secara bersama-sama oleh seluruh sendiri dapat terkena pada semua
komponen bangsa dengan kesadaran, organ, sehingga penyakitnya juga
kemauan dan kemampuan berperilaku banyak sekali. Enam PTM yang
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi penyebab kematian
masyarakat. Germas dapat dilakukan tertinggi di Indonesia adalah stroke,
dengan cara melakukan aktifitas fisik, hipertensi, diabetes, tumor ganas,
mengkonsumsi sayur dan buah, tidak penyakit hati, dan penyakit jantung
merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, iskemik. Faktor risiko perilaku yang
memeriksakan kesehatan secara rutin, berkaitan dengan PTM di 18
membersihkan lingkungan dan Indonesia adalah merokok, kurang
menggunakan jamban. Pada tahun 2016- aktifitas fisik, kurang konsumsi
2017 Kementerian Kesehatan Republik sayur dan buah, obesitas, obesitas
Indonesia (Kemenkes) memfokuskan sentral dan konsumsi alkohol
pada 3 kegiatan program Germas berbahaya.
3.2.Hipertensi garam berlebih, konsumsi lemak
jenuh, kebiasaan mengkonsumsi
Hipertensi atau yang sering disebut
minuman beralkohol, obesitas,
darah tinggi merupakan salah satu
olahraga, stress, dan penggunaan
penyakit tidak menular yang
estrogen. Pencegahan hipertensi
merupakan masalah di Indonesia.
bisa dilakukan dengan cara
Hipertensi atau yang lebih dikenal
memeriksa tekanan darah secara
dengan sebutan penyakit tekanan
teratur, menjaga berat badan ideal,
darah tinggi adalah keadaan dimana
mengurangi konsumsi garam,
seseorang dinyatakan mengalami
hindari merokok, berolahraga
peningkatan tekanan darah di atas
secara teratur, hidup secara teratur,
batas normal. Seseorang dinyatakan
mengurangi stress, jangan terburu-
mengalami penyakit hipertensi bila
buru, dan menghindari makanan
tekanan sistolik mencapai di atas
berlemak.
140 mmHg dan tekanan diastolik di
atas 90 mmHg. Gejala Klinis 3.3. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Hipertensi Menurut Corwin,
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
sebagian besar tanpa disertai gejala
(GERMAS) merupakan gerakan
yang mencolok dan manifestasi
nasional yang diprakarsai oleh
klinis timbul setelah mengetahui
Presiden RI yang mengedepankan
hipertensi bertahun-tahun berupa
upaya promotif dan preventif, tanpa
nyeri kepala saat terjaga, kadang-
mengesampingkan upaya kuratif
kadang disertai mual dan muntah,
dan rehabilitatif dengan melibatkan
akibat tekanan darah intrakranium,
seluruh komponen bangsa dalam
Penglihatan kabur akibat kerusakan
masyarakat paradigma sehat. Untuk
retina karena hipertensi, Ayunan
menyukseskan GERMAS, tidak
langkah tidak mantap karena
bisa hanya mengandalkan peran
kerusakan susunan syaraf, Nokturia
sektor kesehatan saja, Peran
karena peningkatan aliran darah
Kementerian dan Lembaga di sektor
ginjal dan filtrasi glomerulus,
lainnya juga turut menentukan, dan
Edema dependen akibat
ditunjang peran serta seluruh
peningkatan tekanan kapiler.
lapisan masyarakat. Mulai dari
Peninggian tekanan darah kadang
individu, keluarga, dan masyarakat
merupakan satu-satunya gejala,
dalam mempraktekkan pola hidup
terjadi komplikasi pada ginjal,
sehat, akademisi, dunia usaha,
mata, otak, atau jantung. Gejala lain
organisasi kemasyarakatan, dan
adalah sakit kepala, epistaksis,
organisasi profesi dalam
marah, telinga berdengung, rasa
menggerakkan anggotanya untuk
berat ditengkuk, sukar tidur, mata
berperilaku sehat, baik Pemerintah
berkunang-kunang dan pusing.
di tingkat pusat maupun daerah
Faktor resiko hipertensi yang tidak
menyiapkan sarana dan prasarana
dapat diubah/dikontrol diantaranya
pendukung, memantau dan
adalah umur, jenis kelamin,
mengevaluasi pelaksanaannya
Riwayat keluarga, dan genetic.
(Kemenkes RI, 2016). GERMAS
Sedangkan faktor yang dapat
mengajak masyarakat untuk
diubah/dikontrol diantaranya adalah
membudayakan hidup sehat, agar
kebiasaan merokok, konsumsi
mampu mengubah kebiasaan- meningkatkan kebugaran jasmani.
kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Aktifitas fisik juga melibatkan
Secara khusus, GERMAS setiap gerakan tubuh yang
diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan pengeluaran tenaga
partisipasi dan peran serta dan energi atau pembakaran kalori
masyarakat untuk hidup sehat, (Kemenkes RI, 2015). Aktivitas
meningkatkan produktivitas fisik disebut juga aktivitas
masyarakat, dan mengurangi beban eksternal, yaitu sesuatu yang
biaya kesehatan (Kemenkes RI, menggunakan tenaga atau energi
2016). Gerakan Masyarakat Hidup untuk melakukan berbagai kegiatan
Sehat (GERMAS) merupakan suatu fisik, seperti berjalan, berlari, dan
tindakan sistematis dan terencana berolahraga. Setiap kegiatan fisik
yang dilakukan secara bersama- membutuhkan energi yang berbeda
sama oleh seluruh komponen menurut intensitas dan sifat kerja
bangsa dengan kesadaran, kemauan otot. Latihan fisik dapat
dan kemampuan berperilaku sehat meningkatkan kemampuan
untuk meningkatkan kualitas hidup fungsional dan menurunkan
(Kemenkes, 2016). Pelaksanaan kebutuhan oksigen otot jantung
GERMAS harus dimulai dari yang diperlukan pada seseorang.
keluarga, karena keluarga adalah Aktivitas fisik yang aktif dilakukan
bagian terkecil dari masyarakat 3-5 kali dalam seminggu minimal
yang membentuk kepribadian. 30 menit sehari, aktivitas fisik yang
GERMAS dapat dilakukan dengan sering dilakukan seperti lari, senam,
cara : melakukan aktivitas fisik, bermain bola dan aktivitas olahraga
mengonsumsi sayur dan buah, tidak lainnya (Kemenkes, 2015).
merokok, tidak mengonsumsi Aktivitas fisik yang cukup pada
alkohol, memeriksa kesehatan orang dewasa dapat menurunkan
secara rutin, membersihkan risiko hipertensi dan penyakit
lingkungan, dan menggunakan jantung koroner (Widiantini,2014).
jamban. Pada tahap awal, Aktivitas fisik yang kurang
GERMAS secara nasional dimulai merupakan faktor risiko independen
dengan berfokus pada tiga kegiatan, untuk penyakit kronis dan secara
yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik keseluruhan diperkirakan
30 menit perhari, 2) Mengonsumsi menyebabkan kematian secara
buah dan sayur, dan 3) global. oleh karena itu peran
Memeriksakan kesehatan secara petugas kesehatan sangat penting
rutin. Tiga kegiatan tersebut dapat dalam pelaksanaan aktivitas fisik
dimulai dari diri sendiri dan pada masyarakat (WHO, 2010).
keluarga, dilakukan saat ini juga Menurut Kemenkes RI (2006)
dan tidak membutuhkan biaya yang aktivitas fisik secara teratur
besar. memiliki efek yang menguntungkan
terhadap kesehatan yaitu terhindar
3.4. Aktivitas Fisik
dari penyakit jantung, stroke,
Aktivitas fisik merupakan kegiatan
osteoporosis, kanker, tekanan darah
yang terencana dan terstruktur serta
tinggi, kencing manis, dan lain-lain,
melibatkan gerakan tubuh berulang-
berat badan terkendali, otot lebih
ulang dan bertujuan untuk
lentur dan tulang lebih kuat, bentuk darah. Aktivitas fisik yang teratur
tubuh menjadi ideal dan membantu meningkatkan efisiensi
proporsional, lebih percaya diri, jantung secara keseluruhan. Mereka
lebih bertenaga dan bugar, secara yang secara fisik aktif umumnya
keseluruhan keadaan kesehatan mempunyai tekanan darah yang
menjadi lebih baik. Untuk lebih rendah dan lebih jarang
meningkatkan aktivitas fisik perlu terkena tekanan darah tinggi.
adanya Penyuluhan kesehatan Mereka yang secara fisik aktif
sebagai penambahan pengetahuan cenderung untuk mempunyai fungsi
dan kemampuan seseorang melalui otot dan sendi yang lebih baik,
teknik praktik belajar atau instruksi karena organ-organ demikian lebih
dengan tujuan mengubah perilaku kuat dan lebih lentur. Sedangkan
manusia baik secara individu, orang-orang yang rendah tingkat
kelompok maupun masyarakat kebugarannya, tidak banyak
untuk meningkatkan kesadaran bergerak. Aktivitas yang berupa
akan nilai kesehatan sehingga gerakan atau latihan aerobik
dengan sadar mau mengubah bermanfaat untuk meningkatkan
perilakunya menjadi perilaku hidup dan mempertahankan kebugaran,
sehat (Muninjaya, 2004). ketahanan kardio-respirator.
4. Pembahasan Contoh dari latihan aerobik adalah
4.1.Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap seperti berjalan, jogging, berenang,
Penyakit Hipertensi bersepeda. Latihan aerobik
membuat otot-otot tubuh bekerja.
Tingginya hipertensi sejalan dengan
Jadi, aktivitas fisik sangat
bertambahnya umur yang
berpengaruh untuk penyakit
disebabkan oleh perubahan struktur
hipertensi, kurangnya aktivitas fisik
pada pembuluh darah besar,
membuat organ tubuh dan pasokan
sehingga pembuluh darah menjadi
darah maupun oksigen menjadi
lebih sempit dan dinding pembuluh
tersendat sehingga meningkatkan
darah menjadi kaku, sebagai
tekanan darah. Dengan melakukan
akibatnya adalah meningkatnya
aktivitas fisik secara rutin sehingga
tekanan darah sistolik Sehingga
dapat menurunkan atau
dapat dikatakan bahwa usia dewasa
menstabilkan tekanan darah.
dan lansia sangat rentan terhadap
risiko tekanan darah tinggi 4.2.Program Germas Sebagai Upaya
(hipertensi) yaitu semakin Meningkatkan Aktivitas Fisik
bertambahnya usia maka tekanan untuk Mencegah Terjadinya
darah pun akan semakin meningkat. Hipertensi
Namun dapat dikendalikan dengan Kegiatan fisik yang dilakukan
tetap menjaga pola asupan makan, secara teratur menyebabkan
rajin berolahraga atau melakukan perubahan misalnya jantung akan
aktivitas fisik dan melakukan bertambah kuat pada otot polosnya
pemeriksaan tekanan darah secara sehingga daya tampung besar dan
rutin. kontruksi atau denyutannya kuat
dan teratur, selain itu selastisitas
Kurangnya aktivitas fisik dapat
pembuluh darah akan bertambah
berisiko pada tingginya tekanan
karena adanya relaksasi dan
vasodilarasi sehingga timbunan pemeriksaan tekanan darah
lemak akan berkurang dan dengan menggunakan
meningkatkan kontraksi otot tensimeter dan melakukan
dinding pembuluh darah tersebut. konseling.
Contoh program Kesehatan untuk
3. Meningkatkan Kegiatan
mencegah hipertensi secara dini
Aktivitas Fisik
yaitu :
1. Pemberian Edukasi Meningkatkan aktivitas fisik
Penyakit Hipertensi dan di lingkup masyarakat
Penyuluhan Kesehatan misalnya senam pagi untuk
lansia, jalan sehat untuk
Program ini bertujuan untuk
warga desa, dan kegiatan
memberikan pengetahuan
lainnya. Semakin banyak
dan kesadaran tentang
masyarakat yang mengikuti
pentingnya menjaga
program peningkatan
kesehatan. sebagai kegiatan
aktivitas fisik sehingga
preventif tentang mencegah
dapat menyukseskan
penyakit daripada
pencegahan penyakit
mengobati penyakit. Hal ini
hipertensi. Tentunya
sangat mendukung tentang
diimbangi dengan program
kegiatan Gerakan
germas lainnya.
Mayarakat Hidup Sehat
(GERMAS) yang saat ini 4.3.Opini Penulis
sedang dicanangkan oleh
Kementrian Kesehatan Dengan adanya GERMAS dapat
Indonesia. meningkatkan derajat Kesehatan
masyarakat karena GERMAS
2. Menyelenggarakan mengajak masyarakat untuk
Pemeriksaan kesehatan dan membudayakan hidup sehat, agar
Tekanan Darah mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan
atau perilaku tidak sehat. Melakukan
Pemeriksaan tekanan darah
aktivitas fisik merupakan salah satu
ini bertujuan untuk
program GERMAS yang harus
memantau atau mengontrol
diterapkan dalam kehidupan sehari-
naik turunnya tekanan darah
hari, selain untuk pencegahan penyakit,
ibu-ibu serta meningkatkan
aktivitas fisik juga dapat meningkatkan
kualitas hidup lansia,
kualitas hidup seseorang. Untuk
dengan adanya program ini
mendapatkan Kesehatan yang optimal,
sangat membantu dalam
lakukan program germas yang lainnya
memberikan pelayanan
yaitu mengonsumsi sayur dan buah,
kesehatan kepada
tidak merokok, tidak mengonsumsi
masyarakat yang mana
alkohol, memeriksa kesehatan secara
dusun-dusun ini memiliki
rutin, membersihkan lingkungan, dan
letak yang jauh dari sarana
menggunakan jamban.
pelayanan kesehatan.
Teknis program kerja
permeriksaan tekanan darah
gratis, melakukan
5. Kesimpulan 6. DAFTAR PUSTAKA
Usia dewasa dan lansia sangat Attoriq, S., & Sodik, M. A. (2018).
rentan terhadap risiko tekanan darah Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
tinggi (hipertensi), semakin Terkait Pelayanan Kesehatan Di Lahan
bertambahnya usia maka tekanan Praktik.
darah pun akan semakin meningkat.
Sodik, M. A. (2018). Merokok &
Namun dapat dikendalikan dengan
Bahayanya.
tetap menjaga pola asupan makan,
rajin berolahraga atau melakukan Sodik, M. A. (2016). Leprosy Patients in
aktivitas fisik dan melakukan public perception: A qualitative study of
pemeriksaan tekanan darah secara patient confidence (dis) in the
rutin. Program germas yang dapat Community. Journal of Global Research
dilakukan untuk mencegah in Public Health, 2(1), 82-89.
hipertensi yaitu dengan Pemberian
Edukasi Penyakit Hipertensi dan Sodik, M. A. (2018, September). Analysis
Penyuluhan Kesehatan, of Improved Attitude of Youth in
Menyelenggarakan Pemeriksaan HIV/AIDS Prevention through the
kesehatan dan Tekanan Darah, dan Provision of Health Education with Peer
meningkatkan kegiatan aktivitas Education. In The 2nd Joint International
fisik. Conferences (Vol. 2, No. 2, pp. 495-502).
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar
metodologi penelitian. Literasi Media
Publishing.
Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017).
The Role Of Health Promotion And
Family Support With Attitude Of Couples
Childbearing Age In Following Family
Planning Program In Health. Journal of
Global Research in Public Health, 2(2),
82-89.
Sodik, M. A. (2014). Sikap Pencegahan
Aborsi Ditinjau Dari Pengetahuan Tentang
Bahaya Dan Resiko Kesehatan. Strada
Jurnal Kesehatan http://publikasi.
stikesstrada. ac.
id/wpcontent/uploads/2015/02/9-SIKAP-
SIKAPPENCEGAHAN-ABORSI. pdf.
Sodik, M. A., Suprapto, S. I., & Pangesti,
D. (2013). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pelaksanaan
Pelayanan Prima Pegawai Di Rsui Orpeha
Tulungagung. STRADA Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 2(1), 24-32.
Tule, A. R., Siyoto, S., Dwianggimawati,
M. S., & Sodik, M. A. (2018). The
Analysis Factors Affecting Interest In
Medication Of Receipt Help Aid Bpjs
Participant In Balowerti Public Health
Center Kediri City. Journal of Global
Research in Public Health, 3(1), 68-75.
Sodik, M. A. (2015). The “Kimcil”
Phenomenon: Sexual Knowledge and Safe
Sex Behaviour among Adolescents in
Kediri. In The 1st Joint International
Conference.

Anda mungkin juga menyukai